"Kalau begitu masuk dulu kita bahas semuanya di dalam." Mega tersenyum dan mempersilakan Dirga untuk masuk. "Abang, aku buat kopi dulu ya." Yuna berkata dengan tersenyum malu. "Iya terima kasih," jawab Dirga dengan tersenyum. Selama Yuna bekerja di perusahaan milik Nathan. Wanita itulah yang selalu membuatkannya kopi. Bisa dikatakan kopi buatan Yuna sudah sangat cocok di lidah Dirga. "Kenapa nggak suruh asisten rumah tangga aja ngerjain?" Mega berkata sambil memandang Yuna. "Yuna sudah sangat tahu seleranya bang Dirga, Mami. Karena itu Yuna yang akan membuatkannya." Yuna tersenyum ceria dan kemudian pergi ke dapur. "Sebenarnya ada apa?" tanya Indrawan baru berani bertanya setelah putri kesayangannya pergi."Maaf Pak, Saya lupa meminta nomor handphone bapak. Jika saya meminta nomor handphone bapak ke Yuna, takutnya dia justru akan curiga." Dirga berkata dengan sedikit tersenyum "Bisa tolong ceritakan, biar mami gak bingung seperti ini." Mega memandang menantu dengan canggung.
Yang dirindukan akhirnya bisa kembali dirasakan. Meskipun hanya menginap beberapa hari di kamar hotel, namun Eliza sudah sangat merindukan momen makan malam seperti ini. Ia kembali merasakan hangatnya makan bersama dengan kedua mertua dan Noah. Meja makan ini tidak hanya diisi oleh keluarga Hermawan saja. Namun juga ada Rizky, Kiara, Yura, Marwan dan Lusi. "Akhirnya pengantin baru pulang juga," kata Rizky yang sengaja menggoda Nathan dan Eliza."Mesra-mesraan kami sudah tidak kondusif lagi sejak datangnya si pengganggu kecil," jawab Nathan sambil memandang ke arah Eliza yang sedang fokus menyuapi Noah. "Jika tidak di ganggu Noah, kalian bisa satu bulan di kamar hotel," sindir Hermawan.Eliza tidak menjawab perkataan dari Hermawan. Namun dalam hatinya mengiyakan perkataan dari Papa mertuanya itu. Nathan sangat keras kepala dan tidak mau diajak pulang."Mereka enak-enakan mesran di kamar hotel, sedangkan om dan tante sampai nggak tidur 5 malam karena Noah yang rewel tengah malam." Ri
Rizky diam sambil memandang istrinya. Seperti apa buruk ibu kandung Kiara memperlakukannya, ia sudah tahu. Jadi wajar jika Kiara sangat rindu dengan sosok ibu yang baik seperti Mawar. Setiap kali kembali dari masion, wajah Kiara tampak berbinar-binar. Selama 3 hari, ceritanya terus saja tentang Mawar, Hermawan, Eliza, Noah dan Nathan. Ini bukti jika Kiara sangat suka di sini."Apa mau tinggal di sini?" Rizky bertanya sambil mengusap kepala istrinya.Dengan cepat Kiara menganggukan kepalanya. Disaat hamil seperti ini, ia sangat membutuhkan perhatian seorang ibu. Hanya Mawar, yang memberikannya rasa hangat, perhatian dan kasih sayang. "Apa boleh?" Tanya Kiara yang langsung menghentikan makannya. "Tentu saja boleh." Rizky menganggukkan kepalanya. Ia senang jika Kiara di sini. Sebagai seorang dokter, jam kerja tidak bisa di tentukan. Bisa dikatakan jam kerjanya selalu over setiap hari. Hal ini yang membuat Kiara sering ditinggal berdua dengan Yura. Sedangkan asisten rumah tangga, Kiara
