Share

Pernikahan

Author: Khakalara
last update Huling Na-update: 2024-04-26 13:03:20

Happy Reading

Suasana hotel berbintang lima yang terletak di salah kota tersebut memberikan kesan yang berbeda pada hari ini. Mobil bermerek sudah berjejer rapi di lingkungan hotel dengan beberapa papan bunga yang menghiasi pintu masuk. Tidak heran jika biasanya pagi-pagi hotel ini masih tampak sepi kali ini sudah ramai. Semuanya menunggu akad nikah yang akan berlangsung kurang dari lima belas menit lagi. Di sebuah kamar presidential suite seorang wanita sedangkan dirapikan. Ia mengenakan kebaya putih dengan aksesoris khas dari kota dimana tempat Ia dilahirkan. Tidak terlalu berlebihan namun, sangat membuat dirinya berbeda kali ini.

Gadis itu bersiap berdiri dan digandeng oleh beberapa saudaranya diikuti oleh keluarga yang lain, memasuki lift untuk turun dimana berlangsungnya pernikahan. Di bawah sana Marco sedang melakukan ijab kabul.

"Saya nikahkan engkau dan Saya kawinkan engkau dengan pinanganmu, ponakanku Barbakara Victoria Selena dengan mahar 1 bitcoin senilai 64.418.90$, 50 lot saham welden senilai Rp. 400.000.000 serta perhiasan emas 40 gram dibayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawaninnya Barbakara Victoria Selena binti almarhum Anugerah dengan mahar yang telah disebutkan dibayar tunai." satu tarikan napas keluar dari bibir Marco mengucapkan ijab kabul dengan sempurna.

"Bagaimana saksi apakah sah?" ujar penghulu dan saksi yang duduk melingkar di sana pun menjawab.

"Sah...." dengan kompak lalu mereka semuanya mengucapkan alhamdulillah.

Semua mata pangling melihat Barbakara karena memang gadis itu bak dewi kecantikan dan keanggunannya menghipnotis semua pasang mata. Termasuk Marco laki-laki itu tidak berkedip sampai Kara berdiri di sampingnya. Mereka lalu berdoa bersama dan dilanjutkan dengan menandatangani semua dokumen yang ada dan dilanjutkan oleh Kara yang bersalaman dengan Marco. Sekarang mereka resmi menjadi suami istri.

Sesi resepsi masuk di malam hari mereka sudah berganti pakaian Marco menggunakan jas dengan aksen gold yang di desain khusus senada dengan gaun yang dikenakan oleh Kara, gadis itu bak ratu dilengkapi mahkota yang bertengger di kepalanya. Rambutnya dibiarkan tergerai curly untuk menutupi bagian punggung yang terekspos bebas.

"Pengantinnya sangat cantik ya," puji beberapa tamu yang diangguki oleh yang lain.

"Pasti anak-anak mereka nanti akan sangat menawan," celetuk yang lain pun tentu ditanggapi positif oleh yang lainnya.

Abella yang duduk tak jauh dari mereka itupun dapat mendengar percakapan tersebut. Seulas senyum Ia tampilkan.

Abella tidak akan pernah membayangkan melihat suaminya mengenakan kembali pakaian pengantin yang Ia desain sendiri untuk laki-laki itu, menikahi perempuan lain secara langsung di hadapannya. Inilah sebuah keiklasan dan penderitaan yang tidak akan pernah dapat dilihat oleh orang lain kecuali mereka dihadapkan dengan posisi yang sama.

Ada sesak yang membuat dada Abella bergetar hebat. Ia pun berlalu pergi ke toilet, sedari tadi Ia sudah menahan agar tangisnya tidak pecah dan di sinilah Ia sekarang menangis di dalam toilet agar tidak ada yang melihat.

"Aku ikhlas tapi, kenapa rasanya sakit sekali," keluh Abella mengelus dadanya, cairan bening itu mengalir membasahi wajah mulusnya.

"Ke mana Abella?" tanya Marco pada asisten pribadinya yang berdiri di samping laki-laki itu. Ketika ingin menjawab pertanyaan atasannya itu Kara menyenggol lengan Marco karena ada tamu yang ingin berpamitan.

