Home / Romansa / Menikah dengan Mr. Billionaire / Bab 4. Hari Pernikahan

Share

Bab 4. Hari Pernikahan

Author: dsifadian
last update Last Updated: 2024-04-15 16:59:42

Ini seperti mimpi buruk bagi Aurora, melihat calon suaminya mengucapkan sumpah dan janji diatas Altar bersama gadis lain.

Aurora tersenyum mengejek dirinya sendiri, yang sampai sekarang masih kuat berdiri ditengah kerumunan tamu yang menyaksikan. Mereka saling menyatakan cinta dan mengucap janji untuk setia selamanya, lalu mengakhiri dengan kecupan dibibir. Sampai pertahanannya runtuh, Aurora berjalan mundur dan berbalik keluar dari tempat berlangsungnya prosesi pernikahan.

Ketika keluar dia bertemu beberapa tamu undangan papanya, mereka menatapnya dengan iba. "Nona Aurora, bukankah seharusnya ini hari pernikahanmu? Mengapa malah adikmu yang ada disana?" Salah satu mereka bertanya.

Aurora hanya tersenyum dengan canggung. Dia tidak ingin menjawab atau mungkin bingung harus menjawab apa!

Untuk itu Aurora lebih memilih menghindar, saat tak sengaja dia menabrak seseorang sampai hampir jatuh, tetapi orang itu sigap menahan pinggangnya.

Parasnya luar biasa sangat tampan. Tubuhnya tinggi dan tegap, tetapi wajahnya terlihat datar. Pria itu melepaskan tangannya dan Aurara berdiri dengan tegap.

Mata hazel itu memincing seolah memikirkan sesuatu, Aurora seperti familiar dengan wajahnya. Akan tetapi tidak ingat sama sekali. Begitu juga yang dirasa pria itu, alis tebal yang membingkai wajah tampannya menaut hampir menyatu, deru nafasnya sangat berat seolah meresai aroma yang manis dan segar milik Aurora!

Mereka hanya saling menatap tetapi tidak saling mengenal. Merasa pernah bertemu, tetapi ini pertama kalinya. "Philip, aku mencarimu kemana-mana. ternyata kamu disini..." Seorang gadis cantik tiba-tiba datang dan membuat mereka tersentak dan merasa canggung.

Gadis itu cantik dengan dress merah menyala selutut. Rambutnya lurus digerai. Philip merangkulnya dengan lembut. "Ada telpon, aku mencari tempat untuk mengangkatnya. Didalam berisik."

Gadis itu mengangguk. Dia lalu menatap Aurora dan berkata, "Kamu tuan putri Adelina?"

Aurora tersenyum dengan tipis lalu mengangguk dan menjawab, "Benar."

"Senang bertemu denganmu. Aku Alyra, grup danceku yang akan tampil mengisi acara disini." Sahut Alyra. Dia mengulurkan tangannya, senyumnya sangat manis dan wajahnya terlihat ramah.

Aurora membalas uluran tangannya dan tersenyum dengan canggung. "Aurora. Nice to meet you too."

"Sayang, kamu tidak ikut ngedance. Akan lebih baik, jika kita langsung pergi sekarang." Philip menyahut. Dia melihat jam tangan rolexnya.

Alyra mengangguk setuju. Hari ini dia tidak akan ikut memeriahkan pesta pernikahan Nona Keluarga Adelina, karena kekasihnya mengatakan akan membawanya kesuatu tempat setelah 3 bulan mereka tidak bertemu.

***

Philip Mayer berdiri memandang gadis yang sangat cantik dimatanya. Mereka berada disebuah tempat didekat pantai, pemandangannya sangat indah dan menarik perhatian para pengunjung. Itu sebuah restoran Romance outdoor, bukan hanya para pasangan yang masuk, tetapi dipersilahkan umum dari gadis-gadis remaja sampai dewasa.

Philip memeluk tubuh ramping itu dari belakang, dan melihat ombak pantai yang berlomba-lomba sampai kepermukaan pasir putih. Suasana ini sangat romantis.

Dia berbalik dan melingkarkan tangannya kepinggang Philip, tersenyum dengan lembut. "Aku sudah memutuskan, aku... bersedia menikah denganmu."

Philip mengusap rambut itu dengan halus, ini jawaban yang dia nanti. Setelah menunggu 6 tahun, akhirnya gadis itu bersedia menemaninya sampai menghembuskan nafas terakhirnya.

