Share

Menjadi Candu Sang Penguasa
Menjadi Candu Sang Penguasa
Penulis: Caramelly

Puaskan Aku

Penulis: Caramelly
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-19 17:06:17

“Lepaskan aku!” berontak seorang perempuan bernama Moira,  yang saat ini menolak pakaiannya dilucuti satu persatu dengan kasar, oleh seorang pria asing yang sama sekali tidak dikenalinya.

Lelaki bernama Julian, yang kini, sedang berusaha melancarkan aksinya di sebuah sofa di kamar hotel. Namun, Moira terus melakukan perlawanan.

“Jangan lakukan itu, aku mohon!” pinta Moira yang saat ini, masih menghindari Julian yang sedari tadi menatapnya dengan tatapan kotor.

“Wanita murahan sepertimu, tidak usah malu-malu. Ayo layani aku sekarang juga,” ucap Julian dengan tatapan mesum dan senyuman menjijikkan.

Moira merasa ditipu oleh Ares, ayah tirinya. Pria itu mengatakan, jika ingin melunasi hutang keluarga dan membiayai pengobatan keluarganya, yang kini telah mencapai ratusan juta. Ia harus bekerja di Kota.

Ares juga meyakinkan Moira, ia memiliki seorang teman yang bisa memberinya pekerjaan di Ibukota. Rupanya, teman yang dimaksud Ares, adalah seorang mucikari bernama Belinda.

Belinda awalnya mengatakan, akan memperkerjakan Moira  sebagai pelayan di sebuah bar. Namun, kenyataannya dia ditipu dan malah diperkerjakan sebagai seorang wanita penghibur! Moira juga dipaksa memakai pakaian seksi, atas desakan Belinda yang kerap dipanggil Mamih oleh semua para penghibur di tempat itu.

Alasan Moira menerima tawaran pekerjaan itu, karena dia sedang membutuhkan uang yang sangat banyak, untuk biaya pengobatan adik perempuannya.

Moira yang merasa ditipu ketakutan dan sakit hati kepada ayah tiri dan Belinda. Sementara itu Julian menerkam tubuhnya, berusaha keras membawa ke pelukannya. Julian sangat liar dan berusaha mencium Moira. Namun, Moira bersikeras dan terus menerus melakukan penolakan. Karena Moira terus memberontak akhirnya Julian marah dan mengumpat dengan perkataan kasar.

“Dasar perempuan murahan! Beraninya kau menolakku. Aku sudah membayar mahal untuk malam ini,” bentak Julian marah. Dan tidak segan-segan menampar wajah Moira cukup keras “Kamu harus melayani aku, malam ini.”

Rasa takut saat ini berkecamuk di dalam benaknya. Selama ini, dia belum pernah bersentuhan dengan lelaki mana pun, dan ini adalah kali pertamanya. Yang ada di pikirannya saat ini, ia harus kabur bagaimanapun caranya. Moira ketakutan setengah mati. Keringat dinginnya kini sudah menyatu dengan tubuhnya.

“Lepaskan aku, aku mohon biarkan aku pergi!”

“Pergi katamu. Jangan mimpi, kamu harus membuatku puas.”

Alih-alih mendengarkan permohonan itu, Julian malah melepaskan kancing celananya. Saat Moira hendak berdiri dan berlari. Tangan Julian lebih cepat, menarik tubuh Moira dan membantingnya dengan kasar ke sofa.

“Perlihatkan padaku tubuhmu.” Julian menatapnya liar, membuat Moira semakin ketakutan.

Julian menarik paksa bagian depan pakaian Moira, dres seksi itu robek. Semakin memperlihatkan belahan dadanya yang indah. Moira terus melakukan perlawanan, dia membenturkan kepalanya ke kepala Julian. Mereka sama-sama merasakan kesakitan.

“Jalang sialan! Beraninya kau lakukan itu padaku.”

Manik mata Moira tertuju pada botol wine yang masih tersegel di atas meja,  dengan cepat Moira berhasil meraih botol itu dan memukul kepala Julian sampai berdarah. Julian memegang kepalanya, kesakitan.

“Jalang sialan! Kemari, jangan kabur!” teriak Julian semakin marah, seraya memegangi kepala yang sudah berlumuran darah.

Moira berlari ke arah pintu, napasnya terengah-engah. Saat Moira hampir meraih tubuhnya kembali, di waktu yang sama pintu terbuka. Dan Julian, tergeletak tidak sadarkan diri. Moira  sempat menoleh, dan memastikan Julian masih hidup atau sudah mati.

Saat tahu Julian masih bernapas, Moira merasa lega. Ia keluar dari kamar hotel, ketakutan. Peluh bercucuran bersama napas yang terengah-engah. Moira menutupi bagian dadanya, karena pakaiannya sobek.

Di waktu yang sama, kedua ajudan Julian yang berjaga tidak jauh dari kamar hotel, melihat Moira di lorong. Mereka pergi melihat Julian  yang tidak sadarkan diri, dan langsung mengejar Moira.

“Hei, jangan lari!” teriak kedua ajudan itu.

