Menikahi Pria Dingin

Menikahi Pria Dingin

โดย:  Khakalara  อัปเดตเมื่อครู่นี้
ภาษา: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
3 การให้คะแนน
26บท
741views
อ่าน
เพิ่มลงในห้องสมุด

Share:  

Report
Overview
Catalog
แสดงความคิดเห็นของคุณในแอพพลิเคชัน

Barbakara Victoria Selena terpaksa menikah dengan pria yang sudah memiliki istri. Marco Alexandria Welden merupakan pria yang berpengaruh di dunia, memiliki perusahaan dengan banyak cabang. Karena hutang almarhum kedua orang tuanya Barbakara tidak bisa menolak sebab ancaman. Dibalik itu pula Marco menginginkan keturunan. Mampukah Kara memberikan Marco keturunan? Haruskah Ia menjadi yang kedua diantara wanita yang dicintai suaminya?

ดูเพิ่มเติม
Menikahi Pria Dingin Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

ความคิดเห็น
user avatar
Khakalara
Pada Readers yang baik hati dan rajin menabung, Aku selalu nungguin komentar kalian ya jangan silent aja. lovee youu......
2024-06-09 22:30:06
0
user avatar
ciaa
bagus sii,,, kelarin plis ceritanya
2024-05-26 11:53:57
1
user avatar
ciaa
penasaran bgt,,, ayo dong lagii,,, ga sabar
2024-05-26 08:45:52
1
26
Menikahi Suami Orang?
Happy Reading"Menikah?" ulang seorang gadis yang duduk bersimpuh tak jauh dari pintu kamar seraya memegang ujung piyama. Ini baru hari ketujuh orang tuanya meninggal dan Ia sudah mendapatkan kabar yang sangat mengejutkan. "Percayalah kamu tidak akan merasakan hidup kesusahan," balas seorang laki-laki sambil sesekali melihat ponsel dan keponakannya itu bergantian. "Tapi dia sudah memiliki istri Paman," timpal gadis itu lagi tak setuju. Bagaimana Ia bisa menikahi pria yang sudah memiliki istri. Melihat bagaimana perawakan dan wajah dingin laki-laki itu kemarin saja sudah membuat tubuh gadis itu mendadak menggigil apalagi harus diminta untuk menikahinya, terlebih ketika gadis itu melihat bagaimana laki-laki itu menjawab panggilan istrinya sangat tidak mungkin Ia dapat hidup diantara kedua pasangan tersebut. "Dia membutuhkan keturunan...." laki-laki itu berdiri lalu mendekati gadis ini dan melanjutkan kalimatnya. "Jangan lupakan bahwa orang tuamu memiliki hutang pada Dia." lalu laki
Read More
Pertunangan
Happy readingRumah bergaya klasik tersebut sudah ramai oleh sanak dan keluarga, di dalam kamar seorang gadis sedang dipersiapkan oleh mua yang akan merias dirinya beserta desainer yang jauh-jauh hari sering bolak-balik ke rumah ini. Kara duduk dengan tenang tapi, tidak dengan wajahnya yang jauh dari kata tenang bahkan tidak ada senyum sedikitpun di wajah gadis itu. "Cepat di selesaikan mereka hampir tiba," ujar Paman Kara berdiri di balik pintu, mendengar itu seketika jantung Kara berpompa lebih kencang lagi. Ini hari lamaran yang tidak pernah Ia bayangkan akan tiba di usia 20 tahun. Saat Kara sedang tertegun tiba-tiba pundaknya dipegang oleh seorang wanita parubaya. "Dia sudah tiba," ujar wanita itu tersenyum pada Kara seketika gadis itu menampilkan wajah keterkejutannya. Kemudian semua yang ada di dalam itu pun keluar usai Kara siap dengan penampilannya. Di luar kamar semua orang menyambut kehadiran laki-laki yang akan melamar Kara. Didampingi dengan istri dan bodyguard laki-la
Read More
Calon Suami
Happy reading"Kamu pulang duluan ya," pamit Kara pada teman-temannya usai memasukkan semua laptop dan alat tulis ke dalam tas. "Kamu bawa mobil?" tanya temannya menghentikan langkah kaki Kara yang hampir keluar. "Nggak! Aku dijemput," balas Kara yang sesekali mengecek ponselnya karena sedari tadi belum ada notifikasi pesan dari Marco. "Sama siapa?" tanya yang lain penasaran. "Calon suami?" celetuk yang lain membuat Kara membeku di tempatnya. Hampir beberapa detik sebelum yang lain pun tertawa. "Kita bercanda kali Ra....""Hahahaha." mereka pun tertawa semua yang dibalas pula dengan tertawa oleh Kara seraya mengelus dada sedikit tenang, Ia takut sekali ada teman-temannya yang tau jika Ia sudah bertunangan dan sebentar lagi akan menjadi istri kedua laki-laki berpengaruh di Indonesia. "Nggak mungkin lah ya kalau Lo ada doi nggak cerita-cerita sama Kita apalagi kalau ada calon semua," ujar salah satu dari teman Kara memegang pundak Kara seraya tersenyum. "Hehe...hehe...," balas Ka
