Home / Romansa / Menikahi Duda Kaya / Bab 8. Ingin Lebih Dekat Part 1

Share

Bab 8. Ingin Lebih Dekat Part 1

Author: Risma123
last update Last Updated: 2025-03-01 12:42:16

Raihan berdiri mendekat ke arah Rena, dia membisikkan sesuatu yang membuat mata Rena melotot.

"Aku akan pergi kali ini! Tapi kamu yang akan datang menemuiku nanti. Lihat saja!" bisik Raihan.

"Tidak mungkin! Cepat pergi, itu akan lebih baik untukku!" ucap Rena dengan wajah kesal.

Raihan tertawa menatap wajah Rena, dia menghampiri ayah Rena lalu berpamitan pulang. Rena pura-pura acuh, namun tetap mengikuti langkah kaki Raihan sampai dia masuk ke dalam mobilnya.

Raihan menatap ke arah Rena sambil tersenyum, dia melambaikan tangannya dengan mengedipkan sebelah matanya, Rena buru-buru membuang pandangan ke arah lain. Entah kenapa terukir senyum di wajah Rena. Apa Rena sudah mulai jatuh hati pada sang duda?

Rena berjalan pelan ke arah jalan raya untuk mencari angkutan umum. Seketika matanya melotot menatap seorang laki-laki turun dari mobil mewah.

"Hai, kamu sedang apa? Mau ku antar? Apa kamu butuh tumpangan?" tanya laki-laki itu.

Rena menatap dengan seksama, siapa laki-laki tampan yang sedang berbicara dengannya. Rena mengamati kembali wajah laki-laki itu, namun sepertinya dia benar-benar tidak mengenalnya.

"Siapa kamu?" tanya Rena dengan wajah penuh tanya.

"Kenalkan aku Galih. Aku kebetulan lewat dan melihat kamu berdiri di sini. Mau pergi ke mana? Apa mau jika aku mengantarmu?" tanyanya.

"Tidak. Tidak usah! Aku tidak terbiasa bergantung pada orang lain. Apalagi dengan laki-laki yang sama sekali tidak aku kenal," ucap Rena sambil berjalan menuju taksi yang berhenti di hadapannya.

Laki-laki itu tersenyum menatap kepergian Rena yang tidak menghiraukan kehadirannya.

"Menarik!" ucap Galih sambil berjalan masuk ke dalam mobilnya.

Laki-laki itu membawa mobilnya menuju sebuah kantor besar. Dia menatap sebuah foto yang ada di samping kemudinya, foto Raihan dan Alif putranya. Laki-laki itu menatap tajam pada foto yang berada di tangannya.

"Aku akan menghancurkan hidupmu! Bisa-bisanya kamu mengalahkan setiap tender yang diajukan perusahaanku. Aku sudah muak dengan kekalahan! Lihat saja, aku akan merebut wanita yang bernama Rena itu darimu!" ucap Galih lalu masuk ke dalam kantornya.

Sementara di tempat lain, Raihan tengah membuat rencana untuk bisa membuat Rena terikat dengannya. Beberapa kali dia mengukir senyum di bibirnya dengan rencana yang sedang dibuatnya sendiri.

"Lihat saja, Nona anti duda! Kamu yang akan datang ke rumahku kali ini. Kamu yang akan menemuiku dan menjadi baby sitter untukku!" tawa Raihan.

Keesokan harinya, Rena baru bangun dari tidurnya. Menatap jam dinding di kamar menunjukan pukul 06.00 pagi. Tiba-tiba ayah Rena memanggil dengan wajah yang terlihat begitu panik.

"Ada apa ayah?" tanya Rena bingung.

"Ibumu, lihat ibumu!" ucap ayah sambil menarik tangan putrinya.

Rena berjalan menuju kamar orangtuanya, mendapati ibunya tengah berbaring di tempat tidur dengan ditutupi selimut tebal.

"Ibu, ada apa denganmu?" tanya Rena.

"Nak, ibu tidak enak badan!" bisik ibu sambil mempererat pegangan selimutnya.

"Ayo kita ke dokter, Bu!" ajak Rena.

"Tidak, Nak! Ibu tidak apa-apa! Hanya saja..."

"Hanya saja apa, Bu?" 

"Tolong gantikan tugas Ibu menjadi pelayan di rumah Tuan Raihan!" 

"Apa? Tidak mau!" tolak Rena dengan wajah kesal.

