Share

12. Membangkitkan Gairah

MALAM PERTAMA...

   Malam ini begitu sunyi. Rembulan dan bintang, menghiasi langit yang begitu cerah. Desisan angin seperti menyapa tubuh yang sedang merasakan gejolak asmara dan desiran gairah.

   Seorang wanita sudah menunggu pangerannya menghampiri dengan gejolak yang sama. Tirai kamar bergerak-gerak, seakan hembusan angin mengiringi sebuah cinta yang akan tersampaikan.

   Lampu kamar sudah di matikan. Di balik cahaya kamar yang remang-remang, Kaira sudah memakai gaun malam tanpa bra. Dengan wajah merah dan malu-malu, ekspresi seperti itu membuat Jay tidak bisa menahan lagi gairahnya yang sudah berada di puncak.

   Jay mulai jalan mendekat ke arah Kaira yang sudah duduk manis menunggunya. Jay menelan ludahnya, matanya menikmati lekuk tubuh Istrinya yang begitu sempurna. Suara kaki Jay terdengar begitu berirama. Jantung yang berdebar, seperti menambahkan nada.

   Jay berdiri di depan Kaira. Sorotan matanya penuh dengan cinta dan juga gairah yang menguasai diri. Jari Jay mulai menyentuh bibir Kaira yang tipis. Bibirnya mulai mencium ujung kepala Kaira, di lanjut mencium kening Kaira, kedua mata Kaira, kedua pipi Kaira, dan mencium hidung Kaira yang mancung.

   Bibir Jay berhenti saat hampir menyentuh bibir Kaira. Kaira yang sedari tadi sudah memejamkan mata, menikmati setiap sentuh bibir Jay yang mengenai setiap inci wajahnya, mulai membuka matanya secara perlahan.

"Kau Istriku, bukan?" tanya Jay. Wajah mereka begitu dekat, mata mereks saling bertemu dan berpandangan. Hembusan nafas Jay terasa mengenai bibir Kaira.

"Iya!"

"Apa kau mencintaiku?" tanya Jay.

"Apa Suamiku mencintaiku?"

"Kaira, aku sangat mencintaimu. Perasaan konyol yang sering kali mengganggu perasaanku. Kaira, maukah kau menjadi Istriku selamanya? Istri dan wanita satu-satunya untukku?"

"Hmmmm? Apa ini adalah sebuah lamaran secara resmi?" goda Kaira.

   Jay menyematkan cincin di jari manis Kaira lalu mencium tangannya. Bibir Jay terasa begitu lembut saat bibir itu mengenai kulit di tubuh Kaira.

"Istriku, bolehkan aku memulainya?" tanya Jay.

"Tapi, aku tidak tahu harus berbuat apa."

"Kau cukup berbaring dan aku yang akan bergerak!"

   Jay tersenyum puas setelah mendapat ijin resmi dari Kaira. Tidak menunggu lama, Jay mengubah posisi duduk Kaira menjadi duduk di pangkuannya. Kaira sudah menghadap ke arah Jay. Bibir Kaira sudah menjadi santapan utama Jay. Kaira yang tidak berpengalaman dalam hubungan intim dengan seorang pria, hanya menurut dan mengimbangi pergerakan Jay. 

"Hmmmmm..." desah Kaira saat tangan Jay mulai menyentuh dadanya.

   Jay membuka atasan yang di pakainya tanpa melepaskan pagutan bibir yang semakin memanas. Setelah terbuka, Jay mengarahkan tangannya untuk menyentuh dadanya. Kaira meraba dada bidang Jay yang keras dan berotot.

"Uhhhhhh..." Jay mengingit bibir Kaira sebelum melepaskannya.

"Maaf!" Jay membaringkan tubuh Kaira di atas ranjang. Bibir Jay mulai menelusuri leher Kaira dan meninggalkan beberapa bekas di sana.

   Kaira menutup bibirnya rapat-rapat supaya tidak mengeluarkan desahan. Sedangkan, Jay sedang menunggu untuk mendengarkan itu.

"Jangan malu! Kau boleh bersuara dan berteriak sepuasmu di sini. Tidak akan ada yang mendengar. Kau tidak boleh menahan dirimu," bisik Jay yang membuat darah Kaira semakin berdesir.

   Jay membuka baju Kaira dan hanya meninggalkan segitiga berenda yang menutupi jalan menuju surga dunia yang di hiasi dengan rerumputan yang begitu tipis. Jay hanya diam, menikmati tubuh Kaira yang hampir tidak mengenakan apa-apa.

"Boleh aku memulainya?" tanya Jay.

   Kaira hanya mengangguk dengan malu-malu. Jay mulai menyentuh daging sintal dan kenyal dengan ukuran 38. Lagi-lagi, bibir Jay bermain di dada Kaira, bahkan lidahnya menari-nari sangat lihai. Tangan Jay meremas-remas dada Kaira yang masih kencang. 

