Home / Romansa / Menjadi Istri Antagonis / Pt. 06 - Perfect Stranger

Share

Pt. 06 - Perfect Stranger

Author: Nrhsnh006
last update Last Updated: 2024-01-31 21:00:14

"Tuan, Nyonya sudah siap."

Kayasaka terdiam di tempat, untuk beberapa detik dia terpesona akan kecantikan istrinya. Ah, sifat kekanakannya mungkin tidak hilang, tapi rumor soal kecantikannya tak bisa dibantah. Gadis dengan dress navy itu terlihat segar dan cantik. Dengan pita putih yang mengikat rambutnya dengan ikatan pita.

"Bolehkah aku berganti baju?" Naya bertanya dengan takut-takut, berulang kali menarik ujung dress renda selututnya yang terasa tidak nyaman. Seumur-umur dia tidak pernah memakai dress sependek ini. Saat wisuda pun dia memakai rok panjang dengan kebaya longgar. Tapi dress ini sepertinya terlalu ketat, Naya rasa sebentar lagi tulang-tulangnya akan remuk terhimpit dress sempit ini.

"Kenapa harus ganti baju? Apa menurutmu dressnya kurang mahal? Aku tau, kau pasti tidak pernah memakai dress sederhana bukan?"

Naya mencibik kesal, menatap Kayasaka garang.

"Ini bukan soal harga tau. Aku hanya tidak nyaman karena dress ini terlalu pendek. Bisakah ganti hoodie atau piyama saja?"

Kayasaka sedikit terkejut, seingatnya gadis ini bercita-cita menjadi model. Dan tentu saja hidup dikeluarga kaya membuatnya tak mungkin tak terbiasa dengan dress selutut itu. Apalagi, Whillys Group juga bergerak dibidang industri Fashion dan Entertaiment, tak mungkin Naya sebagai anak pemiliknya tak dikenalkan dengan mode sedari dini.

Lalu sekuno apa istrinya sampai-sampai protes begini?

"Bukankah itu pakaian yang biasa kau pakai?"

Naya mencibik, "biasa pakai apanya sih? Aku bahkan selalu memakai hoodie di rumah. Kenapa kau berkomentar seolah tau kehidupanku?" Naya tak berbohong, dulu di tempat kostnya, gadis itu memang senang memakai hoodie atau piyama. Separuh dari lemarinya bahkan hanya berisi kedua jenis pakaian itu.

Lagipula keduanya adalah pakaian yang nyaman dan sederhana. Naya bukan tipe gadis yang suka mengoleksi gaun-gaun indah ala putri kerajaan. Hidupnya terlalu sederhana untuk gaun-gaun rumit seperti itu.

"Bagaimana, apa aku bisa ganti baju?"

"Tentu saja tidak. Untuk pertemuan ini dress itu adalah pilihan terbaik."

Naya menatap Kayasaka kesal. Sudah dia duga dirinya tak akan bisa memprotes hal ini. Baiklah, mari belajar berpakaian anggun untuk sehari saja.

Setelah perdebatan itu, keduanya langsung diantar Louis ke sebuah restoran mewah di tengah kota. Sepanjang jalan, Naya sibuk memerhatikan pemandangan yang dilewatinya.

Naya rasanya masih tak menyangka, kalau sekarang dirinya hidup dalam dunia novel, karena apa yang dia lihat semuanya terlalu realistis.

Ini agak gila jika benar-benar disebut kehidupan dalam novel. Karena semuanya begitu hidup dan tampak normal.

"Tuan,"

Kayasaka menatap punggung belakang Louis yang mengemudi, "hm, ada apa?" Tanyanya dengan nada datar.

"Itu ... saya ... saya punya informasi penting," kata Louis dengan sedikit terbata. Naya yang tadinya sibuk menatap jendela jadi ikut penasaran, karena sepertinya informasi yang akan disampaikan oleh Louis sangat penting.

"Jangan bertele-tele katakan." Naya salut pada Louis yang tak terkejut mendengar kalimat ketus nan dingin itu. Naya juga heran kenapa lelaki berkacamata itu bersedia bekerja untuk siluman iblis seperti lelaki di sampingnya.

"Barusan saya mendapat informasi dari kantor soal Nona Faniya."

Faniya? Pemeran utama wanita? Ada apa dengannya?

"Teruskan,"

" ... Nona Faniya ... hari ini mengundurkan diri."