Alyra menyenderkan kepalanya didada Philip, lalu berkata dengan lirih, "Aku ingin kita selamanya bersama. Terimakasih sudah menungguku selama enam tahun."

"Bahkan sampai enam puluh tahunpun aku akan tetap menunggumu." Balas Philip. Dia mendekap tubuh itu dengan erat.

Beberapa saat kemudian, Philip berdiri didekat pantai bersama Louis Zayn-Asisten Pribadinya. Sedangkan Alyra sedang didandani oleh seorang MUA didalam kamar Fila disamping Restoran Romance.

"Kau sudah memastikan semuanya?"

"Semuanya sudah beres tuan." Jawab Louis Zayn.

Satu jam lagi, acara yang sebenarnya akan dimulai. Hari yang ditunggu-tunggu Philip Mayer, dan dipersiapkan dengan matang untuk melamar sang kekasih dihadapan semua orang!

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menikah dengan Mr. Billionaire    Bab 47. Sedang membutuhkanmu!

    Saat malam sudah semakin larut, Aurora belum bisa memejamkan kedua matanya dengan rapat. Dia terus membolak-balikkan badan diatas ranjang didalam sebuah kamar hotel yang telah dipesan untuk satu malam. Sedangkan Jeffry juga memesan satu kamar disebelahnya, Jeffry pendatang baru yang tentu saja belum terlalu mengenal kota Ivaly yang besar. Aurora memikirkan Philip, Pria itu sekarang sedang marah, Philip bukan orang sembarangan yang bisa melakukan apapun sesukanya. "Kamu satu-satunya keluarga mama sekarang. Maafkan mama hampir saja mencegahmu datang kedunia." Lirihnya seraya mengusap perut dengan perasaan amat bersalah. Sekarang dia berjanji akan menjaga calon anaknya baik-baik, dan tidak akan membiarkan siapapun melukainya ataupun membahayakan nyawanya. Pagi hari menjelang, Aurora sudah bersiap-siap untuk meninggalkan kamar. Ketika membuka pintu, dia berpapasan dengan Jeffry yang akan menghampirinya. "Selamat pagi, Aurora." Sapa Jeffry tersenyum. Senyumnya manis ditambah wa

  • Menikah dengan Mr. Billionaire    Bab 46. Merasa dipermainkan

    Philip masih marah atas kejadian tadi. Seharusnya Aurora menepati janjinya, namun gadis itu rupanya tidak bisa dipercaya. Flashback on! "Aku mohon, anak ini tidak bersalah apapun. Jangan menghukumnya! Dia berhak lahir kedunia..." Aurora bersimpuh dibawah seraya menangis untuk nyawa calon anaknya. Kedua tangan Philip mengepal kuat, matanya menyala tajam seakan ingin menghancurkan apapun. Dia seperti iblis yang sedang marah, sampai Aura disekitarnya ikut terasa mencengkam menakutkan. "Aku nggak menginginkan apapun darimu, tuan. Pernikahan ini memang salahku, tapi anak ini... dia keluargaku satu-satunya. Aku mohon... Izinkan dia tetap hidup!" Aurora terisak-isak mengatakannya. Dia terus memohon agar Philip luluh, dia tidak perduli lagi grup Adelina ataupun Philip. Sekarang Aurora hanya menginginkan anaknya hidup. Meski anak itu akan terlahir tanpa seorang ayah. "Kau..." Philip menahan nafasnya lalu mendorong pundak Aurora menjauhi kakinya hingga Aurora jatuh. "Pergi dari s

  • Menikah dengan Mr. Billionaire    Bab 45. Harusnya sedikit bersabar!

    "Menurutmu, kenapa Aurora bisa menikah?" Didalam mobil, Erick bertanya. Alice yang menunduk fokus pada ponselnya seketika menengadahkan kepalanya, "Mana aku tau. kenapa memangnya? Jangan pernah lupa kalau kita sudah menikah, Erick Axelio!" Ketus Alice dengan kesal. ia benci seseorang yang terus menanyakan saudara tirinya, terlebih Erick suaminya sendiri yang notabennya merupakan mantan kekasih Aurora. Erick mendecih lalu menyahut, "Aku hanya bertanya. Apa itu juga salah?" "Salah! Karena kamu sekarang sudah menikah! Jadi, jangan coba-coba mencari tau informasi apapun tentang Aurora atau gadis lain!" Ancam Alice. "Ya, baiklah sayang. Jangan marah-marah. Alangkah baiknya kita kepusat perbelanjaan untuk menyenangkan hatimu." Hibur Erick mengalihkan perhatiannya. Sifat Alice dan Aurora itu jauh berbeda. Mereka memang sama-sama punya pendirian kuat, tapi Aurora mudah diluluhkan dan dikendalikan, berbeda dengan Alice yang harus mengendalikan dan mendominasi. Kalau tau begitu,

  • Menikah dengan Mr. Billionaire    Bab 44. Izinkan tetap hidup!