"Emmmmm... Uhhhhh..." racau Kaira.

"Ada apa? Apa sakit? Aku hanya sedikit menggigitnya," bisik Jay.

"Lakukan lagi!" jawab Kaira karena rasa malu sudah hilang dari dalam dirinya.

   Tangan Jay meraba tubuh Kaira semakin liar, hingga jarinya menyentuh sesuatu yang biasa di sebut dengan surga dunia. Tangan Kaira mencegah Jay supaya tidak menyentuh bagian sensitif Kaira.

"Apa tidak boleh?" tanya Jay dengan nada suara yang terdengar kecewa.

"Bukan begitu, aku malu!" jawab Kaira.

   Jay melepaskan celana yang melekat pada tubuhnya hingga tidak ada satu benangpun yang menutupi. 

"Jangan malu! Aku sudah menunjukan semuanya padamu," bisik Jay.

   Jay menyentuh tangan Kaira dan mengarahkan jari-jari Kaira untuk membelai dan menyentuh menara miliknya yang sudah menjulang tinggi. Jay mengajari Kaira untuk menggerakkan tangannya, memainkan dan memanjakan junior miliknya.

"Emmm... Uhhhh..." hanya suara seperti itu yang keluar dari bibir Jay.

"Sayang, cukup! Aku tidak akan menahan diri lagi," bisik Jay.

   Jay membuka segitiga berenda yang masih di pakai Kaira. Jay juga membuka kedua kaki Kaira dan menampakan harta berharga satu-satunya yang Kaira jaga selama hidupnya.

   Jay menatapnya, karena baru kali ini Jay melihatnya. Perlahan, tangannya mulai menyentuh bagian sensitif Kaira. 

"Boleh aku menciumnya?" tanya Jay.

   Tanpa menunggu jawaban Kaira, Jay sudah mencium bagian sensitif Kaira. Sensasinya meledak-ledak saat lidah Jay bermain-main di rerumputan tipis yang melindungi jalan menuju surga dunia.

"Uhhhhh... Sayang berhenti!" pinta Kaira.

   Jay tidak mendengarkan apa yang Kaira ucapkan. Jari dan bibirnya terus bermain dan menari-nari dengan leluasan dan sangat liar. Kaira menekan kepala Jay yang berada di antara kedua kakinya supaya Jay berhenti melakukannya.

"Aku bisa mabuk kepayang kalau Jay tidak berhenti!" batin Kaira.

"Jay, berhenti!" suara Kaira tidak terdengar romantis lagi, melainkan terdengar seperti kesal.

   Jay menghentikan aksinya dan menatap Kaira yang tengah malu-malu.

"Berbaring!" pinta Kaira.

   Jay berbaring dan menurut saja dengan perintah Kaira. Kaira teringat akan satu video 21+ yang pernah di lihatnya. 

"Aku akan membalasmu!" batin Kaira.

   Dimata Jay, Kaira menjadi liar dan berani karena tangannya sudah menyentuh junior Jay yang semakin mengeras. Hukuman yang membuat Jay ingin terus merasakannya.

"Uhhhhhhh..." rancau Jay.

   Kaira mulai menjilatnya, mengulumnya seperti sedang menikmati ice cream kesukaannya. Jay hanya memejamkan matanya dan menikmati semua sensasi yang merasuk ke dalam aliran darahnya.

   Kaira seperti menghukum Jay tanpa ampun karena terus membuat Jay terbuai dalam gairah yang semakin memanas. Jay yang sudah tidak tahan lagi, menjatuhkan tubuh Kaira dan menindihnya sehingga menara yang besar dan panjang, berada di antara kedua dada Kaira.

"Siapa yang mengajarimu melakukan hukuman seperti itu?" suara dan bisikkan Jay penuh dengan godaan.

   Jay menggigit telinga Kaira untuk membangkitkan gairah Kaira sepenuhnya. Bibir Jay kembali mencium bibir Kaira, melumatnya hingga tidak ada ruang untuk Kaira protes saat Jay kembali memasukkan jarinya ke dalam pulau kenikmatan supaya jalan yang akan di tempuhnya menjadi sedikit licin dan tidak menyakiti Kaira.

"Aku mencitaimu!" ucap Jay.

"Aku juga!" jawab Kaira.

"Aku akan melakukannya, dan kau akan menjadi Istriku seutuhnya!"

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Cyntia Adi
Duuhhh .. panaaassss bgt niiihhh .. πŸ₯΅πŸ₯΅πŸ₯΅ AC mana AC .. πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚ Selamat Kaira , km udah resmi jd istrinya Jayy ❀️❀️❀️ yeeaayyy πŸ‘πŸ‘πŸ‘
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status