Kayasaka terdiam, cengkramannya pada dokumen yang sedang dia baca mengerat. Naya bisa melihat mata hazel itu menatap jalan dengan tak tenang. Seolah dopamin dalam tubuhnya tak bisa lagi diproduksi. Apa pengaruh pemeran utama wanita memang sehebat itu?

"Berhenti."

Satu kata itu cukup membuat mobil mewah dengan harga 10 rumah terparkir di bahu jalan. Naya sendiri merasa Dejavu atas kejadian yang menimpanya ini. Kejadian yang persis sama seperti adegan novel.

Apa kehadirannya bahkan tak merubah apa pun? Naya benar-benar punya firasat buruk untuk nasibnya beberapa menit ke depan.

"Turunlah." Ujar Kayasaka datar tanpa melihat istrinya sama sekali.

"Kau menyuruh aku turun?" Tanya Naya terkejut menunjuk dirinya sendiri.

"Ya. Kau tidak tulikan?"

Naya melotot menatap Kayasaka meminta penjelasan, tapi lelaki itu bahkan tak mau menatap matanya. Dan justru terlihat sibuk dengan telponnya yang sedari tadi tak mendapatkan jawaban.

Kayasaka menatap Naya yang nyaris tak bergerak,"tunggu apalagi? Turun."

"Jangan bilang kau akan meninggalkanku? Aku tak tau jalanan di sini. Izinkan aku ikut saja ya? Kumohon ... aku janji akan menuruti perkataanmu jika kau membiarkanku untuk ikut." Naya memohon dengan terpaksa. Tapi Kayasaka tentu tak mendengarkannya sama sekali.

"Tidak. Kau turun, pertemuannya batal dan aku akan pergi ke rumah Faniya, calon istriku yang sebenarnya." Ujar Kayasaka dengan percaya diri. Dalam hati Naya mendecih, pede sekali tokoh antagonis satu ini.

"Dan lagi ... apa kau ingin aku percaya kalau seorang Arranaya Aleta Whillys tak tau jalanan kota? Jangan konyol, kau sudah hidup di kota ini selama 23 tahun. Berhenti menarik perhatianku dengan bersikap kekanak-kanakkan seperti itu." Lanjutnya dengan nada rendah yang menusuk.

Wahhh.

Lelaki di depannya benar-benar menyebalkan. Apa dia tidak tau kalau sekarang yang ada di tubuh ini bukan Arranaya?!

Menyebalkan.

"Kau membuang waktuku terlalu lama, Nona."

Naya membanting pintu mobil dengan kasar. Keluar dari mobil hitam yang membawanya itu. Dan tanpa basa-basi Kayasaka menyuruh Louis melanjutkan perjalanan mereka. Dengan tanpa merasa berdosa, meninggalkan Naya begitu saja.

Dengan berat hati, Louis berkali-kali melihat spion, merasa tak tega pada Nyonya barunya itu. Tapi apa boleh buat, Kayasaka tak bisa dibantah.

"Tuan ... apa tidak apa-apa meninggalkan Nyonya sendirian seperti itu?" Tanya Louis memberanikan diri. Entah kenapa melihat Naya, Louis seakan melihat adik perempuan yang ingin dia lindungi.

"Dia bukan anak-anak Louis. Bahkan jika gadis itu kabur, aku juga akan bisa menemukannya walau ke ujung dunia. Fokuslah menyetir, jika kau tak ingin menemui kematian lebih cepat."

Louis terdiam tak bisa merespon lagi. Diam-diam melirik pantulan Naya di spion mobil yang terlihat semakin kecil lalu menghilang dari pandangannya.

***

"Wahhh dia benar-benar menyebalkan, bagaimana bisa dia meninggalkanku dengan kejam seperti ini?! Dia memang bukan manusia! Dasar Kayasaka iblis!" Naya misuh-misuh sendiri, berjalan di trotoar dengan alas kaki yang sudah terlepas.

Sepatu hak tinggi berkilau yang dikenakannya sudah tak mau gadis itu pakai lagi, karena sepatu cinderella itu hanya menyulitkan pergerakannya. Saat ini, Naya sungguh rindu dengan sepatu sneakers yang biasa dia gunakan sehari-hari.

Lama berjalan, Naya memilih melihat-lihat ke dalam pusat perbelanjaan yang tidak jauh dari tempat dia ditinggalkan oleh Kayasaka. Meski dirinya tak membeli sesuatu, tapi ini cukup untuk menyegarkan pikirannya dari semua kejadian gila yang menimpanya dari kemarin.

