"Assalamu'alaikum... " Suara yang terus berkali - kali menyeru dari luar
Abdullah yang sedang mengganti pakaian seragamnya, langsung ke luar kamar dan menuju ruang depan,
Klik, klik, Ceklik (suara membuka kunci pintu)
"Wa'alaikum salam..." Jawab Abdullah , ketika pintu dibuka , ternyata yang keluar adalah teman lamanya yang sudah lama tidak berjumpa, teman dekatnya semasa sekolah Menengah Pertama, karena teman dia teman satu kelas dan satu SMP.
"Bayu...? " Seru Abdullah dengan wajah kaget dan tidak percaya, teman lamanya datang ke rumah nya
"Iya ini aku,, bayu, teman mu yang suka usil dan minta contekan ketika ujian kepadamu" Jawab bayu yang senang bisa melihat lagi teman semasa sekolah SMP
"Maasya Allah..., tak kusangka kita bisa bertemu lagi,, ya sudah ayo masuk ke dalam dulu bay" Sambil bersalaman tangan erat dan mempersilakannya masuk ke dalam rumah.
"Kamu mau minum apa bay? Silakan duduk dulu"
"Oh,, air putih aja dul , aku disini juga gak kan lama kok"
"Lha, emang kamu mau kemana lagi? "
"Gak kemana - mana sih, cuma ada sesuatu hal yang mau aku sampaikan ke kamu dul"
"Oh gitu, sebentar ya"
"Oke"
"Ini bay, sesuai pesananmu, air putih dan ada sedikit cemilan, dimakan bay,,, anggap aja seperti rumah kamu, dulu aku kan sering main ke rumah kamu, terus ditawarin banyak makanan, sampai kita kekenyangan haha,, " Kenang abdullah masa lalu nya bersama bayu, ketika masa SMP.
"Oh iya abdullah terima kasih, ini aku juga bawa sesuatu buat kamu dan keluargamu" Tukas bayu sambil memberikan bingkisan pada Abdullah diatas meja
"Wah malah ngerepotin bay, alhamdulillah,,, terima kasih ya,, " Jawab Abdullah dengan penuh rasa syukur
"Aku minum ya,,? "
"Iya minum aja bay, gak usah malu - malu, hehe"
"Iya,, " sambil mengambil air putih di secangkir gelas
"Mm,, ngomong - ngomong, ibu dan adik kamu kemana dul, kok gak ada? Gak kelihatan? " Tanya bayu yang keheranan.
"Hmm,, " Sambil menghela napas
"Sebenarnya,, ibuku sudah meninggal bay, lebih tepatnya satu bulan yang lalu, terus adikku ikut dengan anak pamanku, jadi aku sekarang aku tinggal disini bersama pamanku" Jawab Abdullah dengan nada datar
"Oh... gitu, maaf ya dul, aku tidak bermaksud.. "
"Iya tidak apa - apa bay"
"Kok kamu tidak mengabari ku dul?, jadi aku gak tahu kalau ternyata ibu kamu sudah meninggal, sorry ya"
"Oke, no problem, it's fine, so, gimana sekarang kamu bay? jadi di Sekolah di SMK Negeri nih? "
"Hmm,, gak dul, sama seperti kami sekolah di SMK Swasta Teknik, karena aku waktu itu gagal dalam test seleksi, tapi ya gak apa - apa lah, yang penting masih sekolah hehe"
"Oh... Ya ? Wih kerenn, ambil jurusan apa bay? " Tanya Abdullah
"Sebenarnya gak ada pilihan lain , kurang minat, tetapi ya gimana lagi, aku ambil jurusan otomotif dul
" Hebat, mantap lah, cocok buat kamu yang suka bongkar - bongkar barang, kamu kan dulu sering bongkar - bongkar pulpen ku pas belajar, hahaha, kenang Abdullah lagi
"Hahaha,,, kamu masih ingat saja ya, terus kamu sekarang di SMK ambil jurusan apa? "
"Ya,, sama tidak ada pilihan lain bay, nasib kita sama, aku terpaksa mengikuti keinginan ibuku sebelum ia meninggal, aku ambil jurusan keuangan bay,, "
"Wah,,, hebat,, keren,, calon menteri keuangan nih, haha"
"Aamiiin,, kamu bisa saja bay"
"Iya kan, siapa tahu, kamu jadi menteri keuangan, masa depan itu sebuah misteri, tidak ada yang tahu, tapi aku yakin, kamu suatu saat nanti akan menjadi orang sukses, ikuti saja kata hatimu dul" Seru bayu penuh semangat.
