Share

Bab 3

Author: Junita
Setelah melakukan hal itu, Edison langsung mengemasi barang-barangnya dan pergi ke kantor cabang. Sebelum pergi, dia membungkuk dan berbisik di telingaku, "Tunggu aku. Aku akan tanggung jawab setelah kembali."

Aku tidak bertanya tanggung jawab seperti apa yang dimaksudnya. Setelah dia tahu bahwa aku mengandung anaknya, dia pasti akan menikahiku.

Hanya saja, beberapa hari ini sangat sulit dilewati. Percakapanku dengan Yanisa pada hari itu telah terdengar oleh banyak pembantu. Mereka mengira aku merayu Samuel.

Namun, Samuel malah mengadakan rapat dengan mereka dan mengatakan bahwa calon istrinya hanyalah Yanisa. Dia pun meminta orang-orang itu untuk melayani Yanisa seperti melayaninya.

"Eh, kalian tahu apa yang terjadi sama Meliana?"

"Bukannya dibilang bahwa dia bersama dengan satpam? Sebagai pengurus rumah, dia bukannya perhatikan tindakannya, malah lakukan hal-hal seperti itu selama jam kerja!"

"Makanya! Katanya, dia itu lulusan berprestasi. Tapi, menurutku dia masih nggak sebanding sama hewan ternak di kampung halaman kita."

Orang-orang itu tidak melihatku memasuki kamar Edison. Mereka pun diam-diam menggosipkanku. Sementara itu, setelah mendengar gosip-gosip itu, Samuel hanya memasang wajah cemberut dan langsung berbalik pergi tanpa peduli.

Demi meninggalkan kesan yang baik di depan calon majikannya, para pembantu mulai tidak mematuhi perintahku. Makananku ditaburi tanah dan kerikil. Itu bukan hanya sulit ditelan, melainkan sama sekali tidak bisa dimakan. Bahkan selimutku juga sering dibasahi sehingga aku tidak bisa tidur.

"Meliana, selimutmu basah lagi, ya?" Yanisa berdiri sambil melingkarkan tangannya. Dia menatapku dan berujar sambil tersenyum, "Kok mereka tega biarkan kamu hidup seperti ini? Ini benar-benar keterlaluan."

Aku mengabaikan senyum munafiknya dan lanjut menggantung selimut di tali jemuran.

Gosip-gosip orang ini makin keterlaluan, dan bahkan ada beberapa orang yang mengatakannya langsung di depanku. Mereka bilang aku bisa kuliah karena tidur dengan orang dan aku bekerja di rumah Keluarga Yanuar hanya untuk merayu orang. Mereka bahkan datang mengetuk pintu kamarku di malam hari untuk memastikan apakah aku tidur sendirian.

"Dia nggak ada di kamar semalam. Apa menurutmu dia menyelinap ke kamar satpam?"

"Kurasa orangnya si Aswin. Semalam, dia cuma sendirian di kamar!"

Aku hanya melirik orang-orang itu. Untuk sementara, aku tidak ingin berkonflik dengan mereka. Mereka semua mematuhi kata-kata Yanisa dan ingin aku pergi dari sini.

Saat aku hendak kembali ke kamar, aku tiba-tiba bertemu dengan Samuel yang baru kembali dari luar. Dia menekanku ke dinding dengan satu tangan dan mencengkeram leherku dengan tangan lainnya.

"Apa kamu begitu nafsuan? Kamu nggak bisa hidup tanpa pria sedetik pun?"

Ekspresinya terlihat datar, tetapi matanya malah memancarkan sedikit rasa jijik. Aku pun ketakutan dan ingin melepaskan diri dari cengkeramannya, tetapi kekuatanku tidak memadai.

"Kamu percaya sama ucapan seperti itu? Apa itu berarti kamu barulah orang seperti itu?"

Aku menekankan kata-kataku sambil menatap lurus ke matanya. Tatapannya berangsur-angsur menunjukkan amarah.

"Dasar wanita jalang! Orang sepertimu bisa melakukan apa saja!"

Dia masih menatap wajahku dan membalas tatapanku. Mungkin saja rontaanku membuatnya kesal. Jadi, dia lanjut berbicara, "Meliana, aku izinkan kamu jadi wanitaku. Tapi, yang boleh duduki posisi sebagai istriku cuma Yanisa."

Tatapanku menjadi gelap dan aku merasa diriku sangat buta karena pernah mencintainya dulu.

"Cih!"

Samuel tiba-tiba mengulurkan tangannya dan menahan wajahku. "Kenapa? Kamu masih mau tidur sama pria lain? Meliana, jangan nggak tahu terima kasih! Kamu cuma boleh mengikutiku! Kalau nggak ...."