Masa bodohlah untuk pulang, akan lebih bagus jika dia tidak bertemu dengan Kayasaka lagi. Persetan dengan cerita novel, mari nikmati jalan-jalan santai ini sejenak.

Di sisi lain Mall yang sama, seorang pemuda dengan status mahasiswanya tengah bersantai disalah satu cafe. Sesekali dia menyeruput ice americano yang dia pesan.

Tangannya sibuk dengan laptop, di sana dia sedang sibuk mengutak-ngatik sesuatu, mencari informasi lebih lanjut soal seseorang.

"Situs Fernandes Company sudah aku retas, tapi informasinya terlalu sedikit. Apa aku harus memakai taktik lamaku? Hyung bisa meremehkanku jika aku tak dapat informasi yang menguntungkannya sampai besok."

Pemuda dengan wajah korea yang tampan nampak sibuk berpikir. Sambil bersantai, dia mengedarkan pandangan ke seisi cafe, tanpa sadar ice americano yang disesapnya sudah habis. Membuatnya dengan kesal menutup laptop dan mulai meninggalkan cafe berniat mencari inspirasi baru.

Dengan jaket blue jeans yang tersampir di pundaknya, lelaki itu seakan menyedot perhatian seluruh Mall. Lelaki dengan piercing di alisnya itu terlihat seperti model yang bersinar di tengah-tengah kerumunan banyak orang.

Zavier Atlanta.

Lelaki yang mendapat julukan playboy internasional karena terkenal dapat menaklukan hati semua gadis. Zavier--biasa dia dipanggil, terkenal sebagai lelaki ramah dan baik hati yang disukai semua orang.

Tanpa orang lain tau kalau sebenarnya .... Zavier tak bisa disebut 'lelaki baik'.

Zavier, dibesarkan sebagai mata peluru tajam yang tak terlihat milik Kayasaka. Lelaki berdarah korea dengan tingkah kekanak-kanakkan itu seperti bayangan iblis yang meruntuhkan musuh Kayasaka melalui jari-jari lentiknya.

Selama ini dialah dalang dibalik bocornya rahasia perusahaan besar. Selama ini dialah orang yang menyumbangkan 90% informasi yang digunakan Kayasaka untuk meruntuhkan kepercayaan diri lawan-lawannya.

Dia ... adalah iblis kecil yang bisa jadi lebih licik dari si tokoh antagonis itu sendiri. Apalagi dengan wajah innoncent yang dia miliki, menjadikannya sebagai salah satu penjahat yang tak bisa dibenci.

Senyumannya membunuh.

Ketertarikannya padamu adalah bencana.

Zavier adalah perwujudan api yang bisa menerangi sekaligus membakar secara bersamaan. Dia tak boleh kamu dekati, tapi pesonanya tak bisa kamu jauhi.

Brukk!

Zavier menatap kemeja dan celana jeansnya yang sudah basah oleh kopi. Laptopnya terselamatkan, tapi semua pakaiannya basah kuyup. Rasanya, amarahnya akan meledak sebentar lagi.

"Sorry it's my fault. Are you Okay?"

Zavier mendongak, mendapati wanita berambut pendek dengan mata biru terang yang cantik. Amarah yang tadinya siap meluncur dari dadanya seketika hilang.

Digantikan perasaan menggelitik, menyaksikan wanita dihadapannya nampak panik dan berusaha menyentuh tubuhnya yang basah akibat kesalahan yang dia perbuat.

Tapi, perasaan menyenangkan yang aneh itu seketika sirna, sesaat setelah wanita di hadapannya menyebutkan nama lengkapnya guna mengganti rugi.