Sherly tidak bisa lari karena Albert sudah menangkap tangannya. "Lepaskan aku, aku mohon lepaskan aku." Wanita itu berteriak ketika tangannya ditarik Albert ke dalam kamar khusus. Dengan bersusah payah ia menahan tubuhnya agar tidak tertarik oleh pria gila itu. Namun usahanya sia-sia. Tubuhnya yang ramping ditari seperti goni beras.Tubuh Sherly menggigil ketika berada di dalam kamar dengan pencahayaan minim. Tempat yang begitu sangat dia takutkan. Berada di dalam kamar ini seakan ajalnya semakin dekat. Ia teringat dengan berita pagi tadi, seorang wanita meninggal setelah kekasihnya melakukan hubungan seks extrim. Bisa dikatakan kelainan seks seperti ini sangat membahayakan pasangan, bahkan berujung kematian."Albert, aku mohon jangan perlakukan aku seperti ini." Air mata Sherly mengalir dengan deras. Tatapan matanya menata pria itu dengan putus asa. "Apa kau bisa memilih? Apa kau lupa nyawamu milikku. Apapun yang aku lakukan kau tidak bisa menolak. Namun tidak apa, aku senang wanit
Di sedang panik, handphonenya justru berdering. Dilihatnya nama Dirga memanggil. "Halo bang." Yuna dengan cepat menjawab sambungan telepon dari Dirga. "Lagi apa?" tanya Dirga. Tidak bisa dipungkiri bahwa pria itu sudah sangat merindukan istri nakalnya. Padahal baru beberapa menit yang lalu mereka bertemu. "Lagi di kamar," jawab Yuna dengan suara yang dibuat selembut mungkin."Pakai baju nggak?" goda Dirga."Ya jelas pakailah," jawab Yuna dengan wajah memerah. Apa yang terjadi kemarin masih teringat jelas dalam ingatannya. Hal ini yang membuat wanita cantik itu sangat malu. "Kalau begitu Abang video call ya." Meskipun Dirga sudah menjadi suami Yuna, namun ternyata pria itu tidak ingin melakukan video call jika kondisi istrinya tidak dalam keadaan berbusana. Walau bagaimanapun mereka baru tahap pernikahan yang sesungguhnya."Iya." Wajah Yuna tampak sangat bahagia ketika mendengar perkataan Dirga.Bagaikan remaja yang sedang jatuh cinta, suami istri itu pun mulai melepaskan rindu lew
"Aduh." Nathan terkejut dan membuka matanya. Dilihatnya Noah duduk di atas dadanya. Nathan benar-benar kesal karena Noah sudah membangunnya dengan cara yang tidak baik. Padahal Ia sudah memotong rambutnya dengan ukuran 2 cm. Sedangkan jenggot, kumis serta jambang dibuang habis. Namun ternyata Noah tidak kehilangan cara jitu untuk membangunkan sang Daddy. Anak kecil itu menarik bulu mata Nathan hingga menjerit dan membuka matanya. Nathan kesal dan kembali memejamkan matanya. Karena tidak mau di larang berhenti sama istrinya, akhirnya mereka tidur jam 2 malam. Jam 5 pagi, Eliza kembali membangunkan Nathan dan mengajak ibadah bersama. Setelah itu mereka kembali tidur. Baru saja tertidur 30 menit, pria itu kemudian bangun karena di ganggu putranya. "Banun," kata Noah sambil menarik telinga Daddy nya. "Sakit nak," kata Nathan sambil memegang tangan kecil Noah yang sedang menarik telinganya. "Dad, tulun." Noah berkata sambil memandang ke arah pintu. "Daddy masih ngantuk, Kenapa tid
"Hubby, Noah," teriak Eliza. Nathan yang sedang membalas pesan chat, langsung terkejut ketika mendengar suara teriakan Eliza. "Ada apa?" Tanya Nathan yang terlihat kebingungan. "Noah." Eliza terlalu panik dan langsung menarik kaki Noah yang sudah muncul. "Ha... Ha..," Noah tertawa ngakak ketika Eliza narik kakinya. "Kamu sudah Daddy dapatkan. Sekarang cari Daddy." Kini Nathan yang masuk ke dalam tumpukan bola hingga tibuhnya menghilang. Jika tadi ekspresi Eliza panik, namun kini ekspresi wajahnya terlihat bengong. Ternyata ayah dan anak itu sedang bermain petak umpet. Tapi sangat tidak adil, ketika Noah bersembunyi, Nathan tidak mencari. Bahkan sibuk membalas pesan, namun saat Nathan bersembunyi, putranya itu bersusah payah mencari. "Ya sudah ketahuan." Nathan akhirnya muncul dari tumpukan bola, setelah Noah menemukannya. "Hubby, sudah jam 7, apa nggak ke kantor?" Eliza akhirnya ikut duduk di dalam kolam bola. "Oh ya ini mau siap-siap. Hari rapat, jam 9, jadi gak buru-buru
