Share

Memeriksa Kandungan 2

Author: AuthorS
last update Huling Na-update: 2025-09-22 03:15:42

Tak ingin menjawab. Kinan hanya duduk di atas ranjang sambil menatap kosong. Tasnya terjatuh begitu saja tanpa dia pedulikan.

Meri duduk di sampingnya sambil menatap iba. "Pasti kamu baru saja mendapat hal yang buruk 'kan?" ucapnya sambil memegang tangan Kinan.

Kinan melirik ke arahnya memaksa memberi sebuah senyuman agar sahabatnya itu tidak merasa sedih. "Aku baik-baik saja." Katanya.

"Ganti pakaianmu! Kita ke rumah sakit sekarang!" ujar Axel yang tiba-tiba saja datang.

Kinan dan Meri saling berlirikkan. Karena takut kena omel, Meri segera pergi. Sementara Axel tetap menunggu.

"Tunggu apalagi? Cepat ganti pakaianmu!" bentak Axel lagi.

"Bagaimana bisa aku mengganti pakaian kalau Tuan masih berada disini!" jawab Kinan tegas.

Axel tersadar. Dia menutupi rasa malunya dengan berbalik badan. "Kalau begitu aku tunggu di luar!" katanya pergi sambil menutup pintu dengan keras.

Kinan tersentak kaget. Dia segera berjalan menuju lemari, mengganti bajunya lalu sesegera mungkin menyusul A
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Menjadi Ibu Susu Untuk Putra Sang Pewaris   Memeriksa Kandungan 2

    Tak ingin menjawab. Kinan hanya duduk di atas ranjang sambil menatap kosong. Tasnya terjatuh begitu saja tanpa dia pedulikan. Meri duduk di sampingnya sambil menatap iba. "Pasti kamu baru saja mendapat hal yang buruk 'kan?" ucapnya sambil memegang tangan Kinan. Kinan melirik ke arahnya memaksa memberi sebuah senyuman agar sahabatnya itu tidak merasa sedih. "Aku baik-baik saja." Katanya. "Ganti pakaianmu! Kita ke rumah sakit sekarang!" ujar Axel yang tiba-tiba saja datang. Kinan dan Meri saling berlirikkan. Karena takut kena omel, Meri segera pergi. Sementara Axel tetap menunggu. "Tunggu apalagi? Cepat ganti pakaianmu!" bentak Axel lagi. "Bagaimana bisa aku mengganti pakaian kalau Tuan masih berada disini!" jawab Kinan tegas. Axel tersadar. Dia menutupi rasa malunya dengan berbalik badan. "Kalau begitu aku tunggu di luar!" katanya pergi sambil menutup pintu dengan keras. Kinan tersentak kaget. Dia segera berjalan menuju lemari, mengganti bajunya lalu sesegera mungkin menyusul A

  • Menjadi Ibu Susu Untuk Putra Sang Pewaris   Memeriksa Kandungan

    "Bohong! Tadi dia sempat mengatakan sesuatu, apa itu? Apa dia sudah mengetahui tentang kehamilamu hah?!" "Tidak! Tuan Axel tidak mengatakan apapun." Jawab Kinan tegas membuat Sania melotot padanya. "Awas saja jika kau berbohong. Aku akan mengadukanmu pada Nenek Rianti. Kau akan tahu akibatnya!" Sania pergi setelah mengatakan hal itu. Sedangkan Kinan kembali ke dapur untuk mengerjakan aktivitas lain. "Ada apa? Kenapa wajahmu muram sekali?" tanya Meri yang kini sedang mencuci piring di wastafel. "Haruskah aku pergi darisini?" tanya Kinan tiba-tiba yang membuat Meri segera menghentikan pekerjaannya. Dia membasuh tangan lalu duduk di samping Kinan. "Apa maksudmu Kinan? Kau ingin pergi? Memangnya ada masalah apalagi?" tanya Meri lagi. "Ceritanya panjang Meri. Rasanya aku tidak sanggup lagi hidup di neraka ini." Jawab Kinan dengan suara parau menahan tangisnya. Meri mendekat, lalu memeluk sahabatnya. "Aku tahu dan aku sangat paham dengan keadaanmu. Tapi bayimu harus mendapat pengaku

