Share

11. Misteri Lukisan

Penulis: pramudining
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-18 16:21:35

Happy Reading

*****

"Ya, sudah. Aku mau ke kamar dulu," kata Harsa.

"Sayang, gimana kalau kita makan di luar untuk merayakan hari jadi pernikahan kita." Jenni mengeringkan mata, berharap suaminya akan setuju sehingga dia bis menjalankan rencananya.

Diam sejenak, Harsa tampak menimbang-nimbang ajakan sang suami. "Tapi, kamu sudah menyuruh Ardha masak. Kasihan kalau kita tidak memakannya."

Jenni memutar bola mata, malas sekali menanggapi perkataan Harsa. "Oke kalau tidak mau. Aku lanjutin kerja," sahutnya.

"Baiklah."

Entah sejak kapan, Harsa merasakan hubungan dengan sang istri terasa semakin hambar. Walau aktifitas ranjang mereka masih berjalan baik, tetapi rasa cinta itu semakin memudar. Terkadang, Harsa mulai membandingkan Jenni dengan istri pertamanya yang telah tiada.

"Walau bagaimanapun, kamu tetap ada di hatiku, Zi. Tapi, kesalahanmu terlalu fatal," gumam Harsa sebelum melangkahkan kakinya ke kamar.

Sebelum mencapai kamarnya, Harsa melihat sosok Ardha berdiri mematung di depa
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menggoda Suami Majikanku   36. Panik

    Happy Reading*****Kini, Elang yang malah mengerutkan keningnya. Mengapa Ardha berkata demikian padahal jelas-jelas mereka saling mengenal satu sama lain. "Honey, jangan bercanda. Aku nggak suka candaanmu ini. Bukankah kita sudah saling mengenal cukup lama?" tanya Elang. Berdiri dan berpindah duduk di sebelah Ardha. "Saya cukup serius, Pak," kata Ardha meyakinkan. "Kita memang nggak saling kenal sebelumnya dan baru pertama kali bertemu ketika Anda menemui Bu Jenni di rumahnya waktu itu."Elang terdiam, mulai mengingat informasi yang dikirimkan orang suruhannya untuk menyelidiki Ardha. Saat itulah, dia menyadari kesalahannya. Menarik napas panjang, senyum manis diterbit oleh si lelaki pada perempuan di sebelahnya. "Sorry, aku lupa menjelaskan, Honey," putus Elang setelah mengingat semua informasi yang sempat terbaca di email-nya tadi. "Lupakan perkataanku sebelumnya. Mari kita bicara bisnis saja.""Bisnis apa maksud Pak Elang?" Ardha mulai bersikap awas. Sedikit mengerutkan kening

  • Menggoda Suami Majikanku   35. Apakah Saling Mengenal

    Happy Reading*****Pelukan erat Elang terlepas bahkan lelaki itu sampai mundur selangkah saking kuatnya Ardha mendorong. Ardha menatap tajam lelaki yang menjadi selingkuhan sang majikan. "Bapak sudah gila, ya?!" teriaknya tak peduli jika saat ini keduanya sedang menjadi pusat perhatian para pengunjung di restoran tersebut. "Please jangan mengucapkan kata seperti itu. Aku nggak gila, cuma terlalu bahagia ketika kamu mau menerima ajakanku ketemu di sini," jelas Elang. Merotasikan bola matanya, Ardha mulai tak suka dengan sikap Elang yang main peluk seenaknya. "Kalau nggak gila, apa namanya? Kita nggak saling kenal dekat, baru bertemu satu kali dan itupun dengan keadaan yang sangat memalukan," kata Ardha."Memalukan gimana maksudmu?" Elang menyipitkan mata, kembali duduk di kursi tempatnya menunggu Ardha tadi. "Seorang cowok yang menjadi selingkuhan wanita bersuami apa namanya, jika bukan memalukan," jelas Ardha. Dia masih betah berdiri di hadapan lelaki berkulit putih dengan rahang

