Oscar yang mendengar ucapan Shopia Barney, wajahnya sedikit berubah. Dia terlihat gelisah di tempat duduknya. Merasa seseorang tengah memperhatikan, Oscar mencoba mencari dan menemukan tatapan penuh curiga dari Mika.Hei, apa yang kau lihat?! Sambil mengeluh dalam hati, Oscar mengalihkan pandang dari anak itu. Hatinya menjadi gentar.“Tuan Finch, kau terlihat pucat. Apa kau sakit?” tegur Mika terdengar penuh perhatian. Namun sudut bibir anak kecil itu sedikit terangkat. Tampak penuh ejekan.“Apa? Eh, aku tidak apa-apa. Hanya kurang tidur semalam.” Oscar menjawab sambil mencoba tersenyum wajar.Terdengar ‘oh’ dari mulut kecil itu.Oscar menyumpah dalam hati. Sebenarnya, siapa anak-anak ini? Fay Willmer hanya mengatakan bahwa mereka adalah anak-anak temannya. Tapi kenapa mereka masih di tempat ini dan lengket seperti lem pada gadis itu? Dan kenapa orang yang menyelidiki tentang Fay Willmer tidak mengatakan tentang mereka? Pertama Oscar melihat mereka, dia mengabaikan dan tak menganggap
Oscar Finch baru datang hampir satu jam kemudian. Semua yang menunggu memasang wajah cemberut. Oscar yang melihat itu tidak mengerti di mana letak kesalahannya. Bukankah dia sudah mengatakan akan menjemput setelah makan siang? Anak-anak dan Fay duduk di kursi belakang. Sementara Oscar yang mengendarai sendiri mobilnya hari ini tampak duduk di belakang kemudi dengan wajah tidak senang.Apa kalian menganggapku supir pribadi?Tapi karena tidak ingin mencari masalah dengan ‘anak-beranak’ aneh di belakangnya, Oscar menutup mulut dan mengemudikan mobilnya dengan perlahan menuju rumah sakit.Sangat menyebalkan sebenarnya! Dia terpaksa menjalani sandiwara ini demi keluarga dan perusahaannya. Baru beberapa menit mobil berjalan, Fay tiba-tiba berseru. “Tuan Finch, kami kelaparan. Tidak bisakah kita singgah dulu di sebuah restoran. Kurasa aku akan pingsan begitu tiba di rumah sakit kalau perutku kosong.”Oscar mengerutkan kening. “Kupikir kalian sudah makan saat di rumah?”“Tidak ada apa-apa d
“Alice, aku tahu kau adalah Aliceku.” Nyonya Barney meraung antara bahagia dan juga sedih atas kehilangan mereka yang lama. Dia memeluk Fay dengan erat seperti takut akan terlepas lagi.Fay merasa napasnya sesak. Dia menatap tuan Barney yang berdiri di belakang istrinya, meminta penjelasan walau sebenarnya saat ini tak perlu lagi. Pelukan dan airmata Shopia sudah memberikan jawaban lebih dari apa pun.Tampak anggukan Eaton Barney yang mengiyakan.“Selamat Mommy, kau telah menemukan ayah dan ibu kandungmu.” Mike tidak tahan untuk tidak mengatakan sesuatu. Ucapan selamatnya lebih sebagai sindiran dibanding sebagai ungkapan ikut berbahagia. Pertunjukan di depannya membuat bocah itu kesal.Di sebelah sana, Oscar Finch mencoba mempertahankan wajah datarnya. Dia punya cukup pengalaman untuk tidak menunjukkan emosinya jika tidak ingin menjadi sasaran ketajaman lidah dua anak kembar Fay Willmer atau yang sekarang akan dipanggil Alice Barney oleh semua orang.Setelah tangis Shopia mereda, Fay
Handy Finch berwajah tampan dengan rambut coklat dan tatapan mata yang tampak tidak sopan. Saat mereka dikenalkan, mata lelaki itu menjelajahi Fay dari ujung kepala hingga kaki. Senyum mesumnya membuat Fay ingin memukul kepala Handy. Barangkali saja sesuatu yang putus di dalam sana bisa tersambung dengan beberapa kali getokan.Ternyata tamu mereka malam ini adalah Oscar Finch sekeluarga. Nyonya Oscar Finch wanita yang lemah lembut. Suaranya sangat pelan saat berbicara hingga Fay harus ekstra fokus juga pada gerakan bibirnya kalau tidak ingin keliru menangkap isi perkataannya.Sedangkan adik Handy, seorang gadis muda yang memiliki mata sayu mirip ibunya. Usianya lebih muda dua tahun dari Fay. Namanya Kelsey Finch. Dia terlihat menempel pada ibunya, Virginia Finch. Seperti ibunya, dia tidak banyak bicara dan hanya sesekali menggunakan suaranya.Bintang malam ini adalah Fay. Dan entah kenapa, gadis itu merasa Handy seperti disodorkan padanya dan dipaksa berdekatan dengannya.Mike dan Mi
