Fay mengepalkan kedua tangannya menahan emosi karena direndahkan. Dia tidak mengerti ada lelaki yang mulutnya tidak kalah dengan perempuan.Tapi Fay tidak akan peduli apa pun yang dikatakan Cade padanya. Dia malah merapatkan penutup kepalanya dan memperbaiki tali pengikatnya. Setelahnya dia bergegas mengiringkan langkah ayah dan anak-anak itu.Meski Cade telah berusaha terlihat tidak menyolok di antara pengunjung, tetap saja wajah menawan dan posturnya yang tinggi tegap menarik perhatian kaum hawa. Beberapa diam-diam bergunjing dan mengambil foto seperti Cade adalah aktor saja.Fay yang sedang membeli es krim bersama anak-anak melihat dengan pandangan jijik pada wanita-wanita itu. Sementara Cade yang sedang menerima sebuah panggilan baru menyadari bahwa seseorang telah mengambil fotonya.Gadis itu sedang bersama temannya. Lumayan cantik. Mereka tengah mengagumi hasil foto di layar ponsel ketika Cade datang mendekat.“Berikan ponselnya. Kalian mengambil foto orang tanpa ijin.” Cade bic
Fay berkonsentrasi pada tuas pengendali dan menggerakkannya perlahan ke arah boneka yang diinginkan. Saat dia yakin pencapit berada pada posisi yang tepat, dia menggerakkannya turun mencapai sasaran.Kena! Boneka berada dalam jepitan dan digerakkan ke lubang lalu dilepas.“Yeay. Mommy hebat!” Mika mengacungkan si kelinci ke atas dan bersorak.Fay terkekeh puas sembari melirik Cade di sebelahnya. Cade tampak malas saat mengendalikan tuas dan membawa pencapit pada sebuah boneka cokelat.Cap! Luput? Sialan!Boneka hanya terjepit di telinga dan terlepas sebelum mencapai lubang keluar. Cade menoleh pada Fay yang terbahak-bahak di sebelahnya. Siapa lagi yang ditertawakan gadis itu kalau bukan dia.Lelaki itu menggertakkan giginya dan kembali memasukkan koin. Kali ini dia menggulung lengan kemejanya dan tampak serius menatap ke dalam kotak kaca.Pencapit bergerak pelan menyasar tujuan. Tiba di atas sebuah boneka, pencapit diturunkan.Clap! Kepala boneka dijepit. Tapi ternyata tidak terlalu
Cade di belakang kemudi tersenyum puas dalam perjalanan pulang. Di belakangnya, di kursi penumpang, tiga orang dengan wajah cemberut duduk berdesakan. Ketiganya duduk dengan ditimbuni ratusan boneka aneka jenis dan warna. Boneka-boneka itu bahkan memenuhi kursi penumpang bagian depan dan lantai mobil.Fay melempar sebuah boneka pada Cade. “Sama sekali tidak kreatif!”“Hey, kau mengganggu konsentrasiku!” Cade protes saat merasakan lemparan sebuah benda empuk yang mengenai bagian belakang kepalanya.“Mommy, daddy sedang menyetir.” Mike mengingatkan. Mereka bisa celaka kalau mommy terus mengganggu daddy.Kali ini Fay melempar anak itu dengan boneka lainnya. “Ini gara-gara kau, Mike.”“Kenapa aku?” Mike protes. Dia tidak tahu kenapa dia disalahkan.“Karena kau yang mengajak ayahmu ikut main. Lihatlah akibatnya, kita dipenuhi dengan boneka-boneka bodoh ini!”Mike cuma meringis mendengar kata-kata Fay. Dia tidak menyangka ayahnya bakal menyuruh manajer taman bermain membongkar semua mesin c
Fay menggerak-gerakkan tangannya di udara. “Bukan aku,” ujarnya panik.Callie terbahak. “Kenapa cemas seperti itu? Tak ada yang bilang kalau ini adalah kau. Aku cuma melihat jaket ini sama persis dengan yang kau kenakan. Tapi menurutku kekasih Cade Goldwin tak akan memakai jaket murahan seperti milikmu. Mungkin ini dari salah satu merek terkenal.”Callie bisa menebak kalau wanita itu adalah ‘mommy’ Mike dan Mika walau tidak pernah bertemu langsung. Meskipun begitu, mana mungkin kakaknya akan mau mengambil pengasuh jorok seperti Fay.Di depan Callie, Fay menekuk bibirnya. Merasa tersinggung dengan ucapan Caliie tentang jaket murahannya. Tapi apa yang bisa dikatakannya? Jaket ini memang dia dapatkan dari promo murah di sebuah toko pakaian.“Jangan tersinggung.” Callie menepuk pundak Fay yang wajahnya tampak masam. “Kelak, aku berjanji akan membelikanmu jaket yang bagus.”“Tidak perlu. Aku bisa membelinya sendiri.” Fay beranjak ke kelas lebih dulu. Dia tidak mempedulikan seruan Callie y