Yuna dan Dirga menjalani tradisi pingitan seperti calon pengantin sungguhan. Pasangan suami istri itu tidak bertemu selama dua Minggu. Yuna sempat protes ketika acara pernikahannya diundur satu Minggu lagi. Alasan diundur, karena salah seorang paman dari Dirga, tidak bisa datang di tanggal yang ditentukan. Paman Dirga sedang melanjutkan pendidikan kemiliteran nya di Washington, karena itu tanggal pernikahan diundur sesuai dengan tanggal kepulangannya ke Indonesia. Bersyukur Yuna mau mengerti dan tidak kumat. Agar bisa mengontrol istrinya, Dirga selalu melakukan panggilan video call. Dengan seperti ini ia bisa terus menenangkan istrinya."Sayang, apa sudah siap?" Mega bertanya sambil memandang Yuna dari pantulan cermin. Mata wanita paruh baya itu berkaca-kaca ketika melihat Yuna yang begitu sangat cantik dengan balutan kebaya pengantin berwarna silver. Selama ini Mega hanya menganggap pernikahan putrinya sebuah mimpi. Ia juga tidak mau terlalu banyak berharap, apa lagi sampai menjod
"Dia tidak marah sedikitpun meskipun aku sengaja menghindarinya. Melihat aku datang, dia langsung menunjukkan wajah bahagia. Dia meminta makan udang panggang besar di restoran favoritnya. Aku menurutnya. Aku menyuapi dia makan. Kami bercerita, tertawa, bercanda. Dia juga memberikan nasehat yang banyak untuk ku. Aku sangat pelupa, karena itu aku merekam semua perkataannya. Aku sudah berkata bahwa dia sudah sehat. Bahkan udang yang aku berikan dimakan hingga habis."Pria itu menangis hingga tubuhnya bergetar hebat. Momen terakhir bersama dengan istrinya tidak akan pernah ia lupakan."Kau harus kuat demi anak-anak mu." Nathan tidak sanggup menahan air matanya. Dengan cepat ia menghapus air mata yang sudah lebih dulu mengalir.Apa yang dikatakan Albert, terdengar jelas di telinga Eliza. Ia bahkan ikut menangis mendengar pria itu menceritakan seperti apa sosok istrinya.Eliza memandang kedalam peti mati. Dilihatnya sosok wanita cantik yang sudah di makeup dan memakai rambut palsu panjang
Eliza masih terdiam. Tatapan matanya masih tertuju ke arah Sherly. Sudah tahu istri Albert baru saja meninggal dunia, dengan bodohnya wanita itu menunjukkan didepan umum, bahwa dia selingkuhan Albert. Bukankah ini sungguh lucu?Eliza ingin tertawa ngakak melihat kebodohan Sherly. Bisa dibayangkan seperti apa malunya diperlakukan seperti ini depan umum. Namun ia juga kasihan melihat ekspresi wajah wanita saat ini. Walau bagaimanapun Sherly ibu kandung Noah. "Sweet heart." Nathan memanggil suaminya istrinya yang masih terus memandang Sherly. Nathan kemudian menarik tangan istrinya agar tidak hanya diam di sana. Eliza menoleh ke arah Nathan sambil mengikuti langkah kaki suaminya. "Kasihan ya." "Gak ada malunya," kata Nathan tanpa ekspresi. Kelakuan Sherly yang tidak tahu malu membuat ia merasa jijik. Nathan tidak mengira bahwa wanita yang dulunya angkuh, sombong, bermartabat dan terhormat, sekarang tak ubahnya seperti wanita murahan. Ketika menceraikan wanita itu, ia sudah memberik
