Di vila Keluarga Andara, pukul sembilan malam. Masih ada lampu remang-remang yang menyala di kamar tidur utama lantai dua. [ Ibu, kontrak nikah ini akan berakhir sebulan lagi. Nanti, aku akan jadwalkan kematian palsuku. ] Natasha duduk di depan meja rias sambil mengetik kata-kata itu, lalu mengirimkannya kepada ibu mertuanya. Pesan itu langsung dibalas oleh pihak lain. [ Sasha, terima kasih atas kerja kerasmu selama sepuluh tahun terakhir. Kamu sudah merawat Varo dengan baik, juga melahirkan keturunan Keluarga Andara. Sebenarnya, Ibu sudah anggap kamu sebagai menantu. Gimana kalau kita batalkan saja kontrak ini? ] Setelah membaca pesan itu, Natasha tanpa sadar menggenggam erat ponselnya. Dia dengan cepat mengetik sebaris kata balasan. [ Nggak, Ibu. Kita lakukan sesuai kontrak saja. ]
View MoreLebih dari setengah tahun telah berlalu. Selama setengah tahun ini, Natasha mencurahkan isi hatinya di samping tempat tidur Lydia setiap hari. Dia menyeka wajah Lydia setiap pagi, juga merawatnya dengan saksama dan penuh kasih sayang.Alvaro dan Enzo mencari berbagai alasan buruk untuk datang menemui Natasha. Di bulan Desember yang dingin, Alvaro bahkan berlutut meminta maaf pada Natasha selama sehari semalam di hari salju turun dengan deras dan hampir mati kedinginan. Akan tetapi, Natasha hanya menatapnya dengan dingin.Enzo membawakan berbagai macam bunga untuk Natasha setiap hari. Dia bahkan belajar membuat kue sendiri. Pintu Natasha selalu dipenuhi dengan bunga dan kue.Para tetangga yang lewat memandangnya dengan iri. Setiap kali hal ini terjadi, Natasha akan berbagi kue dan bunga itu. Dia sama sekali tidak tertarik pada hal-hal ini dan hatinya sama sekali tidak tersentuh.Pada kali pertama Enzo mengetahui bahwa kue yang dia buat untuk Natasha diberikan kepada orang lain, dia dudu
Natasha melewati beberapa hari yang damai dan tenang.Keesokan harinya, Enzo dan Alvaro muncul di depan pintunya pagi-pagi sekali. Dia mengabaikan ketukan di pintu, tetapi malah melihat ayah dan anak yang duduk di lantai bawah itu melambai padanya di balkon.Natasha tak punya pilihan selain bergegas turun. Dia menatap ayah dan anak di depannya, lalu bertanya dengan acuh tak acuh, "Apa sebenarnya mau kalian?"Alvaro tersenyum sambil menatap Natasha di depannya, lalu berkata dengan manja, "Sasha, ayo kita nonton kembang api bersama! Kamu masih ingat janji kita pada Zozo tahun lalu? Kita bilang, kita akan bawa dia menonton kembang api setiap tahun."Enzo menarik tangan Natasha, lalu menggoyang-goyangkannya dan menimpali dengan manja, "Mama! Mama! Temani aku sekali, ya? Aku benar-benar merindukanmu."Suara hati Enzo masih terngiang di benak Natasha.'Papa bilang, selama kita pergi nonton kembang api, Mama bisa ingat kenangan-kenangan kita dulu, lalu nggak akan bersikap dingin lagi ....'Na
Selama setengah bulan berikutnya, Alvaro dan Enzo selalu datang tepat waktu ke rumah Natasha setiap hari. Mereka juga tidak mau pergi tidak peduli bagaimana pun Natasha mengusir mereka.Setiap hari, Enzo selalu berusaha mencari cara yang berbeda untuk menyenangkan Natasha. Dia meniru orang dewasa dan membelikan berbagai hadiah kecil untuk Natasha, tetapi Natasha membuangnya semuanya.Sementara itu, Alvaro mengantarkan makan tepat waktu tiga kali setiap hari. Ayah dan anak itu bahkan membuang kantong sampah yang diletakkan Natasha di depan pintu ....Melihat ayah dan anak yang hidup berputar mengelilingi Natasha setiap hari, serta hati Alvaro yang penuh dengan Natasha, hati Luna dipenuhi rasa cemburu. Dia merasa bahwa Natasha sengaja menggunakan cara memalsukan kematiannya untuk mendapatkan kembali cinta Alvaro ....Suatu hari, terdengar ketukan pintu yang kuat dan cepat. Natasha membuka pintu dengan kesal, lalu menunduk dan memejamkan mata sambil berseru, "Alvaro, mau gimana baru kamu
