공유

Bab 101

작가: Liazta
last update 최신 업데이트: 2024-10-17 20:33:57

Sandy duduk termenung sambil memandang sang papa. Ia tidak menduga bahwa permasalahan rumah tangga kedua orangtuanya sudah separah ini. Bahkan rumah tangga yang sudah dibina selama 32 tahun harus berakhir dengan perceraian.

"Bagaimana dengan Eliza, apa sudah kembali?" Tanya Marwan dengan senyum mengejek.

Sandy menggelengkan kepalanya. "Aku tidak bisa meminta Eliza untuk pulang ke Jakarta pa." Sandy menundukkan kepalanya.

"Kenapa? Bukankah bonusmu sudah keluar? Kau sudah mengirimkan Eliza uang kan untuk dia bisa pulang lagi ke sini?'

Sandy diam sejenak. Dihirupnya udara panjang kemudian menghembuskan secara perlahan-lahan. Dadanya sakit dan juga sesak setiap kali mengingat Mirna yang sudah mengambil uangnya tanpa izin. Karena uang itu Eliza tidak bisa kembali. Lalu bagaimana kondisi Eliza di sana? Sedangkan dia tidak bisa menghubungi Eliza. Kepalanya berdenyut nyeri setiap kali mengingat permasalahan rumah tangganya yang begitu sangat rumit.

"Ada apa? Apa Eliza tidak mau kembali?"

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터
댓글 (23)
goodnovel comment avatar
Rida Rida
ya emang sandi laki laki dungu......
goodnovel comment avatar
Rizky Friendster
B MnnnnnnnG
goodnovel comment avatar
Purnama
bukan penyesalan kalo datangnya di awal
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 530

    Aruna sudah bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit. Wanita muda itu tampak begitu segar dan memesona dalam balutan dress putih selutut berlengan pendek. Rambutnya yang panjang dikurai lembut dan dihiasi bando merah yang manis. Wajahnya dipoles riasan tipis, sekadar memberi kesan segar dan bersih, namun cukup untuk menonjolkan kecantikannya yang alami.Setelah selesai mandi dan berdandan, Aruna keluar dari kamar. Di ruang tengah, Albert duduk santai di sofa, menunduk menatap layar ponselnya.“Albert, aku sudah siap,” ujar Aruna lembut, berdiri tak jauh dari pria itu.Albert segera menutup ponselnya. Begitu menoleh, aroma parfum Aruna langsung menyergap indera penciumannya. Wangi lembut yang segar dan manis. Aroma yang begitu dirindukannya selama ini.“Kamu cantik sekali,” ucap Albert, matanya menatap tanpa berkedip.Pujian itu membuat Aruna tersenyum kecil. Ada rona malu yang memerah di pipinya, tapi tatapan matanya membalas penuh ketulusan.“Kita berangkat sekarang?”Albert menganggu

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 529

    Hujan gerimis membasahi kota sore itu. Langit mendung dan udara yang sejuk, menebarkan suasana sunyi yang justru membuat hati Albert berdebar tak karuan.Di tangannya, ia menenteng beberapa kantong kertas berisi aneka makanan ringan, dua botol jus segar, makanan siap masak dari restoran bintang lima, dan sekotak besar buah-buahan yang disusun rapi. Lengan satunya menggenggam buket bunga—mawar putih dan baby breath, dibungkus dalam kertas abu-abu elegan yang tampak serasi dengan jas birunya.Tok... tok... tok...Tiga ketukan ringan terdengar sopan namun mantap. Langkah-langkah kecil dari dalam apartemen membuat Albert menegakkan punggung. Jantungnya berdetak lebih kencang ketika pintu mulai terbuka.Dan di sana, berdirilah Aruna.Gadis itu terlihat polos dengan daster hijau pucat, rambutnya dikuncir seadanya. Tanpa riasan, tanpa persiapan. Tapi justru itulah yang membuat Albert menahan napas sejenak. Wajah Aruna terkejut, matanya membulat. Tapi dalam beberapa detik, sorot itu berubah m