"Nak, tolong Ibu!" pinta Ibu memelas.

"Tapi kenapa harus aku, Bu? Ada Hana, suruh saja dia yang menggantikan tugas Ibu di rumah duda itu!" ucap Rena kesal.

"Hana? Adikmu itu masih terlalu kecil. Sudah, lebih baik kamu saja! Kamu hanya perlu membantu membuat sarapan dan membersihkan rumah itu. Ibu tidak mau berdebat denganmu, Ibu mau istirahat!" ucap ibu Rena sambil menutupi tubuhnya dengan selimut.

Sementara Rena terpaksa melakukan hal yang diinginkan ibunya. Rena bersiap pergi ke rumah Raihan diantar oleh adiknya, Hana. Sampai di depan gerbang rumah Raihan, Rena mengusap wajahnya menahan kesal di hatinya.

"Kenapa tidak masuk, Kak?" tanya Hana.

"Aku malas jika harus bertemu dengan duda itu!"

"Siapa? Duda tampan itu?" tanya Hana.

"Tampan? Memangnya kamu sudah melihatnya secara langsung?"

"Tidak sih! Tapi ayah dan ibu bilang, duda itu sangat tampan!" ucap Hana sambil tersenyum.

"Sudahlah, aku mau masuk!" ucap Rena sambil masuk ke dalam gerbang rumah itu.

Rena berjalan masuk ke dalam rumah Raihan, dia mengendap-endap seperti maling untuk menghindari pertemuan dengan Raihan.

"Nak, kamu sedang apa?" tanya ibu Raihan sambil tersenyum.

Rena yang kepergok pemilik rumah, segera memperbaiki posisi jalannya yang aneh.

"Nyonya besar, maafkan saya!" ucap Rena sambil tersenyum.

"Mana ibumu?" 

"Ibuku sedang sakit Nyonya! Saya kemari untuk menggantikan tugas ibuku!" 

"Benarkah? Kebetulan sekali! Saat ini Raihan sedang lari pagi diseputaran komplek. Tolong kamu buatkan dia susu hangat dan roti bakar untuknya!" senyum ibu Raihan.

"Baik, Nyonya!" ucap Rena sambil masuk ke dalam dapur.

Di dalam dapur Rena sudah sibuk dengan tugasnya. Dia membuat roti bakar dan susu hangat untuk Raihan. Tiba-tiba Raihan masuk ke dalam dapur, dia lalu mengambil roti bakar yang dibuat Rena.

"Aku sudah bilang, kamu yang akan datang padaku! Terbukti hari ini kamu ke rumahku dan menyiapkan sarapan untukku. Benar-benar rencana Tuhan yang sangat indah!" tawa Raihan.

"Huh, kamu pikir aku suka melakukan ini untukmu? Aku hanya tidak punya pilihan lain, kondisi memaksaku harus bertemu denganmu!" ucap Rena sambil menatap tajam ke arah Raihan.

Raihan tersenyum, lalu mendekatkan wajahnya ke arah wajah Rena. Tiba-tiba...

CUP ...

Satu kecupan mendarat di bibir Rena. Sepertinya Raihan memang suka membuat Rena mengeluarkan tanduknya. Dia mencium Rena tanpa rasa bersalah. 

"Apa yang kamu lakukan?" teriak Rena sambil memukul bagian tubuh Raihan. Hal itu membuat para pelayan lain menatap ke arah mereka.

"Jangan hiraukan kami, kalian bisa lanjutkan pekerjaan kalian!" ucap Raihan sambil tersenyum.

Raihan menarik lembut tangan Rena, matanya menatap tajam ke arah gadis itu. Rena memundurkan tubuhnya hingga membentur dinding. Sementara Raihan mengunci tubuh Rena di dalam pelukannya.

"Kenapa kamu suka melakukan ini padaku?" teriak Rena.

"Karena kamu menggemaskan!" 

"Menggemaskan apa! Kamu pikir aku ini boneka?"

"Sudahlah diam! Kenapa kamu terus berteriak seperti itu? Kamu ingin penghuni rumah ini melihat aku menciummu agar mereka segera menikahkan kita berdua? Kalau begitu, maka berteriaklah yang keras! Asal kamu tahu, ayah dan ibuku saat ini sedang mencarikan pendamping hidup untukku. Barangkali jika mereka melihat kita sedekat ini mereka akan langsung menentukan tanggal pernikahan untuk kita!" 

