Mereka hanya saling memandang, tanpa ada keluar satu kata pun, tiba - tiba, melda datang menghampiri amelia,
"Ayo amel, kita ke kantin, eh ada siswa teladan nih, telat datang, hehe" Tukas Melda yang melihat abdullah yang baru mau masuk ke kelas setelah dari lapangan karena mendapat hukuman dari ibu susi.
Tapi abdullah tidak terlalu menanggapinya, dan langsung pergi dan masuk menuju meja belajarnya untuk mengambil barang dagangannya.
"Huss,, jangan begitu, kita tidak tahu, kenapa dia bisa terlambat kan? " Kata amelia membela abdullah
"Iya, tapi ini bukan yang pertama kali kan? " Sudah beberapa kali, apalagi di kelas kita yang paling sering telat kan hanya dia saja, wajar dong kubilang begitu, iya kan? Bisa jadi, mungkin dia juga nanti, akan menjadi siswa yang kurang berprestasi" Seru melda yang ngotot membela pendapatnya.
"Hmm,, don't judge the book by it's cover, ! Siapa tahu, perkataanmu itu salah, sudahlah, katanya tadi mau ngajak ke kantin,, "
"Oh iya,, yuk, lapar nih, soalnya tadi belum sarapan" ,
Dalam hati abdullah berkata "yes, amelia membelaku" Hatinya begitu senang dan mulai menyukai amelia yang telah memikat hatinya
" Lihat saja nanti, aku akan membuktikan kepada mereka, aku pasti bisa berprestasi bukan hanya di dalam kelas saja, tapi satu sekolah ini akan tahu bahwa aku orang yang berprestasi dan calon orang sukses", kata abdullah dengan penuh keyakinan.
Abdullah seperti biasa, dia menaruh dan menitipkan sebagian jualannya di kantin, sebagian lagi, ia jual sendiri sambil keliling kelas.
"Assalamu'alaikum... Bu, seperti biasa ya, abdullah titip jualan, nanti pas pulang sekolah,, abdullah ambil lagi, pulang" kata abdullah, sambil menaruh jualannya di tempat yang strategis
"Wa'alaikum salam... Oh iya, taruh aja disitu, kata bu icih, penjaga sekaligus istri dari pak iing satpam sekolah
" Eh,,, iya yang kemarin, ini uangnya belum mau diambil sekarang? " Kata bu icih lagi yang sedang sibuk menggoreng dan melayani pembeli
"Oh,, iya nanti saja bu sekalian, abdullah mau ke masjid dulu dan keliling kelas" Jawab abdullah
"Mm,, ya sudah,, nanti ibu hitung dulu, berapa kemarin yang laku"
"Iya bu, terima kasih banyak ya bu,,"
Abdullah pun langsung bergegas pergi menuju masjid. Sebelum dia keliling kelas untuk jualan, dia biasanya pergi ke masjid dulu untuk melaksanakan shalat dhuha, ibunya ketika masih hidup, selalu berpesan kepadanya dari sewaktu dia masih Sekolah Menengah Pertama
"Nak, jangan lupa,, kalau ada waktu istirahat di sekolah, kamu sempatin untuk shalat dhuha, walaupun hanya dua raka'at ya,,, "
"Iya bu,, emang belum cukup shalat lima waktu bu? "
"Nak,, shalat lima waktu itu kewajiban bagi setiap muslim, tapi shalat sunnah itu kelebihan bagi setiap muslim, jika kamu ingin rezeki lancar dan semua keinginan ingin dikabulkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala, maka jangan ditinggalkan shalat - shalat sunnah nya, termasuk shalat dhuha, kamu mengerti abdullah? "
"Iya bu, abdullah mengerti,,, "
Dulu, abdullah sebenarnya masih jarang - jarang melakukan shalat dhuha, karena menurutnya hanya buang - buang waktu dan mengganggu waktu istirahat nya saja, namun, sekarang semua berbeda, dia ingin membuktikan perkataan ibunya. Menurutnya, tidak ada salahnya juga untuk mencoba merutinkan shalat dhuha.
Ketika dia sedang duduk melepas sepatu, tiba - tiba, datang Amelia, dia kaget dan merasa gugup jika berada di dekatnya. Dia pun duduk di sampingnya dan melepas sepatu juga
"Hei,, " Sapa Amelia kepada abdullah
"Hai,, " Jawab abdullah dengan malu
"Kamu mau shalat dhuha?" Tanya Amelia lagi
"I,, iya,, mm kalau kamu ? " Tanya abdullah dan dia benar - benar gugup berada di dekat Amelia
"Iya, alhamdulillah, kamu jualan ya? Jualan apa? " Tanya Amelia lagi
"I,,iya alhamdulillah,,,jual agar - agar dan cemilan makaroni"
" Wah,,, hebat kamu abdullah, sekolah sambil jualan juga, nanti aku nyoba ya,,, aku mau beli," Seru Amelia sambil memegang bahu abdullah dan berlalu pergi menuju tempat wudhu.
