Share

Bab 7

Penulis: Mini
Meskipun sudah berhasil keluar dari rumah hantu, Gwen masih takut dan terus menepuk dadanya. Dia tidak bisa melupakan betapa menakutkannya hal yang baru saja dialaminya.

Begitu mengingat ciuman tadi, wajah Gwen langsung memerah. Dia menatap Keith dengan kesal dan menegur, "Keith, kamu terlalu impulsif tadi. Meskipun kamu khawatir, kamu nggak seharusnya melakukannya di depan pacarmu. Dia pasti berpikir yang aneh-aneh."

Saat itu, karena terburu-buru, Keith tidak tahu seperti apa reaksi Fellis yang melihatnya berciuman dengan wanita lain. Namun, karena merasa bingung, dia tidak membalas perkataan Gwen.

Keith melihat pintu yang tertutup rapat, sedangkan Gwen melanjutkan keluhannya. "Misinya sulit sekali. Gimana Fellis bisa menyelesaikannya sendirian? Jangan-jangan dia akan sembarangan mencium pria lain?"

Keith menggeleng. "Dia nggak mungkin melakukan hal seperti itu."

Ketika melihat Keith yang begitu yakin, Gwen menatapnya dengan agak terkejut. "Kamu begitu yakin?"

"Ya, dia sangat mencintaiku. Dia nggak mungkin menerima pria lain selain aku."

Fellis yang kebetulan berdiri di dekat pintu bisa mendengar ucapan itu. Seketika, senyuman pahit muncul di sudut bibirnya. Ternyata Keith tahu semuanya.

Keith tahu Fellis sangat mencintainya. Itu sebabnya, Keith bisa melukai perasaannya tanpa ragu sedikit pun?

Fellis merapikan rambutnya yang basah karena keringat dingin, lalu mendorong pintu dan keluar.

Saat melihat Fellis keluar, Gwen segera mendekat dan menggenggam tangan Fellis dengan akrab. Kemudian, dia bertanya dengan penuh perhatian, "Fellis, gimana caramu keluar?"

Fellis berjalan beberapa langkah ke samping untuk menjauhkan dirinya dari Gwen. Dengan nada datar, dia menjawab, "Gampang saja, tinggal menyerah dan staf akan membawamu keluar."

Ketika mendengar penjelasannya yang begitu sederhana, Gwen terbelalak dan menatap Keith. "Rupanya bisa menyerah? Lalu, tadi kita ...."

Sebelum Gwen selesai berbicara, Keith langsung menyela, "Aku terlalu cemas padamu tadi. Maaf."

Wajah Gwen masih tersipu. Dia menatap Fellis dan berkata, "Sebenarnya nggak masalah, asal Fellis nggak keberatan. Dulu aku dan Keith sering main rumah-rumahan waktu kecil. Kami pun sering ciuman, tapi nggak serius."

Keduanya berbicara seolah-olah tidak ada yang aneh. Fellis sungguh kehabisan kata-kata. Dia diam-diam berjalan menuju pintu keluar.

Setelah mengalami situasi menegangkan itu, keduanya pun merasa lelah. Gwen pamit dan pulang sendirian.

Setelah melihat mobilnya menghilang dari pandangan, Keith akhirnya mengalihkan pandangannya kepada Fellis.

"Kita juga sudah capek. Gimana kalau kita makan malam? Kita makan western food. Mau nggak?"

Keith tidak pernah seantusias ini. Fellis kira-kira bisa menebak bahwa Keith merasa bersalah karena ciuman itu dan berniat untuk menebusnya.

Situasi sudah seperti ini. Sebenarnya Fellis sudah tidak peduli dengan hal-hal kecil seperti itu. Jadi, dia bersikap seolah-olah tidak ada yang terjadi dan menyetujuinya.

Keduanya pergi ke restoran terdekat. Keith bahkan memesan ruang privat di lantai dua. Ketika melihat pemandangan malam yang indah di luar jendela dan makan malam romantis, wajah Fellis tetap datar. Dia menatap bunga mawar kuning di vas tanpa emosi apa pun.

Keith sedang berpikir untuk memulai percakapan, tetapi tiba-tiba masuk pesan di ponselnya. Setelah membuka dan membacanya, dia sontak berdiri.

"Aku tiba-tiba ada urusan. Fellis, kamu bisa makan sendirian?"

Fellis melirik sekilas. Tanpa bertanya apa yang terjadi, dia hanya mengangguk pelan. Keith segera mengenakan jasnya dan buru-buru turun, sementara pelayan membawa hidangan yang mereka pesan.

Pelayan tampak kebingungan dan mencari-cari, tetapi Fellis tidak mengatakan apa-apa dan mulai menikmati makanannya.

Fellis selesai makan pada pukul 7 malam. Setelah memanggil taksi, Fellis yang merasa bosan pun membuka ponselnya dan melihat postingan orang-orang.

Jari-jarinya menyapu layar dengan perlahan. Postingan terbaru dari Gwen langsung muncul. Foto yang diunggah adalah foto di rumah sakit, dengan kain kasa yang membalut kakinya dan terlihat sedikit bekas darah.

[ Sial sekali. Cuma keluar bermain, tapi terlibat dalam kecelakaan beruntun. Aku baru pulang, tapi sudah masuk rumah sakit. ]
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Meninggalkan Primadona yang Kucintai 3 Tahun   Bab 27

    Jauh di dalam hatinya, Keith tahu bahwa apa yang dikatakan ibu Fellis itu benar. Dia sudah mencoba membujuk dirinya berkali-kali untuk melupakan semuanya. Namun, setiap kali dia memejamkan mata, kenangan tentang dirinya dan Fellis terus berputar di pikirannya.Seumur hidupnya, dia selalu mendambakan seseorang yang bisa mencintainya sepenuh hati. Dulu dia pikir orang itu adalah Gwen, tetapi Gwen hanya ingin menjadi temannya.Ketika Fellis pergi, dia baru menyadari bahwa orang yang dia cari selama ini sudah ada di sisinya, tetapi sudah dia sakiti hingga terluka parah.Perasaan bersalah dan penyesalan yang datang terlambat sepenuhnya menghancurkan logikanya. Dia hanya ingin memperbaiki hubungan itu dan membuat Fellis kembali. Namun, kenyataan menunjukkan bahwa semua yang dia lakukan justru semakin menjauhkan Fellis darinya.Kini, dia berada di tengah kebingungan dan keputusasaan. Di satu sisi, ada rasa obsesinya yang tertanam dan di sisi lain, ada logika yang menyuruhnya melepaskan.Keith

  • Meninggalkan Primadona yang Kucintai 3 Tahun   Bab 26

    Melihat Fellis tampak ragu, Keith buru-buru memberikan penjelasan tambahan. "Sifatku yang menyendiri ini juga ada hubungannya dengan orang tuaku yang selalu sibuk bekerja. Mereka sering bepergian untuk rapat, terkadang sebulan penuh tanpa pulang. Karena luka ini nggak serius, kemungkinan besar mereka nggak akan datang."Melihat ekspresinya yang jujur, Fellis mulai sedikit percaya. "Kalau begitu, kamu nggak kasih tahu Gwen?" tanyanya.Pertanyaan itu membuat Keith sedikit panik. Dia merasa perlu sekali lagi menegaskan bahwa hubungannya dengan Gwen benar-benar sudah berakhir. "Dia sebenarnya nggak begitu peduli padaku. Aku yang dulu terlalu menyukainya. Dia hanya menikmati perhatian dan kasih sayangku, makanya dia selalu dekat denganku."Mendengar penjelasannya, Fellis terkejut. Jadi, Keith juga pernah berada di posisi seperti aku, menjadi pihak yang memberi segalanya dalam hubungan?Mengingat bagaimana Keith dulu mengejar-ngejar Gwen, sementara perempuan itu acuh tak acuh, Fellis merasak

  • Meninggalkan Primadona yang Kucintai 3 Tahun   Bab 25

    Fellis terkejut dengan interpretasi Keith yang sepenuhnya salah dari pertanyaannya. Dia menatapnya dengan pandangan heran. "Aku nanya, apa kamu nggak peduli sama nyawamu?"Namun, Keith tidak berpaling. Tatapannya penuh kelembutan dan dia menjawab dengan tegas, "Kalau itu untukmu, aku bisa mengorbankan nyawaku."Fellis benar-benar tidak menyangka bahwa dia akan mendengar kata-kata yang begitu dramatis dari mulut Keith. Kalau itu terjadi beberapa bulan lalu, mungkin dia akan tersentuh sampai menangis. Namun saat ini, dia hanya bisa terdiam.Melihat dia tetap diam, Keith tidak bisa menahan diri untuk berbicara lagi. "Mereka nggak melukaimu, 'kan? Aku datang terlambat. Apa kamu sangat ketakutan tadi?"Mendengar ucapannya, Fellis kembali teringat pada pertanyaan yang sempat dia pikirkan sebelum pergi ke kantor polisi. Dia memandang Keith dengan tatapan semakin curiga. "Kenapa kamu mengikutiku? Jangan bilang ini cuma kebetulan."Keith yang sama sekali tidak menyangka pertanyaan itu, langsung