Sherly sampai di kediaman Albert. Berhubung hari ini kematian nyonya rumah. Orang-orang bebas ngelayat di masion Albert. Para bodyguard yang berjaga hanya memeriksa setiap orang yang akan masuk kedalam rumah. Mereka hanya memastikan bahwa bahwa pelayat tidak ada yang membawa benda tajam ataupun senjata api. Hal ini yang membuat Sherly bisa masuk dengan mudah. Rasa percaya diri yang terlalu tinggi membuat wanita itu langsung berlari mengejar Albert. Tanpa rasa malu ia langsung memeluk pria itu dari belakang."Sayang, maaf aku baru datang." Sherly berkata sambil menahan suara Isak tangisnya.Sebagai artis profesional, menangis bukanlah hal yang sulit baginya. Bahkan Apa yang dilakukannya tampak begitu sangat natural. Tatapan mata anak-anak Albert langsung mengarah ke arah wanita yang dengan berani memeluk Daddy mereka. Wajah Albert merah padam begitu juga dengan matanya. Mata yang sejak tadi terus meneteskan air, kini seperti mata setan yang berwarna merah pekat. "Apa yang kau lakuk
Suara tertawa seorang wanita menggemah di dalam kamar. Wajah wanita itu tampak sangat bahagia. Bukan hanya sekedar tertawa saja, wanita itu sampai guling-guling di atas tempat tidur dan kemudian lompat-lompat kegirangan. Berita yang didengarnya sungguh sangat membuat ia bahagia."Hahaha, akhirnya aku bisa menjadi Nyonya Albert. Kuasai harta kemudian bunuh!" Seburuk apa Albert memperlakukannya selama ini, kembali terbayang di pelupuk matanya. Wanita itu sangat marah hingga wajahnya merah padam. Harga diri yang dulu sangat tinggi, sudah diinjak-injak oleh Albert. Hal ini yang membuat Sherly sangat marah dan benci. Bahkan pria itu sudah memasung kaki dan tangannya hingga tidak bisa pergi.Kematian Anna, merupakan keberuntungan untuknya. Padahal ia sudah pasrah di jadikan gundik selama oleh Albert. Gundik atau lebih sering di kenal dengan istilah istri siri, istri simpanan atau selir. Ternyata posisi ini lebih bermartabat dari pada posisinya. Karena, pada kenyataannya pria itu hanya menj
"Dokter tolong selamatkan istriku. Dokter tolong selamatkan istriku." Albert berteriak sambil menekan tombol yang ada di samping tempat tidur istrinya. Namun pria itu tampaknya tidak puas dia kemudian berlari keluar dari kamar dan berteriak memanggil dokter. Dari arah sebelah kiri beberapa orang dokter langsung berlari menuju ke ruang ICU tempat Anna dirawat "Ada apa?" tanda dokter tersebut."Dokter, Kenapa mulut istriku mengeluarkan darah yang sangat banyak." Albert berkata dengan kaki dan tangan gemetar.Dokter itu langsung masuk ke dalam ruang perawatan dilihatnya darah yang terus saja keluar dari mulut pasiennya. Albert tidak ingin lagi menunggu di luar dia juga ikut masuk ke dalam. Air mata yang tadi sudah sempat berhenti. Kini kembali menetes. Dokter itu memberikan suntik, hingga darah berhenti keluar dari mulut Anna. "Honny, kamu baik-baik saja?" Albert bertanya sambil memegang tangan istrinya. Wanita itu sudah tidak menjawab. Ia hanya diam ketika dokter kembali memasang
"Ya aku tahu, aku bisa mengatasinya. Kamu tenang saja. Tapi bagaimana caranya kamu bisa tahu tentang dia?""Tubuhku yang sakit, tapi otakku masih tetap berjalan dan juga bekerja. Apa kamu tahu aku ini istri dari Albert Aliando. Aku memiliki uang yang banyak. Tidak sulit bagiku Untuk mencari informasi. Termasuk wanita yang dekat denganmu." Anna menjawab pertanyaan suaminya dengan sangat jujur. "Ternyata kamu masih terus saja mencemaskanku." Bukannya marah, Albert justru senang ketika mengetahui Anna masih sangat peduli terhadapnya. "Aku sangat mencinta mu, kamu adalah cinta terakhirku. Aku ingin yang terbaik untukmu." Anna berkata dengan tulus. "Terimakasih honey," kata Albert."Perusahaan yang saat ini kamu pimpin, merupakan hasil kerja keras kita berdua. Kita mendirikannya dari mulai bisnis kecil hingga sampai memiliki perusahaan yang besar. Hanya saja setelah kita memiliki anak, kamu memintaku untuk fokus menjaga anak-anak. Sehingga aku tidak aktif lagi di perusahaan." Wanita i