"Hah, tidak waras!" ucap Rena kesal.

"Berteriaklah! Aku ingin melihat reaksi keluargaku saat melihatku menyerangmu seperti ini!" tawa Raihan. 

Rena membungkam mulutnya, kini dia hanya bisa pasrah dengan hal yang dilakukan Raihan padanya. Melihat Rena tidak bereaksi, Raihan semakin gemas melihatnya.

Rena dan Raihan saling menatap, mereka saling beradu padangan. Jelas tidak dapat dipungkiri jika pesona wajah Raihan membuat Rena terkesima. Sayangnya status dudanya lah yang menjadi pertimbangan untuk Rena mencintai Raihan.

"Ayah sedang apa dengan Mama?" tanya Alif yang memperhatikan mereka berdua.

Rena dan Raihan tampak gugup, dengan cepat Raihan melepaskan pelukannya di tubuh Rena. Tertangkap basah dan diganggu anak kecil seperti apa rasanya? Tentu hal itu membuat Raihan dan Rena malu setengah mati dibuatnya. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 62. Adu Mulut

    Dengan wajah kesal wanita itu menggerutu, saat security membawanya keluar dari rumah Raihan. Dita tidak habis pikir, jika kali ini rencananya gagal untuk menggoda Raihan. Tujuan utama Dita mendekati Raihan adalah untuk mengambil alih semua harta milik Raihan. Dita tidak pernah tulus mendekati Raihan, dia hanya ingin memanfaatkan Alif sebagai jembatan merebut harta milik mantan suaminya itu. Saat security datang untuk mengusir Dita, tiba-tiba Alif datang dan menatap ibunya yang tengah menangis. Dita mendekat ke arah Alif, berharap anaknya bisa memaafkan dia. Tentu tujuannya adalah menjadikan Alif sebagai batu loncatan mendapatkan kekuasaan Raihan.Namun di luar dugaan, Alif bukannya merasa iba malah dia terlihat menikmati hal yang dialami ibunya. Perasaan seorang anak kecil saat melihat ibu kandungnya, tentu akan merasa senang. Tapi ibu kandung Alif ini berbeda, dia tidak mengharapkan Alif dari awal melahirkannya dan Alif tahu itu. Justru Alif menganggap, jika semua hal buruk yang dia

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 61. Menggoda Istri Itu Menyenangkan

    Keesokan harinya, Raihan membuka mata menatap sang istri masih terlelap di dalam tidur. Raihan memainkan jemari tangannya di wajah Rena. Terlihat Rena beberapa kali merasa terganggu dengan hal yang dilakukan Raihan. Dia menggeliat, dan menepis tangan Raihan, tapi Rena masih menutup rapat matanya. "Jangan ganggu aku, aku masih ngantuk!" keluh Rena dengan mata yang enggan terbuka. Raihan tertawa mengecup setiap bagian inci wajah Rena dengan lebih menggoda. Rena dengan wajah kesal membuka matanya. Memandang ke arah suaminya yang terlihat senang menatap ekspresi kesal wajah Rena. "Kamu suka selalu menggangguku, apa tidak punya pekerjaan lain?" ucap Rena kesal. "Kamu lihat dirimu. Ini sudah siang, tapi kamu belum bangun juga. Aku sebagai seorang suami akan berangkat ke kantor, tapi istrinya justru belum bangun dari tempat tidur. Menurutmu apakah ini masuk akal?" ucap Raihan tersenyum senang. "Kenapa harus membangunkanku? Jika kamu butuh air hangat untuk mandi, kamu bisa sediakan sendi

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 60. Palang Merah Mengganggu

    Rena dipaksa oleh Raihan masuk ke dalam mobil. Dia tidak berani menolak saat suaminya mau ngajak dia ke sebuah hotel. Hotel mewah dengan gedung 30 lantai. Rena memandangi gedung mewah itu dengan mengikuti langkah suaminya. Sampai di depan kamar hotel, Rena masuk bersama Raihan. Tanpa ada aba-aba suaminya itu langsung menyerang Rena dengan penuh nafsu. Rena tahu betul, ini adalah salah satu cara Raihan untuk melakukan serangan balik dari istrinya. Hingga Rena hanya bisa menutup matanya melihat kebuasan suaminya.Raihan mendorong tubuh Rena hingga jatuh di atas tempat tidur. Dress berwarna putih yang Rena pakai tersibak hingga terlihat bagian bawah tubuh Rena. Dengan gerakan cepat Rena menarik dress itu agar menutupi celana dalamnya yang terlihat."Apa yang kamu lihat? Matamu langsung melotot seperti itu, melihat hal seperti ini!" oceh Rena kesal."Kenapa ditutup, nanti juga pasti akan kubuka lagi! Jangan bilang, jika kamu masih malu padaku setelah menikah hampir satu bulan? Apa yang m