  • Meninggalkan Primadona yang Kucintai 3 Tahun   Bab 24

    Keith beruntung karena tusukan pisau itu tidak mengenai organ vital. Berkat penanganan yang cepat, nyawanya berhasil diselamatkan.Mendengar kabar bahwa dia dalam kondisi stabil, Fellis akhirnya bisa merasa lega. Setelah menelepon orang tuanya untuk menjelaskan situasinya, dia kembali ke ruang perawatan. Melihat Keith yang masih terbaring tidak sadarkan diri, dia menghela napas panjang.Di meja dekat ranjang, terlihat dompet dan kantong belanja yang ternoda darah. Warna merah itu membuat pikirannya kembali pada momen menegangkan tadi. Ketika pandangannya beralih ke wajah Keith yang putih pucat pasi, perasaannya menjadi campur aduk.Kenapa Keith bisa ada di dekat gang itu? Apakah dia diam-diam mengikutinya? Kalau iya, kenapa dia tidak menyadarinya sama sekali?Pertanyaan itu berputar di benaknya selama setengah jam, sampai akhirnya ayah dan ibu Fellis tiba di rumah sakit. Setelah berdiskusi, diputuskan bahwa ibunya akan tetap di rumah sakit untuk menjaga Keith, sementara ayahnya meneman

  • Meninggalkan Primadona yang Kucintai 3 Tahun   Bab 23

    Setelah panggilan telepon itu, Fellis jarang bertemu Keith, kecuali sesekali di lorong apartemen atau lift. Setiap kali mereka bertemu, Keith selalu menyapanya dengan senyuman cerah, tetapi Fellis tidak pernah merespons. Dia memilih untuk menghindar atau melewati pria itu tanpa bersuara.Melihat sikapnya yang selalu menjauh, Keith sering diliputi rasa kecewa. Namun, setiap kali bertemu lagi, dia tetap mencoba dengan senyum penuh harapan.Hari-hari berlalu dengan tenang. Selain gangguan kecil dari tetangganya, kehidupan Fellis berjalan lancar. Musim panas berlalu dengan perlahan dan masa magangnya telah hampir berakhir.Sambil menyelesaikan tugas akhir magangnya, dia juga mulai mempersiapkan segala kebutuhan untuk memulai perkuliahan. Kesibukannya membuatnya sering berada di luar.Suatu sore, setelah selesai bekerja, Fellis memutuskan untuk membeli beberapa jaket baru untuk persiapan musim gugur. Setelah menemukan beberapa jaket yang cocok dan membayar di kasir, dia berencana memesan ta

  • Meninggalkan Primadona yang Kucintai 3 Tahun   Bab 22

    Keith terdiam cukup lama sebelum menjawab pertanyaan Fellis. "Aku memang pernah suka sama dia, tapi itu dulu. Setelah bersamamu, aku pelan-pelan mulai suka sama kamu dan aku cuma anggap dia sebagai teman."Mendengar kata "teman", pikiran Fellis langsung kembali ke ingatan tentang ciuman mereka di rumah hantu.Apakah teman lawan jenis akan berciuman?Senyum sinis muncul di sudut bibirnya. "Kalau saja Gwen nggak kembali, aku mungkin masih terjebak dalam pikiranku sendiri. Aku kira caramu mencintaiku adalah dengan sikap yang dingin. Kamu bilang kamu suka sama aku, tapi aku sama sekali nggak merasakan cintamu.""Yang kulihat cuma perhatian dan pembelaanmu untuk Gwen. Kalau cintamu padanya adalah 'teman', berarti perasaan untukku mungkin bahkan nggak sampai pada tingkat itu. Keith, berhentilah membohongi dirimu sendiri. Kamu nggak pernah benar-benar menyukaiku."Mendengar kata-kata itu, ayah dan ibu Fellis saling bertukar pandang. Di mata mereka terlihat keterkejutan dan kesedihan.Hanya da

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status