Home / Romansa / Menikahi Ayah Gebetanku / BAB 41: Mantan kekasih 

Share

BAB 41: Mantan kekasih 

last update Last Updated: 2025-07-21 23:04:58

Matahari saat ini berada pada posisi yang cukup tinggi di langit, sinarnya yang sudah terasa cukup kuat itu memberikan kesan menenangkan.

Shani menghirup dalam-dalam udara kampung halamannya untuk yang terakhir kali sebelum meninggalkan tempat ini, karena dirinya dan Gideon harus kembali ke kota.

Mungkin ini kali terakhir mereka menginjakkan kaki di tempat ini, setidaknya sampai awal tahun depan Shani tak bisa sembarangan pulang ke kampungnya—mengingat wanita itu telah menggunakan semua jatah cutinya untuk tahun ini.

“Aku pergi ya, Bu.” Shani berucap pelan sambil merentangkan tangan untuk memeluk ibunya, bibirnya mengerucut karena belum rela untuk kembali menjalani kehidupan monotonnya di kota.

Sejujurnya ia masih ingin tinggal lebih lama agar dapat bercengkrama dengan ibu dan Sean, tetapi apalah daya dirinya yang hanya seorang pekerja biasa itu.

“Mau lebih lama bersama ibu dan Sean, tapi besok harus bekerja.” Tambahnya, mengoceh pelan.

Ibu terkekeh sejenak seraya tersenyum hangat
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menikahi Ayah Gebetanku   BAB 43: Rapat bersama 

    Shani hampir terlambat untuk pergi bekerja hari ini, wanita dua puluh lima tahun itu tak bisa tidur semalaman.Alasannya sudah jelas karena si lelaki yang beberapa waktu lalu masih bersamanya, lelaki yang rela membantu masalah hidupnya dan mengantarnya ke kampung walaupun tensi darahnya rendah. Ia mengutuk Gideon sambil memakan es krim coklat dan ditemani film lawas kesukaannya, film ini juga yang ia tonton beberapa hari setelah patah hati karena Daroll. “Hampir saja terlambat.” Shani bergumam pelan setibanya ia di depan pintu ruangan divisinya, ia kemudian mendorong pintu ruangan itu untuk memasukinya.Syukurlah orang-orang di dalamnya pun masih sibuk bersiap-siap untuk memulai pekerjaan masing-masing, bahkan ada yang masih mengunyah sarapannya.Shani pun langsung menuju meja kerjanya, menaruh tas untuk bersiap memulai pekerjaan pertamanya pagi ini. Tetapi saat baru mendudukkan tubuhnya, suara Pak Harris—manajer divisinya itu memanggilnya dari kejauhan. “Shani, kesini sebentar,

  • Menikahi Ayah Gebetanku   BAB 42: Bagaimana jika kita lebih dari itu?

    “Kenapa jadi membahas hal itu?” Shani menatap Gideon dengan tatapan terheran, tetapi lelaki itu hanya menatap datar Shani sejenak lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain.Sesaat kemudian Shani kembali teringat dengan wajah masam Gideon saat melihat interaksinya bersama Darian. Apa karena yang tadi, ya? Tanya Shani dalam hati, matanya menyelidiki. “Kenapa? Memangnya tak boleh saya membicarakan mantanmu?” Jawab Gideon ketus, wajahnya memerah menahan emosi. “Sebegitu pentingnya, ya?” Shani menyeringai kesal, walau ia tahu sikap Gideon saat ini bisa jadi karena rasa cemburu lelaki itu setelah melihat interaksinya bersama dengan Darian tetapi nada lelaki itu sedikit mengganggunya. Padahal sebelumnya dia bilang tak cemburu karena hubungan ini hanya sebatas kontrak tapi sekarang malah seperti ini. Keluh Shani dalam hatinya. Ia kembali menghela napasnya pelan, berusaha mengontrol emosinya agar tak meluap. Shani kembali menatap wajah Gideon sambil berusaha untuk menyusun kata-kata yan

  • Menikahi Ayah Gebetanku   BAB 41: Mantan kekasih 

    Matahari saat ini berada pada posisi yang cukup tinggi di langit, sinarnya yang sudah terasa cukup kuat itu memberikan kesan menenangkan. Shani menghirup dalam-dalam udara kampung halamannya untuk yang terakhir kali sebelum meninggalkan tempat ini, karena dirinya dan Gideon harus kembali ke kota. Mungkin ini kali terakhir mereka menginjakkan kaki di tempat ini, setidaknya sampai awal tahun depan Shani tak bisa sembarangan pulang ke kampungnya—mengingat wanita itu telah menggunakan semua jatah cutinya untuk tahun ini. “Aku pergi ya, Bu.” Shani berucap pelan sambil merentangkan tangan untuk memeluk ibunya, bibirnya mengerucut karena belum rela untuk kembali menjalani kehidupan monotonnya di kota.Sejujurnya ia masih ingin tinggal lebih lama agar dapat bercengkrama dengan ibu dan Sean, tetapi apalah daya dirinya yang hanya seorang pekerja biasa itu. “Mau lebih lama bersama ibu dan Sean, tapi besok harus bekerja.” Tambahnya, mengoceh pelan.Ibu terkekeh sejenak seraya tersenyum hangat

  • Menikahi Ayah Gebetanku   BAB 40: Baikkan

    Shani dan Gideon memasuki kamar beriringan, sang wanita langsung berbelok ke arah lemari untuk mengambil selimut tambahan, sedangkan sang lelaki langsung mendudukan tubuhnya di kasur. Sebelumnya, Gideon sudah pernah tidur di kamar Shani, hal itu membuatnya menjadi tak canggung lagi untuk berduaan saja dengan wanita itu di ruang privat seperti saat ini. Gideon memandang lekat-lekat Shani yang membelakanginya, ia tak mengalihkan pandangannya sejak wanita itu mulai sibuk mencari selimut tambahan untuknya dengan sedikit mengomel. “Ini.” Shani memberikan selimut itu pada Gideon. Gideon meraihnya, kembali menatap Shani tanpa berkata sepatah katapun.“Kenapa?” Tanya Shani keheranan, alisnya ikut terangkat.Mereka bersitatap sejenak sebelum akhirnya Gideon menjawab pertanyaan Shani.“Saya juga mau tidur di atas kasur.” Ucap Gideon datar.Shani menghela nafas, ia menggeleng pelan setelahnya. “Kita sudah sama-sama dewasa dan mungkin saja…” Ucapan Shani menggantung, ia kembali menghela napa

  • Menikahi Ayah Gebetanku   Bab 39: Helikopter milik si kaya

    “Pantas saja sampai pingsan, ternyata tensi bapak sangat rendah.” Ucap dokter puskesmas setelah selesai memeriksa Gideon, ia menyimpulkan bahwa lelaki itu pingsan akibat kelelahan yang mengakibatkan tensinya rendah. “Jadi sebaiknya bagaimana, Dok?” Tanya Shani khawatir sambil melirik sekilas ke arah Gideon yang masih terbaring lemas. “Sebaiknya jangan langsung beraktivitas dengan intensitas tinggi. Kalau ada rencana untuk pulang ke kota, alangkah baiknya ditunda dulu saja.” Lanjut dokter menjelaskan, ia pun segera pamit karena ada pasien lain yang harus ia periksa. Shani mengangguk sopan pada dokter tersebut, ia lalu kembali melirik ke arah Gideon dengan tatapan bersalah karena sudah membiarkan lelaki itu berjalan jauh di saat tensinya sedang rendah. “Maaf ya, Pak. Seharusnya saya tidak membiarkan bapak untuk jalan sejauh itu.” Shani langsung tertunduk sambil bibirnya mengerucut, ia benar-benar merasa menyesal saat ini. “Itu bukan salah kamu.” Tukas Gideon, ia langsung menduduk

  • Menikahi Ayah Gebetanku   BAB 38: Pingsan

    “Jangan coba-coba!” Gideon mengeram, otot wajahnya ikut mengeras karena menahan emosi yang sudah di pucuk kepalanya. Melihat itu, Shani jadi semakin ingin menjahili Gideon terus-terusan. Ia pun terkekeh pelan hingga membuat Gideon semakin geram. “Ingat ya, dalam kontrak dilarang melakukan kontak fisik berlebihan dengan lawan jenis untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.” Gideon berbisik dan dengan nada yang mengancam. Perkataan Gideon barusan membuat Shani sedikit kecewa, ia berdecih pelan sambil bahunya ikut merosot.“Ah, iya iya. Karena kontrak, ya? Jadi bapak nggak perlu semarah itu dong? Kayak anak sekolahan yang kekasihnya didekati oleh lelaki lain aja,” tukas Shani judes.Kening Gideon berkerut dengan kekesalan. Shani pun berlalu hendak menghampiri Aland, berencana ingin membangunkannya, tetapi tangannya langsung ditarik oleh Gideon hingga tubuhnya tertarik ke belakang lagi.“Saya saja, kamu tolong siapkan kantong sampah dan peralatan pel.” Titah Gideon, lelaki itu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status