Read More
Pernikahan
Happy ReadingSuasana hotel berbintang lima yang terletak di salah kota tersebut memberikan kesan yang berbeda pada hari ini. Mobil bermerek sudah berjejer rapi di lingkungan hotel dengan beberapa papan bunga yang menghiasi pintu masuk. Tidak heran jika biasanya pagi-pagi hotel ini masih tampak sepi kali ini sudah ramai. Semuanya menunggu akad nikah yang akan berlangsung kurang dari lima belas menit lagi. Di sebuah kamar presidential suite seorang wanita sedangkan dirapikan. Ia mengenakan kebaya putih dengan aksesoris khas dari kota dimana tempat Ia dilahirkan. Tidak terlalu berlebihan namun, sangat membuat dirinya berbeda kali ini. Gadis itu bersiap berdiri dan digandeng oleh beberapa saudaranya diikuti oleh keluarga yang lain, memasuki lift untuk turun dimana berlangsungnya pernikahan. Di bawah sana Marco sedang melakukan ijab kabul. "Saya nikahkan engkau dan Saya kawinkan engkau dengan pinanganmu, ponakanku Barbakara Victoria Selena dengan mahar 1 bitcoin senilai 64.418.90$, 50
Read More
Malam Pertama
Happy Reading"Baiklah Aku akan melakukannya jika itu maumu." lalu Marco pun ke luar dari kamar Abella dengan perasaan marah. Laki-laki itu lantas kembali masuk ke dalam kamar yang dimana Kara baru saja bangun, gadis itu mengucek matanya seraya melihat ke arah Marco. "Kenapa Kamu masuk ke sini? Kamu nggak salah kamar?" tanya Kara menimbulkan kerutan di kening Marco. "Kamu nggak ingat semalam?" tanya Marco menaikan sebelah alisnya Kara pun langsung menggeleng."Ingat apa?" ujar gadis itu lagi masih mengumpulkan nyawa. "Tidak ada," balas laki-laki itu kemudian kembali ingin keluar. "Siap-siaplah Kita sarapan." Marco langsung berlalu pergi. Bisa-bisanya Kara tidak ingin jika semalam Ia tidur bersama dengan dirinya bahkan gadis itu juga telah memeluk Marco saking eratnya Marco sampai tidak bisa bernapas. Kara tidak mengikuti kalimat Marco barusan Ia justru kembali menggulingkan tubuhnya di kasur, bermain media sosial seraya membalas pesan teman-temannya. Mereka mempertanyakan kemana
Read More
Kampus Baru
Happy ReadingKara meringis saat menuruni tangga, ini sudah hari kedua setelah malam itu tapi Ia masih merasakan nyeri di pangkal pahanya. Jangan tanyakan kemana Marco setelah menidurinya, laki-laki itu bahkan tidak pulang sedari kemarin dan Kara tidak tahu ke mana. "Nyonya kenapa tidak lewat lift saja?" tanya seorang pelayan menghampiri Kara lalu membantu gadis itu untuk turun. "Aku ingin melihat-lihat lantai dua," balas Kara sedikit tersenyum Ia mengenakan dress satin yang hanya sebatas lutut. "Nyonya membutuhkan sesuatu?" tanya pelayan itu lagi saat mereka sudah berada di lantai satu menuju ke dapur. "Aku mau jus naga," kata Kara lalu menuju ke belakang dimana taman dan kolam renang menyambut kedatangannya. Rumah ini benar-benar luas jika dibandingkan dengan rumahnya mungkin hanya sepertiga padahal rumah Kara sudah cukup besar pula. Saat gadis itu tengah menikmati datangnya siang, seseorang menghampirinya. "Kara...," sapa Abella melihat wanita itu Kara pun tersenyum. "Kak Ab
Read More
Morning Sickness?
