Share

Niat Peby dan Rion

 Teman masa kecil, dimana Jhon sangat mencintai Nindi, namun Nindi tidak membalas cinta Jhon.

 "Jhon?" Sapa Nindi.

 "Eh? Nindi? Hehehe," gugup Jhon.

 Lusy sangat kesal melihat mereka berdua, dia langsung batik, "khemmm ..."

 Namun Jhon dan Nindi langsung melihat kearah Lusy yang sedang berdiri diam disamping kiri menatap kemesraan mereka berdua.

 "Eh? Eee ini aku cuma mau balikin dompet kamu aja kok Jhon, hehe ..." Ucapnya mengulurkan dompet Jhon.

 Jhon menerima dompetnya dengan berkata, "terimakasih Nin ..."

 Nindi menganggukan kepala lalu pergi meninggalkan semuanya.

 Lusy langsung berkata, "cantik doang, tapi caper."

 Entah Nindi mendengar atau enggak, namun Jhon lah yang malah marah dengan ucapan Lusy.

 "Lebih baik kamu diam Lusy!" Bentaknya seolah hinaan Lusy kepada Jhon.

 Saskia terkejut dan berkata, "Lus ... Udah ya?"

Lusy hanya membuang muka tanpa mengubis ucapan Saskia, dia berpikir, 'ngapain sih ... Kak Jhon marah gitu, padahal kan aku cuma menghina cewek tadi."

 Lalu hari pernikahan Saskia datang, bukan hanya itu ... Namun ternyata Rion dan Peby datang, mereka sedang  menuju ketempat pesta, tetapi Peby kaget.

 "APA?" Dengan nada kencang mendengar bahwa orang yang menikah dengan Saskia adalah Jhon.

 'Kenapa Rion gak bilang ke aku dari awal sih, kalau Jhon yang menjadi bonekanya.' batinya.

 'kalau Jhon yang jadi bonekanya, terus aku sama siapa?' pikirnya.

 Didapur, Lusy sangat kesal melihat Jhon terus saja memainkan hpnya tanpa melihat kearah lain.

 Jhon sedang duduk memainkan hp dengan seragam pengantinnya, dia sedang mengirim pesan kepada Nindi memohon agar Nindi mau datang ke acaranya.

 Jhon berdiri sambil memainkan hpnya tanpa melihat apa-apa.

 'haha ... Aku kerjain aja deh," niatnya, dengan gesit Lusy menepis kaki Jhon hingga Jhon terjatuh.

 "Aghh!" Teriak Jhon.

 Teriakan Jhon terdengar oleh Saskia, 'tadi suara Mas Jhon kan? Kenapa dia teriak?' pikirnya.

 Saskia menghentikan maksupnya dengan berkata, "bentar yah mbak ..." Dan berdiri dengan melangkah pergi kedapur membuat pengiasnya kesal.

 Didapur itu Jhon sedang memandang tajam Lusy dengan tatapan kesal, Lusy hanya tenang-tenang saja seolah-olah tidak ada apa-apa.

 Sambil meminum minuman yang dia pegang ditangannya, Lusy berkata, "lagian Kakak juga ngapain ngirim pesan sambil jalan-jalan kaya gitu, itu kan akibatnya."

 Jhon membatukan tanganya, "berani kamu bilang itu ke saya ..." Jhon sudah siap menampar Lusy, Lusy sangat kaget dan mencoba menghindar namun tangan Jhon dipegang oleh Saskia untuk menghentikan niat Jhon.

 Namun gelas yang Lusy pegang jatuh dan kacanya mengenai kaki Saskia, "AGH."

 "Saskia ..." Kaget Jhon, dia langsung menunduk tubuh berlutut didepan Saskia untuk melihat apa luka Saskia parah atau tidak, "kamu tidak apa-apa?"

 Lusy terpukul melihat kemesraan mereka berdua, dia mengelengkan kepala dan pergi dari hadapan mereka ke kamar.

 Jhon tidak habis pikir dengan tindakan Lusy yang bahkan tidak meminta maaf kepada kakaknya.

 Namun Jhon lebih memikirkan kondisi Saskia saat ini.

 Jhon dengan rusuh meminta seseorang yang tidak sengaja baru datang kedapur untuk mengambilkan P3K.

 Wanita itu memberikan P3K nya kepada Jhon dan dengan gesit Jhon mengambilnya lalu mengobati Saskia.