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 59. Hukuman Cinta

    Air mata Rena membasahi jas yang dikenakan Raihan. Terlihat kesedihan yang mendalam dari tatapan mata Rena pada Raihan. Isak tangis masih terdengar, membuat Raihan merasa bersalah mengucapkan kata-kata kasar pada istrinya itu. "Maafkan aku! Tidak seharusnya aku meneriakimu seperti tadi. Aku khilaf, maafkan aku!" ucap Raihan mengusap lembut wajah Rena."Kamu jahat! Kamu bisa mengencani banyak wanita tapi kenapa aku tidak? Kamu bisa menempel pada banyak wanita, kenapa aku tidak? Kamu terus mengaturku ini dan itu, tapi pernahkah kamu bercermin untuk menghargaiku sedikit saja? Oh tidak, pria kaya raya sepertimu tidak akan menghargai orang lain. Kamu bisa melakukan apapun, karena kamu punya segalanya dan mampu membeli harga diri orang lain, termasuk harga diri istrimu sendiri!" teriak Rena kesal.Raihan tak bicara, dia menatap istrinya lekat, Raihan merasa sangat bersalah karena membuat istrinya marah padanya saat itu. CUP ...Raihan mengecup bibir Rena, Raihan juga menghapus air mata ya

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 58. Image Yang Meresahkan

    Rena tersenyum dan akhirnya mengiyakan apa yang dikatakan Raihan padanya. Kini Rena mulai belajar menjadi wakil CEO didampingi oleh sang suami. Rena terlihat bersungguh-sungguh dalam mempelajari setiap hal yang diperintahkan oleh Raihan dan tugasnya sebagai wakil CEO. Tapi saat Rena benar-benar sedang serius, Raihan justru malah menggoda istrinya. Dia terlihat senang memberikan banyak pekerjaan yang bukan pekerjaan Rena sebagai wakil CEO. Rena diminta untuk menulis nama panjang Raihan di kertas seratus lembar. Tak hanya itu Rena diminta untuk memajang foto Reyhan disebelah mejanya. Walaupun terlihat pekerjaannya cukup aneh, tapi Rena berusaha untuk tidak melawan. Dia mengerjakan setiap pekerjaan yang diperintahkan oleh Raihan tanpa perdebatan. Padahal Rena tahu betul jika sang suami saat ini tengah mengerjainya. "Sudah selesai belum, pekerjaan yang barusan aku berikan? Setelah selesai kamu bisa memulai tugas yang lain. Di sini ada beberapa tumpukan dokumen yang harus kamu periksa. H

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 57. Bukan Istri Sempurna

    Raihan tersenyum ke arah Rena, mengecup kening istrinya penuh cinta. Terlihat begitu takut jika kehamilan akan menyiksa sang istri."Jika kamu belum siap, aku bisa menunggu!" ucap Raihan pelan."Kenapa? Tadi kamu yang paling antusias? Sekarang tiba-tiba kamu berubah jadi khawatir seperti itu. Apa yang kamu pikirkan? Tidak mau aku mengandung anakmu? Apa aku tidak layak?" ucap Rena kesal."Hei, tajam sekali mulutmu ini! Aku melakukan itu karena mengkhawatirkan keadaanmu. Aku baru menyadari jika proses memiliki anak butuh perjuangan saat melahirkan. Aku tidak tega jika kamu harus merasakan sakit itu!" "Bodoh sekali! Aku ini wanita. Aku mau punya anak dari rahimku sendiri. Percayalah, aku pasti kuat!" ucap Rena memeluk tubuh Raihan."Benarkah? Kamu sudah siap untuk hal itu?" "Tenang saja, aku sudah siap!" ucap Rena sambil tersenyum.Beberapa hari kemudian, Rena kembali bekerja di kantor Raihan. Dia terlihat serius mengerjakan tugas dari manager Ana tentang desain kantor Amazong. Anggist

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status