Di sebuah kamar, terdapat seorang gadis yang masih memakai infus di tangannya. Dia sangat pucat. Dia telah menerima donor darah sebanyak 2 kantong. Dia kehabisan darah saat kepalanya terbentur di batu besar.Seorang terus menatap ke arah gadis itu. Seseorang yang telah membuat Aulia terbaring lemah di atas ranjang. Awalnya, Tuan Rey tidak peduli dengan keadaan gadis itu, tapi dia berpikir, kalau perbuatannya terlalu kejam. Tuan Rey menyuruh pihak rumah sakit untuk memindahkan Aulia untuk dirawat di rumahnya.Cepatlah sadar wanita jalang! Aku sangat membencimu, tapi kenapa aku malah merasa bersalah padamu? Gumamnya.Tuan Rey khawatir dengan keadaan gadis itu. Dia sendirilah yang telah menyiksa gadis itu hingga tidak sadarkan diri, dan sekarang hatinya merasa bersalah karena sebuah kesalahan yang telah dilakukannya pada gadis yang seharusnya tidak layak menerima segala perlakuan kasarnya itu. Karena emosinya yang semakin melunjak, membuatnya sulit untuk mengatur napasnya.Dan seakan ter
“Tidak! Tidak! Jangan bunuh aku! Aku mohon,” rintih Aulia masih dalam keadaan mata terpejam. Sementara dia diam, lalu dia kembali mengatakan hal yang sama. “Aku mohon lepaskan aku, aku mohon...” Gadis itu mengeluarkan air mata dalam keadaan mata tertutup. Mengapa gadis itu menjadi seperti ini. Dia juga tidak bisa membangunkan gadis itu, karena dia takut mengganggunya. “Tolong... tolong jangan bunuh aku,” Dia menggelengkan kepalanya ke kanan dan kiri seraya gadis itu sangat ketakutan. Dia menangis sesenggukan dalam mimpinya. “Aku mohon maafkan aku...”“Jangan bunuh aku!” Dia memekik histeris dan akhirnya terbangun. Dia merasakan pusing di kepalanya. Dia menatap sekelilingnya, dia tidak kenal dengan rumah itu. Dia terkejut saat mengetahui seorang wanita paruh baya sedang berdiri di samping ranjang. “Siapa kamu?” Tanya Aulia. Dia takut kalau wanita itu akan menyakitinya. Apalagi dia tidak mengenali siapa wanita ini. “Sedang apa kamu di dekatku? Kenapa kamu malah diam?” Aulia sangat tak
Selang beberapa bulan pernikahan mereka, semua baik-baik saja. Pria itu sangat baik padanya. Setiap orang juga tau, bahwa sebuah rahasia tidak akan pernah bisa disembunyikan lama-lama. Rahasia pria itu pun terbongkar saat dirinya membongkar isi lemari, mengeluarkan semua pakaian untuk dia susun kembali agar pakaian itu tersusun rapi. Sebuah lembaran photo pun jatuh. Atun mengambil lembaran photo itu. Dia terkejut, ternyata, suaminya ada di dalam photo itu. Sebuah photo keluarga kecil yang tampak bahagia di dalamnya. Suaminya sudah memiliki keluarga sebelum mereka berkeluarga. Merasa bersalah dengan apa yang dilakukannya, dia pun kabur dari rumah. Meninggalkan bayi kecilnya bersama suaminya. Dia yakin, suaminya bisa menjaganya.Selama tujuh tahun dia menghilang, dia pun muncul lagi. Dia tidak menemui suaminya langsung, dia hanya memperhatikan anak dan suaminya dari jauh. Anak perempuannya sudah tumbuh besar. Kini anaknya sudah berusia 12 tahun. Dia pun merasa senang, karena suamin
Efek whisky semalam ditambah dengan obat perangsang membuat pria itu sangat liar di ranjang. Dia merasakan sekujur tubuhnya begitu lelah, tapi dia masih menginginkan tubuh Tiara untuk kembali digagahinya. Dia melihat Tiara berada di sampingnya sedang menggelinjang akibat hembusan napasnya ke daun telinga Tiara. “Kamu begitu nikmat! Aku lupa semuanya saat aku bersamamu. Tidak sedikitpun hasratku menolak dirimu. Bahkan, sepertinya punyaku masih berdiri ingin melakukannya sekali lagi."“Apa?” Tiara menatap heran pria yang ada di sampingnya itu. Semalam sudah berapa kali dia menghujam milik Tiara dengan bringas dan sekarang dia mau lagi? Tidak! Selangkanganku masih terasa nyeri.“Kenapa kamu menolaknya sayang? Sedangkan bagian putingmu masih menegang ingin disesapi lagi,” ucap sekretaris Dion memilin puting itu dengan rakus. Seakan orang melihat sekretaris Dion adalah manusia bejat yang selalu menginginkan seks.“Sudah itu! Sudah, Tuan! Aku sudah capek. Dari semalam Tuan menggempurku kua
