Callie memutar bola matanya. “Bodoh. Apa aku terlihat seperti calon pengantin?”Alis nyonya Goldwin berkerut. Apa Fay lupa kalau dirinya yang akan menikah? Semalam Cade memberitahu bahwa Fay telah setuju untuk menikah dengannya. Jadi, dia menyuruh keluarga Goldwin untuk datang menghadiri formalitas pernikahan. Sedangkan perayaannya sendiri akan diatur kemudian. Cade khawatir gadis ini akan berubah pikiran. Jadi dia berencana untuk mendapatkan buku nikah terlebih dahulu.Fay menggaruk kepalanya dengan ekspresi bingung. “Menurutku kau memang tampak seperti pengantin wanita—““Bicara omong kosong lagi? Bukankah hari ini kalian akan menikah? Jangan katakan kalau kau tidak ingat.” Callie sedikit kesal dengan kelambanan Fay dalam menggunakan otaknya.“Hah? A-aku—“ Fay melihat pada anak-anak meminta seseorang memberi penjelasan.“Mommy, daddy sudah selesai bersiap-siap. Tapi kau bahkan belum mandi. Cepatlah.” Mika juga terlihat tidak sabar.Fay seketika panik. “Siapa yang mengatakan aku akan
Akhirnya cerita ini selesai juga. Terima kasih untuk semua pembaca yang setia mengikuti kisah Fay, Cade dan duo M hingga bab ini. Maaf, jika harus sering membuat semua menunggu. Sekali lagi, terima kasih atas semua dukungannya dengan memberi komentar, rate, ulasan, like dan gem. Karena dukungan kalian semua lah cerita ini beberapa kali mendapat promosi dari pihak platform. Terima kasih juga kalau ada yang sudah rekomendasiin cerita ini ke teman-teman. Ini ada ngga, ya? 🤔Tapi, eits tunggu dulu! Akan ada bab tambahan setelah ini ya....Akhirnya, seperti biasa, author doakan semoga semua pembaca selalu sehat, bahagia, dan lancar rejekinya. Aamiin.Salam
Pesta pernikahan Cade Goldwin dan Fay Willmer berlangsung tertutup untuk umum. Itu diadakan di sebuah pulau pribadi dengan hanya tidak lebih dari seratus orang undangan. Para wartawan dari berbagai media massa hanya bisa menunggu di sekitar garis pantai dan pelabuhan saat puluhan helikopter secara bergantian menjemput tamu. Keluarga Goldwin bahkan melarang peliputan langsung dan tidak memberikan ijin kepada satu pun media. Mereka hanya akan membuat sebuah berita di halaman website resmi Goldwin Group.Orang yang paling lega akan hal itu adalah Fay Willmer. Dia memang tidak peduli dengan status dan pandangan orang terhadapnya. Tapi nama Goldwin terlalu berat untuk dibawa. Dia merasa akan merepotkan jika harus kemana-mana dengan identitas istimewa itu. Dengan adanya pernikahan yang tertutup seperti ini, identitasnya hanya diketahui segelintir orang.Selain beberapa kerabat dan sahabat dekat, ada juga pejabat dari pemerintahan dan rekan bisnis serta beberapa keluarga kelas atas yang juml
Hari kelima bulan madu.Matahari telah mulai naik hingga seperempatnya. Di dalam kamar tidur yang luas dan mewah suasananya terasa hening. Suara hiasan gantung di balkon yang tertiup angin bergemerincing samar menjadi satu-satunya yang terdengar.Di lantai kamar, berserakan pakaian pria dan wanita. Pemandangannya sedikit kacau dan ambigu. Sementara di tempat tidur lebih berantakan lagi. Seakan sebuah badai pernah datang di kamar ini kemarin malam lalu pergi setelah puas memorak-porandakan semuanya.Kelopak mata Fay bergerak-gerak sebelum kemudian membuka. Pemandangan pertama yang dilihatnya adalah otot-otot dada yang terbuka. Dan aroma keintiman semalam segera memasuki indera penciumannya. Dia menjadi linglung sejenak.Setiap terbangun selama beberapa pagi, dia masih merasa asing dengan pemandangan ini. Lelaki yang memeluknya, bau tubuhnya, seisi ruangan, semua baru dan asing. Fay ingin menolak percaya bahwa ini nyata, tapi dia tidak berdaya. Dirinya telah menjadi milik Cade Goldwin, l
Mike dan Mika berlari menghindari kejaran karyawan supermarket. Mereka menyelinap di antara pengunjung mall tanpa menunjukkan wajah ketakutan. Di tangan masing-masing anak berusia lima tahun itu tergenggam sebatang coklat besar. Serombongan orang bergerak berlawanan dengan dua bocah kembar itu. Di depan memimpin seorang lelaki bertubuh tinggi tegap dengan wajah menawan dan ekspresi yang dingin. Mengikutinya, sekelompok lelaki dengan wajah-wajah tidak tenang.Pada satu titik mereka bertemu. Dua anak menabrak si lelaki pemimpin rombongan lalu bersembunyi di belakang sambil memegang ujung jasnya."Daddy, mereka mengejar kami!" Mike berseru sambil menunjuk dua karyawan supermarket yang muka mereka segera pucat. Si lelaki bukan orang sembarangan. Semua penduduk mengenalnya. Dia adalah Cade Goldwin, pengusaha terkaya di kota Axton.Lelaki itu tidak suka dengan sentuhan asing. Jadi wajahnya mendadak muram ketika dirasakannya tangan-tangan kecil yang memegang ujung jas. Dia menghentikan lan
""Mommy, kami bertemu daddy. Dia memberi kami coklat." Mika mengacungkan sebatang coklat berukuran besar di tangannya.Itu tidak sepenuhnya benar. Namun juga tidak bisa dikatakan salah. Coklat itu mereka ambil di sebuah supermarket untuk memancing keributan ke arah sebuah rombongan yang lewat. Mereka mencari informasi tentang Cade Goldwin di internet begitu mendapatkan rahasia itu. Sebelum meninggal Ibu mereka memberikannya dan berpesan agar menyimpannya dari Fay Wilmer, gadis yang sekarang mereka panggil mommy."Mommy akan mengamuk." Begitu selalu Mike mengingatkan setiap Mika pikir Fay harus diberitahu. Mungkin dia akan mendatangi Cade karena telah membuat Audrey, ibu si kembar menderita lalu membunuhnya. Namun yang akan terbunuh pasti bukan Cade Goldwin. Dia lelaki yang tidak bisa disentuh. Penguasa kota Axton itulah yang mungkin akan membunuh Fay.Jadi mereka harus menahan diri untuk tidak memberitahu Fay demi keselamatan mommy mereka itu."Sudahlah. Berhenti bermain-main. Aku h
"Tidak pernah ada yang menolak kami. Bahkan mommy pun tidak bisa." Mike tersenyum jahil. Anak itu tahu kalau Fay tidak menyukai mereka tapi terpaksa membawa mereka bersamanya.Fay cemberut. "Itu hal yang berbeda. Tuan Goldwin tidak bisa dipaksa begitu saja menerima kalian.""Dia tidak bisa menolak jimat keberuntungannya." Mata Mika berkedip-kedip lucu. "Dia sudah beruntung sejak lahir. Tidak perlu jimat keberuntungan. Lagipula kudengar sekarang dia sedang menjalin hubungan dengan nona muda dari keluarga Haines. Aku tidak yakin ada gadis muda yang mau menjadi ibu tiri kalian." Fay mencoba mengingat nama gadis itu, tapi gagal. Cade Goldwin memang selalu menjadi berita utama. Bahkan jika dia meludah pun, para wartawan akan dengan senang hati menjadikannya headline.Yaik! Fay jijik sendiri dengan permisalan yang dibuatnya. Oke, dia memang berlebihan. Tapi memang Cade selalu membuat kehebohan jika dia berganti pacar. Sudah berapa banyak? Sepuluh? Sebelas? Fay mengetuk kepalanya sendiri ka
"Cade, aku…." Pricilla ingin mengulur waktu. Sudah seminggu mereka tak bertemu. Cade bahkan tidak pernah menelponnya. Adakah lelaki ini mulai bosan padanya? Padahal mereka baru menjalin hubungan sebulan ini. Pricilla merasa cemas. Dia tidak rela jika harus putus dengan cepat. Impiannya adalah impian para gadis Axton, menjadi nyonya Goldwin.Cade mengabaikan gadis itu. Dia melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda. Hingga kemudian karena pengabaiannya, dengan tak berdaya Pricilla pergi dari kantornya. Barulah setelah itu Cade melemparkan lembaran dokumen di tangannya ke atas meja.Baginya, Pricilla hanyalah alat. Dia menjadikan gadis itu sebagai kekasihnya agar nyonya besar Goldwin kesal. Pricilla bukan tipe menantu yang diinginkan ibunya, Cade tahu. Namun Cade mendadak pusing waktu sang ibu mendesaknya menikahi Pricilla. 'Pricilla atau gadis yang lainnya. Ibu tidak peduli.' Begitu ultimatum dari wanita keras kepala yang sudah melahirkan Cade. *** "Jangan bicara sembarangan!"