Share

Bab 3. Patah hati

Penulis: dsifadian
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-15 16:58:54

Aurora menyadari dia bersalah. Dia memang tidak pantas mendapatkan calon suami sebaik Erick, Erick memutuskan hubungan dengannya dia akan berusaha menerima, tetapi tidak dengan menikahi Alice, saudari tirinya sendiri!

Dia tidak punya apa-apa untuk berdiri dengan hati yang patah. Semuanya hilang seiring dengan waktu yang berjalan. Ibunya, kasih sayang ayahnya, dan sekarang cintanya. Direnggut oleh dua wanita berhati licik, menggunakan segala cara untuk mendepaknya dari daftar keluarga Adelina.

Setelah tiga hari berlalu, hari ini seharusnya menjadi hari bahagianya. Beberapa jam lagi dia akan resmi menjadi istri Erick dan keluar dari keluarga Adelina. Tetapi sekarang Aurora menjadi gadis yang paling menyedihkan, Calon suaminya membatalkan pernikahannya dan menikahi adik tirinya.

Undangan pernikahan sudah tersebar, tetapi bukan dia yang menjadi mempelainya. Setelah ini, dia akan sangat malu, reputasinya sangat buruk dan orang-orang akan memandang buruk dan iba.

Gaun putih yang sangat indah, seharusnya melekat sempurna ditubuhnya, tetapi kini dipakai Alice. Alice berdiri diambang pintu kamarnya dengan tersenyum mengejek. Dia mendekati Aurora dan berkata, "Kakak, lihatlah... Apakah aku cantik mengenakan gaun pernikahan ini?"

Alice memutar tubuhnya menunjukkan komolekan dan keindahan gaun itu, Aurora meremas bantal yang dipangku dan menggeretakkan giginya. Air matanya tidak lagi tumpah, saat ini dia terlihat menahan diri dan tidak terpancing emosi sehingga tidak menanggapi adik tirinya.

"kak Aurora, kenapa kamu diam saja? Oh, atau kamu merasa terharu karena melihatku akan menikah?" Alice kembali mendekatinya sambil mengangkat sedikit gaunnya. Dia tersenyum mengejek dan berkata dengan nada mencemooh, "kak, kamu sangat baik hati sampai bersedia menyerahkan Erick kepadaku. Tetapi sayang sekali, kamu harus kehilangan dirinya. Lihatkan, aku menang lagi!"

Alice merasa sangat bangga, dia bisa menjatuhkan Aurora lagi. Dia selalu iri dengan Aurora, saat sekolah dasar menjadi kakak kelasnya dia sangat beruntung. Punya keluarga lengkap dan hidup dengan baik, sedangkan dia hanya dengan ibunya. Setelah menjadi saudara tirinya, Aurora tidak menyukainya, Aurora punya paras yang sangat cantik dan memikat, sampai banyak pria yang jatuh cinta kepadnya.

Dia sangat beruntung, Erick Axelio memilihnya sebagai calon istrinya, bahkan melamarnya dengan meriah diUniversitas, mereka menjalin hubungan sudah 5 tahun. Alice iri dan semakin membencinya, dia dan ibunya yang merencanakan tragedi dimalam itu. Menjebak Aurora tidur dengan laki-laki lain, meskipun rencana mereka sedikit meleset karena yang meniduri Aurora bukan laki-laki umur 40 tahun yang mempunyai perut buncit.

Tetapi berhasil memotret foto Aurora yang tengah berciuman didepan kamar mandi bersama pria asing itu, meski pria itu tidak terlihat wajahnya. Lalu mengirimkannya kepada keluarga Axelio.

Aurora berdiri dan menatap Alice dengan sinis. Menurunkan pandangannya dari ujung gaun itu sampai hiasan dikepala Alice, cantik tetapi licik!

Aurora tersenyum dengan mengejek, lalu menimpali, "Kamu memang berhasil menang, tetapi ini bukan sebuah pertandingan! Apa kamu tidak malu? Memakai gaun yang seharusnya milikku, lalu berdiri dialtar bersama calon suamiku?" Balas Aurora dengan sinis, dia lalu melanjutkan, "Terimakasih sudah menyelamatkanku. Setidaknya aku tau, mana yang tulus mencintaiku dan tidak. Karena yang mencintai, tidak akan mempermasalahkan seperti apa kondisi pasangannya!"