Kali ini Oscar yang terbatuk-batuk begitu mendengar ucapan Fay. Menurutnya, gadis ini benar-benar tidak bisa menilai diri sendiri. Siapakah Cade Goldwin hingga bisa dinikahi dengan mudah? Semua wanita Axton memimpikannya. Dan Fay merengek menginginkan lelaki nomor satu itu seperti menagih permen kesukaannya.Sedangkan Mike dan Mika hanya bisa mencibir mendengar itu.Andai saja yang kau katakan benar, Mommy! Beberapa waktu berlalu tanpa ada yang mau memberi respon.Fay menatap sekeliling dengan ekspresi bingung yang dibuat-buat. “Ayah, apa aku tidak boleh menikahi Cade Goldwin?” Dia melemparkan pertanyaan kini pada tuan Barney.Lelaki itu berdehem sebentar sebelum menjawab. “Bukannya tidak boleh. Tapi bukankah kau harus bertemu dulu dengannya dan melihat apakah tuan Goldwin menyukaimu atau tidak. Kita tidak bisa memintanya untuk menikahimu begitu saja, bukan?”Sebenarnya tuan Barney ingin mengatakan, kalau Cade Goldwin adalah sebuah kemustahilan. Dia enggan berkata pada Fay kalau kel
Dua lelaki muda yang usianya tidak berselisih jauh duduk berhadapan terhalang meja di sebuah kafe yang tidak jauh dari tempat kuliah Fay. Kevin Blair terlihat tenang. Dia telah mengenali Handy Finch dan memiliki kesan yang kurang baik.“Apa kau pacarnya?” Handy Finch merasa tidak senang dengan pertanyaannya sendiri. Status Kevin Blair tidak bisa dipandang rendah dan itu membuatnya merasa terancam.“Aku sangat ingin mengatakan itu. Sayangnya, kami hanya berteman.” Kevin berkata jujur. Senyum Handy segera terbit. Dia kini lega. “Itu bagus. Kalau tidak, kau akan kecewa. Fay adalah tunanganku. Kami akan segera menikah.”Bagaimana pun Fay tidak bisa menolak. Mereka akan menikah juga pada akhirnya. Tidak ada salahnya menyingkirkan rintangan lebih awal.Alis Kevin segera berkerut begitu mendengar pengakuan Handy. Lelaki ini terkenal sebagai playboy yang telah membuat banyak korban berjatuhan. Tiba-tiba akan menikah? Kevin sama sekali tidak percaya. Di mana juga Fay bisa mengenal lelaki sep
Besoknya, Fay pergi dengan diantar seorang supir ke tempat kuliahnya. Meski berkeras menolak, nyonya Barney yang penyayang memaksa dengan lembut hingga Fay hanya bisa menerima diantar dengan kendaraan mewah itu. Dia merasa jijik dengan bayangan banyak mata yang akan melihatnya dengan curiga. Fay yang biasanya naik bus, hari ini datang diantar kendaraan mewah seperti nona muda sebuah keluarga kaya?Hanya saja Fay tidak mengira jika tatapan pertama seperti itu datang dari Callie yang kebetulan sedang memasuki pintu gerbang. Alis halus gadis itu berkerut demi melihat pemandangan itu.“Jangan berlebihan!” ujar Fay seraya menepuk bahu sahabatnya lantas berjalan mendahului.“Siapa dia?” Callie menyusul dengan sebuah pertanyaan.“Apa?” Fay pura-pura tidak mengerti. Dia berjalan sambil bersenandung riang. Sebuah lagu sumbang dan tidak jelas mengalir dari bibirnya.Callie merasa telinganya terganggu dengan nyanyian itu. “Yang tadi mengantarmu. Jangan katakan kalau itu Kevin.”“Memang bukan. D
“Fay, ada apa?” Nyonya Barney bertanya khawatir saat melihat ekspresi bingung Fay.“Aku—aku harus pergi. Terjadi sesuatu pada Mika.” Fay tergagap sendiri di bawah tatapan penasaran wanita itu Nyonya Barney tidak tahu tentang hubungan si kembar dengan keluarga Goldwin. Fay tidak berniat memberitahunya. Saat Mike dan Mika kembali, dia hanya mengatakan kalau keduanya tinggal di tempat ayah mereka.Tapi nyonya Barney punya persangkaan yang lebih buruk. Dia pikir Mika mengalami kecelakaan atau semacam itu hingga wajahnya menjadi cemas.“Biar kutemani. Aku juga ingin melihatnya.” Fay menggerak-gerakkan tangannya di udara dan segera menyadari kalau wanita itu telah berpikir terlalu jauh.“Ibu, ini bukan keadaan darurat. Mika hanya demam. Tapi mereka bilang, dia terus mencari aku. Aku akan melihatnya sebentar. Kau tidak perlu khawatir.” Fay menjelaskan sambil tersenyum, mencoba mengusir segala perkiraan buruk di kepala Shopia Barney.Dan sebelum wanita itu sempat mengatakan sesuatu yang leb