Share

Menjodohkan

"Dasar cucu sialan! Aku sudah tua begini masih saja mau kau korbankan!" omel kakek itu.

"Tuan, Bayu, ini tongkat Anda!" ucap asisten Alex menyerahkan tongkat milik Bayu.

Bayu langsung merampas tongkatnya, dia sudah terlalu tua, untuk berjalan pun kesusahan. Malah menjadi sasaran musuh-musuh cucunya.

"Kau lihat, karena dirimu, supirku dan seorang gadis menjadi korbannya! Kau ini, kalau berbisnis yang benar-benar saja. Kenapa saingan bisnismu bisa sampai mencelakaiku juga?" omelnya, menatap cucunya yang terdiam dengan sorot mata tajam. Bayu tidak tahu, kalau yang tadi menyerangnya bukanlah saingan bisnis Hansel, tetapi rival Hansel sesama ketua mafia di dunia hitam.

"Maaf, Kek, aku pastikan lain kali hal seperti ini tidak akan terjadi lagi!" ucap Hansel memohon maaf pada sang Kakek yang siap meledakkan omelannya.

"Kau benar-benar tidak kasihan padaku. Untuk berjalan saja aku kesusahan. Tapi, kau malah mengorbankan aku!" ketusnya, emosinya belum mereda sedikitpun. "Gara-gara dirimu, seorang gadis asing terkena tembakan karena menolongku! Kau tahu, jika tidak ada gadis baik ini, mungkin sekarang kau sedang menangis di depan makanku!" imbuhnya, amarahnya tidak berkesudahan. Bagaimana bisa dia meredakan emosinya, kali ini nyawa orang lain yang menjadi taruhannya.

"Maafkan aku, Kek!" ucap Hansel lagi. Hanya permintaan maaf saja yang dapat dia utarakan.

"Kek, ayo kita pulang dulu. Kakek butuh istirahat yang cukup," ajak Hansel, dia bahkan tidak mengkhawatirkan seseorang yang telah menolong kakeknya itu. Dia pikir, setelah wanita itu sadar, dia akan mengirimkan beberapa macam hadiah dan juga uang tunai kepada gadis itu, hitung-hitung untuk balas Budi.

Tapi, tidak dengan Bayu. Dia sangat menghargai orang yang telah menyelamatkan nyawanya. 

"Tidak. Aku akan menunggu gadis itu sadar di sini!" tolaknya.

"Kakek bisa menunggunya di rumah juga. Saat gadis itu sudah sepenuhnya sadar, kita akan menemuinya lagi, Kek!" Hansel sedikit memaksa. Kesehatan Kakeknya lebih penting dari apapun.

Setelah terdiam sejenak, akhirnya Bayu menyetujui ajakan handset untuk pulang ke rumah dan beristirahat. 

Setelah mengantarkan Bayu ke kamar, Hansel langsung menemui Alex. 

"Lex, beri pelajaran pada Max dan anak buahnya yang kurang ajar itu! Berani-beraninya bajingan itu mencelakai Kakekku! Dasar keparat!" maki Hansel sambil memukul angin.

"Bos, sepertinya ada musuh di dalam selimut," bisik Alex.

"Ya, aku juga berpikir demikian. Kalau tidak, dari mana mereka tau tentang keberadaan Kakekku. Kita biasa saja, biarkan musuh itu menunjukkan keberadaan dirinya sedikit demi sedikit," ucap Hansel yang telah menyusun recananya sendiri.

"Baik, Bos!" sahut Alex.

"Jika wanita itu sudah sadar, jangan katakan apapun pada Kakekku. Kirim saja beberapa macam hadiah dan uang tunai. Kalau dia masih meminta lebih, berikan saja apa yang wanita itu inginkan. Jangan sampai dia mengacau ketenangan Kakekku!" titah Hansel.

"Anda tidak mau memiliki nenek muda?" goda Alex bercanda.

"Cih, untuk apa?" dengusnya kesal.

"Hahaha, baik-baik. Saya akan melakukan sesuai perintah Anda.

*****

Sementara itu, di ruang operasi, Greya sedang berjuang untuk hidupnya sendiri. Teman-temannya berusaha keras menyelamatkan teman seprofesi mereka yang bermurah hati menolong orang asing dengan mengorbankan dirinya sendiri.

"Untung saja pelurunya tidak berbelok dan akan berakibat fatal," ucap Lisa yang akhirnya bisa bernafas lega karena mereka telah berhasil mengeluarkan tiga buah peluru yang bersarang di 

Dua buah peluru mengenai lengan Greya, dan merupakan sebuah keajaiban dari Tuhan Greya masih bisa selamat dan tidak mengalami cedera parah. Mungkin juga, karena cepat mendapatkan pertolongan pertama.

"Ya, dia bisa mengalami pendarahan hebat jika peluru mengenai arteri brakialis di lengan, satu arteri inguinal bilateral di pangkal paha, atau arteri subklavia di bawah tulang selangka," tutur Rey sembari menatap wajah pucat Greya yang masih memejamkan matanya sebab pengaruh anestesi.

"Dia terlalu baik sampai mau menolong orang lain menggunakan nyawanya," timpal Lisa dan diangguki oleh yang lainnya.

"Sudah cukup menggosipnya. Pindahkan Greya ke ruang rawat inap VVIP. Kakek itu berpesan padaku, jangan takut-takut untuk memberikan fasilitas terbaik untuk Greya , gadis yang telah menyelamatkan hidupnya ini," ujar Rey mengatakan yang sebenarnya.

"Benarkah? Berarti, Kakek itu orang kaya?" tanya Lisa sumringah.

"Ya, tadi aku juga sempat melihat cucunya datang dengan mobil Rolls-Royce Boat Tail," ungkap Rey yang terlihat biasa saja. Padahal, hatinya juga ikut mengagumi kekayaan Kakek yang ditolong Greya.

*****

Matahari dengan cepat berganti tugas dengan bulan. Langit yang mulanya terang, kini berganti malam, hanya cahaya bintang yang menyinari seisi bumi. 

Kini, pagi datang lagi. Orang-orang yang telah beristirahat pun mulai beraktivitas kembali. Seperti halnya Hansel. Dia sedang bersiap berangkat ke kantor, sebelum teriakan Kakeknya begitu menggema di seluruh sudut rumah mencari-cari dirinya.

"Hansel, di mana kamu?" entah sudah berapa kali pria paruh baya itu berteriak mencari keberadaan cucunya.

"Aku di sini, Kek!" sahut Hansel. "Ada apa sih? Kenapa teriak-teriak terus?" tanya Hansel sambil merangkul Kakeknya.

"Hari ini kau jangan ke kantor. Temani aku ke rumah sakit. Tadi pagi, pihak rumah sakit menghubungi Alex dan menginfokan kalau gadis itu sudah siuman," terang Bayu, wajahnya terlihat sumringah.

Tatapan tajam Hansel seketika tertuju pada Alex yang langsung menunjukkan cengiran kudanya. 

"Maaf, saya takut Tuan aja mengamuk. Karena, Tuan terus menanyakan kabar gadis itu," ucap Alex tanpa suara sambil mengatupkan kedua tangannya.

"Hansel, ayo temani Kakek ke rumah sakit sekarang!" ajak Bayu begitu antusias.

"Tapi, Kek, aku sudah ada janji dengan Au–"

"Kau sudah berjanji kemarin, Hans!" kecam Bayu memberengut.

Hansel hanya bisa menarik nafas panjang dan mengiyakan apapun permintaan Kakeknya itu. Dia tidak akan pernah bisa menolak permintaan Kakeknya meskipun dia harus mengabaikan Audrey, kekasih hatinya.

"Lex, nanti kita singgah ke toko bunga dan toko kue, ya!" titah Bayu.

"Baik, Tuan!" Alex hanya bisa menurut apa yang diperintahkan Bayu padanya.

Sesuai perintah Bayu,toko pertama yang mereka kunjungi adalah toko kue.

"Belikan yang paling mahal! Jika kau membelikan yang biasa, aku akan menyuruhmu memakannya sampai habis!" ancam Bayu.

"Kek, biarkan Alex saja yang turun!" pintanya memelas.

"Hansel… cepatlah!" Bayu tidak memperdulikan rengekan Hansel yang terus mengeluh.

Selesai membelikan kue, mereka langsung menuju toko bunga.

"Belikan yang paling indah dan mahal. Awas saja jika kau kau beli yang jelek!" ancamnya lagi.

Lagi-lagi Hansel hanya bisa mengelus dada dengan kesabaran tingkat dewa. Setelah beberapa saat, melihat sebuah Bouquet yang dibawa Hansel, Bayu langsung tersenyum senang. 

"Kek, sebenarnya untuk apa kita membawa ini semua, sih? Jika untuk berterima kasih ya memang harus. Tetapi, kenapa harus aku yang turun dan membelikan semuanya?!" keluh Hansel.

"Karena aku akan menjodohkanmu dengan gadis baik itu!" sahut Bayu tanpa rasa bersalah.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status