"Iya bay, insya Allah,, "
"Oh iya, kamu tadi bilang ada sesuatu yang mau disampaikan, ada apa bay? " Tanya Abdullah serius
"Hmm,, ini dul, gimana ya bilang nya, gak enak juga, jadi bingung" Jawab bayu
"Lha, tadi kamu bilang ada yang mau disampaikan, sekarang malah bingung dan gak enak, kita kan sudah lama berteman bay, 3 tahun bay, kita kan sudah saling kenal, sifat, karakter, jadi gak usah sungkan, bilang aja bay, jadi ada apa bay? "
"Mm,, iya dul, hmm,.. (Menghela napas) oke, jadi begini dul, kemarin itu bapakku kan seperti biasa jualan makanan jajanan anak - anak, masih sama seperti dulu, nah pas kemarin, mungkin bukan harinya dan sudah takdirnya, bapakku kecelakaan bay, ketika sedang naik motor keliling jualan di jalan raya, bapakku tertabrak mobil, alhamdulillah tidak sampai meninggal, namun, bapakku terluka sangat parah, sekarang lagi dirawat di rumah sakit, dan butuh biaya yang cukup besar, sekitar 5 jutaan, dan sekarang aku punya uang simpanan sekitar 3 jutaan, sisa dua juta lagi, aku bingung harus minjam uang ke siapa, sedangkan bapakku butuh perawatan cepat kalau tidak tertangani, khawatir ada hal - hal yang tidak diinginkan"
"Innalillahi,,, yaa Allah,, mmm, terus, sekarang bapak mu, dirawat dimana bay? "
"Bapakku dirawat di Rumah Sakit Permata Bunda dul, aku bingung sekarang harus gimana, benar - benar buntu, Kemarin aku pergi ke beberapa rumah teman ku, tapi semua nya bilang , tidak punya uang dan sedang membutuhkan juga, jadi sekarang pilihan terakhirku, aku datang ke rumah kamu dul, tapi kamu juga keadaannya sekarang , maaf, yatim piatu dan kamu juga punya impian yang harus kamu kejar.."
Hmm gitu ya bay, alhamdulillah kalau uang sekitar 2 juta yang kamu butuhkan ada bay,, uang tabunganku dari SMP, hasil jualan serta kerja paruh waktu bay,,"
Abdullah benar - benar berada di dalam kebimbangan, apakah ia akan meminjamkan uang tabungannya kepada teman lamanya atau dia akan menolak, karena tabungannya yang sudah lama ia kumpulkan untuk masa depannya, tapi bayu, adalah orang yang baik dan suka membantu Abdullah, ketika ada masalah semasa dulu masih SMP, sebuah pilihan yang sangat sulit, dari obrolan ringan menjadi obrolan yang berat di senja hari.
Bersambung...