"Selamat atas pernikahannya ya."

"Semoga segera diberi momongan." Kara tersenyum menanggapi setiap ucapan dari tamu-tamu.

"Terima kasih," balas mereka dengan kompak.

Hampir tiga puluh menit Abella berada di dalam toilet, Ia pun keluar dan merapikan kembali penampilannya lalu saat membuka pintu ruangan itu wanita ini langsung terkejut.

"Apa yang Kamu lakukan di sini?" tanya Abella terkejut seraya berwajah dingin laki-laki itupun langsung menunduk sebentar kemudian menjawab.

"Saya diminta Tuan Marco mencari Anda Nyonya," balasnya.

Tanpa menjawab Abella pun langsung berjalan duluan, wanita itu hampir sama saja dengan suaminya. Mereka dingin dan kasar tidak jarang Abella ikut menghukum pekerja di rumahnya.

"Aku capek mau duduk," keluh Kara berbisik pada Marco yang diangguki laki-laki itu.

"Istri Kamu mana? kok nggak kelihatan?" tanya Kara lagi yang dibalas dengan tunjukkan tangan oleh Marco.

"Ohh di sana perasaan tadi nggak ada," ujar Kara tidak mengerti. Ia pun menguap sebentar sampai seseorang memberikannya makanan.

"Tau aja Kamu Aku udah lapar makasih ya," kata Kara tersenyum saat ingin mengambil makanannya pelayan itu langsung menawari.

"Biarkan Saya yang memegangnya Nyonya," ujar wanita itu membuat Kara ingin menolak tapi, bersih keras.

"Baiklah." Kara pun membiarkan seraya tersenyum sedangkan Marco ntah pergi ke mana usai berbicara dengan asistennya.

Pukul 22:40 acara resepsi selesai, Kara dibantu oleh beberapa pelayan untuk ke atas sebelumnya gadis itu menghampiri Abella yang juga sedang mengobrol dengan sekretarisnya.

"Tinggalkan Kami berdua," ujar Abella dan semuanya pun pergi menyisakan Abella dan Kara gadis itu mengambil duduk di sebelah Abella.

"Aku bingung dari kemarin mau ngomong dan manggil apa diri Kamu, karena Aku tau banget ini salah," ucap Kara memulai pembicaraan meskipun Ia masih sangat muda tapi, Ia berusaha untuk berbicara sebaik dan sesopan mungkin pada siapapun—tidak salah Ia dicintai banyak orang.

"Kara...Kamu bisa panggil Aku dengan sebutan Kakak atau senyaman Kamu aja, Aku senang Kamu jadi bagian dari Kami," balas Abella memberikan senyumnya.

Mendengar itu ada rasa ketenangan sedikit di dalam hati Kara. Besok Ia sudah tidak ada lagi di sini tentunya itu membuat dirinya sangat khawatir, bertemu dengan lingkungan baru yang tidak Ia ketahui tapi, melihat perlakuan Abella yang cukup baik Kara yakin Ia bisa.

"Terima kasih Kak, ohh iya Aku mau ke atas duluan ya Kak," kata Kara yang dibalas anggukan dan senyum dari wanita ini.

Gadis itu naik kembali dibantu oleh pelayan saat Ia masuk ke dalam kamarnya sudah berubah, ada banyak bunga di atas kasur dan itu sangat menyebalkan terlebih tulisan di atas kepala ranjang.

"Alay banget sih," celetuk Kara reflek tentu itu didengar pelayan yang hampir terbahak melihat gadis ini.

"Tolong langsung dibuka ya, Aku nggak tahan lagi berat," pinta Kara sudah tidak nyaman dengan dress dan aksesoris ini.

Kara langsung mandi dan mengeringkan rambutnya, hanya tersisa dirinya sendiri di ruangan itu. Tidak menunggu lama lagi Kara langsung tidur. Berbeda lima belas menit Marco pun masuk ke kamar dan melihat Kara sudah tertidur pulas, laki-laki itu tidak ada niatan untuk membangunkan.

*****

"Selamat pagi sayang," sapa Marco memeluk leher Abella dari belakang yang sedang duduk di meja rias.

