Home / Romansa / Menikah Karena Visa / BAB 63 : Tamu tak di undang

Share

BAB 63 : Tamu tak di undang

Author: Kim Hwang Ra
last update Last Updated: 2025-07-27 20:39:31

Lampu gantung kamar menyala terang namun hangat. Dinding bernuansa cokelat krem memberi kesan tenang, dengan dua koper kecil tergeletak di sisi lemari. Elena baru saja selesai membersihkan wajahnya, lalu duduk di tepi tempat tidur sambil menghela napas panjang. Tubuhnya terasa lelah setelah presentasi panjang dan makan malam bersama para investor asing.

Daniel sedang membuka laptopnya di meja kerja kecil. Dia mengenakan kaos tipis dan celana training hotel. Beberapa dokumen masih dia tinjau, meski matanya sesekali melirik ke arah Elena.

“Capek banget, ya?” tanya Daniel, tanpa menoleh.

“Hm, lumayan,” jawab Elena sambil memijat pelipisnya. “Kepala agak berat… dan… perutku...”

Daniel menoleh cepat. “Kenapa? Jangan bilang kamu keracunan dari daging panggang tadi?”

Elena menatapnya malas. “Nggak, Daniel. Aku..... haid.”

“Oh.” Daniel terdiam sejenak. “…Ohh.”

Elena mendesah dan pelan-pelan berbaring miring sambil memeluk bantal kecil. Tapi dari ekspresinya, rasa sakit itu tidak main-main. Wa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menikah Karena Visa   BAB 64 : Mr. Grant

    Ruang Rapat Hotel – 08.30 PagiRuang rapat di lantai dua hotel telah disiapkan sempurna. Meja panjang oval dengan deretan kursi kulit elegan, tablet presentasi tersedia di tiap sisi. Di luar, kota Eldoria mulai sibuk, tapi di dalam ruangan ini, ketegangan justru meningkat.Elena dan Daniel masuk bersamaan. Elena tampak menahan rasa tidak nyaman, tapi wajahnya tetap tenang. Jasnya rapi, rambutnya diikat anggun, dan tablet presentasi di tangannya.Daniel berjalan sedikit di belakang, membawa berkas cetak dan remote presentasi. Ia mengambil posisi di samping kiri Elena—cukup dekat untuk membantu, cukup sopan untuk tidak mencolok.Mr. Grant, sang CEO, sudah tiba lebih dulu dan menyambut para investor satu per satu dengan senyum ramah. Tapi saat melihat Elena, ekspresinya berubah—bukan sekadar profesionalisme biasa. Tatapannya... terlalu dalam.“Miss Santoso,” sapanya dengan suara lebih pelan dari biasanya. “Saya senang Anda tetap hadir meski tadi malam terlihat kurang sehat. Dedikasi And

  • Menikah Karena Visa   BAB 63 : Tamu tak di undang

    Lampu gantung kamar menyala terang namun hangat. Dinding bernuansa cokelat krem memberi kesan tenang, dengan dua koper kecil tergeletak di sisi lemari. Elena baru saja selesai membersihkan wajahnya, lalu duduk di tepi tempat tidur sambil menghela napas panjang. Tubuhnya terasa lelah setelah presentasi panjang dan makan malam bersama para investor asing.Daniel sedang membuka laptopnya di meja kerja kecil. Dia mengenakan kaos tipis dan celana training hotel. Beberapa dokumen masih dia tinjau, meski matanya sesekali melirik ke arah Elena.“Capek banget, ya?” tanya Daniel, tanpa menoleh.“Hm, lumayan,” jawab Elena sambil memijat pelipisnya. “Kepala agak berat… dan… perutku...”Daniel menoleh cepat. “Kenapa? Jangan bilang kamu keracunan dari daging panggang tadi?”Elena menatapnya malas. “Nggak, Daniel. Aku..... haid.”“Oh.” Daniel terdiam sejenak. “…Ohh.”Elena mendesah dan pelan-pelan berbaring miring sambil memeluk bantal kecil. Tapi dari ekspresinya, rasa sakit itu tidak main-main. Wa

