Home / Romansa / Menikahi Ayah Gebetanku / BAB 11: Kali ini kita aman, kan?

Share

BAB 11: Kali ini kita aman, kan?

last update Last Updated: 2025-06-12 19:07:09
Napas Shani terenggah, ia melirik sinis ke arah Gideon yang tampak biasa saja setelah berjalan kaki satu kilo meter jauhnya.

Wajar saja, karena dalam beberapa menit sekali lelaki itu pasti meminta untuk istirahat sejenak. Hal itu menjengkelkan bagi Shani karena permintaannnya yang tak bisa di tolak.

Karena menghadapi tingkah Gideon lebih melelahkan dibandingkan harus jalan satu kilo meter.

Saat tiba di depan rumah Shani, Shani pun segera bergerak untuk mengetuk pintu.

Tak lama, seseorang lelaki yang terlihat cukup muda muncul dari balik pintu. Wajahnya sudah dipenuhi oleh air matanya. Lelaki itu tersentak kaget ketika melihat kehadiran Shani.

“Sean? Kamu kenapa, Dek?” Shani seketika panik melihat adiknya yang sedang menangis.

“Ibu..” Lelaki yang dipanggil Sean itu berkata lirih.

Mata Shani seketika membulat, “Ibu di mana?”

“Di kamar.”

Shani langsung berlari. Dia mendorong pelan pintu kamar milik ibunya. Aroma minyak urut dan rempah-rempah menyeruak saat Shani baru saja memasuki rua
Tarunika Herbras

Bagaimana menurut kalian tentang bab ini, pembaca?

| Like
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menikahi Ayah Gebetanku   BAB 16: LDR sehari

    “Ayo kita pulang.” Daroll berseru pelan, ia kembali menaiki motor bebek milik Sean yang ia pinjam untuk ikut mengantar Gideon bersama dengan Shani. Shani tersentak setelah sebelumnya ia termangu memandangi kepergian Gideon. Ia segera menoleh ke arah pak Dito yang ditumpangi Gideon.“Pak Dito, saya ucapkan terima kasih atas bantuannya karena sudah menumpangi tunangan saya.” Pak Dito mengangguk seraya tersenyum. “Sama-sama, Shani. Kalau begitu saya duluan, ya.” Ucapnya kemudian berlalu melanjutkan perjalanannya. Shani mengangguk sopan sebelum akhirnya ia menghampiri Daroll yang sudah bersiap di motor bebek milik Sean.“Ayo!” Shani berseru pelan sambil menaiki motor tersebut.Motor pun segera dilajukan dengan kecepatan maksimal, walaupun geraknya masih cukup lambat karena motor itu agak tua. Meskipun begitu, motor itu tetap lincah menyusuri jalan menuju rumah Shani yang tak mulus. Shani seketika jadi teringat dengan masa-masa dimana ayahnya selalu membawanya jalan-jalan menyusuri ka

  • Menikahi Ayah Gebetanku   BAB 15: Biar saya hibur!

    Shani terdiam sambil memandangi wajah ibunya yang sudah terlelap, ia mengelus rambut wanita yang sudah melahirkannya itu dengan lembut sebelum akhirnya ia merebahkan tubuhnya di samping wanita itu. Malam ini, ia tidur bersama ibu. Karena Gideon dan Daroll tidur di kamarnya. Semoga mereka tak bertengkar lagi. Batin Shani sebelum ia memejamkan mata. Berusaha untuk tertidur.Tetapi, hatinya gundah. Ia teringat lagi dengan kejadian tadi siang. Hal itu membuatnya sedih. Shani lalu memutuskan untuk menghirup udara segar di luar rumah sejenak. Ia juga sudah lama tidak menatap langit malam dari kampung halamannya ini.Saat baru keluar dari kamar, Shani berpapasan dengan Gideon. Lelaki itu baru selesai dengan urusannya di toilet. “Kenapa belum tidur?” Tanya lelaki itu.“Saya mau nyari udara segar dulu di luar.” Jawab Shani, “Mau ikut?” Gideon menimbang sejenak sebelum akhirnya mengangguk sambil mempersilahkan wanita itu untuk jalan mendahuluinya.Mereka akhirnya berjalan di

  • Menikahi Ayah Gebetanku   BAB 14: Pulang?