Daguku dicengkeramnya sehingga pipiku terasa sakit. Dia menatapku sebentar, lalu tiba-tiba melepaskan cengkeramannya dan menyentuh pipiku. Dia menunjukkan ekspresi mesum dan berujar, "Kamu cuma harus patuh. Aku nggak bisa menikahimu, tapi aku akan terima syaratmu yang lain."

Aku mengerutkan kening. "Samuel! Aku nggak setuju."

Samuel tiba-tiba murka dan menghantam kepalaku ke dinding. "Kamu datang ke rumah Keluarga Yanuar cuma untuk main-main sama orang lain? Kalau begitu, pergi sekarang juga! Keluarga Yanuar nggak akan terima pengurus rumah yang begitu menjijikkan sepertimu!" ​​

Aku mengambil kesempatan itu untuk berbalik dan pergi. Meninggalkan Keluarga Yanuar merupakan pilihan yang baik. Kebetulan, aku juga butuh waktu tenang untuk merawat kandunganku. Begitu aku berbelok, Yanisa tiba-tiba menghalangi jalanku.

"Meliana, kenapa kamu merayu lelakiku?"

Aku benar-benar kehabisan kata-kata, lalu hendak mengabaikannya dan pergi.

"Meliana! Jangan begitu!" seru Yanisa dengan tiba-tiba.

Aku berbalik dan melihatnya membuka jendela, lalu jatuh dari lantai dua vila.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menikahi Ayahnya Setelah Terlahir Kembali   Bab 9

    Waktu berlalu dengan cepat dan perutku makin besar. Pada akhir kehamilan, Edison melakukan banyak hal sendiri tanpa meminta bantuan orang lain. Dia akan berjalan-jalan bersamaku setiap hari dan menyiapkan kejutan untukku."Melly, ini kalung untukmu. Cantik, 'kan?"Edison mengulurkan tangannya dan mengambil kalung mutiara terbesar di Asia yang didapatkannya dari acara pelelangan.Aku menoleh dan berlagak serius. "Ini benar-benar mutiara?"Edison mengencangkan tangannya yang memegang kalung itu, lalu langsung memasukkannya ke dalam saku."Kamu suka apa? Aku akan minta orang untuk langsung mengirimkannya kepadamu di acara pelelangan berikutnya."Dia menyisir rambutku dengan hati-hati karena takut menyakitiku.Aku hendak menyahut ucapannya, tetapi ponselku tiba-tiba menerima pesan baru. Itu adalah pesan lain dari Samuel.[ Melly, kamu baik-baik saja sekarang? ]Aku langsung mematikan ponselku dan membuangnya ke samping. Samuel akan mengirim pesan untuk mengganggu setiap beberapa hari sekal

  • Menikahi Ayahnya Setelah Terlahir Kembali   Bab 8 

    Samuel hanya menyentuhku, tetapi rahimku tetap berkontraksi. Edison segera membawaku ke rumah sakit sambil menatap perutku yang membuncit dengan gugup. Dokternya sangat terampil dalam merawat janin. Setelah USG warna 4D lainnya, dokter keluar dengan memegang selembar laporan dan berujar, "Selamat, Tuan dan Nyonya! Anak kalian itu kembar beda jenis kelamin!" Edison pun tercengang. Dia mengambil laporan itu dan melihatnya dengan saksama. "Benar-benar kembar beda jenis kelamin! Ini kembar beda jenis kelamin!" Dia memelukku erat-erat dengan mata agak berkaca-kaca. "Melly, kamu itu benar-benar orang yang punya jasa besar bagi Keluarga Yanuar!" Aku terkekeh dan menggeleng, "Kalau begitu, orang berjasa ini nggak cuma mau punya 2 anak, lho!" Dia membelai rambutku dan memperlakukannya layaknya harta karun. Kemudian, dia mengeluarkan amplop dokumen yang ada di sampingnya. "Ini sengaja aku siapkan untukmu. Terserah kamu mau lakukan apa saja pada anak perusahaan Grup Yanuar ini!" Aku pun ter

  • Menikahi Ayahnya Setelah Terlahir Kembali   Bab 7

    Sahabat baik Samuel menatapnya dengan pandangan yang sulit dijelaskan, bahkan melirik bagian bawah tubuhnya.Pada saat yang sama, Edison dan aku sedang makan malam romantis. Aku menyerahkan laporan USG-ku kepadanya."Sayang, aku pergi lakukan pemeriksaan hari ini," ujarku. Aku menatapnya sambil tersenyum. Di laporan itu, tertulis jelas bahwa aku hamil anak kembar.Dalam sekejap, Edison langsung terperangah dan tidak dapat bereaksi untuk waktu yang lama."Ini serius? Kamu hamil? Anakku?"Edison langsung tertawa gembira dan memosting berita bahwa dia akan menjadi seorang ayah di akun sosial medianya.Aku melihat Samuel yang berjalan masuk dan menatapku dengan marah. Aku pun berjalan menghampirinya sambil tersenyum."Sam sudah pulang? Ayo kita rayakan bersama! Keluarga kita akan tambah anggota baru!"Dia menatap perutku. "Meliana!"Namun, sebelum aku sempat bicara, Edison sudah buka suara, "Jangan panggil dia dengan namanya! Sekarang, Melly itu ibumu!"Raut wajah Samuel berubah muram, sea

  • Menikahi Ayahnya Setelah Terlahir Kembali   Bab 6

    Dalam waktu sehari, semua pembantu Keluarga Yanuar diganti. Semua yang pernah menggosipiku sebelumnya dipecat dan digantikan oleh orang baru.Di toko perhiasan, aku menatap diriku yang mengenakan perhiasan di cermin. Satu set perhiasan ini bernilai 200 miliar. Berlian pada kalung itu adalah berlian merah muda yang paling berharga.Aku memperhatikan dengan saksama luka di wajahku yang sudah hampir sembuh. Di kehidupan lampau, aku menikah dengan Samuel dan dia tidak pernah memberiku perhiasan biasa sekalipun."Kamu benar-benar melakukan segala cara untuk masuk ke Keluarga Yanuar. Kamu bahkan bisa tidur dengan seorang pria tua!"Samuel tiba-tiba muncul dan menatapku.Aku tersenyum dan menatapnya. "Ayahmu lebih berstamina darimu."Ekspresinya tiba-tiba menjadi marah."Kenapa? Kau juga terlahir kembali sepertiku? Meliana, kamu sengaja membuatku kesal dan ingin menarik perhatianku, 'kan?" Aku melirik Samuel dan menyahut dengan nada sarkastis, "Menarik perhatianmu? Kamu pikir kamu itu siapa!

  • Menikahi Ayahnya Setelah Terlahir Kembali   Bab 5

    Gerakan Samuel terhenti, lalu perlahan-lahan terkulai. Dia tiba-tiba berbalik."Ayah, Meliana mendorong Nisa sampai jatuh ke bawah! Aku lagi memberinya pelajaran!"Melihat Edison, aku tiba-tiba menghela napas lega. Aku menahan rasa sakit di wajahku dan tersenyum."Bukan aku yang melakukannya!""Kalau bukan kamu, siapa lagi? Jangan coba-coba berbohong padaku!""Ayah, orang yang bermoral buruk nggak pantas jadi pengurus rumah Keluarga Yanuar!"Aku menatapnya dengan dingin dan mengumpat, "Samuel, kamu benar-benar nggak tahu malu! Kalian akan tahu apa aku melakukannya atau nggak begitu memeriksanya. Atas dasar apa kamu menggores wajahku! Kamu sudah melukaiku tanpa mencari tahu kebenarannya! Ini termasuk tindakan melanggar hukum!"Yanisa menatap Edison yang datang dengan berlinang air mata."Paman Edison, Meliana nggak bermaksud begitu. Ini semua salahku!"Edison menendang Samuel hingga dia terpental sejauh dua meter. Amarah di wajahnya terlihat jelas."Kamu yakin mau jadi orang yang nggak

  • Menikahi Ayahnya Setelah Terlahir Kembali   Bab 4

    Aku pun membeku di tempat karena tidak mengerti apa yang ingin dilakukan Yanisa. Para pembantu di lantai bawah tiba-tiba berlari keluar. Samuel juga bergegas keluar."Nisa!" Samuel menggendong Yanisa masuk ke rumah dan memanggil dokter keluarga.Yanisa meringkuk dalam pelukannya. "Sam, aku yang ceroboh, bukan Meliana yang mendorongku. Aku cuma nggak mau kamu direbutnya!""Meliana!" Samuel menoleh, lalu memberi perintah, "Kamu, kemari! Bawa Meliana kemari!"Beberapa satpam menyeretku dan melempar aku ke depan Samuel. Kepalaku terbentur anak tangga dengan keras."Kamu berani main tangan sama Nisa?" tanya Samuel sambil menatapku."Bukan aku! Ada CCTV di koridor rumah Keluarga Yanuar, kok."Yanisa menarik lengan baju Samuel. "Sam, lupakan saja. Meliana pasti bukan sengaja melakukannya.""Nisa, kenapa kamu masih membelanya!" Samuel memeluknya dan melanjutkan, "Aku akan balaskan dendammu!"Aku pun tersenyum. Samuel tidak pernah mendengar penjelasanku."Kalau begitu, gores wajahnya!"Aku lan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status