Lampu merah di ruang operasi padam dan pintunya dibuka.Natasha melangkah maju dan menatap dokter dengan sungguh-sungguh, lalu bertanya, "Dokter, gimana keadaan adikku?"Setelah dokter mengangguk dan mengatakan bahwa operasinya berjalan lancar, Natasha baru menghela napas lega. Dia hendak mengikuti Lydia yang didorong pergi, tetapi ketika dia berbalik, pergelangan tangannya dicengkeram erat oleh Alvaro.Alvaro menatap Natasha di depannya, matanya dipenuhi dengan rasa bersalah dan penyesalan. Dia berseru, "Sasha, aku nggak peduli cintamu padaku palsu atau nggak! Aku mencintaimu dan itu sudah cukup! Orang yang kucintai selama ini adalah kamu!"Natasha tidak dapat menahan tawanya. Suaminya yang berselingkuh justru mengatakan bahwa orang yang dicintainya adalah dirinya. Sungguh ironis. Dia menarik tangannya dari cengkeraman Alvaro, lalu menunjuk Luna yang ada di sampingnya dan berkata dengan dingin, "Orang yang kamu cintai itu seharusnya dia, bukan aku."Mata Alvaro berkilat terkejut. Dia
Saat ketiganya saling berpandangan, alarm ventilator di dalam gudang berbunyi dan napas Lydia makin lemah.Natasha berusaha melepaskan diri dari genggaman Alvaro seperti orang gila, lalu langsung berlari ke sisi tempat tidur dan menelepon ambulans.Ketika menyadari bahwa Lydia tidak mungkin dapat menunggu hingga ambulans tiba, Natasha menatap Alvaro di depannya dengan tidak berdaya, lalu berseru, "Alvaro, berikan aku kunci mobilnya ...."Saat mendengar namanya keluar dari mulut Natasha, Alvaro makin yakin bahwa wanita ini adalah istrinya. Dia bergegas maju dengan gembira untuk memastikannya dan berkata, "Kamu itu Sasha .... Aku tahu kamu belum meninggal ...."Natasha mendorongnya dengan kesal dan berteriak, "Jangan bicara omong kosong! Berikan kuncinya padaku!"Dengan bantuan Alvaro, Natasha menggendong Lydia ke dalam mobil. Kemudian, keduanya membawa Lydia ke rumah sakit bersama.Di luar ruang operasi, Natasha melipat tangannya sambil berdoa dan berjalan mondar-mandir di depan pintu.
Keesokan paginya, Natasha masuk ke ruang pasien sambil menyenandungkan lagu. Sepasang matanya terlihat berbinar dan dia terus bergumam, "Lydia, Kakak datang menjengukmu ...."Namun, saat mendekati ranjang pasien, dia malah mendapati bahwa tempat tidur itu kosong. Natasha pun membelalak. Dia menyingkap selimut dengan putus asa. Air matanya mengalir deras dan kakinya tiba-tiba terasa lemas hingga dia jatuh terduduk di lantai.Dia berusaha sekuat tenaga untuk menenangkan diri. "Lydia pasti dibawa pergi Profesor Holden untuk diperiksa. Profesor Holden .... Benar!"Natasha tiba-tiba berdiri dan bergegas masuk ke kantor Holden. Para dokter dan perawat di koridor tidak berhenti bergosip dengan tampang merendahkan."Siapa ini? Kenapa dia berlarian di rumah sakit!"Holden melirik orang-orang di luar kantor, lalu tatapannya tertuju pada wajah Natasha. Mata Natasha terlihat merah padam, dia jelas habis menangis. Raut wajahnya yang terlihat gembira tetapi juga sedih membuat Holden bingung. Dia me
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments