""Mommy, kami bertemu daddy. Dia memberi kami coklat." Mika mengacungkan sebatang coklat berukuran besar di tangannya.
Itu tidak sepenuhnya benar. Namun juga tidak bisa dikatakan salah. Coklat itu mereka ambil di sebuah supermarket untuk memancing keributan ke arah sebuah rombongan yang lewat.Mereka mencari informasi tentang Cade Goldwin di internet begitu mendapatkan rahasia itu. Sebelum meninggal Ibu mereka memberikannya dan berpesan agar menyimpannya dari Fay Wilmer, gadis yang sekarang mereka panggil mommy."Mommy akan mengamuk." Begitu selalu Mike mengingatkan setiap Mika pikir Fay harus diberitahu.Mungkin dia akan mendatangi Cade karena telah membuat Audrey, ibu si kembar menderita lalu membunuhnya. Namun yang akan terbunuh pasti bukan Cade Goldwin. Dia lelaki yang tidak bisa disentuh. Penguasa kota Axton itulah yang mungkin akan membunuh Fay.Jadi mereka harus menahan diri untuk tidak memberitahu Fay demi keselamatan mommy mereka itu."Sudahlah. Berhenti bermain-main. Aku hampir saja mendatangi pos sekuriti dan meminta mereka mengumumkan tentang kehilangan kalian." Fay memeluk dua bocah itu dengan jantung yang masih tidak bisa tenang. Dia mengabaikan ucapan kedua anak itu.Namun hanya sesaat. Begitu menyadari coklat yang tergenggam di tangan kedua bocah itu, Fay merasa jantungnya hampir jatuh ke lantai."Darimana kalian mendapatkan coklat-coklat ini?" Fay mengguncang bahu kedua anak itu. Dia membelalakkan mata dengan marah. "Kalian mencuri?""Mommy, tadi sudah kukatakan kalau daddy yang memberikannya pada kami." Mika merasa ketakutan. Dia tidak pernah melihat Fay semarah itu.Fay menggeleng. "Tidak. Tidak mungkin. Kalian bohong!"Bagaimana Fay bisa mempercayainya?"Mika benar, Mommy. Kami tidak bohong. Tadi kami bertemu daddy." Mike mencoba menjelaskan. Dia lebih tenang dibanding adiknya"Berhenti bermain-main, kataku!" Fay bangkit dari berjongkoknya dan menarik lengan kedua anak itu.Mereka tidak memiliki uang untuk membayar coklat-coklat itu. Tidak mungkin mereka bertemu ayah mereka. Bagaimana mereka bisa saling mengenal kalau mereka tidak pernah tahu keberadaan masing-masing? Semua itu hanya imajinasi kosong anak-anak yang begitu merindukan kehadiran sosok seorang ayah.Mike dan Mika ditarik ke arah supermarket besar. Mika sampai meringis ketika tangannya dicengkeram terlalu kencang. Saat masuk supermarket, Fay menanyakan pada seorang kasir, adakah kedua anak ini telah membayar untuk coklat-coklat itu.Kasir itu sedikit kebingungan. Namun dia baru saja mendengar sebuah gosip menghebohkan beberapa menit yang lalu tentang sepasang anak kembar. Dia memanggil rekan yang tadi melakukan pengejaran."Nona, anak-anak ini memang tidak membayarnya, tapi ayah mereka yang memberikan. Jadi tidak ada masalah. Tuan Goldwin bahkan bilang kalau dia boleh mengambil apa saja." Karyawan itu sedikit mengubah ucapan Cade Goldwin tapi artinya tetap sama.Tuan Goldwin? Cade Goldwin yang terkenal itu?Fay keheranan. Dan bingung. Jangan katakan kalau sepasang anak kembar ini memiliki hubungan dengan lelaki itu. Dia tidak bisa membayangkannya. Pasti telah terjadi kesalahan di sini!"Kalian bilang ayah mereka? Tuan Goldwin?" Fay memiringkan kepalanya, mengira telah salah dengar."Yaaah, sepertinya begitu. Kami juga tidak begitu jelas. Tapi mereka berdua memanggil tuan Goldwin dengan panggilan 'daddy'." Si karyawan juga tidak begitu mengerti situasinya. Namun dia tidak ingin mengambil resiko. Dia mendengar sendiri kata-kata yang diucapkan tuan Goldwin.Fay menunduk melihat pada Mike dan Mika. Kedua anak itu sedang mendongak ke arahnya. Mike mengangguk membenarkan perkataan si karyawan.Kepala Fay tiba-tiba menjadi pusing. Dia memijit kepalanya dengan sebelah tangan."Baiklah. Kurasa