Albert merasa sangat senang ketika melihat wajah Anna hari ini. Wajah istrinya tidak pucat seperti biasanya. Bahkan wanita itu bernapas tanpa mengunakan alat pernapasan."Honey, bisakah kamu ambilkan rambut palsuku di sana?" Wanita itu tersenyum sambil menunjuk ke arah nakas. "Tentu bisa baby." Nathan mengambilkan rambut palsu milik istrinya. "Mengapa ingin memakai rambut palsu?" Albert memasangkan rambut itu di kepala sang istri. Wanita itu tersenyum sambil merapikan rambut yang sudah dipasangkan oleh suaminya. "Aku ingin terlihat cantik. ""Di mataku kau yang paling cantik." Albert berkata sambil menatap wajah istrinya. "Albert, kamu tahu bahwa aku sangat mencintaimu. Kamu adalah cinta pertama dan terakhir ku. Apa kamu ingin kapan kita berjumpa?" Albert tersenyum dan mencium punggung tangan istrinya. Kenangan ketika pertama melihat Anna kini kembali melintas dalam pandangannya. Penilaian pertama ketika melihat istrinya itu sudah pasti cantik. Selain cantik, Anna sosok gadis pol
Wajah wanita cantik itu tampak cemberut sambil memandang suaminya. Berbeda dengan Nathan. Pria itu memandang Eliza dengan penuh kemenangan."Kenapa liatin seperti itu?" Nathan berkata tanpa rasa bersalah."Liza sudah bilang kalau Liza mau tidur." Eliza berkata dengan wajah kesal. Keputusan Eliza untuk tidur di dalam kamar ternyata salah. Karena nyatanya dia tidak tidur sama sekali setelah makan siang. Hal ini disebabkan suaminya yang selalu saja mengganggunya. Pada akhirnya Nathan baru berhenti menganggu setelah mereka menuntaskan kewajiban suami istri."Iya Hubby tahu, sini tidur biar dipeluk," kata Nathan dengan tersenyum."Nggak mau." Dengan cepat Eliza menolak. "Loh kenapa tidak mau, bukannya kamu senang dipeluk?" Tanya Nathan."Tangan hubby nggak bisa dipercaya." Dengan waspada Eliza menutup bagian dada dan juga aset bawahnya. Setelah itu ia menarik selimut dan menutup tubuhnya dengan selimut. "Setelah olahraga ranjang, dijamin tidur semakin enak." Nathan berkata sambil menga
Rizky bangun dan melihat jam yang menempel di dinding. Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 11 siang. Kondisi kamar juga dalam keadaan kosong. Setelah tidur cukup lama tubuh pria itu terasa lebih segar. Ia menjangkau handphone yang ada di nakas. Yang pertama kali diperiksanya adalah panggilan telepon. Dilihatnya panggilan masuk dari dokter Teddy. Dengan cepat pria itu langsung menghubungi temannya tersebut. "Halo Dokter Rizky," sahut dokter Teddy dari seberang sana. "Ya Dokter Teddy, apa tadi kamu menghubungiku?""Yang menghubungi anda adalah nyonya Rini."DegJantung Rizki berdetak ketika mendengar jawaban dari sang dokter. Jika Rini yang menghubungi itu artinya Kiara mengetahui apa yang terjadi terhadap adiknya. "Yang menerima telepon istri, anda. Ibu Rini langsung berbicara dengan istri anda.""Apa yang dikatakan Kiara dengan mama mertua saya?" Tanya Rizky.Rizky menarik napas panjang dan kemudian menghembuskannya secara perlahan-lahan. Ia harus bisa tenang menghadapi masalah