    "Apa kamu bilang?" Kedua bola mata Philip membulat tajam, dia mendekati Aurora mencengkram rahangnya kuat. Tidak ada yang boleh bermain-main dengan Philip Mayer! Siapa Aurora? berani sekali mempermainkannya! "Katakan sekali lagi!" Bentak Philip, suaranya menekan dan membuat Aurora ketakutan. Hasil USG-nya bahkan jatuh, kedua tangannya berusaha mendorong tangan Philip yang sangat kuat. Tenaganya kalah, wajah Aurora merah dan kehabisan oksigen. "Ka mu...A ku.. ti dak, bi sa ber nafas!" dada Aurora kembang kempis. Philip yang belum puas terpaksa menarik tangannya, Aurora langsung terbatuk dan menghirup udara sebanyak-banyaknya. "Jangan pernah bermain-main denganku!" Bentak Philip mengancam. Aurora tidak mampu melawan sekarang, tenaganya kalah, dan dia pasti kalah melawan pria berkuasa seperti Philip Mayer. Tidak berselang lama, pintu ruangan terbuka, muncul dokter Brave dan perawat serta Louis. "Nyonya, mari ikut kami keruang tindakan!" Perawat membantu merapikan pakaia

  • Menikah dengan Mr. Billionaire    Bab 43. Berubah fikiran?

    "Panggil suster dan bawakan obat P3K untuk mengobati lukanya!" Philip memberi perintah terhadap Louis. Louis menjalankan tugasnya baru dia memindahkan mobil milik Philip keparkiran mobil. Aurora dibawa kekursi stainless diruang tunggu lalu mereka duduk disana menunggu suster yang datang. Bukan hanya siku, tapi beberapa bagian kaki juga lecet. Setelah perawat pergi, nama Aurora dipanggil untuk segera memasuki ruang pemeriksaan. Aurora harus menjalani serangkaian pemeriksaan terlihat dahulu, untuk memastikan bagaimana kondisi janin yang tumbuh dirahimnya. Seluruh tubuhnya merasakan ketegangan, keringat dingin menetes saat seorang dokter menyuruhnya berbaring diranjang pemeriksaan untuk melakukan USG. Bukan hanya dokter, ada juga dua perawat yang membantu lalu Philip dan Louis menunggu diluar ruangan. "Permisi nyonya, saya akan mengoleskan gel diperutmu..." Izin perawat. Aurora mengangguk ragu, suster mengeluarkan kemejanya dari dalam rok span hitam pendeknya lalu membuka

  • Menikah dengan Mr. Billionaire    Bab 42. Sanggupkah?

    Aurora sesungguhnya merasakan sakit di pinggulnya karena jatuh tadi. Tapi dia tidak sudi ditolong oleh Erick. Sedangkan ibu itu menggendong anaknya yang menangis karena ketakutan. Erick masih menawarkan diri. dia baru akan sedikit membungkuk, namun tiba-tiba saja bahunya ditahan seseorang. Seketika Erick menoleh dan langsung mendapatkan tatapan tidak mengenakkan dari pria disampingnya. "Tidak perlu repot-repot mengotori tangan anda untuk menolong istri saya, tuan muda Axelio!" Philip berkata pelan dan menekan. Philip mengulurkan tangannya kehadapan Aurora yang tercengang melihatnya, "Ayo sayang..." Philip berkata pelan. Seolah dia sungguh mencintai Aurora. Nada bicaranya yang lembut seolah memang dia sangat perhatian sebagai suami. Aurora tidak bisa berdiri. Dia menengadah keatas lalu menggeleng pelan, keningnya yang mengerut serta bibirnya yang sedikit terbuka, sudah membuktikan dia menahan sakit. Philip menyadarinya bahkan melihat kemana tangan istrinya yang terus mendek

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status