  • Menggoda Suami Majikanku   33. Pertemuan

    Happy Reading*****Walau pertanyaan Harsa terkesan cukup ramah dan friendly, tetapi meliahat tatapannya yang tak biasa serta penuh selidik. Jelas, Elang tahu bahwa suami Jenni itu sedang menaruh curiga padanya apalagi letak divisi tempatnya berdiri sekarang tak jauh dari ruang meeting."Eh, Pak Harsa," ucap Elang, berusaha merubah wajahnya yang tegang agar tidak semakin menimbulkan kecurigaan lelaki tersebut."Iya, saya," jawab Harsa makin menatap lelaki di depannya penuh curiga. "Saya kira, Pak Elang sudah pulang sejak tadi, soalnya pas saya balik ke ruang meeting sudah tidak ada orang selain istri saya.""Saya nggak tahu masalah itu, Pak. Ketika semua orang sudah meninggalkan ruang meeting, tak lama, saya juga meninggalkan ruangan tersebut. Tapi, belum sampai pintu keluar perusahaan, saya ingin buang hajat. Makanya, baru pulang sekarang," jelas Elang, berharap jika Harsa akan memepercayainya. Harsa diam, tetapi tatapannya penuh selidik. Meneliti Elang dari ujung rambut hingga kaki

  • Menggoda Suami Majikanku   32. Mencari Masalah Sendiri

    Happy Reading*****Harsa berusaha meneguhkan hati ketika akan membuka pintu ruangan tersebut. Rasanya, dia belum sanggup jika harus melihat perselingkuhan sang istri untuk kedua kalinya. Pernah merasa begitu tak diinginkan saat melihat Zika memejamkan mata sambil memeluk lelaki lain di sebuah kamar hotel, Harsa hancur. Sekarang, haruskah semua itu terulang kembali?Mengembuskan napas panjang, Harsa membuka pintu ruang meeting dengan cepat dan penuh kemarahan. "Jenni! Jangan melampaui batas toleransiku," teriak Harsa. "Sayang, kamu kenapa?" sahut Jenni santai.Mata yang semula tertutup karena masih tak sanggup melihat sesuatu yang menyakitkan, kini terbuka setelah mendengar suara sang istri. Harsa menatap tak percaya ke arah istrinya. "Apa ... apa yang sedang kamu lakukan di ruang ini?" tanya Harsa. Matanya terbuka sempurna, lalu mengedarkan pandangan ke segala arah di ruang tersebut. Tak ada orang lain di tempat itu selain Jenni. "Apa kamu sendirian di sini?"Jenni mengerutkan ken

  • Menggoda Suami Majikanku   31. Desahan di Ruang Meeting

    Happy Reading*****Jenni diam mematung, tubuhnya menegang. Rasanya, dia ingin mengumpat keras saat ini pada Elang. Bisa-bisanya lelaki itu masih memegang dan bermain dengan ponsel setelah adanya larangan tadi. "Jenni," bentak Harsa. "Apa kamu tidak mendengar pertanyaanku tadi?""Menurutmu, apa hubunganku dengan Pak Elang?" tanya Jenni membalik pertanyaan pada sang suami. Matanya menatap nyalang ke arah lelaki tersebut. "Bukankah hubungan kami sudah jelas? Apa lagi jika bukan hubungan kerja. Kami adalah partner yang sedang menggarap pameran nasional untuk brand-brand pakaian lokal. Apakah salah jika beliau meminjam HP-ku? Kebetulan, milik Pak Elang kehabisan baterai, beliau sengaja meminjam untuk menghubungi asistennya.""Maaf, jika sudah membuat Pak Harsa salah paham. Saya nggak bermaksud membuat keramaian di forum ini. HP saya memang sedang kehabisan baterai dan kebetulan nggak bawa charger. Jadi, saya meminjam milik Bu Jenni. Jika hal itu membuat Pak Harsa berpikir negatif tentang

  • Menggoda Suami Majikanku   30. Mulai Terkuak

    Happy Reading*****Tubuh Harsa menegang, mulai mengamati gerak-gerik sang istri lagi. Jelas sekali jika Jenni sangat bahagia setelah menyelesaikan panggilannya. "Yan, kenapa kamu bisa menyimpulkan hal seperti itu? Jenni memang tipe perempuan penggoda, tapi semua dilakukan sebelum menikah denganku dan beberapa tahun belakangan, dia sudah bersih. Jejak kenakalannya dengan beberapa lelaki tidak pernah terendus," sahut Harsa pada sahabatnya, masih dengan berbisik juga.Yandra mendengkus. "Nggak perlu membohongi dirimu sendiri, Sa. Kamu sering curhat jika gelagat istrimu itu mulai menunjukkan tanda-tanda nggak bener.""Lupakan masalah pribadiku dulu. Kita lihat perkembangan proposal dan pemaparan isinya dari pemilik brand langsung," balas Harsa. Lelaki itu mencoba mengembalikan fokusnya pada masalah kantor. Namun, tidak bisa.Bayangan dua benda yang dia temukan semalam terus mengingatkannya pada pria yang dibawa sang istri ke rumah. Perkataan Yandra juga menambah pikirannya kacau. Harsa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status