  • Menikah Karena Visa   BAB 62 : Rapat Investor Asing

    Langit Eldoria terlihat cerah dari balik jendela kaca besar kafe hotel. Aroma kopi dan roti panggang memenuhi udara. Musik instrumental jazz mengalun pelan, menambah suasana santai sebelum hari sibuk dimulai. Daniel datang lebih dulu, duduk di dekat jendela, dengan kemeja putih rapi yang lengannya belum digulung seperti biasa. Ia sedang membaca beberapa catatan di tablet, namun pandangannya sesekali melirik ke arah pintu. Tak lama, Elena muncul—dengan blouse putih dan blazer tipis abu muda, rambutnya dikuncir setengah. Wajahnya masih segar walau sorot matanya sudah siap tempur. “Kamu bangun duluan?” tanya Elena, mengambil tempat duduk di seberang Daniel. “Jelas. Aku yang terakhir mandi semalam, jadi harus duluan bangun biar nggak rebutan,” sahut Daniel ringan. Elena menatapnya datar. “Aku nggak rebutan, kamu yang lama di kamar mandi.” Daniel terkekeh. “Aku meditasi sambil cuci muka.” Pelayan datang dan mereka memesan sarapan—croissant isi, omelet sayur, dan kopi hitam untuk Ele

  • Menikah Karena Visa   BAB 61 : Pertarungan di Eldoria

    Lampu-lampu gantung kristal menyala temaram, memantulkan kilau cahaya hangat ke meja-meja bundar dengan taplak putih. Musik lembut mengalun di latar belakang. Para investor duduk dengan elegan, sebagian besar mengenakan jas dan gaun malam formal. Elena tiba lebih dulu dengan mengenakan blazer biru navy dan rok pensil hitam yang mempertegas kesan profesional sekaligus anggun. Di belakangnya, Daniel melangkah sedikit pelan—dengan setelan rapi, namun rambut yang sedikit berantakan, seolah tadi sempat buru-buru. CEO mereka, Mr. Grant, menoleh dari kursinya saat melihat dua sosok itu datang. “Miss Santoso,” sapa sang CEO sambil bangkit dan menjabat tangan Elena. “Senang akhirnya kita bisa duduk bersama dengan para investor ini.” Namun, mata sang CEO mengarah ke samping, menatap Daniel dengan bingung. “And... Daniel, bukan?” ujarnya agak ragu. Daniel tersenyum dan mengangguk. “Betul, Pak.” Mr. Grant menoleh kembali ke Elena, ekspresi bertanya tak disembunyikan. “Oh,” Elena l

  • Menikah Karena Visa   BAB 60 : Kota Eldoria

    Elena meliriknya. “Kamu baik-baik aja?” Daniel tidak menjawab langsung. Begitu mereka sampai di ruang kerja Elena, barulah dia membuka suara sambil menjatuhkan dirinya ke sofa kecil. “Bandung, ya? Lumayan jauh.” “Bukan pertama kali aku ke luar kota,” jawab Elena santai. “Tapi sekarang kamu ke luar kota... sama CEO,” gumam Daniel pelan. Elena menatapnya curiga. “Kamu mulai lagi.” “Aku cuma bilang,” Daniel langsung duduk tegak. “Kamu tuh gampang masuk angin. Nggak bisa tidur kalau tempatnya dingin. Terus kalau makanannya beda dikit aja, kamu langsung sakit perut. Siapa yang bakal jaga kamu?” Elena menahan tawa. “Aku pergi rapat, bukan camping.” “Ya tetap aja. Kamu juga kan nggak terbiasa pakai heels lebih dari tiga jam. Nanti kamu ngeluh, terus siapa yang mijitin kaki kamu?” Elena mengangkat alis. “Kamu?” Daniel buru-buru berdiri. “Enggak! Maksudku, ya... ya bukan CEO kan.” Elena tertawa kecil. “Kamu cemburu?” “Siapa? Aku? Enggak.” Daniel melangkah ke meja kerjanya dengan w

  • Menikah Karena Visa   BAB 59 : CEO

    Beberapa menit kemudian, suara pintu kamar mandi terbuka perlahan. Daniel muncul dengan rambut basah, memakai kaus longgar dan celana santai. Wajahnya terlihat jauh lebih tenang, meski tatapannya masih waspada saat melihat Elena duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.“Udah selesai, Pak Cemburuan?” goda Elena tanpa menoleh.Daniel berhenti di ambang pintu, memiringkan kepalanya dengan bingung. “Siapa yang cemburuan? Aku? Enggak ah, kamu halu.”Elena menoleh dengan senyum setengah mengejek. “Oh ya? Tapi kamu tadi nyindir-nyindir soal makan siangku sama CEO. Dan sekarang... kamu ngomel, terus kabur ke kamar mandi.”“Aku cuma... menyampaikan opini,” bela Daniel sambil menuju dapur untuk mengambil air minum. “Lagipula, aku juga tadi makan siang kok. Tempatnya... eh... ya, dekat-dekat situ juga.”“Dekat-dekat situ?” Elena menyipitkan mata, mencurigai.Daniel buru-buru meneguk air putihnya lalu menyeringai konyol. “Iya. Alam semesta memang lucu, ya. Seakan-akan aku... eh... diarahkan ke t

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status