Pov KaraHari ini Aku merasa benar-benar sedih, ntah tidak tau mengapa alasan yang jelasnya. Moodku berantakan, Aku tidak memiliki gairah untuk belajar sampai ketika seseorang duduk di sebelahku dan itu menambah kekesalan. "Kamu mahasiswa pindahan itu 'kan?" katanya dengan wajah setengah tersenyum. "Iya...," balasku singkat tidak memiliki tenaga. "Kenapa pindah? Kamu nakal ya," tuduhannya menambah bete. Aku enggan berbicara bahkan hanya untuk menganggapi laki-laki itu, sudah cukup om-om dingin dan menyebalkan yang ada di rumah. Aku hanya ingin ketenangan baru saja mengharapkan itu Aku dihadapkan lagi dengan dosen killer yang bertanya. "Yang di belakang silahkan berikan pendapat Anda!" katanya menunjuk ke arahku. Aku kemudian berdiri dan siap membuka mulut tapi, dosen tersebut kembali berujar. "Kamu!" perintahnya menunjuk laki-laki yang tersenyum singkat padaku saat Aku ingin kembali duduk dengan kesal. "Kamu pulang sama siapa? mau Aku antarin?" tanyanya sedikit berlari sehingg
Read More
Di Pesawat
Happy readingAuthor PovKara dan Marco mengobrol di dalam pesawat seraya saling bertukar cerita walaupun tanggapan Marco sangatlah singkat. Wanita muda itu menggunakan jeans denim dipadukan dengan kaos putih tidak lupa blazer yang senada dengan warna jeansnya begitu pula dengan pakaian Marco. Tumben sekali mereka berpakaian dengan warna yang senada. "Coba lihat deh Om, ini tugas Gue udah kemaren terus si dosen ini ngomong belum padahal jelas-jelas udah Gue kirim," kekeuh Kara tidak terima dengan kalimat dosen yang berbicara di room chat kelas. "Sudah Kamu periksa?" tanya Marco ulang seraya meletakkan ponsel Kara di tengah tengah meja. "Apanya?" tanya Kara dengan polos. "E-mail Kamu," ujar Marco lantas membuka email Kara dan belum ada kotak terkirim tugas Kara. "Kok nggak ada ya," keluh Kara sambil memanyunkan bibir saat Marco memperlihatkan e-mail tersebut laki-laki itu kemudian mengecek kembali ponselnya dan yah barulah setelah itu tugas Kara terkirim. Memang kalau banyak yang
Read More
Honeymoon
Happy ReadingSementara Marco dan Kara pergi bersama, Abella menyendiri di rumah. Wanita dewasa itu duduk di depan jendela besar yang menghadap pada pemandangan di luar seraya mendekat tubuhnya yang sebagian Ia biarkan terbuka. Ini adalah pilihan yang dia ambil dan tentu Abella tidak boleh menyesal. Sekali lagi Ia harus ikhlas. Abella termenung sedangkan dua orang yang baru saja keluar dari pintu lift itu langsung disambut oleh pelayan. Kara berjalan bersebelahan dengan Marco menuju ke lantai dua penthouse ini. Di sana sudah ada empat orang yang duduk di sofa melingkar. Mereka tersenyum tapi, tidak dengan ramah. "Kenalin Dad...Mom ini Kara," ujar Marco Kara pun tersenyum seraya meremas tangannya yang terasa dingin seketika. "Selamat datang Kara," sapa seorang laki-laki yang usianya berkisar di delapan puluh tahunan. "Terima kasih," balas Kara lalu seorang wanita parubaya yang masih terlihat sangat cantik itu berdiri menghampiri Kara. Kara pikir Ia akan disambut dengan sangat hang
Read More
Bayi Besar
Happy ReadingDua hari ini Marco dan Kara hanya berada di hotel tidak keluar sama sekali bahkan untuk makan saja mereka meminta pelayan langsung mengantarkan ke kamar. Sekarang Kara sedang membaca buku dengan posisi tengkurap yang menghadap ke kaca lebar yang menunjukkan kota Las Vegas. Sementara Marco sibuk dengan tabletnya membaca beberapa artikel dan berita terkini. Mereka semalaman menghabiskan waktu bersama sampai paha Kara saat ini masih terasa nyeri. Kekuatan dari Marco benar-benar sangat luar biasa untuk pemula seperti Kara, tapi pelan-pelan wanita ini juga belajar. Marco bangkit dari duduknya menuju meja bar yang tidak jauh dari pintu hotel. Memanaskan teko lalu menyeduh bubuk putih yang baru Ia keluarkan dari kotak berbentuk persegi panjang. Setelah itu Marco menghampiri Kara membawa gelas tersebut. "Sudah waktunya...," ujar Marco menyodorkan gelas itu pada Kara. Wanita itupun langsung tersebut dan bergerak untuk duduk bersimpuh menerima gelas susu yang diberikan Marco.
Read More
DMCA.com Protection Status