“Tuan Rey, apakah yang menjadi dasar Anda mempertahankan perusahaan ini? Bukankah perusahaan ini sejak lama didirikan? Apa memang Tuan Rey ingin perusahaan Sinopec Grup diteruskan oleh tujuh keturunan atau lebih?” tanya seorang Host yang merupakan juru bicara di depan kamera. Pertanyaan itu cukup bertele-tele bagi Tuan Rey.“Iya.”“Nah, atas alasan apa Tuan Rey ingin mempertahankan perusahaan itu? Tuan Rey saja belum menikah sampai saat ini. Seperti banyak edaran yang baru saja saya dengar, seperti di majalah, televisi, radio dan lain-lain, Tuan Rey dicap buruk oleh masyarakat luas dan juga media sosial yang ada di dunia. Tuan Rey terkenal tidak hanya terkenal di Indonesia saja tapi dia terkenal sudah mendunia. Bukankah itu akan berdampak buruk bagi perusahaan Sinopec Grup yang Tuan perjuangkan selama pulahan tahun ini?”“Dan seperti yang saya lihat di televisi sebulan yang lalu, Anda juga telah memerkosa seorang gadis yang bernama Aulia Aurorencia yang merupakan seorang jurnalis ma
Kini pria itu yang merasa disudutkan oleh kata-kata sekretaris Dion. Jika dia tidak bisa membantah, maka seluruh Indonesia dan dunia tau kalau sebenarnya dia telah berpihak kepada siapa saat ini. Dia melirik sekretaris Dion diam-diam. Seluruh tubuhnya saat ini sudah bergetar. Merasakan setiap denyut di dalam tubuhnya meronta-ronta. Dia bingung mau menjawab apa. Dengan ucapan sekretaris Dion saja dia sudah diam. Dia tidak punya kekuatan lagi untuk melawan. Jika dia terus melawan, semua keburukannya pasti akan terbongkar. Apalagi, selama ini dia bekerja sebagai Host hanya untuk menjatuhkan orang yang lemah di layar kaca. Selama ini tidak ada yang tau akan sifat buruknya. Tapi, tidak menutup kemungkinan, pria itu akan mendapat hukumannya dari Tuan Rey. Orang terkejam di muka bumi ini. Berani melawan berarti harus berani menerima kekalahan. Kehancuran demi kehancuran tidak terjadi hanya kepadanya saja, tapi seluruh keluarganya juga akan ikut merasakan akibat ulahnya sendiri.“Mengapa An
"Makan saja, nanti kamu sakit," ucap pria itu lagi. Kali ini dia usahakan suaranya sedikit berbeda dari yang tadi, yang tadinya suaranya hanya sekilas lembut kepada gadis itu sehingga membuatnya tidak sabar menunggu sampai kapan gadis itu mau makan. Akhirnya dia mengeraskan sedikit suaranya dan karena itu, Aulia menoleh ke arahnya. Tampaknya gadis itu terkejut dengan suaranya, tapi itu tidak masalah baginya, sebab itu adalah cara yang terbaik untuk membuat gadis itu mau makan. Jika dia semakin membiarkannya seperti itu, yang ada dia malah tidak makan nanti.“Kenapa kamu tidak makan?” Tuan Rey menatap nanar kedua bola mata Aulia dan berpikir sepertinya gadis itu mau makan jika dia yang menyuapinya. Setelah beberapa menit dia berpikir keras, mengartikan semua maksud dari ucapan Bi Atun padanya yang sampai saat ini barulah dia mengerti.“Kamu mau 'kan, jika aku yang menyuapimu makan?”Tuan Rey berusaha untuk tidak marah dulu sebelum gadis itu benar-benar sudah menghabiskan semua nasi p
“Bibi, cepat Bi... nanti kita diomeli Tuan Rey. Kenapa Bibi masih asik bergoyang?” Tegur Novan. Dia menggelengkan kepalanya serasa Bi Atun bertingkah aneh, meskipun wanita paruh baya itu sudah berusia 50 tahun, Bi Atun masih terlihat cantik. Kulitnya masih mulus. Tidak berkerut sama sekali. Dia masih seperti kelihatan menginjak usia 35 tahun.“Iya, Tuan. Saya sangat senang dengan perubahan Tuan Rey. Tuan Rey tidak biasanya seperti itu. Jadi, saya harus merayakannya.” Sahut Bi Atun yang terhenti tiba-tiba karena kelelahan. Habis sedari tadi wanita paruh baya itu terus menggoyangkan pinggulnya ke kanan dan ke kiri. Kadang kain pel dia angkat ke atas, lalu ujung kain pel itu dia torehkan mendekat ke mulutnya. Dia bergoyang sambil bernyanyi. Suaranya memang merdu, tapi jika Bi Atun membuat keributan seperti itu, apa kata Tuan Rey nanti. Mereka pasti akan diomeli habis-habisan.Novan meletakkan panci itu di tempat yang seharusnya tempat peletakan panci. Kemudian dia cepat-cepat mengambil