Moira menoleh, lalu berlari menyusuri lorong kamar hotel, dengan napas terengah-engah, Moira berdiri di depan panel lift, menekan tombol turun. Lampu menyala merah.

Angka digital terus naik, 2,3,4,5,6, Moira  yang ketakutan, akhirnya menekan tombol naik. Saat itu, suara dua orang ajudan itu terdengar semakin dekat dan menunjuk ke arah Moira.

“Cepat tangkap dia!”

Tepat saat itu, pintu lift terbuka di lantai 8, dengan langkah tergesa, Moira pun masuk dengan posisi mundur. Saat kedua pria itu berlari ke arah lift, lift sudah tertutup. Moira membungkuk lega.

“Syukurlah,” gumamnya pelan.

Namun, lift itu tidak membawa Moira turun, melainkan naik. Di waktu yang sama, ia mendengar suara seorang pria sedang mengerang seperti kesakitan. Moira yang terlambat menyadarinya menoleh.

Moira terkejut, ia menemukan sosok pria tampan terduduk lemas di lantai, napasnya tidak beraturan. Sementara itu angka digital terus naik dengan cepat ke atas.

“Nona, tolong aku!” ucap lelaki tampan itu, kesakitan.

“Tuan, apa Anda terluka?” tanya Moira mendekati hati-hati, mencoba melihat wajah pria yang kini menunduk merintih.

Di waktu yang sama, lift terbuka di lantai 18. Pria itu menyergap tangan Moira. Moira yang terkejut, masih dihantui perasaan takut. Berusaha melepaskan cekalannya, pria itu mengangkat wajahnya menatap Moira dari atas hingga ujung kaki.

“Nona, bantu aku keluar dari sini,” rintihnya. “Jangan takut! Tolong bantu aku.”

Suaranya, napasnya terdengar kesakitan. Tubuhnya terlihat lemah. Karena merasa kasihan, dan tidak berpikir panjang, akhirnya Moira membantu pria itu keluar dari lift.

“Pak, saya akan mencari bantuan.”

“Tidak. Jangan sampai orang lain melihatku dalam keadaan seperti ini.”

Sentuhan itu memercikkan api kehangatan pada tubuh pria tampan itu, tanpa Moira  sadari, pria itu memperhatikan bagian tubuhnya yang terbuka, tepatnya di bagian dada. Pria asing itu berusaha keras menahan hasratnya, hingga mereka tiba di kamar 1820.

Moira membantunya masuk ke dalam kamar hotel. Tubuhnya tidak hanya lemah, napasnya semakin kacau. Pria itu menjatuhkan kepalanya kepada pundak Moira. Suhu tubuhnya tinggi.

‘Sebenarnya, dia kenapa? Kenapa tubuhnya, sangat panas,’ ucap Moira dalam hati.

Degan hati-hati Moira menurunkannya di atas tempat tidur. Pria tampan itu duduk di tempat tidur, ia  sempat mengangkat wajahnya dan menatap wajah Moira yang kusut, tatapannya matanya seperti seorang predator! Kemolekan tubuh Moira yang berbalutkan pakaian seksi, serta bagian belahan dada yang terbuka. Membuat pria itu, semakin terangsang dan tidak bisa lagi menunggu lama.

Ia dapat merasakan miliknya semakin menegang, menyakitkan dan tidak tahan lagi.

“Pak, kalau begitu saya pamit!” kata Moira.

Tiba-tiba, pria asing itu, dengan cepat menarik tangan Moira. Hingga Moira terduduk di atas pangkuan pria itu. Pria itu berbisik pelan di telinga Moira.

“Tidur denganku, dan puaskan aku,” ucapnya, seraya melumat telinga Moira.

                

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Menjadi Candu Sang Penguasa   Aku Minta Maaf!

    Moira dan Julian terkejut, mereka kompak melirik ke arah lelaki tampan yang kini menatap mereka dari balkon seberang.“Nona, Anda butuh bantuan?” Suaranya lembut.Moira melirik ke arah Julian dan pria asing yang baru pertama kali ditemuinya.“Kau ... sebaiknya jangan ikut campur,” ucap Julian mencoba memperingati.Lelaki itu tidak memedulikan ucapan Julian. Tatapan matanya tertuju pada Moira. Moira membeku dan hanya menatap pria di seberangnya.“Tuan tolong selamatkan aku! Dia ... dia ingin membunuhku!” tuduh Moira.Julian membelalak mendengarnya. Ia langsung meraih rahang Moira mencengkeramnya, Moira kesakitan dan hampir tidak bisa bernapas. Ia meronta-ronta memukul tangan Julian.“Aku peringatkan kau,” kata Julian seraya melirik ke arah pria di balkon itu penuh ancaman. “Aku adalah orang kaya dan terhormat di kota ini. Kau akan menyesal jika ikut campur denganku.”Sementara itu, Moira hampir kehilangan napas. Lalu, lelaki tampan itu menghilang dari pandangan Moira. Julian tersenyum

  • Menjadi Candu Sang Penguasa   Kau Harus Memuaskan Aku!