sudah cukup hari ini. Aku ingin mendengar penjelasan kalian di rumah."Fay membalikkan badan. Tanpa menghiraukan dua anak itu dia melangkah meninggalkan supermarket. Mike dan Mika buru-buru mengiringkan di belakang. Keduanya sesekali saling pandang.Gawat! Begitu isyarat yang dilemparkan Mike pada adiknya.Aku tahu, mommy pasti sangat marah. Mika membalas isyarat itu dengan perasaan gentar.Selebihnya tak ada satu kata pun ke luar dari mulut keduanya. Mereka hanya terus mengikuti Fay yang juga menutup mulutnya sepanjang perjalanan pulang.Begitu sampai di apartemen, Fay menghempaskan diri di sofa. Mike dan Mika ikut duduk. Keduanya saling sikut sebentar sebelum seperti biasanya Mike juga yang akhirnya buka suara."Mommy kami memberi sebuah foto daddy."Apa? Foto lelaki yang sudah membuat Audrey hidup menderita? Audrey bilang dia tidak memiliki bukti apa pun."Mommy kami tidak memberitahumu karena tidak ingin kau menemui daddy dan bertindak bodoh." Mike melanjutkan dan bicara seolah dia akan berbuat lebih pintar dibandingkan Fay."Jadi, di mana fotonya sekarang? Berikan padaku?" Fay mengulurkan sebelah tangannya pada kedua anak itu.Mike menggeleng. "Sudah tidak ada pada kami.""Hilang?" Fay penasaran dengan fotonya. Jangan-jangan dua bocah ini salah mengenali orang! Dia juga penasaran dengan keputusan Audrey yang menitipkan dua perusuh kecil ini tapi menyimpan sebuah bukti penting darinya. Apakah dia benar-benar terlihat bodoh?"Kami dengar daddy akan mengunjungi Royal Town hari ini. Kami sudah memberikan foto itu padanya." Mike memberitahu kenyataannya dan mengulas sedikit senyum melihat rasa penasaran yang jelas di wajah Fay."Aah!" Fay mengepalkan kedua tangannya. Tidak tahu harus mengarahkan rasa kesalnya pada siapa."Lalu, apa kata laki-laki sialan itu?" Fay memaki Cade Goldwin di depan dua darah dagingnya yang alisnya segera berkerut begitu mendengar kata-kata kasar itu."Mommy, kau tak boleh berkata kasar tentang daddy." Mika kini tidak tahan untuk tidak menegur. Mommy mereka tidak pernah mengajari mereka membenci daddy. Semua hanyalah sebuah kesalahan. Mommy mereka sudah memaafkan daddy."Daddy kalian sudah membuat mommy kalian menderita." Fay mengingatkan kedua anak itu, meski tahu mereka masih terlalu kecil untuk mengerti."Tapi kalau bukan karena kesalahan itu, kami berdua tidak akan pernah ada."Kata-kata Mike langsung membuat Fay bungkam. Apa yang mereka mengerti dari 'kesalahan' itu?Namun tetap saja Fay tidak bisa membantahnya. Si kembar yang menggemaskan ini tidak akan pernah terlahir kalau bukan karena kecelakaan itu."Jadi, bagaimana respon daddy kalian?" Fay mengulangi pertanyaannnya dengan lebih sopan.Mike mengangkat bahu kecilnya. "Tidak ada. Dia seorang yang bisa menyembunyikan perasaannya meski sangat terkejut. Kami memberinya waktu untuk menyelidiki. Saat daddy sudah yakin bahwa kami memang anak-anaknya, dia akan menjemput kami."Fay berdecak kesal mendapati nada penuh kesombongan dari bocah itu. "Jangan terlalu yakin. Kalian pasti tahu tentang dia dari tulisan di internet. Siapa tahu dia tidak berminat dengan seorang anak. Apalagi yang kembar dan biang rusuh seperti kalian.""Tidak pernah ada yang menolak kami. Bahkan mommy pun tidak bisa." Mike tersenyum jahil. Anak itu tahu kalau Fay tidak menyukai mereka tapi terpaksa membawa mereka bersamanya.Fay cemberut. "Itu hal yang berbeda. Tuan Goldwin tidak bisa dipaksa begitu saja menerima kalian.""Dia tidak bisa menolak jimat keberuntungannya." Mata Mika berkedip-kedip lucu. "Dia sudah beruntung sejak lahir. Tidak perlu jimat keberuntungan. Lagipula kudengar sekarang dia sedang menjalin hubungan dengan nona muda dari keluarga Haines. Aku tidak yakin ada gadis muda yang mau menjadi ibu tiri kalian." Fay mencoba mengingat nama gadis itu, tapi gagal. Cade Goldwin memang selalu menjadi berita utama. Bahkan jika dia meludah pun, para wartawan akan dengan senang hati menjadikannya headline.Yaik! Fay jijik sendiri dengan permisalan yang dibuatnya. Oke, dia memang berlebihan. Tapi memang Cade selalu membuat kehebohan jika dia berganti pacar. Sudah berapa banyak? Sepuluh? Sebelas? Fay mengetuk kepalanya sendiri ka