Satu jam setengah sudah, dua orang sahabat yang sedang asyik berbincang - bincang, mengenang masa,dimana mereka bersama dalam suka dan duka,senang maupun susah, hingga waktu yang harus memisahkan mereka."Dul, sudah sore, waktunya pulang, aku pamit dulu ya,, khawatir ibuku mencariku, soalnya aku juga harus pergi ke pasar dulu, belanja bahan - bahan untuk jualan besok" Kata bayu sambil siap - siap mau pulang."Oh gitu, tunggu sebentar ya bay" Tukas Abdullah langsung bergegas menuju kamarnya."Iya dul"Di kamarnya, Abdullah membuka pintu lemari lalu mengambil sebuah kotak kecil, sebuah kotak , dimana tempat ia menyimpan semua uang hasil tabungan dan usaha jualan nya, ia pun duduk di ranjang dan dibukanya kotak kecil tersebut, dihitungnya semua uang yang ia keluarkan dari kotak kecil tersebut.Sebuah keputusan berat yang harus ia pilih, ia akan memberikan semua tabungannya untuk membantu temannya. Te
Tidak seperti biasanya ibu Dewi (ibu dokter hewan, sekaligus majikannya) menyempatkan waktu berbicara dengan Abdullah, namun Abdullah pun penasaran, dan sepertinya sangat penting, dalam hatinya berkata" Apa yaa,, yang akan disampaikan oleh ibu Dewi, sepertinya ibu Dewi mengetahui banyak hal tentang ibuku".Ibu Dewi pun mengajak Abdullah mengobrol di tempat kesukaannya, yaitu di halaman belakang, dekat dengan kolam ikan."Sebenarnya ibu tidak ingin menyampaikan ini ke kamu Abdullah, tapi kamu sekarang sudah besar, dan harus tahu rahasia ini, ibumu adalah sahabat ibu juga, dia sudah lama berteman dengan ibu dari semenjak SMA, hingga sekarang, dia telah meninggalkanku di dalam kehampaan yang tak berujung, kini, ibumu bagai fatamorgana di gurun sahara" Kenang ibu dokter, ibu dewi namanya."Abdullah benar - benar tidak mengerti bu, maksud ibu apa ya bu" Sambil menggaruk - garuk kepalanya penuh kebingungan."Ini rah
Diam tanpa kata, terlalu lama Abdullah merenungkan tawaran yang diberikan oleh ibu Dewi, antara diterima atau tidak"Abdullah...? " Ibu Dewi menegurnyaAbdullah pun berhenti dari lamunannya, dan kaget"Oh,,, iya bu""Kamu melamun mikirin apa? " Kamu mikirin seorang cewek ya,,,? " Tanya ibu Dewi dengan sedikit bercanda"Hehe,,, tidak bu, Abdullah tidak memikirkan apa - apa dan juga tidak memikirkan cewek bu, beneran," Hmm,,, yaudah,,, hari sudah mau gelap dan sebentar lagi mau waktu maghrib, kamu siap - siap pergi ke masjid dulu, nanti ibu tunggu jawabannya ya,, " Sambil pergi menuju kedalam rumahnya yang begitu besar dan mewah."Oh... Iya bu, mm,,, siap, insya Allah,,, " Jawab Abdullah sambil melangkahkan kaki dengan gontai karena dilema, dengan tawaran yang diberikan oleh ibu Dewi.*****Allahu Akbar... Allahu Akbar...Laa ilaaha illallah...Lantunan Asm
"Yang sabar ya Abdullah,,, ini semua ujian dari Allah Subhanahu wa ta'ala, kita tidak tidak akan pernah tahu, apa yang akan terjadi kepada kita dan kita pun tidak bisa menolakmenolak takdir yang telah Allah tetapkan untuk kita semuanya, kita hanya bisa bersabar dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi hamba - Nya yang terbaik" Ibu Dewi terus menasehati Abdullah sambil mengusap punggungnya yang tengah bersedih karena pamannya terkena penyakit serangan jantung.Hiks,,, hiks,,, hiks,, (suara tangisan)"Iya Abdullah,,, semangat, tidak usah khawatir, insya Allah pamanmu akan baik - baik saja" Timpal Pak Hermawan"Hmm,,, huh,, (menghela napas) Terima kasih banyak bu ,pak, sudah mau membantu dan mengantarkan pamanku ke Rumah Sakit, saya tidak tahu, harus bagaimana caranya, untuk membalas,,, semua kebaikan yang telah bapak dan ibu berikan kepada saya" Sambil menyeka air mata yang terus mengalir di pipinya."Iya,,