"Apakah Kamu puas semalam?" tanya Abella memulai topik panas di pagi hari.

"Maksud Kamu?" tanya Marco tak ingin mengerti.

"Malam pertamamu bersama Kara," ujar wanita itu dengan blak-blakan dan sedikit menyindir.

"Kami tidak melakukannya, Kara tertidur setelah Saya ke atas." terang Marco yang acuh dengan pembahasan ini.

"Kamu harus menyentuhnya Marco," peringat Abella walaupun mengatakan itu amat sangat melukai dirinya.

"Baiklah Aku akan melakukannya jika itu maumu."

****

Thanks guys

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Menikahi Pria Dingin   Fantasi

    Happy ReadingBabymoon yang diidamkan semua wanita tanpa terkecuali Kara walaupun Ia tidak pernah membayangkan dirinya akan menjadi seorang Ibu dalam usia yang cukup muda. Kara tidak pernah berpikir akan menikah muda. Sepuluh tahun yang lalu ketika Ia mengobrol pada orang tuanya di ruang tamu Ia mengatakan bahwa Ia ingin menikah setelah menjadi ceo di perusahaan milik orang tuanya. "Mami...Aku nggak mau nikah muda," celoteh Kara kecil sambil melihat televisi yang menampilkan seorang perempuan bussiness independent dengan setelan blazer dan tas ala perempuan dewasa yang sangat sibuk. "Kamu mau jadi seperti Dia?" tanya Ayah Kara seraya merangkul putrinya yang sedang memeluk sang Ibu. Mereka bertiga duduk di sofa ruang keluarga, sangat hangat dan damai. "Tentu saja Papi, siapa sih yang nggak mau kayak putri Isabella," balas Kara yang saat itu sangat mengidolakan seorang wanita yang juga sangat lincah. "Kalau begitu belajar yang rajin Papi akan menyiapkannya untuk Kamu." "Siap Papi

  • Menikahi Pria Dingin   Badmood

    Happy Reading"Aku pengennya naik pesawat yang biasa," rengek Kara saat sudah menaiki pesawat pribadi yang akan mengantarkan mereka ke London.Setelah mengetahui bahwa isi pesawat ini hanya mereka berdua dan dua asisten lainnya Kara merasa sangat sepi dan Dia ingin keramaian. Bukannya lebih nyaman dan leluasa jika hanya ada mereka pikir Marco Ia tidak mengerti dengan keinginan Ibu hamil itu. "Kara...yang ini lebih nyaman," jelas Marco wajah Kara lantas mendadak merengut Ia pun mengajak wanita itu berjalan ke belakang menuju ke sebuah ruangan yang ternyata adalah kamar. "Tapi sepi," keluh wanita itu kalau sudah begini sudahlah Marco membujuknya. "Tidak...Kamu bisa menonton film." Marco lalu menghidupkan netflix mencarikan film disney yang disukai oleh Kara. "Nggak...Aku nggak suka." lama Kara merengut dan tidak ingin berbunyi pada Marco sampai dua puluh menit berlalu seseorang pun mengetuk pintu Marco pun bangkit dan membukanya. Laki-laki itu lalu membuka sesuatu yang ada di tanga

  • Menikahi Pria Dingin   Kedatangan Tamu

    Happy ReadingMarco mengantar pulang Kara keesokan paginya, setelah mengecup bibir Kara sekilas Marco membiarkan wanita itu masuk yang ditemani oleh Lala. Ia tidak lagi turun karena harus langsung pulang. Wajah Kara tampak lemas karena semalaman itu hanya tidur sebentar, sementara di lain tempat Abella dengan wajah masam menyambut pagi hari ini. Matahari yang sudah naik tidak membuatnya beralih dari tempat duduk, kulitnya menyala oleh sinar matahari pagi ini. Wanita itu mengenakan dress satin tanpa lengan dengan belahan yang sangat turun. Marco turun dari mobilnya lalu langsung masuk ke dalam tidak perlu sampai ke parkiran karena ada anak buahnya yang akan melakukan hal tersebut. Marco naik melalui lift langsung masuk ke kamar Abella. Ia pun mengecup kening wanita itu. "Dari mana saja Kamu," sambut Abella dengan pertanyaan, seolah Marco habis pulang dari tidur dengan selingkuhan. "Dari kantor sayang," balas Marco tidak ingin jujur jika Ia semalaman bersama dengan Kara. Melihat ked