"Cade, aku…." Pricilla ingin mengulur waktu. Sudah seminggu mereka tak bertemu. Cade bahkan tidak pernah menelponnya. Adakah lelaki ini mulai bosan padanya? Padahal mereka baru menjalin hubungan sebulan ini. Pricilla merasa cemas. Dia tidak rela jika harus putus dengan cepat. Impiannya adalah impian para gadis Axton, menjadi nyonya Goldwin.Cade mengabaikan gadis itu. Dia melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda. Hingga kemudian karena pengabaiannya, dengan tak berdaya Pricilla pergi dari kantornya. Barulah setelah itu Cade melemparkan lembaran dokumen di tangannya ke atas meja.Baginya, Pricilla hanyalah alat. Dia menjadikan gadis itu sebagai kekasihnya agar nyonya besar Goldwin kesal. Pricilla bukan tipe menantu yang diinginkan ibunya, Cade tahu. Namun Cade mendadak pusing waktu sang ibu mendesaknya menikahi Pricilla. 'Pricilla atau gadis yang lainnya. Ibu tidak peduli.' Begitu ultimatum dari wanita keras kepala yang sudah melahirkan Cade. *** "Jangan bicara sembarangan!"
"Mommy, kau terlalu banyak membaca novel." Mike akhirnya bicara saat tawanya telah reda. Sudut matanya bahkan berair. "Kami tidak sehebat itu."Yah, tidak sehebat imajinasinya memang, tapi tetap saja kalian anak-anak luar biasa.Fay cuma menggumamkannya di dalam hati. Bisa besar kepala kalau mereka mendengarnya.Gadis itu kemudian melanjutkan niatnya untuk mandi. Saat itu tiba-tiba saja perasaannya menjadi tidak nyaman. Jadi, apakah kedua bocah itu akan segera pergi? Kenapa dia merasa sedih? Bukankah harusnya dia senang karena tidak harus menghidupi anak-anak itu lebih lama lagi?*** Pagi menjelang sarapan, dua hari kemudian, Fay lebih banyak diam. Dia tidak bereaksi pada setiap ocehan Mike dan Mika yang mencoba memancing keributan dengannya. "Berhenti bicara omong kosong!" Fay meletakkan dua piring berisi sereal untuk sarapan si kembar pagi itu dengan kasar. Dia sendiri hanya minum segelas susu. Uang mereka menipis. Dia harus menghematnya setidaknya untuk dua hari ini."Mommy tidak
Ada gerakan-gerakan dari dalam dapur. Setelahnya Mike dan Mika terlihat melangkah ke luar dengan perlahan.“Bilang hallo pada daddy kalian.” Fay berkata seraya masuk ke dalam kamar. “Aku akan mengemasi barang-barang kalian.”Mike melihat pada Fay yang sudah menghilang ke balik pintu kamar. Ekspresinya terlihat rumit.“Hallo, Daddy. Akhirnya kau datang juga.” Mika menyapa lebih dulu sambil memberikan senyum terbaiknya.Mike malah diam. Anak itu terlihat tengah sibuk berpikir.Cade merasa terpesona sebentar. Sebelumnya dia tidak menyadari betapa cantik dan imutnya anak perempuan ini.Lelaki hebat Axton itu merendahkan tubuhnya, membungkuk pada Mika yang berada lebih dekat dari jangkauannya. Tangannya bergerak menyentuh rambut gelap ikal itu.Ini terasa ajaib. Tiba-tiba saja dia menjadi seorang ayah dari sepasang anak kembar. Tanpa sebuah tes pun, dia tidak akan membantah darah yang mengalir di tubuh keduanya adalah darahnya. Dia malah khawatir kalau mereka ternyata tidak memiliki hubun
