Share

82. Kenyataan Pahit

Ruangan yang bisa menampung seribu penonton lebih itu tampak dipadati pengunjung. Sejak tadi beberapa seniman lokal yang berasal dari mahasiswa dan murid sekolah musik bergantian membawakan lagu yang diiringi dengan piano. Aeris, Leon, Brian, Anne, dan Sean duduk di kursi paling depan agar bisa melihat penampilan Alea dengan jelas.

"Leon, aku deg-degan. Bagaimana jika adikku melakukan kesalahan?"

"Katanya adikmu pemain piano yang hebat, dia pasti tidak akan melakukan kesalahan."

"Penampilan selanjutnya adalah … saya kira semua penonton di sini pasti sudah tahu dia siapa. Beri tepuk tangan paling meriah untuk—" MC terdengar menahan suaranya sebelum menyebut nama, "Alea!"

Sambutan yang didapat sangat meriah, seolah-olah mampu menggetarkan ruangan tersebut. Tepuk tangan dan wajah antusias langsung terlihat di mana-mana. Namun, tidak dengan Leon. Wajahnya pias dengan jantung yang berdetak hebat. Leon terenyak di kursinya.

"Itu adik tiri aku, Sayang. Dia cantik, kan?"

Leon tidak menyahut.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status