Share

Bab 6. Harus pergi

Dimeja nomer 25, didekat pantai yang berjarak 4 meter dari air pantai, Aurora duduk sendiri menghadap pemandangan yang menakjubkan. Dia bertopang dagu menyaksikan sebentar lagi matahari terbenam. Semua pengunjung tidak sabar menyaksikannya. Mungkin sekitar 35 menit lagi!

Semribit angin menjelang malam sangat dingin menyapa tubuhnya sampai gaun bawahnya serasa ingin terbang. Restoran Romance dan beberapa restoran didekatnya sudah dipadati pengunjung, padahal bukan malam minggu.

Ditemani segelas Lemon Juicy dan Seafood yang menggugah selera diatas piring, tetapi tidak sedikitpun barang tersentuh sekedar saos tiramnya, sampai angin merebut kehangatannya menjadi dingin. Aurora hanya menyukai aromanya yang lezat dan hangat, dia merasa tubuhnya lebih ringan setelah beberapa hari pola makannya tidak teratur.

Patah hati membuat Selera makannya menurun dan membuatnya sedikit kurus. Tetapi kecantikan naturalnya tidak pudar meskipun tertelan beban dan banyak fikiran.

Aurora memejamkan mata dan menarik nafasnya, udara dingin masuk melalui hidung dan pantai Malavi memang tidak berbohong, udaranya sangat sejuk!

Seorang Waiters liwat dan tersandung batu karang lumayan besar dibawah, minuman jus Strawberry yang dibawanya tumpah dan sebagian terkena gaun indah Aurora. Mereka menjadi pusat perhatian pengunjung.

Aurora kaget dan langsung berdiri menunduk mengecek apa yang tumpah, Waiters itu gemetar dan ketakutan, matanya berkaca-kaca, "Nona, maafkan saya. Saya tidak sengaja."

Gaun itu sangat mahal, Setara dengan gaji bekerja di Restoran Romance selama 6 bulan. Tetapi itu hanya sebuah gaun, bisa dicuci nodanya hilang atau dibuang!

Aurora menyentuh bahu Waiters itu dan tersenyum, dia sangat tenang, "Tidak apa-apa. Aku akan membersihkannya." Selepas mengatakan itu, Aurora melangkah menuju Kamar mandi Restoran.

Semua pengunjung menatap kagum padanya, dia menjadi pembicaraan yang hangat! itu semua tak luput dari pandangan seorang laki-laki yang berdiri menyaksikan tidak jauh dari tempat Aurora.

Setelah membersihkan gaunnya, Aurora keluar dan berniat kembali kemejanya. Akan tetapi, matanya menangkap seseorang yang tidak asing berjalan terburu-buru menuju pintu keluar Pantai Malavi membawa sebuah koper berukuran sedang.

"Nona Alyra." Ya, Aurora mengingat gadis yang menyapanya dipesta pernikahan Alice.

Alyra menghentikan langkahnya dan berbalik. Dia melihat Aurora berjalan kearahnya. Sebelumnya Alyra menoleh kanan kirinya, "Nona Aurora. kamu disini?"

Aurora mengangguk kecil, "Aku melihat Kekasihmu didalam, mengapa kamu ada disini? Kamu mau kemana? Maaf, aku tidak bermaksud ikut campur!" Aurora menyadari dia terlalu ikut campur urusan orang lain.

Alyra terlihat gelisah dan melihat belakang, mengamati sekitar. Gadis itu seperti bingung dan...

Aurora mengamatinya! Meski bukan urusannya, namun Aurora lancang bertanya, "Ada apa, Nona Alyra? Kamu sedang bermasalah?"

"Nona Aurora, aku ingin bertanya sesuatu padamu... Jika kamu harus memilih, Karir ataukah cinta, manakah yang kamu pilih?"

Aurora mengernyitkan keningnya seolah bingung. "Nona Alyra, aku tidak mengerti..."

Alyra tidak memiliki banyak waktu, penerbangannya tak kurang dari satu jam lagi. "Kekasihku berniat melamarku nanti malam. Tapi... aku ternyata belum siap."

Aurora tercengang, jadi restoran sangat ramai karena akan ada acara penting!

"Nona Aurora, bisakah kamu membantuku?" Alyra mengeluarkan sebuah surat dari dalam tas tangannya. "Berikah ini pada Philip, kamu ingat kekasihku kan? Sampaikan padanya jangan mengejarku!" tatapannya memohon.

Aurora sangat bingung dan tidak mengerti. "Tapi..."

"Terima kasih, Nona Aurora. Selamat tinggal!"

Belum sempat Aurora bertanya lagi, Alyra sudah berlari menarik kopernya masuk kedalam mobil taxi!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status