Abdullah semakin gagal fokus dan tersipu malu, dia benar - benar menyukai Amelia, wanita yang baru dikenalnya 3 minggu lalu, dimana waktu itu, dia siswa sedang masa orientasi peserta didik baru.
"Baik, sekarang waktunya games ya teman - teman," Kata Fajar wakil ketua OSIS
"Oke, game ini memerlukan konsentrasi yang tinggi dan pendengaran yang baik, nama game nya adalah cari dan pilih teman, jadi peraturan gamenya adalah, jika kakak bilang lima, maka kalian pilih dan cari empat orang, lalu kalian yang 5 orang itu, langsung berkumpul melingkar menjadi sebuah lingkaran dan pegang erat - erat tangan temannya, supaya gak ada yang ambil ya, hehe,,, bisa dipahami semua nya!?"
"Bisa kak.." Jawab serentak dengan keras
"Supaya game ini lebih seru, nanti kalau ada yang tidak berhasil menemukan temannya, atau tidak sesuai dengan instruksi yang nanti kakak sampaikan, maka akan mendapat hukuman dari kakak ya,, setuju!?! "
"Setuju,,, "
"Okeh,,,, kita mulai ya, sekarang,, sudah siap semua nya!?! "
"Sudah, kak,,, "
"Awas,,, jangan ada yang tidak fokus, dengarkan dengan baik aba - aba dari kakak, yaa"
"Oke,,, kumpul ti,,,,,,,,,,,,,,,,, empat orang!?! " Sambil mengangkat tangan dan memberi isyarat empat
Semua siswa sibuk mencari dan memilih temannya, abdullah yang masih malu - malu dan belum kenal semua orang kebingungan, karena tidak ada yang memilih nya, tiba - tiba ada seorang siswi yang memanggil
"Sinii,, ayo,,sinii,, kurang satu orang,," Sambil melambaikan tangan nya menghadap abdullah
Abdullah pun langsung menuju suara perempuan tersebut, ya dia adalah Amelia
"Wah,, selamat ya,, gak ada yang kurang semua pas empat orang nih, salah milih angka kakak nih hehe,, tidak ada yang kurang atau lebih, hehehe, oke, sekarang coba kalian kenalan dulu sama 3 teman nya, pokoknya tanya sebanyak - banyak nya, tanya namanya, alamat rumah nya, hobinya, tanya juga sekalian sudah punya pacar atau belum hehe,, nanti kakak kasih waktu untuk saling tanya lima menit, nah setelah itu kakak akan pilih satu orang dan akan kakak tanya, tentang teman yang dia tanya, pokoknya dari semua teman yang satu kelompok dengan kalian, kalian wajib bun kudu, harus kenal semua nya oke?! Faham semua nya"
"Faham,,, "
"Oke,, kita mulai ya?,, dimulai dari,,,, sekarang!! "
Semua sibuk antusias, saling tanya, abdullah pun terpaksa harus bertanya, satu - satu kepada temannya,
"Nama kamu siapa? Tanya amelia
" Namaku,, abdullah"
"Siapa,,? Kurang keras suaranya, berisik sama suara yang lain" Tanya amelia lagi
"Namaku... Abdullah,,, jawab abdullah dengan tegas
" Oh,,, abdullah, nama lengkapnya?
"Muhammad Abdullah Aditya" Jawab abdullah lagi
"Oke, namaku Amelia Afriliani" Jawab Amelia
Begitulah awal pertama dia mengenal sosok perempuan yang telah membuat Abdullah menyukainya, walaupun dia belum bisa mengutarakan isi hatinya kepadanya, namun dia hanya bisa mengaguminya dalam diam, dan dia hanya fokus untuk mengejar impiannya, menjadi orang yang sukses.
Setelah dia melaksanakan shalat dhuha, dan sedang memakai sepatu, tiba - tiba datang dua guru menghampiri nya, yang satu adalah ibu susi sebagai wakasek kesiswaan di sekolah tersebut dan satu lagi adalah, seorang wanita yang sudah berusia lebih dari 50 tahun, guru yang sangat disegani dan dihormati di sekolah tersebut karena pengalaman dan wibawanya.