  • Menjadi Ibu Susu Untuk Putra Sang Pewaris   Fakta Yang Terungkap

    "Aku harap kau bisa berbicara dengan kedua orangtuamu agar pernikahan ini di undur. Maaf aku harus segera pergi, ada pekerjaan yang sangat penting yang harus segera aku kerjakan." Kata Axel pergi terburu-buru meninggalkan Stella yang kini berdiri sendiri di depan gedung. "Axel..." panggil Siella yang sudah terlambat. Axel memasuki sebuah taxi yang baru saja lewat. Dia melihat ke arah handphone yang terdapat video CCTV di rumahnya. Axel ingin tahu apa saja yang dilakukan Adrian pada Kinan.Terlihat dalam rekaman itu Adrian yang memaksa Kinan untuk mengambil beberapa paper bag hasil belanjaannya tadi. Ternyata Adrian sengaja membeli beberapa kebutuhan Kinan. "Terimalah Kinan. Anggap saja ini sebagai rasa terimakasihku padamu karena kamu sudah menemaniku berbelanja dan memberi banyak saran yang baik untukku." Kata Adrian. "Tapi Adrian...aku tidak bisa menerima semuanya. Maaf, aku merasa tidak pantas menerimanya." Tolak Kinan."Kenapa tidak pantas? Kau melakukan kebaikan, dan ini sang

  • Menjadi Ibu Susu Untuk Putra Sang Pewaris   Cemburu

    Setelah mendengar nama Axel membuat Kinan seketika kehilangan nafsu makannya. "Jadi...Tuan Axel yang membelinya?" tanyanya dengan suara yang memelan."Tentu saja Kinan, dia memesankan makanan ini untukmu." Jawab Meri dengan wajahnya yang masih sumringah. Wajah Kinan berubah menjadi murung. Dia mengingat kejadian di dapur. "Makanlah, jangan pikirkan soal tadi, yang terpenting keinginan si cabang bayi terpenuhi." Kata Meri mencoba menenangkan. Mendengar hal itu membuat Kinan tersenyum. Kemudian dia melahap sesuap demi sesuap makan yang sangat dia inginkan. Tanpa sadar, ada seseorang yang tersenyum memperhatikannya dari balik pintu yang terbuka. ————"Rencana kita yang kedua gagal! Aku malah mendapat malu dan hal itu malah membuat Axel memarahiku!" ucap Sania setengah berbisik sambil menelpon. Axel yang baru saja turun dari atas tangga merasa heran dengan tingkah mantan kakak iparnya itu. Dia melihat gelagat yang mencurigakan dari Sania yang dianggapnya be

  • Menjadi Ibu Susu Untuk Putra Sang Pewaris   Kalung Berlian

    Karena merasa senang akan mencicipi makanan itu, dengan terburu-buru Kinan duduk. Dia menaruh makanan itu di atas meja makan. Lalu bersiap menyantapnya. Tapi, baru saja hendak menyuapkan sendok itu ke mulutnya, tiba-tiba saja seseorang menepis sendok tersebut sampai isinya tumpah berhamburan. Kinan tercengang. Dia melirik ke arah pemilik tangan tersebut. "Tuan Axel..." lirihnya dengan air matanya yang menggenang. "Apa yang kau lakukan?! Itu makanan bekas!" bentak Axel, dia melempar piring di atas meja makan sampai pecah berhamburan. Prang! "Menjijikan! Bahkan kau ingin memakan makanan bekas dari wastafel dalam keadaan hamil seperti ini?! Apa kau sudah tidak waras?!" bentaknya lagi. Kinan menatap tajam ke arah majikannya. Air matanya mulai berjatuhan. Dia memungut beberapa pecahan piring dan makanan yang berhamburan di atas lantai. "Bersihkan dan jangan sampai kau memakannya dari lantai!" ujar Axel, hampir pergi, tapi urung ketika mendengar jawaban dari Kinan. "Aku mengidam maka

  • Menjadi Ibu Susu Untuk Putra Sang Pewaris   Rencana Selanjutnya

    Mendengar ucapan dari Neneknya membuat Axel seketika tersadar. Apa yang neneknya lakukan tidak seberapa dengan perbuatan Kinan yang dia pikir sudah melenyapkan nyawa putrinya. Tapi dia tidak menyukai cara kasar seperti itu, meski dia sudah sangat membenci Kinan. Axel yang lama berdiri dalam keheningan sambil memandang ke arah Kinan akhirnya pergi. "Kinan, sepertinya Tuan Axel membelamu, mungkin saja dia percaya bahwa kamu bukanlah seorang pembunuh." Kata Meri. "Entahlah Meri, aku tidak tahu," balas Kinan. ———Sania dan Nenek Rianti kini sedang duduk di kursi taman sambil menikmati secangkir kopi hangat yang tersedia di atas meja. Tiba-tiba saja Siella datang bersamaan Tuan Safir dan Nyonya Tisa. Mereka melempar senyuman pada Nenek Rianti dari kejauhan. "Apa kabar Nenek?" ucap Nyonya Tisa. "Baik, aku sudah lebih baik dari sebelumnya." Ucap Nenek Rianti sambil mencium pipi kanan dan kiri calon besannya. "Semoga Nenek sehat selalu ya," ucap Siella melakuka

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status