    Shani tiba dengan napas tersengal-sengal, wajahnya semakin tampak cemas saat melihat motor milik seseorang yang ia benci sudah terparkir di depan rumahnya.Tanpa pikir panjang, ia buru-buru masuk ke dalam. Matanya terbelalak saat melihat rumah itu hancur berantakan, barang-barang mereka berhamburan ke sana dan kemari.Tapi, wanita itu semakin panik saat mendengar teriakan ibunya. Ia langsung berlari menuju sumber suara.Matanya langsung tajam menatap seseorang yang sedang menjambak rambut ibunya dengan tatapan murka.Shani langsung memukul kepala lelaki itu dengan sekuat tenaganya hingga tangan lelaki itu terlepas dari rambut ibunya. Shani buru-buru memeluk ibunya yang sudah terisak.“Mau apa kalian!?” Umpat Shani sedikit memekik. Lelaki itu berdecih pelan sambil memegang kepalanya yang dipukul Shani.“Dasar gundik! Udah jadi gundik di kota tapi masih tinggal di sini. Mending bawa ibu dan adik kamu yang sialan ini pergi dari rumah saya!” Bentak lelaki itu.Ia berencana untuk memukul

  • Menikahi Ayah Gebetanku   BAB 13: Masalah keluarga Shani

    Shani menghirup dalam-dalam aroma embun yang bercampur dedaunan di pagi hari, rasanya sangat lega bisa memijak kakinya lagi di kampung halamannya ini.Walau sudah empat tahun lamanya ia tak lagi pulang, tetapi tak banyak yang berubah. Masih asri dan terjaga, masyarakatnya juga masih sama ramahnya. “Wah senang sekali mendengar ada warga kampung kita yang bisa menjalin hubungan dengan lelaki yang kaya raya.” Shani buru-buru mengukir senyum di wajahnya ketika mendengar ucapan ibu-ibu yang menghampiri mereka. Dia kemudian melirik Gideon yang tersenyum kaku di sampingnya dengan raut wajah yang mulai mengeras. Orang ini pasti akan mengamuk sebentar lagi. Batin Shani. Pasalnya, ini sudah ibu-ibu kelima yang memberhentikan mereka. Mengajak mengobrol lebih dari satu jam, sibuk memuji. Padahal mereka hanya ingin ke warung kelontong untuk membeli beberapa perlengkapan mandi untuk Gideon. Setelah mereka selesai mengobrol dengan ibu-ibu tadi, mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju warung

  • Menikahi Ayah Gebetanku   BAB 12: Tidur bersama

    “Mas, nanti tidur di kamar mbak Shani saja ya, karena kalau tidur di ruang tamu bisa masuk angin.” Sean berucap pelan sambil menepuk pelan bahu Gideon. Gideon menolah dan melihat lelaki muda itu menaik-naikkan alisnya. Entah mengapa Gideon jadi paham maksud sebenarnya dari lelaki muda di hadapannya itu, dia buru-buru menggeleng cepat. Tetapi, Sean sudah melesat lebih cepat ke kamarnya dan mengabaikan penolakan dari Gideon. Gideon menghela napas, ia mengeluh dalam hati sambil memijat pelan keningnya. Dia pun kemudian bangkit dan berjalan ke depan kamar Shani. Langkahnya terhenti sejenak tepat di depan pintu kamar wanita itu. Tangannya terulur memegang gagang pintu dan terdiam. Setelah ragu sejenak, ia kemudian segera menarik gagang pintu. Shani yang sedang duduk santai di atas kasurnya itu pun menoleh saat pintu terbuka, matanya membulat saat sosok Gideon muncul dari balik pintu kamarnya. “Bapak ngapain?!” Bisik wanita itu sedikit panik.“Mau tidur.” Jawab Gideon singkat, ia berja

  • Menikahi Ayah Gebetanku   BAB 11: Kali ini kita aman, kan?

    Napas Shani terenggah, ia melirik sinis ke arah Gideon yang tampak biasa saja setelah berjalan kaki satu kilo meter jauhnya.Wajar saja, karena dalam beberapa menit sekali lelaki itu pasti meminta untuk istirahat sejenak. Hal itu menjengkelkan bagi Shani karena permintaannnya yang tak bisa di tolak.Karena menghadapi tingkah Gideon lebih melelahkan dibandingkan harus jalan satu kilo meter.Saat tiba di depan rumah Shani, Shani pun segera bergerak untuk mengetuk pintu. Tak lama, seseorang lelaki yang terlihat cukup muda muncul dari balik pintu. Wajahnya sudah dipenuhi oleh air matanya. Lelaki itu tersentak kaget ketika melihat kehadiran Shani.“Sean? Kamu kenapa, Dek?” Shani seketika panik melihat adiknya yang sedang menangis. “Ibu..” Lelaki yang dipanggil Sean itu berkata lirih. Mata Shani seketika membulat, “Ibu di mana?” “Di kamar.”Shani langsung berlari. Dia mendorong pelan pintu kamar milik ibunya. Aroma minyak urut dan rempah-rempah menyeruak saat Shani baru saja memasuki rua

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status