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 528

    Bukan hanya Eliza yang sempat meragukan Nathan, tapi juga Rizky dan bahkan Hermawan sendiri.“Nanti nama cucu perempuanku dan cucu laki-lakiku malah dikasih yang aneh-aneh,” keluh Hermawan serius, mengutarakan keraguan di hatinya.Nathan terdiam. Ia memang sudah lama mencari nama yang tepat untuk kedua buah hatinya. Namun entah mengapa, tak satu pun nama pilihannya terdengar enak di telinga. Bahkan, nama-nama yang sempat terpikirkan olehnya terdengar konyol saat diucapkan."Waktu kasih nama Noah, Nathan kasih nama yang aneh. Dan setiap nama yang dia kasih, itu terkesan lucu. Jadi kalau bisa jangan suruh Nathan yang cari nama untuk si kembar. " Mawar berkata dengan panik."Cucuku yang tampan dan cantik ini, harus memiliki nama yang keren, dan indah," kata Hermawan. “Papi, mereka berdua perempuan,” kata Eliza pelan, dengan senyum lelah.“Kalian pasti salah,” sela Mawar yakin. “Mereka ini sepasang. Nih lihat wajah yang ini, benar-benar sanger!”“Mami, sejak tadi sudah dikasih tahu. Masi

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 527

    Ruang perawatan Presidential Suite itu terasa damai. Eliza yang terbaring dengan senyum lelah, namun bahagia. Rambutnya masih agak basah, wajahnya sedikit pucat, tetapi sorot matanya jernih, hangat, memancarkan cinta yang tak terbendung.Di sisi lain ruangan, Hermawan dan Mawar tampak begitu antusias. Mereka berdiri berdampingan, masing-masing menggendong satu bayi mungil dalam pelukan.“Papi, lihat deh, ada nggak sih perbedaan dari kedua cucu kita ini?”Mawar bertanya dengan suara lembut, matanya terus menatap wajah cantik kedua cucunya secara bergantian. Hermawan mengamati dengan seksama, lalu tersenyum.“Wah, kulit mereka mirip banget ya… merah-merah, lembut, persis kulit mami. Tapi warnanya sih lebih ke Nathan waktu kecil. Rambutnya? Hitam legam, mirip papi. Hidung mancung, itu jelas turunan dari Nathan.”Eliza yang mendengar percakapan itu hanya bisa memutar bola mata pelan. Wajahnya merengut manja.Sembilan bulan dia mengandung, duduk di kursi roda berbulan-bulan, tidur tak per

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 526

    Nathan memandang istrinya dengan wajah yang tampak pucat. Keringat bercucuran di pelipis keningnya, meskipun suhu di dalam ruangan sangat dingin.Jantung Nathan semakin berdegup kencang ketika salah satu dokter anestesi mendekat. Di tangannya sudah ada suntikan yang akan disuntikkan ke tulang belakang Eliza. "Mbak Eliza, mohon tetap rileks, kami akan mulai menyuntikkan bius. Akan terasa sedikit nyeri, mohon ditahan ya," ucap dokter dengan tenang.Namun Nathan merasa jantungnya mencelos. “Di... tulang belakang?” tanyanya tanpa sadar.Dokter hanya mengangguk. Nathan menelan ludah. Ia tahu prosedurnya, tapi melihat langsung… itu hal yang sangat berbeda.Perawat membantu Eliza duduk dalam posisi membungkuk, memeluk bantal, punggungnya melengkung.Lalu…Cekkk!Jarum masuk perlahan. Tapi rasa sakitnya membuat tubuh Eliza tersentak.“AHH!” jeritnya. Suaranya melengking tertahan, namun cukup membuat Nathan kehilangan kendali. Tangannya refleks menggenggam bahu Eliza.“Sweet heart…” bisiknya

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 525

    Eliza terharu mendapatkan semua perhatian yang luar biasa dari suami, kedua mertua, serta orang-orang terdekatnya. Kali ini, segalanya terasa lebih manusiawi. Lebih layak.Dokter kandungan telah menetapkan jadwal operasi secara tenang. Semua sudah dipersiapkan sejak jauh hari. Bahkan, malam sebelumnya Eliza masih bisa tidur lelap dalam pelukan hangat Nathan, tanpa rasa takut, tanpa mimpi buruk."Mami, Papi... Liza gak takut," ucap Eliza dengan mata berbinar. "Liza malah senang banget. Rasanya udah gak sabar ngerasain perut ini kempes lagi. Gak perlu duduk di kursi roda kayak nenek-nenek."Eliza tersenyum. Ia datang ke rumah sakit bukan sebagai pasien yang putus asa, tapi sebagai ibu yang siap menyambut dua kehidupan baru. Dengan tubuh yang stabil, hati yang siap, dan keluarga yang mencintainya tanpa syarat.Tawa kecil pecah. Mawar langsung memeluk menantunya, menciumi pipi Eliza berkali-kali, penuh sayang."Kami semua doakan yang terbaik untukmu, Nak. Eliza harus sehat, dan cucu-cucu

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status