Cade mendengar pintu ruangannya di ketuk. Dia masih memeriksa beberapa dokumen lagi sebelum pergi tidur. Tanpa mengangkat wajahnya dari lembaran-lembaran di tangan, dia berkata pada si pengetuk, “Masuk!”Terlambat untuk menyadari bahwa dia telah melakukan kesalahan begitu melihat siapa yang datang.Fay terlihat mengenakan kaos kebesaran yang dipakainya dua hari yang lalu. Tiga hari yang lalu. Seingat Cade, gadis itu tidak pernah memakai yang lainnya. Apa dia punya selusin kaos yang sama? Atau malah terus mengulangi memakai tanpa mencucinya? Kalau yang terakhir benar, alangkah menjijikkannya!Dan apa yang di tangan gadis itu? Sebuah cangkir minum? Apa Fay membuatkan sesuatu untuknya?“Ada perlu apa?” Cade tidak ingin berlama-lama melihat pada gadis itu. Dia kembali menunduk pada kertas dokumen di tangan.Fay meletakkan kopi buatannya ke atas meja kerja Cade. “Dari anak-anak,” ujarnya singkat. Ide mencatut nama anak-anak melintas begitu saja. Cade bisa besar kepala kalau tahu Fay yang
Gadis itu baru saja hendak bertanya tentang ‘mommy’ ketika Cade tanpa mengatakan apa pun langsung memutuskan sambungan.Dengan gemetar, Pricilla menggenggam ponselnya erat hingga buku-buku jarinya tampak memutih.Siapa mommy ini? Adakah pengasuh itu? Oh, Pricilla menjadi sangat penasaran. Dan marah. Kemarahan itu tidak mungkin dia arahkan pada Cade. Percuma. Dia hanya akan terbakar sendiri. Pengasuh itulah yang akan jadi sasaran kemarahannya.Pasti ada sesuatu di sini, Pricilla yakin. Itu tidak seperti yang Langdon katakan dalam acara konferensi persnya. Dia yakin tak ada seorang pun yang percaya dengan omong kosong tentang pengasuh itu. Dia harus bertemu langsung dengan gadis itu dan menentukan sendiri apakah dia layak menjadi lawan Pricilla ataukah hanya gadis rendahan yang bodoh. Pricilla harus menemukan cara untuk naik ke apartemen Cade.Sementara di apartemen Flyod.“Bukankah kalian punya kamar sendiri? Kenapa harus tidur di kamar nona Willmer?” Cade mendudukkan gadis kecil itu d
Perlu beberapa detik bagi Callie untuk mengenali gadis itu.Pricilla Haines, pacar terbaru Cade. Callie belum pernah bertemu langsung dengannya. Tapi dia melihatnya kemarin dalam sebuah berita di internet. Untuk apa gadis itu datang ke apartemen Cade? Bukankah kakaknya tidak pernah mengajak pacar-pacarnya ke sini? Lagi pula Cade sedang di kantornya, gadis itu pasti tahu. Lalu kenapa dia nekat datang ke sini? Ini pasti ada hubungannya dengan pemberitaan kemarin. Gadis pengasuh misterius. Tentu saja. Pricilla pasti sangat penasaran.Callie membuka pintu pada bunyi bel berikutnya dan mendapati gadis bernama Pricilla yang memasang senyum manis.“Hallo, aku Pricilla. Pricilla Haines, pacar Cade. Tadi aku lewat dan berpikir tidak ada salahnya kalau mampir ke sini. Apa kau adalah pengasuh anak-anak Cade?” Pricilla langsung menebak. Siapa lagi pikirnya yang bisa berada di apartemen Cade kalau bukan si pengasuh itu?Callie mencibir dalam hati. Gadis ini asal tebak seenaknya.Callie membalas
Callie tidak bisa menahan tawanya. Jelas sekali anak-anak tidak menyukai Pricilla. Itu sama saja berkata, ‘Aku ingin kalian putus.’Pricilla menatap sengit pada Callie “Apa yang kau tertawakan?”“Eh, aku? Apa kau tidak menonton acaranya?” Callie pura-pura tidak mengerti di mana salahnya. Dia malah menunjuk pada televisi yang tengah menayangkan sebuah film kartun.Pricilla tidak bisa berkata apa-apa untuk sesaat. Dia yakin, Callie menertawakannya. Kini dia kembali merasa diabaikan. Bahkan Mike yang tadi bertanya padanya kini tak lagi peduli apakah Pricilla akan menjawabnya atau tidak. Dia malah ikut menonton televisi bersama Callie dan Mika.Posisi canggung Pricilla tertolong saat nyonya Smith datang dan mengajak semuanya makan siang. Dia menolak ajakan itu dengan alasan akan pergi ke perusahaan untuk makan siang dengan Cade.Callie merasa betapa konyolnya gadis ini, karena masih saja berusaha terlihat bahwa hubungannya dengan Cade baik-baik saja. Tapi anak-anaklah yang cemberut saat