Share

46. Ayah Curang

Setelah drama Dzi dan kedua orang tuanya berakhir, Dzi akhirnya melangkah ke kamarnya. Kamar yang ditinggalkannya masih terawat rapi. Ia segera meletakkan tas dan melangkah menuju kamar mandi untuk berwudhu dan melaksanakan salat magrib yang sudah berlalu setengah jam lalu.

Dzi masih di atas sajadahnya ketika Amira masuk ke kamar dan menghampirinya. Ia segera menyudahi doanya dan melipat mukena lalu meletakkannya di atas nakas.

“Kau datang karena kau sedih kan?”

Dzi menunduk. Ia tahu kakak dan kedua orang tuanya pasti sudah mengetahui alasan kepulangannya. Tanpa berniat menjelaskan, Dzi mengangguk. ia mengakui kecerdasan semua anggota keluarganya yang selalu menguntitnya kemana-mana.

“Apakah kau akan menyerah setelah calon ibu mertuamu marah-marah?”

Dzi menggeleng. ia tahu hatinya sakit tapi ia tahu bahwa cinta yang sudah terlanjur tertancap di hatinya yang gersang sudah sangat kokoh dan tidak akan mati.

“Tidak,

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status