 Lusy langsung pergi ketoilet dan menutup pintu toilet dengan cukup keras membuat yang berada disekitar melihat kearah Lusy.

 Lusy duduk dibalik pintu toilet dengan menyenderkan dirinya kebelakang, 'yatuhan, kenapa aku melihat Jhon begitu perhatian kepada Kak Saskia begitu sakit buat aku? Kenapa aku merasa kalau Haikal tidak pernah seperti itu kepadaku? Hiks ... Hiks ... Aneh sekali yatuhan, aku ingin sekali tidak perhatian dan peduli dengan Saskia, namun Kak Saskia terus saja membuatku terus memperhatikannya ...'

 Air mata Lusy terus saja menetes dengan suara mulutnya yang tidak karuan, dia terus saja memikirkan tentang Haikal.

 Saat beberapa saat Lusy menangis dia memutuskan untuk keluar dari toilet meskipun mekupnya sudah luntur karena tangisan, saat dia baru berada didepan masuk antara toilet cewek dan cowok Haikal menabrak seseorang.

 "Agh ... Sory," ucap pria itu.

 Lusy hanya tersenyum tipis menjawab, "Iyah tidak apa kok."

 Namun entah apa yang dipikirkan oleh lelaki itu, dia mengambil sarung tangannya dari saku kanan dan menghapus air mata Lusy mengunakan tangan kanan.

 Tatapan mereka berdua sangat tajam, Lusy yang entah kasih biasa saja atau gugup dengan lelaki itu, tetapi sikap lelaki itu biasa saja kepadanya.

 Lelaki itu memberikan sarung tangan itu kepada Lusy dengan berkata, "tangisan itu hanya bisa membuatmu lemah dan tidak berdaya." Dan pergi dari hadapan Lusy masuk kedalam toilet.

 Lusy membalikan badan terus memperhatikan lelaki itu,' dia keren banget,' pikirnya.

 Lusy menyadarkan dirinya, dia memegang sarung tangan miliknya dan terus saja dia pegang lalu pergi dari sana.

 Jhon sedang mengikat kain perban dikeliling kaki Saskia, "lain kali ... Jangan sok jagoan yang berdiri ditengah ular berantam dengan singa, dan kamu adalah harimau, tentu saja singa dan ular itu akan lebih dulu kerja sama untuk menyakitimu!"

 Saskia tidak megubis sepatah kata pun dari Jhon, dia terus saja melamun memikirkan Lusy.

 Sedangkan Rion dan Peby baru sampai dari sana karena mobil Rion harus ke bengkel terlebih dahulu, "mobil bagus, tapi rajin ke bengkel!" Ejek Peby.

 Lusy sedang memegang sarung tangan namun langsung terhenti dan bersembunyi dibalik dinding persimpangan, 'Loh? Tadi kan ada Kak Peby dan Kak Haikal?' pikir pusingnya.

 Rion sangat pusing mendengar ocehan Peby, dia langsung menjawab, "lain kali, kalau gak ikhlas bantuin saya, gak usah repot-repot bantuin saya ... Cih."

 Peby menyadari Rion marah, "Iyah ... Iyah canda, gitu aja ngambek!" Rion hanya megubis.

 "Kalau bukan karena rencana kamu yang enggak bermanfaat buat saya, saya dan kamu tidak akan capek-capek kesini!"

 Peby berhenti melangkah, "loh? Bukannya kamu yang merencanakan semua ini?" Ucapnya sedikit merasa kesal namun disabari.

 Rion langsung menjawab, "tapi awalnya ini semua rencanamu, Peby."

 Peby merasa kalau Rion tidak menghargainya, "tapi kamu yang buat rencana agar Saskia nikah dengan Jhon!"

 Lusy kaget mendengar, 'Kak Jhon? Apa maksud mereka?' pikirnya.

 Bruk ...

 Lusy terus bergeser kearah kiri untuk menjauhi Rion dan Peby, tapi dirinya membuat tempat sampah jatuh. "Hah?" Lusy menutup mulutnya.

 Rion langsung berhenti dan memperjelas pendengarnya dengan melingkari telinganya, "kamu dengar gak?"

 Peby bingung dengan ucapan Rion, "dengar apa?" Tanyanya.

 Rion menunjuk kearah bawah, "aku yakin kalau tadi ada suara barang jatuh ..."

 "Hah?" Lusy semakin panik.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status