Langit biru begitu cerah, cahaya mentari menyinari bumi, namun, rumah Abdullah ditutupi awan kesedihan, baru sebulan ibunya meninggal, sekarang ia harus ditinggal oleh paman yang sangat disayanginya.Belum kering kuburan ibunya, sekarang ia mengantar jenazah orang yang dia sayangi, untuk kedua kalinya. Ia terus menerus dan tidak henti - hentinya mengalami berbagai ujian kehidupan."Yaa Allah,,, apa salah hamba? Sehingga hamba terus diuji dengan berbagai ujian ini? ""Yaa Allah,,, berilah hamba kekuatan dan kesabaran dalam melewati ujian ini"Ketika semua orang berlalu dan pulang, Abdullah masih belum bisa menerima kepergian dua orang yang ia sangat sayangi"Assalamu'alaikum nak" Ustadz Hidayat menyapa Abdullah yang masih duduk di dekat kuburan pamannya"Wa'alaikum salam warohmatullahi wabarokatuh" Jawab Abdullah dengan nada datar"Ustadz tahu dan bisa merasakan apa yang sedang kamu rasakan"
Hari yang begitu cerah, burung - burung berkicauan di dahan - dahan pepohonan. Abdullah begitu siap dengan kehidupan barunya, walaupun tanpa ada orang yang paling dia sayangi disisinya. Dia akan berusaha bangkit dari keterpurukan.Semua sudah menjadi sebuah ketetapan dari Allah subhanahu wa ta'ala, dia tidak bisa menolaknya bahkan menghindarinya, yang bisa ia lakukan sekarang, adalah menatap masa depan yang masih panjang. Perjalanannya baru akan dimulai, dan ia harus bisa melewati semuanya untuk meraih impiannya menjadi orang sukses. Waktu menunjukkan pukul 06.15 Abdullah bersiap - siap untuk berangkat ke sekolah, seperti biasa ia menyiapkan sarapan, buku - buku, tas dan semua perlengkapan sekolah. Namun, hari ini ia sedikit berbeda, ia tidak mempersiapkan lagi barang dagangan, karena ia sudah berjanji tidak akan jualan lagi dan fokus sekolah, fokus belajar dan fokus mengejar semua impiannya."B
Teng,,, teng,,, teng,,, (suara bel berbunyi) Jam menunjukkan waktu pukul 07.00 pagi, siswa bersiap - siap untuk melaksanakan pembelajaran.Tap,,, tap,,, tap,,, tap (suara sepatu)"Assalamu'alaikum" Sapa bu Ida, guru matematika yang sudah berkepala lima."Wa'alaikum salam warohmatullahi wabarokatuh" Jawab siswa kelas keuangan serentak"Silakan pimpin berdo'a dulu, siapa KM nya?""Fahri bu" Jawab yuni"Silakan fahri,, pimpin do'a dulu""Baik bu" "Sebelum memulai pelajaran hari ini, kita mulai dengan berdo'a terlebih dahulu" Berdo'a,,, dimulai! " Fahri mengomando teman - temannya dengan suara keras"Bismillahirrohmanirrohim,,, (semua siswa berdo'a)" Berdo'a,,, selesai !! ""Sst,, sst,,, hei,, (mencolek tangan Abdullah) ada tugas PR gak? " Tanya Yudi berbisik kepada Abdullah yang duduk bersebelahan dengannya."Mm,, ada yud" Jawab Abdullah yang tengah si
"No tiga apa dul, coba lihat jawabannya?" Tanya Yudi yang dari tadi terus meminta jawaban."Sebentar,,, ini lagi ngerjain soal nomor empat, tanggung, bentar lagi ya" Jawab Abdullah sambil menulis dan jawaban"Yaudah buka aja, terus aku lihat jawabannya, please ya,, " Pinta Yudi yang terus mendesak AbdullahTiba - tiba bu Ida datang dan menegur mereka berdua"Yudi, Abdullah kalian sedang apa? " Tanya Ibu Ida sambil melipat kedua tangannya di dadanya.Sontak mereka berdua kaget"Mmm,, tidak bu, tidak ada apa - apa bu, saya lagi ngerjain soal bu" Jawab Yudi gelagapan" Benar Abdullah? " Tanya ibu Ida lagi"I- iya bu, benar saya juga sedang mengerjakan soal bu" Jawab Abdullah penuh kekhawatiran"Baik, terus lanjutkan, waktu mengerjakan ulangan tersisa 20 menit lagi! Manfaatkan waktunya sebaik mungkin, telitilah dalam mengerjakan soal, jangan sampai ada yang kelewatan" Kata