Share

Papah Jhon

 Saskia sedih melihat perlakuan Jhon kepadanya, dia bangun dari duduknya dikasur dan melangkah kedepan ranjang.

 Saskia menidurkan dirinya dengan sangat terpaksa tanpa berani menatap kearah Jhon lagi, Jhon kembali tidur diranjang sendiri.

 Saskia sangat susah tidur, semua badannya kedinginan, ingin sekali dia berteriak menghembuskan napas kedinginan.

 Karena Saskia pusing dirinya sudah tidur, dia bangun dari tidur dan pergi ke balkon untuk menatap langit. Meskipun terlihat seperti tidak ada bintang, namun Saskia tau ... Bintang itu selalu ada diatas tanpa pergi kemana-mana.

 Namun karena wilayah sekitarnya saat ini sangat terang, bintang itu tidak bisa terlihat.

 Terlihat ada kursi disana, Saskia melangkah kearah kursi untuk duduk, dia bersandar ke pagar besi dengan hati yang cemas.

 'aku teringat kepada Lusy, apa dia baik-baik saja diluar sana ... Dia tidur dimana?' pikirnya, Saskia mengangkat kepalanya menatap keatas dan berkata, 'Tuhan, aku kembali, dengan permintaan yang kini ada lagi, aku meminta Lusy untuk kau jaga, aku tau ... Tanpa aku minta, kamu pasti akan menjaga umatmu dari marabahaya, tapi Tuhan ... Hatiku belum tenang sebelum aku meminta kepadamu.'

 Tatapan matanya menatap langit sangat tajam ... Saskia berdiri dari duduknya menarik napas dan kembali untuk tidur.

 Keesokan harinya ...

 Lusy bangun dari tidurnya, dia sangat terkejut ketika seorang lelaki tanpa pakaian berada disampingnya.

 "Hah?" Kagetnya langsung bangun dari tidur.

 Cowok terbangun karena teriakan Lusy, "ada apa sih?"

 "Ka-kamu siapa?" Gugup Lusy.

 "A-a ..."

 Preman itu terus terang kepada Lusy, Lusy sangat marah dan menampar lelaki itu, lalu Lusy pergi meninggalkan lelaki itu, dia sangat kaget panik dicampur ketakutan, Lusy berjalan di samping jalan raya kecil, dia sangat ketakutan kepada dirinya sekarang.

Lusy melihat ada Puskesmas dan memutuskan pergi kesana terlebih dahulu, dia melihat ada pekunjung-pekunjung lain.

 Lusy berpikir untuk membeli tespek, dia melihat saku apa ada uang untuk membeli tespek.

 Namun ternyata dia memiliki selembar kertas 50 ribu, 'aku yakin ini cukup untuk membelinya,' pikirnya.

 Lalu Lusy mengatakan ke petugas kasir, "permisi Bu, saya ijin membeli tespek," tentu saja petugas itu berusia sudah memiliki anak, pikirnya.

 "Bentar yah de,"

 "Ini harganya 70 ribu."

 Lusy sangat gugup, dia mencari-cari uang yang ternyata benar-benar hanya ada 50 ribu, "permisi Bu ... Saya hanya punya."

 Namun tiba-tiba preman tadi berada dibelakang Lusy dan memberikan uang selembar 100 ribu dengan mengatakan, "ambil aja kembaliannya."

 Lusy menatap keatas melihat wajah lelaki itu, 'walaupun preman, tapi wajahnya bersih juga ya?' pikirnya.

 Preman itu membalas tatapan Lusy, dia melemparkan senyuman kepada Lusy, namun Lusy langsung membuang muka dan menjauhkan dirinya dari dia.

 Preman itu mengambil tespek dengan bungkus putihnya dan mengatakan, "yu?"

 Lusy bingung apa yang ada dipikirannya, tapi dia sangat ragu kepada lelaki itu, apa lagi dia seorang preman.

 Preman itu mengajak Lusy keparkiran yang ternyata dia mengikuti Lusy mengunakan motor, "aku antar kamu pulang yah?"

 Lusy tidak bisa menjawab apa-apa, preman itu terlihat orang baik, namun dia tidak bisa membaca pikiran seorang preman. Apa lagi dia sudah menodai Lusy.

 Lusy menaiki motor preman itu, dan dia menjalankan motornya.

 Jhon bangun dari tidurnya, namun dia melihat kearah bawah yang ternyata Saskia sudah tidak ada, Jhon tidak berniat untuk mencari Saskia, apa lagi kalau Saskia tau dia akan merasa gr, pikirnya.

 Jhon mencari-cari Saskia yang ternyata Saskia berada di ruang makan sedang menyiapkan sarapan.

 Saskia sudah selesai menaruh makanannya di meja dan melihat kearah Jhon lalu mengatakan, "Mas? Kamu baru bangun?"

 Jhon melihat-lihat sekeliling meja penuh makanan, "kamu memasak semua ini?" Ketusnya.

 "Eh ... Iyah Mas."

 "Kamu apaan sih ... Liat ini semua," ucapnya sambil menunjuk-nunjuk ke semua makanan yang ada dimeja, "semuanya makanan kampungan kaya gini?"