Setelah itu, Aurora melangkah pergi dengan anggun, sengaja menyenggol bahu Alice sampai gadis itu hampir jatuh. Dia tidak akan lemah kali ini!

Alice mengepalkan tangannya dan merasa geram dengan Aurora. Untung saja dia menahan diri untuk tidak mengejarnya dan memaki-makinya, mengingat ini adalah hari bahagianya. "Aku sangat bahagia, kakakku sayang. Semua milikmu akan menjadi milikku!" Alice tertawa sumbang lalu pergi dari kamar Aurora, sebentar lagi acara yang ditunggu-tunggu akan tiba.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Menikah dengan Mr. Billionaire    Bab 47. Sedang membutuhkanmu!

    Saat malam sudah semakin larut, Aurora belum bisa memejamkan kedua matanya dengan rapat. Dia terus membolak-balikkan badan diatas ranjang didalam sebuah kamar hotel yang telah dipesan untuk satu malam. Sedangkan Jeffry juga memesan satu kamar disebelahnya, Jeffry pendatang baru yang tentu saja belum terlalu mengenal kota Ivaly yang besar. Aurora memikirkan Philip, Pria itu sekarang sedang marah, Philip bukan orang sembarangan yang bisa melakukan apapun sesukanya. "Kamu satu-satunya keluarga mama sekarang. Maafkan mama hampir saja mencegahmu datang kedunia." Lirihnya seraya mengusap perut dengan perasaan amat bersalah. Sekarang dia berjanji akan menjaga calon anaknya baik-baik, dan tidak akan membiarkan siapapun melukainya ataupun membahayakan nyawanya. Pagi hari menjelang, Aurora sudah bersiap-siap untuk meninggalkan kamar. Ketika membuka pintu, dia berpapasan dengan Jeffry yang akan menghampirinya. "Selamat pagi, Aurora." Sapa Jeffry tersenyum. Senyumnya manis ditambah wa

  • Menikah dengan Mr. Billionaire    Bab 46. Merasa dipermainkan

    Philip masih marah atas kejadian tadi. Seharusnya Aurora menepati janjinya, namun gadis itu rupanya tidak bisa dipercaya. Flashback on! "Aku mohon, anak ini tidak bersalah apapun. Jangan menghukumnya! Dia berhak lahir kedunia..." Aurora bersimpuh dibawah seraya menangis untuk nyawa calon anaknya. Kedua tangan Philip mengepal kuat, matanya menyala tajam seakan ingin menghancurkan apapun. Dia seperti iblis yang sedang marah, sampai Aura disekitarnya ikut terasa mencengkam menakutkan. "Aku nggak menginginkan apapun darimu, tuan. Pernikahan ini memang salahku, tapi anak ini... dia keluargaku satu-satunya. Aku mohon... Izinkan dia tetap hidup!" Aurora terisak-isak mengatakannya. Dia terus memohon agar Philip luluh, dia tidak perduli lagi grup Adelina ataupun Philip. Sekarang Aurora hanya menginginkan anaknya hidup. Meski anak itu akan terlahir tanpa seorang ayah. "Kau..." Philip menahan nafasnya lalu mendorong pundak Aurora menjauhi kakinya hingga Aurora jatuh. "Pergi dari s

  • Menikah dengan Mr. Billionaire    Bab 45. Harusnya sedikit bersabar!

    "Menurutmu, kenapa Aurora bisa menikah?" Didalam mobil, Erick bertanya. Alice yang menunduk fokus pada ponselnya seketika menengadahkan kepalanya, "Mana aku tau. kenapa memangnya? Jangan pernah lupa kalau kita sudah menikah, Erick Axelio!" Ketus Alice dengan kesal. ia benci seseorang yang terus menanyakan saudara tirinya, terlebih Erick suaminya sendiri yang notabennya merupakan mantan kekasih Aurora. Erick mendecih lalu menyahut, "Aku hanya bertanya. Apa itu juga salah?" "Salah! Karena kamu sekarang sudah menikah! Jadi, jangan coba-coba mencari tau informasi apapun tentang Aurora atau gadis lain!" Ancam Alice. "Ya, baiklah sayang. Jangan marah-marah. Alangkah baiknya kita kepusat perbelanjaan untuk menyenangkan hatimu." Hibur Erick mengalihkan perhatiannya. Sifat Alice dan Aurora itu jauh berbeda. Mereka memang sama-sama punya pendirian kuat, tapi Aurora mudah diluluhkan dan dikendalikan, berbeda dengan Alice yang harus mengendalikan dan mendominasi. Kalau tau begitu,

  • Menikah dengan Mr. Billionaire    Bab 44. Izinkan tetap hidup!