Cek itu dirobek menjadi beberapa bagian dan dibiarkan jatuh ke lantai begitu saja.Langdon tidak bisa menyembunyikan rasa terkejut dari wajahnya. Cade mendadak muram demi melihat bagaimana gadis itu telah menamparnya sekali lagi dengan cara yang begitu dramatis. Sedangkan Mike dan Mika hanya bisa meringis melihat api permusuhan yang mulai menyala di antara keduanya.Sebenarnya mereka ingin bersorak begitu melihat yang dilakukan Fay pada cek itu. Terlihat keren. Mereka yakin, mommy tidak pernah melihat uang sebanyak itu apalagi memilikinya. Tapi tetap saja menurut mereka payah. Daddy mereka bukan orang yang mudah diprovokasi. Fay tak ubahnya laron yang mencoba memadamkan api “Kau pikir semua orang sama, bisa kau beli. Jangan mimpi. Kalau perlu aku akan terus mengungkit kejahatanmu dan betapa aku telah ikut kesulitan karenanya. Aku akan terus bicara sampai kau berharap lebih baik mati saja dari pada harus mendengarnya....”Mungkin hanya Langdon yang merasakan bagaimana hawa di ruangan
“Aku yakin kalian akan betah tinggal di rumah daddy kalian.” Fay membalas ucapan Mike. Dia menutup pintu mobil dengan segera agar tak perlu lagi mendengar ocehan anak itu. Setelahnya dia berbalik kembali ke apartemennya.Cade sendiri merasa tidak perlu melihat lagi pada gadis itu. Waktu dia memberi isyarat pada Langdon yang menyetir untuk segera menjalankan mobil, kendaraan itu pun bergerak perlahan meninggalkan tempat itu.Mika sudah menangis sejak masuk ke mobil. Namun anak itu tidak mengatakan apa pun. Dia kesal pada semua orang. Menurutnya, tak seorang pun mendukung keinginannya untuk mengajak mommy tinggal bersama mereka. Tidak juga Mike, kakaknya.Cade mencoba mengajak gadis kecil itu bicara, tapi Mika benar-benar merajuk dan marah. Hanya Mike yang menyahut sesekali dengan jawaban-jawaban pendek hingga membuat Cade belum apa-apa sudah berpikir betapa lebih sulit menghadapi seorang anak dibandingkan orang dewasa.Setelah berkendara selama dua puluh lima menit, mereka tiba di depa
“Apa Daddy bisa memasak?” Mike akhirnya ikut bicara.Cade tertawa mendengar pertanyaan anak itu hingga Mike pikir itu berarti ayahnya tidak pandai memasak.“Aku akan memasak untuk kalian kalau ada waktu senggang. Percayalah, masakan daddy tidak akan kalah dengan masakan chef hotel bintang lima.” Cade berujar sombong.Tanggapan Mika datar saja. “Sebaiknya begitu. Setidaknya ada sesuatu yang bisa kau perlihatkan pada kami.”Cade hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia kehabisan akal untuk membuat dua anak ini kagum padanya. Mungkin dia akan memikirkan cara lain nanti.Ketika makanan yang dipesan tiba, ada dua pelayan yang melayani mereka makan. Mereka menata hidangan di atas meja dan membereskan semuanya saat selesai makan.“Aku akan ke perusahaan sebentar. Ada sedikit urusan. Langdon akan menemani kalian di rumah sampai sore.” Cade mengganti bajunya dengan yang lebih formal. “Apa Daddy akan membawa mommy pulang nanti?” tanya Mika sambil membuntuti Cade ke kamar.Cade meng
“Mommy sangat cantik. Kalau dia mau sedikit berdandan dan memakai baju yang bagus, dia pasti tidak akan kalah dengan pacar-pacar daddy sebelumnya.” Mike membela pilihan mereka.Jadi tebakannya benar!Langdon tidak tahu apakah dia harus tertawa atau menangis karenanya. Fay Willmer bukan tipe tuannya. Apalagi di pertemuan pertama keduanya, api permusuhan sudah dinyalakan. Apa yang akan dikatakan Cade Goldwin jika tahu anak-anak ini menjodohkannya dengan gadis itu?Dan keajaiban apa yang bisa dibuat sepasang kembar ini untuk menyatukan dua kutub yang saling bertolak belakang itu?“Paman tidak perlu khawatir. Walaupun awalnya mereka tidak saling suka, pada akhirnya mereka akan menikah juga.” Mike seperti bisa membaca pikiran Langdon. “Yah, walaupun harus kuakui, perangai mommy memang sedikit buruk.”Ya, ampun! Sepertinya Langdon harus mulai berhati-hati dengan kedua anak ini. Jangan sampai dia menjadi target berikutnya.“Kami tahu kalau seseorang itu berjodoh dengan seseorang lainnya hany