Share

18. Harusnya Aku

Dengan kedua sudut yang naik sempurna dan manik mata yang berbinar, Dilara melangkah maju. Alih-alih merasa tidak nyaman karena sikap dan tatapan dingin yang Serkan tunjukkan, gadis itu justru merasa senang.

"Ini, sih, bukan pria tua. Tampan, tinggi, kaya, dan sedingin es. Dia tipe pria idamanku sekali." Dilara membatin memuji kelebihan Serkan, "Kalau tahu begini, aku tidak akan kabur waktu itu. Harusnya aku yang jadi istrinya dan bukan Mama," imbuhnya menyesal.

"Kenapa malah bengong? Ayo kita masuk!" kata Guzel melihat putrinya kembali terdiam.

Serkan dan Guzel melangkah masuk diikuti Dilara di belakangnya. Sepasang pengantin baru duduk di sofa panjang dan Dilara duduk di kursi single.

Guzel tidak berencana untuk mengenalkan mereka karena sudah saling kenal meski baru pertama kali bertemu. Wanita itu hanya fokus menata semua makanan di meja. Tidak seperti Serkan dan Dilara yang saling tatap.

"Aku yakin, dia suka sama aku," batin Dilara percaya diri.

Kepercayaan dirinya muncul karena
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status