 Saskia langsung menunduk dan memeriksa makanan yang sudah dia masak, namun benar saja, makanan semua memang makanan yang sangat kampungan, dia tidak tau selera makanan Jhon dan keluarganya. Apa lagi cara masaknya.

 Bu Eka baru sampai dimeja makan dan mendengar Jhon ribut dengan Saskia, "ada apa sih ini?"

 Jhon membuang muka kesamping lepas itu menatap ibunya dengan berkata, "Mah ... Lihat ini," ucapnya sambil menunjuk meja makan.

 Bu Eka melihat makanan yang ada di meja, namun bukannya marah ... Bu Eka malah merasa senang dan kagum, "wah ... Ini makanan buatan kamu Saskia? ... Pasti enak," Bu Eka melihat kearah Saskia dan mengusap lembut kepala rambut Saskia.

 Saskia menunduk dengan senyumannya dan menjawab, "iyah Mah ... Maaf kalau makananya kaya dikampung gini."

 Bu Eka menatap lembut, "enggak apa-apa kok! Ini enak banget pastinya."

 Jhon merasa kesal dengan ibunya, "Mah ... Jhon gak suka makanan ini," mendengar Jhon berbicara, Bu Eka membalikan badan dan menatap Jhon.

 "Jhon ... Kalau kamu gak suka, kamu bisa loh memesan online."

 "Gak mau!" Ketusnya.

 "Terus? ... Udah lah sayang, kamu coba dulu aja makanan ini."

 Jhon menepuk meja dengan keras membuat Bu Eka dan Saskia kaget, "gak mau!" Bentaknya.

 Bu Eka sangat marah, dengan menatap tajam Jhon dia berkata, "Jhon!"

 Jhon memotong ucapan ibunya, dia langsung menjawab, "pokonya ... Aku mau kamu memasak masakan yang seperti restoran dan harus sudah ada selama 30 menit!" Dengan membentak.

 Bu Eka ingin menampar Jhon namun dihentikan oleh Saskia, "Mah ... Udah Mah, Saskia akan masak sekarang."

 Saskia langsung melepaskan kembali pegangan tangan kearah siku Bu Eka dan pergi ke dapur.

 Saat Saskia pergi Bu Eka langsung menatap serius Jhon, "cepet bilang ke Mamah ... Sebenarnya ada apa dengan kamu?"

 Jhon mengarahkan mukanya kearah samping atas dan menjawab, "Mamah gak akan mengerti," lalu kembali menatap ibunya dan melanjutkan ucapannya, "lagian ini urusan Jhon ... Mamah jangan ikut campur urusan Jhon."

 Bu Eka sangat kesal dan berkata, "dengar yah Jhon ... Mamah gaakan biarkan kamu melukai istri kamu yang baik seperti Saskia!"

 Jhon seperti bodo amat dengan ucapan ibunya, dia langsung pergi ke kamarnya.

 Bu Eka sangat kesal dengan sifat Jhon, dia pergi ke dapur untuk membantu Saskia.

 "Saskia? ..." Ucap Bu Eka yang baru sampai didapur.

 Saskia yang tadi sedang melihat-lihat hp untuk mengetahui resepnya dan mematikan hpnya untuk menjawab ucapan Bu Eka, "iyah Mah? ..."

 Bu Eka langsung menatap Saskia dengan senyum dan ramah, "kamu mau niat masak apa sayang? Biar Mamah bantu."

 Saskia merasa bingung dengan mengaruk kepalanya dan berkata, "ini Mah ... Saskia berniat untuk memasak," dia melihat hpnya dengan tatapan tajam dan berkata, "Brat ... Bratw ..."

 "Bratwurst fries?" Potong Bu Eka.

 "Loh? Kok Mamah tau?"

 Bu Eka tersenyum tipis, "itu kesukaan Mamah ..."

 Saskia sangat terkejut dengan jawaban Bu Eka, "oh iyah?"

 Bu Eka menganggukan kepala, "dan kalau gak salah ... Jhon juga lumayan suka loh, kita buat aja yu?"

 Saskia sangat senang dan tersenyum dengan berkata, "ayo Mah ..."

 Bu Eka dan Saskia memasak makanan itu ... Dia sangat senang karena dirinya sangat dekat dengan Bu Eka, walaupun gitu, Saskia merasa Bu Eka seperti ibunya sendiri. Apa lagi batinya merasa kalau dia dan Bu Eka memiliki ikatan.

 Di kamar Jhon masuk dan duduk ditengah kasurnya, Jhon sangat kesal karena ibunya menggagalkan rencananya, tapi tiba-tiba telepon Jhon berbunyi.

 Jhon tidak mengenali nomornya, dia memutuskan untuk menjawabnya karena takut kalau itu telepon penting.

 "Halo?" Ucap Jhon saat baru mengangkatnya.

 "Ha ... Halo Jhon ..."

 Jhon sangat mengenali suaranya, dia langsung berdiri dari duduknya dan menjawab .... "Papah?"

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status