    Tatapan Julian lebih mengerikan dari malam kemarin. Julian semakin mendekat ke arah Moira, sementara Moira semakin mundur langkah demi langkah.“Jangan mendekat!” seru Moira.Julian tertawa. Lalu, tatapan matanya berubah menjadi marah, dan dalam sekejap Julian menangkap tubuh Moira seperti seekor serangga!Lepaskan aku!” jerit Moira melakukan pemberontakan, hingga kemudian menggigit tangan Julian.Julian mendesis kesakitan, dan kemudian menampar wajah Moira, dengan sadis hingga Moira terjatuh ke lantai. Lalu, Julian berjongkok menjambak rambut Moira dengan kasar. Lalu kembali menampar lagi wajah Moira sebanyak dua kali.“Jalang sepertimu, memang pantas mendapatkannya!” desis Julian menatap puas.Wajah cantik Moira, kini berubah menjadi merah penuh jejak tangan Julian. Sedangkan sudut bibirnya berdarah. Moira merasakan bahwa wajahnya berdenyut akibat tamparan yang diberikan oleh Julian. Dengan mata berkaca-kaca Moira menatap Julian, membuat lelaki itu semakin marah.“Apa yang kau liha

  • Menjadi Candu Sang Penguasa   Jangan Sentuh Aku

    Seketika tubuh Moira lemas, uang ini hanya cukup untuk membayar hutang keluarganya dan juga berobat awal adiknya. Jika ayah tirinya tahu ia memiliki uang sebanyak ini, pria itu pasti akan merampasnya.“Bagaimana caranya, agar aku bisa mendapatkan uang lebih banyak, untuk pengobatan Alena?” Moira memegangi kepalanya, mondar-mandir seraya menimbang-nimbang kembali. Apakah ia harus kembali ke rumah bordil itu lagi, terlebih ia baru saja membuat Julian tidak sadarkan diri.Namun, Moira tidak punya pilihan. Ia yang tidak kenal siapapun di Ibukota, dan harus secepatnya mendapatkan uang lebih banyak. Ia harus kembali ke tempat itu. Air matanya tumpah, ia langsung menghubungi ibunya.“Hallo, Ibu. Aku sudah membaca pesan dari Ibu. Ibu jangan cemas, aku akan mencari uang untuk pengobatan Alena,” ucapnya seraya menguatkan sang ibu.“Moi, kamu sudah mendapatkan pekerjaan?” tanya seorang perempuan, di seberang sana dengan suara yang sangat letih.Mendengar pertanyaan itu membuat Moira menahan tan

  • Menjadi Candu Sang Penguasa   Masih Perawan

    Mata Moira melebar, dan cemas. Degup jantungnya seperti genderang yang akan perang. Tiba-tiba di mendapatkan tawaran yang menggiurkan di saat dia memang sangat butuh uang yang banyak.“Akan kuberi uang sebanyak 200 juta. Puaskan aku, sekarang ... aku tidak bisa menahannya lagi!” bisiknya, yang kini sudah mengecup tengkuk Moira, rasa panas tiba-tiba menguasai tubuhnya. Matanya melebar dan mencoba melepaskan diri.Namun, pria itu, dengan cepat memutar keadaan dan membuat tubuh Moira berada di bawah tubuhnya. Kedua tangannya terkunci. Pria asing itu menciumnya dengan sangat rakus, membuat Moira tidak bisa bernapas.“Tuan ... tolong jangan begini,” kata Moira, matanya berkaca-kaca.Pria di depannya melihat pakaian Moira yang sudah tersobek tepat bagian dada, memperlihatkan bagian yang terbentuk padat. Napas pria itu memburu, semakin kesakitan.“Nona, aku mohon! Aku sudah tidak bisa menahannya lagi. 300 juta apa sudah cukup?” tanya pria itu hendak mencium bibir Moira. Moira membeku, 300 ju

  • Menjadi Candu Sang Penguasa   Puaskan Aku

    “Lepaskan aku!” berontak seorang perempuan bernama Moira, yang saat ini menolak pakaiannya dilucuti satu persatu dengan kasar, oleh seorang pria asing yang sama sekali tidak dikenalinya.Lelaki bernama Julian, yang kini, sedang berusaha melancarkan aksinya di sebuah sofa di kamar hotel. Namun, Moira terus melakukan perlawanan.“Jangan lakukan itu, aku mohon!” pinta Moira yang saat ini, masih menghindari Julian yang sedari tadi menatapnya dengan tatapan kotor.“Wanita murahan sepertimu, tidak usah malu-malu. Ayo layani aku sekarang juga,” ucap Julian dengan tatapan mesum dan senyuman menjijikkan.Moira merasa ditipu oleh Ares, ayah tirinya. Pria itu mengatakan, jika ingin melunasi hutang keluarga dan membiayai pengobatan keluarganya, yang kini telah mencapai ratusan juta. Ia harus bekerja di Kota.Ares juga meyakinkan Moira, ia memiliki seorang teman yang bisa memberinya pekerjaan di Ibukota. Rupanya, teman yang dimaksud Ares, adalah seorang mucikari bernama Belinda.Belinda awalnya m

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status