Short
Cinta yang Tak Bisa Kembali

Cinta yang Tak Bisa Kembali

By:  MeteoritCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
20Chapters
4views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Di ruang tamu rumah tergantung sebuah lukisan. Lukisan itu menggambarkan suami, anak, dan adik perempuan Jasmine. Sampai akhirnya, dia mendengar anaknya sendiri berkata, "Kalau ada orang keempat di lukisan ini, pasti itu adik perempuan yang dilahirkan oleh Tante untukku." Sejak saat itu, Jasmine tak lagi memiliki alasan untuk bertahan. Dia mengajukan diri untuk menjadi mata-mata di tempat paling gelap dan paling berbahaya. Mulai hari itu, Jasmine dan mereka ... tidak punya hubungan apa-apa lagi!

View More

Chapter 1

Bab 1

Di Kota Zamrud, suara percakapan terdengar dari bagian terdalam gedung Biro Keamanan.

"Jasmine, aku harap kamu menyadari betapa berbahayanya misi kali ini. Kamu akan menyusup sebagai mata-mata ke dalam sindikat kriminal. Begitu identitasmu terbongkar, hidupmu bisa lebih buruk dari kematian."

"Kalaupun kamu berhasil menyusup, selama proses pengumpulan bukti, kamu harus ikut arus bersama para penjahat, bahkan mungkin harus menodongkan senjata ke arah rekanmu sendiri. Secara mental, itu akan sangat menyiksa dan nggak ada jaminan kapan siksaan itu akan berakhir."

"Kamu punya suami, anak, dan orang tua. Apa kamu benar-benar rela meninggalkan semuanya?" Di dalam ruangan itu, sang atasan menatap dengan serius.

"Aku sudah memutuskan untuk bercerai dengan suamiku. Dia akan menemukan istri baru dan akan tetap menjadi ayah yang baik bagi anak kami. Sedangkan orang tuaku, mereka sudah menemukan putri kandung mereka. Keluarga mereka sangat bahagia dan harmonis. Aku nggak punya apa pun yang mengikatku lagi."

Jasmine berdiri dan memberi hormat sambil berucap dengan tegas, "Aku bersedia menjadi sebilah belati, menancap di jantung musuh, demi melindungi negara dan para rakyat. Demi negara, aku rela mengorbankan diri. Meskipun harus mati ribuan kali, aku nggak akan menyesal!”

Atasan itu membuka mulut, seolah-olah ingin membujuknya lagi, tetapi tidak tahu harus berkata apa.

"Aku harus pergi. Guruku menghilang secara misterius setelah menyelidiki sindikat ini. Aku harus menemukannya, meskipun mungkin hanya bisa membawa pulang jasadnya. Selama bertahun-tahun, nggak ada yang lebih mengenal mereka dibanding aku. Kalau sindikat ini ingin disingkirkan, aku satu-satunya orang yang mampu melakukannya."

Mata sang atasan penuh rasa enggan. "Kamu harus tahu, sebagai mata-mata, nama dan jasamu mungkin nggak akan pernah dikenal oleh dunia. Kamu bisa saja memilih hidup yang damai dan aman, nggak harus menjalani hidup seperti di ujung tanduk setiap hari ...."

"Kalau keputusanmu sudah bulat, pergilah! Semoga kamu masih diberi kesempatan untuk mengenakan seragam ini lagi. Setelah pergi, namamu akan menjadi rahasia negara. Kamu bukan lagi dirimu! Semoga beruntung!"

Dengan tangan gemetar, atasan membalas hormat.

Jasmine tersenyum tipis. "Aku selalu beruntung."

Setelah keluar dari gedung, Jasmine sudah mengenakan pakaian biasa. Angin sore meniup ujung bajunya dengan lembut.

Saat itu jam pulang kerja. Matahari senja menyelinap di antara ranting-ranting pohon. Jalanan dipenuhi kendaraan. Semua orang melangkah menuju rumah masing-masing. Di pinggir jalan, suara pedagang, uap dari toko roti, dan anak-anak pulang sekolah yang bermain di trotoar, semuanya terasa begitu indah.