  • Menikahi Pria Dingin   Di Kantor

    Happy Reading"Maafkan keluargaku Om," ujar Kara seraya menundukkan kepala dengan meletakkan kedua tangannya di depan Ia sangat merasa bersalah dengan masalah ini. Delapan jam yang lalu Marco langsung menerbangkan helikopter ke tempat Kara tinggal dahulu yaitu rumah pamannya, Marco turun dengan setelan kemeja hitam dan tuxedo yang warnanya senada. Laki-laki itu berjalan dengan keenam bodyguardnya masing-masing memiliki tugas. Ada yang membawakan koper hitam, membawakan tas hingga membawa sebuah senjata. Wajah Marco tampak kaku dengan rahang mengeras laki-laki itu berjalan dengan langkah kaki yang tegap tidak seperti biasanya Ia jauh lebih sangar. Paman Kara yang hampir duduk di sofa ruang tamu mendadak panik sekaligus takut, Ia tidak menyangka Marco akan langsung ke sini setelah mendengar apa yang Ia lakukan. "Selamat siang Tuan Marco, Saya tidak tau jika Tuan akan ke sini padahal Kami bisa menyiapkan diri dulu," sapa Paman Kara dengan wajah yang dipaksakan untuk tersenyum. "Tid

  • Menikahi Pria Dingin   Curiga

    Happy Reading"Tugas Kamu itu hanya melayani Saya!" Marco membelai pundak Kara wanita itu hanya bisa menggeliat menahan geli yang sedari tadi menghinggapinya. Marco seringkali mampir ke sini hanya untuk bercinta pada istri keduanya sementara Abella kembali sibuk dengan pekerjaan dan juga bisnis yang baru di bukanya. Lagi pula Abella tidak bisa lagi memberikan hasrat kepada Marco sebab Ia tidak tertarik. Semakin tidak mengerti dengan jalan pikiran Abella. Wanita itu juga menjalani perawatan jalan yang seminggu sekali harus chek up. Kara mencoba untuk tetap berdiri dengan tenang agar tidak tumbang sedangkan Marco terus-menerus melakukan foreplay. Kehamilan Kara memasuki usia delapan bulan di mana sudah sangat besar dan turun. Teman-teman Kara masih tidak ada yang tau kecuali Bagas, yang sekarang harus duduk di meja hijau mendapatkan interogasi dari kedua temannya yang lain. "Lo sembunyikan di mana Kara?" tuding Della di siang hari bolong ini belum lagi menghadapi cuaca panas kini Ba

  • Menikahi Pria Dingin   Hutang

    Happy ReadingLagi-lagi Kara hanya bisa menggeleng dengan kelakuan Abella yang senantiasa sangat menyebalkan. Wanita itu sekarang kembali ke villa dan marah-marah tidak jelas. "Sekarang Kamu juga mau mengambil Marco dari Saya," ujarnya seraya menunjuk-nunjuk wajah Kara wanita hamil itu hanya memakan es cream sambil duduk dengan tenang tidak ingin terbawak emosi walaupun ingin sekali Ia mencabik-cabik wajah wanita itu. "Tenang Kara tenang. Dia pasti lagi meninggalkan ulah." Kara mengelus dadanya sedangkan Lala berdiri di samping wanita hamil ini takut sekali jika Abella akan melakukan sesuatu pada Kara. "Kamu membuat Marco nggak pulang," teriak Abella lagi Kara pun berdiri agar sejajar dengan wanita ini."Dia yang mau tinggal bukan Aku yang memintanya," balas Kara dengan tenang seraya berucap dengan sopan. "Dasar wanita penggoda," cibir Abella mendengar itu Kara langsung mengerutkan kening. "Nggak perlu digoda, Marco memang nafsuan padaku," kata Kara hendak berbalik tapi, Abella l

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status