    "Apa kamu bilang?" Kedua bola mata Philip membulat tajam, dia mendekati Aurora mencengkram rahangnya kuat. Tidak ada yang boleh bermain-main dengan Philip Mayer! Siapa Aurora? berani sekali mempermainkannya! "Katakan sekali lagi!" Bentak Philip, suaranya menekan dan membuat Aurora ketakutan. Hasil USG-nya bahkan jatuh, kedua tangannya berusaha mendorong tangan Philip yang sangat kuat. Tenaganya kalah, wajah Aurora merah dan kehabisan oksigen. "Ka mu...A ku.. ti dak, bi sa ber nafas!" dada Aurora kembang kempis. Philip yang belum puas terpaksa menarik tangannya, Aurora langsung terbatuk dan menghirup udara sebanyak-banyaknya. "Jangan pernah bermain-main denganku!" Bentak Philip mengancam. Aurora tidak mampu melawan sekarang, tenaganya kalah, dan dia pasti kalah melawan pria berkuasa seperti Philip Mayer. Tidak berselang lama, pintu ruangan terbuka, muncul dokter Brave dan perawat serta Louis. "Nyonya, mari ikut kami keruang tindakan!" Perawat membantu merapikan pakaia

  • Menikah dengan Mr. Billionaire    Bab 43. Berubah fikiran?

    "Panggil suster dan bawakan obat P3K untuk mengobati lukanya!" Philip memberi perintah terhadap Louis. Louis menjalankan tugasnya baru dia memindahkan mobil milik Philip keparkiran mobil. Aurora dibawa kekursi stainless diruang tunggu lalu mereka duduk disana menunggu suster yang datang. Bukan hanya siku, tapi beberapa bagian kaki juga lecet. Setelah perawat pergi, nama Aurora dipanggil untuk segera memasuki ruang pemeriksaan. Aurora harus menjalani serangkaian pemeriksaan terlihat dahulu, untuk memastikan bagaimana kondisi janin yang tumbuh dirahimnya. Seluruh tubuhnya merasakan ketegangan, keringat dingin menetes saat seorang dokter menyuruhnya berbaring diranjang pemeriksaan untuk melakukan USG. Bukan hanya dokter, ada juga dua perawat yang membantu lalu Philip dan Louis menunggu diluar ruangan. "Permisi nyonya, saya akan mengoleskan gel diperutmu..." Izin perawat. Aurora mengangguk ragu, suster mengeluarkan kemejanya dari dalam rok span hitam pendeknya lalu membuka

  • Menikah dengan Mr. Billionaire    Bab 42. Sanggupkah?

    Aurora sesungguhnya merasakan sakit di pinggulnya karena jatuh tadi. Tapi dia tidak sudi ditolong oleh Erick. Sedangkan ibu itu menggendong anaknya yang menangis karena ketakutan. Erick masih menawarkan diri. dia baru akan sedikit membungkuk, namun tiba-tiba saja bahunya ditahan seseorang. Seketika Erick menoleh dan langsung mendapatkan tatapan tidak mengenakkan dari pria disampingnya. "Tidak perlu repot-repot mengotori tangan anda untuk menolong istri saya, tuan muda Axelio!" Philip berkata pelan dan menekan. Philip mengulurkan tangannya kehadapan Aurora yang tercengang melihatnya, "Ayo sayang..." Philip berkata pelan. Seolah dia sungguh mencintai Aurora. Nada bicaranya yang lembut seolah memang dia sangat perhatian sebagai suami. Aurora tidak bisa berdiri. Dia menengadah keatas lalu menggeleng pelan, keningnya yang mengerut serta bibirnya yang sedikit terbuka, sudah membuktikan dia menahan sakit. Philip menyadarinya bahkan melihat kemana tangan istrinya yang terus mendek

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status