"Haduh,, ada apa ya , kedua guru ini menghampiriku, apa karena aku tadi melakukan pelanggaran?, atau ada masalah lain yang belum aku ketahui?" Di dalam hatinya, penuh dengan tanda tanya.
Bersambung...
Abdullah sedang memakai sepatu, tiba - tiba datang dua orang guru perempuan, yaitu ibu susi dan ibu Rusteni datang menghampirinya, ibu Rusteni adalah wakasek kurikulum di sekolah tersebut."Assalamu'alaikum,,, " Kata bu Rusteni kepada abdullah yang sedang sibuk mengikat tali sepatu."Wa'alaikum salam warohmatullahi wabarokatuh bu" Jawab abdullah dan langsung berdiri menghadap ke arah guru"Nama kamu siapa nak? " Tanya ibu Rusteni yang belum mengenalnya"Nama saya,,, abdullah bu""Oh.. . kamu sedang apa disini? " Tanya ibu Rusteni lagi"Ini bu,, mm, sudah dari masjid, habis shalat dhuha bu" Jawab abdullah"Maasya Allah, , semoga istiqomah ya nak, shalat dhuhanya, , " Kata bu Rusteni yang memberikan nasihatnya."Iya bu, insya Allah""Maaf bu, saya mau lanjut dulu keliling ke kelas - kelas," Kata Abdullah sambil membawa barang dagangannya."Eh tunggu dulu" Kat
"Assalamu'alaikum... " Suara yang terus berkali - kali menyeru dari luarAbdullah yang sedang mengganti pakaian seragamnya, langsung ke luar kamar dan menuju ruang depan,Klik, klik, Ceklik (suara membuka kunci pintu)"Wa'alaikum salam..." Jawab Abdullah , ketika pintu dibuka , ternyata yang keluar adalah teman lamanya yang sudah lama tidak berjumpa, teman dekatnya semasa sekolah Menengah Pertama, karena teman dia teman satu kelas dan satu SMP."Bayu...? " Seru Abdullah dengan wajah kaget dan tidak percaya, teman lamanya datang ke rumah nya"Iya ini aku,, bayu, teman mu yang suka usil dan minta contekan ketika ujian kepadamu" Jawab bayu yang senang bisa melihat lagi teman semasa sekolah SMP"Maasya Allah..., tak kusangka kita bisa bertemu lagi,, ya sudah ayo masuk ke dalam dulu bay" Sambil bersalaman tangan erat dan mempersilakannya masuk ke dalam rumah."Kamu mau minum apa bay? Sila
Satu jam setengah sudah, dua orang sahabat yang sedang asyik berbincang - bincang, mengenang masa,dimana mereka bersama dalam suka dan duka,senang maupun susah, hingga waktu yang harus memisahkan mereka."Dul, sudah sore, waktunya pulang, aku pamit dulu ya,, khawatir ibuku mencariku, soalnya aku juga harus pergi ke pasar dulu, belanja bahan - bahan untuk jualan besok" Kata bayu sambil siap - siap mau pulang."Oh gitu, tunggu sebentar ya bay" Tukas Abdullah langsung bergegas menuju kamarnya."Iya dul"Di kamarnya, Abdullah membuka pintu lemari lalu mengambil sebuah kotak kecil, sebuah kotak , dimana tempat ia menyimpan semua uang hasil tabungan dan usaha jualan nya, ia pun duduk di ranjang dan dibukanya kotak kecil tersebut, dihitungnya semua uang yang ia keluarkan dari kotak kecil tersebut.Sebuah keputusan berat yang harus ia pilih, ia akan memberikan semua tabungannya untuk membantu temannya. Te
Tidak seperti biasanya ibu Dewi (ibu dokter hewan, sekaligus majikannya) menyempatkan waktu berbicara dengan Abdullah, namun Abdullah pun penasaran, dan sepertinya sangat penting, dalam hatinya berkata" Apa yaa,, yang akan disampaikan oleh ibu Dewi, sepertinya ibu Dewi mengetahui banyak hal tentang ibuku".Ibu Dewi pun mengajak Abdullah mengobrol di tempat kesukaannya, yaitu di halaman belakang, dekat dengan kolam ikan."Sebenarnya ibu tidak ingin menyampaikan ini ke kamu Abdullah, tapi kamu sekarang sudah besar, dan harus tahu rahasia ini, ibumu adalah sahabat ibu juga, dia sudah lama berteman dengan ibu dari semenjak SMA, hingga sekarang, dia telah meninggalkanku di dalam kehampaan yang tak berujung, kini, ibumu bagai fatamorgana di gurun sahara" Kenang ibu dokter, ibu dewi namanya."Abdullah benar - benar tidak mengerti bu, maksud ibu apa ya bu" Sambil menggaruk - garuk kepalanya penuh kebingungan."Ini rah
Diam tanpa kata, terlalu lama Abdullah merenungkan tawaran yang diberikan oleh ibu Dewi, antara diterima atau tidak"Abdullah...? " Ibu Dewi menegurnyaAbdullah pun berhenti dari lamunannya, dan kaget"Oh,,, iya bu""Kamu melamun mikirin apa? " Kamu mikirin seorang cewek ya,,,? " Tanya ibu Dewi dengan sedikit bercanda"Hehe,,, tidak bu, Abdullah tidak memikirkan apa - apa dan juga tidak memikirkan cewek bu, beneran," Hmm,,, yaudah,,, hari sudah mau gelap dan sebentar lagi mau waktu maghrib, kamu siap - siap pergi ke masjid dulu, nanti ibu tunggu jawabannya ya,, " Sambil pergi menuju kedalam rumahnya yang begitu besar dan mewah."Oh... Iya bu, mm,,, siap, insya Allah,,, " Jawab Abdullah sambil melangkahkan kaki dengan gontai karena dilema, dengan tawaran yang diberikan oleh ibu Dewi.*****Allahu Akbar... Allahu Akbar...Laa ilaaha illallah...Lantunan Asm
"Yang sabar ya Abdullah,,, ini semua ujian dari Allah Subhanahu wa ta'ala, kita tidak tidak akan pernah tahu, apa yang akan terjadi kepada kita dan kita pun tidak bisa menolakmenolak takdir yang telah Allah tetapkan untuk kita semuanya, kita hanya bisa bersabar dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi hamba - Nya yang terbaik" Ibu Dewi terus menasehati Abdullah sambil mengusap punggungnya yang tengah bersedih karena pamannya terkena penyakit serangan jantung.Hiks,,, hiks,,, hiks,, (suara tangisan)"Iya Abdullah,,, semangat, tidak usah khawatir, insya Allah pamanmu akan baik - baik saja" Timpal Pak Hermawan"Hmm,,, huh,, (menghela napas) Terima kasih banyak bu ,pak, sudah mau membantu dan mengantarkan pamanku ke Rumah Sakit, saya tidak tahu, harus bagaimana caranya, untuk membalas,,, semua kebaikan yang telah bapak dan ibu berikan kepada saya" Sambil menyeka air mata yang terus mengalir di pipinya."Iya,,
Langit biru begitu cerah, cahaya mentari menyinari bumi, namun, rumah Abdullah ditutupi awan kesedihan, baru sebulan ibunya meninggal, sekarang ia harus ditinggal oleh paman yang sangat disayanginya.Belum kering kuburan ibunya, sekarang ia mengantar jenazah orang yang dia sayangi, untuk kedua kalinya. Ia terus menerus dan tidak henti - hentinya mengalami berbagai ujian kehidupan."Yaa Allah,,, apa salah hamba? Sehingga hamba terus diuji dengan berbagai ujian ini? ""Yaa Allah,,, berilah hamba kekuatan dan kesabaran dalam melewati ujian ini"Ketika semua orang berlalu dan pulang, Abdullah masih belum bisa menerima kepergian dua orang yang ia sangat sayangi"Assalamu'alaikum nak" Ustadz Hidayat menyapa Abdullah yang masih duduk di dekat kuburan pamannya"Wa'alaikum salam warohmatullahi wabarokatuh" Jawab Abdullah dengan nada datar"Ustadz tahu dan bisa merasakan apa yang sedang kamu rasakan"
Hari yang begitu cerah, burung - burung berkicauan di dahan - dahan pepohonan. Abdullah begitu siap dengan kehidupan barunya, walaupun tanpa ada orang yang paling dia sayangi disisinya. Dia akan berusaha bangkit dari keterpurukan.Semua sudah menjadi sebuah ketetapan dari Allah subhanahu wa ta'ala, dia tidak bisa menolaknya bahkan menghindarinya, yang bisa ia lakukan sekarang, adalah menatap masa depan yang masih panjang. Perjalanannya baru akan dimulai, dan ia harus bisa melewati semuanya untuk meraih impiannya menjadi orang sukses. Waktu menunjukkan pukul 06.15 Abdullah bersiap - siap untuk berangkat ke sekolah, seperti biasa ia menyiapkan sarapan, buku - buku, tas dan semua perlengkapan sekolah. Namun, hari ini ia sedikit berbeda, ia tidak mempersiapkan lagi barang dagangan, karena ia sudah berjanji tidak akan jualan lagi dan fokus sekolah, fokus belajar dan fokus mengejar semua impiannya."B