Jasmine berdiri terpaku, tidak tahu harus melangkah ke mana.

Atasannya berkata bahwa mereka butuh tujuh hari untuk membuat identitas baru yang sempurna untuknya. Sementara itu, dia diberi waktu untuk pulang dan mengucapkan selamat tinggal kepada keluarga.

Namun, dia tahu tidak ada seorang pun di rumah itu yang ingin melihatnya kembali. Suami dan anaknya lebih menyukai adik kandungnya yang baru ditemukan.

Karena merasa bersalah, orang tuanya pun memberikan kasih sayang yang berlebih kepada adik barunya itu. Sedangkan dia sudah tak ada bedanya dengan orang luar.

Tiba-tiba, sebuah notifikasi muncul di layar ponselnya. Saat dibuka, itu adalah sebuah video. Latar video adalah rumah kecil yang dulu dia tata dengan penuh kasih.

Kamera bergerak ke dapur, memperlihatkan seorang pria tampan dan elegan yang tersenyum ke arah kamera.

"Sudah lapar ya? Iga asam manis kesukaanmu hampir matang.”

Pemilik kamera berbicara dengan suara manja, "Aku mau cicip dulu, siapa tahu kamu kebanyakan kasih cuka lagi."

Pria itu menggeleng pelan dengan ekspresi lembut, lalu mengambilkan sepotong daging, meniupnya dengan hati-hati, dan menyodorkannya ke arah kamera. "Hati-hati panas."

Layar berpindah, memperlihatkan seorang anak laki-laki yang melompat-lompat. "Aku juga mau! Aku juga mau! Papa pilih kasih, sejak ada Tante jadi nggak sayang aku lagi!"

Si perekam lantas mengacak rambut si kecil. "Papamu nggak pilih kasih kok. Bukannya tumis daging itu makanan kesukaanmu?"

Pria dalam video itu adalah suaminya, Zayn. Anak kecil itu adalah putranya, Kaeso. Sementara itu, perempuan di balik kamera itu adalah adik kandung yang baru ditemukan setahun lalu, Jaslyn.

Gambar terakhir yang sempat tertangkap adalah lukisan yang tergantung di dinding ruang tamu.

Lukisan itu dibuat dengan krayon, masih terlihat bekas lem di beberapa bagian. Dalam gambar tersebut ada langit biru, awan putih, dan padang rumput. Di tengahnya ada seorang anak kecil menggandeng tangan dua orang dewasa.

Setengah bulan lalu, saat melihat Kaeso menggambar lukisan itu, hati Jasmine sempat berbunga-bunga. Dia bertanya, "Ini gambar Papa, Mama, dan kamu ya?"

Kaeso mengangkat kepala dengan ekspresi kesal dan melotot. "Ini gambar Papa, Tante, dan aku!"

"Mama, kamu belum paham juga? Kalau boleh gambar orang keempat, aku maunya punya adik perempuan, anaknya Tante dan Papa!"

Nada suara anak kecil itu polos dan lugu, tetapi seperti belati yang mengoyak hati Jasmine. Kata-katanya masih terngiang di telinga saat dia mendongak dan melihat Jaslyn menunduk malu, sementara Zayn hanya tersenyum sambil bertanya, "Kaeso ingin punya adik ya?"

Sejak saat itu, Jasmine sadar bahwa rumah itu tidak lagi memiliki tempat untuknya.

Video itu diakhiri dengan pesan menantang dari Jaslyn.

[ Kapan kamu akan mundur, kakakku tersayang? ]

Layar ponsel yang padam dalam satu menit memantulkan wajah Jasmine yang tanpa ekspresi.

Segalanya tak penting lagi. Jasmine memasukkan ponsel ke sakunya, menjawab dalam hati, 'Aku sudah mundur.'

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
20 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status