Share

Bab 38 : Canggung

Author: Iris Moonvale
last update Last Updated: 2025-09-08 19:10:54

“Ah, maaf, aku tidak bermaksud ….”

Perkataan Leonhart terputus ketika melihat wajah Nadine yang memerah.

Nadine sempat terdiam, wajahnya makin panas. Lalu tiba-tiba ia berdiri.

“Maaf, aku harus kembali ke kamar karena masih ada pekerjaan yang belum selesai,” ucapnya, lalu segera pergi.

Saat masuk ke kamar, Nadine langsung menutup pintu dan melempar tubuhnya ke ranjang sambil kedua tangannya menutupi wajah.

Untuk pertama kalinya, dalam keadaan sadar, mereka melakukan kontak fisik yang cukup intens. Nadine bangun dari tidurnya, berjalan ke arah cermin, lalu memegangi bibirnya sambil membayangkan kejadian sebelumnya.

“Bibirnya … rasa obat,” gumamnya sambil terkekeh, kemudian menggeleng pelan karena tersadar. Ia merasa seperti wanita mesum.

Nadine kembali merebahkan tubuhnya di kasur, tapi bayangan tadi tidak juga pergi dari kepalanya. Semakin ia pikirkan, semakin gila rasanya. Akhirnya, untuk menghilangkan pikiran itu, ia menelpon Mira agar bisa mencurahkan hatinya.

“Halo, Mir?” sapanya.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menikahi Pamannya Tunanganku   Bab 46 : Gairah

    “A-apa yang ingin kau lakukan?”Nadine bertanya dengan nada panik. Leonhart tampak seolah kehilangan akal. Ia membawa Nadine ke tempat tidur, masih mencumbu bibirnya dengan penuh hasrat.“Leonhart …” panggil Nadine pelan.Namun, Leonhart tetap saja melanjutkan cumbunya, seolah tak menghiraukan panggilan Nadine.“Hentikan ini!” bentak Nadine, suaranya bergetar.Leonhart menatap mata Nadine dalam-dalam, tatapannya tajam sekaligus menggetarkan.“Apa kau yakin ingin aku menghentikan ini?” tanyanya, sembari terus menciumi leher Nadine.“Mmh …” desah Nadine tanpa sengaja.“Kau menyuruhku berhenti, tetapi dari caramu mendesah, sepertinya kau tidak benar-benar menolaknya,” ucap Leonhart dengan senyum nakal.Nadine memejamkan matanya rapat-rapat, mengutuk dirinya sendiri karena tidak bisa menahan desahannya ketika Leonhart menyentuhnya.Saat itu juga, tangan Leonhart mulai bergerak meraba bagian atas tubuh Nadine.“Ahh …” desah Nadine lirih.Leonhart semakin liar, menggerayangi bagian atas tub

  • Menikahi Pamannya Tunanganku   Bab 45 : Beta Testing

    “Apa kabar?”Sapaan yang dilontarkan Lisanna terdengar seperti basa-basi saja menurut Nadine. Ia sudah malas menanggapi perkataan Lisanna.“Aku hanya ingin meminta maaf,” ucap Lisanna lagi sambil tersenyum.Nadine membelalakkan matanya, tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Kemarin Tasya meminta maaf, dan sekarang Lisanna juga melakukan hal yang sama. Ada apa dengan orang-orang ini?“Kenapa?” tanya Nadine penasaran.Lisanna tersenyum tipis dan menatap Nadine lekat-lekat.“Hanya saja … sepertinya aku sudah tidak memiliki harapan lagi bersama Leonhart. Aku … menyerah,” ucapnya pelan.Nadine terlihat bingung mendengar ucapan Lisanna.“Apa maksudmu?”“Leonhart sepertinya sangat mencintaimu, dan aku sadar tidak ada lagi celah bagiku untuk masuk,” ucap Lisanna, wajahnya menampilkan ekspresi sedih meski bibirnya tetap mencoba tersenyum.Nadine terdiam. Dalam hatinya, ia tahu Leonhart tidak mungkin mencintainya.“Sebentar lagi proyek Intershow akan selesai. Aku harap kita bisa beke

  • Menikahi Pamannya Tunanganku   Bab 44 : Alpha Testing

    “Makanlah, aku sudah memesan makanan ini untukmu.”Dengan santainya Leonhart mengatakan itu sambil menyandarkan tubuhnya di kursi.Sementara itu, Nadine duduk di sofa panjang yang ada di ruangan Leonhart. Di depannya telah tersusun beberapa hidangan, mulai dari makanan pokok hingga makanan penutup.“Apa kau memintaku datang hanya untuk ini?” tanya Nadine dengan tatapan tidak percaya.“Apa maksudmu? Aku menyiapkan ini untukmu,” jawab Leonhart tetap dengan nada santai.Nadine menghela napas panjang.“Hah … aku tadinya akan makan di kantin bersama Mira. Kau tidak perlu repot-repot melakukan ini,” ucap Nadine, menatap Leonhart dengan serius.Leonhart menatap balik Nadine, kemudian akhirnya mengalah.“Baiklah, aku tidak akan melakukannya lagi. Tapi karena aku sudah terlanjur memesan, kau bisa memakannya. Kau juga boleh membawanya atau membagikannya kepada temanmu,” ucap Leonhart sambil tersenyum.“Ya, terima kasih,” balas Nadine dengan senyum tipis.Nadine pun mulai menyantap makanan itu p

  • Menikahi Pamannya Tunanganku   Bab 43 : Sadar

    “Aku ingin minta maaf.”Nadine terkejut mendengar ucapan Tasya. Ia tak menyangka Tasya akan mengatakan hal itu dalam pertemuan ini. Sejenak Nadine bertanya-tanya, ada apa hingga Tasya mengajaknya bertemu di kafe dekat kantor. Perubahan ini terasa begitu tiba-tiba, apalagi mengingat semalam mereka sempat berkonflik.“Minta maaf?” tanya Nadine memastikan.“Ya, selama ini sepertinya aku selalu mengganggumu … semalam aku dinasehati orang tuaku, dan aku jadi sadar bahwa selama ini aku telah banyak berbuat salah padamu,” ucap Tasya sambil menunduk malu.Nadine tidak tahu harus merespons bagaimana. Ia sangat bingung dengan perubahan sikap yang begitu mendadak ini. Namun, ia tidak ingin menyimpan dendam atau memiliki musuh. Ia hanya ingin berteman dan hidup dengan damai.“Ya, aku memaafkanmu,” ucap Nadine akhirnya, tersenyum lembut.Tasya mengangkat kepalanya, matanya berbinar penuh antusias.“Benarkah? Terima kasih, Nadine,” ujarnya sambil memegang kedua tangan Nadine.“Ya, mari bekerja deng

  • Menikahi Pamannya Tunanganku   Bab 42 : Pengganggu

    “Kita seharusnya tidak pulang bersama.”Perkataan itu keluar begitu saja dari mulut Nadine. Namun, apa yang dikatakannya memang tidak sepenuhnya salah. Ia tidak mau reputasi Leonhart tercoreng karena ulah yang telah dibuatnya.“Kenapa? Apa kau takut reputasiku turun?” tanya Leonhart, mencoba memastikan.Nadine mengangguk pelan.“Hah … ya, aku tidak bisa mengatakan aku tidak terdampak karena perbuatanmu, tapi… aku percaya kau sebenarnya tidak ingin melakukan itu, kan?” ucap Leonhart, mencoba menenangkan Nadine.Nadine mengangguk sambil memajukan bibirnya. Ia juga menahan air matanya yang ingin jatuh, karena merasa bersalah sekaligus terharu mendengar perkataan Leonhart.“Yah … aku tersulut emosi karena dia selalu mencari masalah denganku … maaf,” ucap Nadine menyesal.Leonhart menepuk pelan kepala Nadine.“Tidak apa-apa, lain kali cobalah untuk menghiraukannya saja,” ucapnya lembut.Nadine mengangguk pelan.Akhirnya mereka sampai di apartemen. Leonhart memarkir mobilnya dan mereka pun

  • Menikahi Pamannya Tunanganku   Bab 41 : Peringatan!

    “Jadi, apa yang kalian ributkan?”Leonhart bertanya dengan tenang kepada Nadine dan Tasya. Namun, mereka berdua hanya diam, tak satupun dari mereka membuka suara.Nadine tertunduk malu, bisa-bisanya ia terbawa suasana dan menimbulkan masalah di kantor suaminya.Leonhart kembali membuka suara.“Tidak ada yang mau menjawab? Apa ini pertanyaan sulit untuk kalian?” tanyanya lagi.Nadine masih terdiam, sedangkan Tasya akhirnya membuka mulut.“Saya … saya hanya menegur Nadine untuk tidak bermalas-malasan, tetapi dia malah marah,” ucapnya dengan ekspresi sedih, seolah-olah Nadine lah yang memulai perkelahian.“Hah?” Nadine terperangah sambil menggelengkan kepala.Saat Nadine hendak membalas perkataan itu, Leonhart menghentikannya.“Sebentar … biarkan Tasya berbicara lebih dulu,” ucapnya sambil memberikan kode tangan untuk berhenti ke arah Nadine.“Kamu, silahkan ceritakan lebih lengkap,” ucapnya lagi, menunjuk Tasya.Tasya, yang merasa Leonhart seperti berpihak padanya, langsung menceritakan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status