"Apakah kau baik-baik saja? Aku Emily, kau tau? Emily Fernandes dari Fernandes Group, aku akan mengganti semua kerugianmu. Bisakah kau menyebutkan nomor rekeningmu sekarang?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menjadi Istri Antagonis   EPILOG 2

    "Noona benar-benar akan pulang?" Tanya Zavier masih tak mengerti. Setelah dia dan Emily saling mengejar di koridor keduanya kembali dengan Naya yang sudah sibuk berkemas. "Hm, iya." Jawab Naya tanpa ragu, dia melirik Kayasaka yang tadi marah karena tak rela ditinggal pergi olehnya. Semua bujuk rayu lelaki itu bahkan tak mempan pada Naya yang tetap ingin pulang. Naya sendiri bersikukuh pulang dan tak bisa tinggal lebih lama di sini, karena bagaimanapun dia tidak mau menghilang tepat di depan orang-orang yang dia sayangi. "Padahal Kakak juga pulang besok 'kan? Kenapa kak Naya tidak menginap saja?" Itu Emily, ikut memerotes keputusan Naya. "Aku harus pulang karena harus menyiapkan sesuatu Lily. Aku ingin menyiapkan untuk menyambut kepulangan kakakmu." Jawab Naya dengan kerlingan jahilnya. Bohong. Naya bahkan tak tau masih bisa melihat Kayasaka hingga besok pagi atau tidak. "Biarkan saja. Kakak iparmu memang keras kepala. Toh besok aku tak akan pulang." Kayasaka berkomentar k

  • Menjadi Istri Antagonis   EPILOG 1

    "Jadi apa yang kau inginkan Naya? Misimu sudah berhasil dan Novelnya sudah selesai." Naya yang masih tak percaya ditarik ke dimensi aneh ini hanya diam. Wanita itu belum menjawab apa pun, dia hanya tertunduk sembari mengingat kejadian beberapa jam yang lalu. Di mana dia menghadiri pemakaman Zavier. Iya, Zavier. Tumbal novel ini ternyata bukan Kayasaka tapi Zavier. Malam itu, saat Kayasaka kecelakaan, Naya langsung menghubungi Emily karena Kayasaka membutuhkan donor darah secepatnya. Emily yang sedang bersama Zavier langsung bergegas menuju rumah sakit. Tapi di jalan mereka berdua dijegat oleh orang-orang suruhan Amretha. Orang yang sama yang merusak mobil Kayasaka dan membuatnya kecelakaan. Di tengah kekalutan itu, Zavier tertembak dan motornya kecelakaan tapi Emily selamat. Naya yang was-was karena Emily tak kunjung datang untungnya mendapat bantuan dari Emilio dan Alares yang ternyata mau mendonorkan darahnya untuk Kayasaka. Setelahnya, Emily datang ke rumah sakit dengan ber

  • Menjadi Istri Antagonis   Pt. 66 - The Fault in Our Stars

    Pagi harinya, Naya, Kayasaka, Zavier dan Emily sudah sarapan bersama di meja makan. Setelah pertemuan mengharukan kedua adik kakak itu, semalamam Emily dan Kayasaka bercerita, entah untuk meluruskan kesalahpahaman atau mengenang kebersamaan mereka. Akhirnya, Zavier dan Emily memilih menginap malam itu. Sehingga pagi ini mereka bisa sarapan bersama. Sarapan sederhana yang Naya buat dengan senang hati. "Bagaimana Hyung? Kau bisa cuti satu hari ini 'kan?" Tanya Zavier sebelum menyendokkan penuh sereal coklat ke dalam mulutnya. Pemuda itu sekali lagi membahas rencananya untuk mengajak ketiga orang di sekitarnya ini untuk ke taman hiburan bersama. Katanya, untuk merayakan keutuhan keluarga ini. "Aku bisa, tapi tanya dulu pada Noonamu, apa kondisinya memungkinkan untuk pergi ke taman hiburan. Dia pasti kelelahan karena kegiatan kami malam tadi." Na

  • Menjadi Istri Antagonis   Pt. 65 - True Love

    Zavier menarik topinya lebih dalam. Masuk ke area kafe yang lumayan ramai siang itu. Setelah suasana hatinya sedikit membaik, pemuda itu memutuskan untuk pergi ke kafe mencari makanan karena di apartemennya tak ada apa-apa selain air dingin.Biasanya, Zavier akan pergi ke mansion Kayasaka dan memakan masakan bibi Marry atau mencoba pasta dan kue buatan Naya. Tapi saat ini dia ingin menikmati kesendiriannya. Zavier sudah tak membenci Kayasaka tapi dia juga masih canggung jika harus langsung bertemu lelaki itu. "Apa yang ingin anda pesan?" Tanya pelayan yang menghampiri Zavier di mejanya. Zavier melihat menu di tangannya, ada deretan makanan yang terlihat enak di sana. Tapi tatapannya terpaku pada pasta yang mengingatkannya pada sosok Emily. Ingatannya menerawang jauh saat dia dan gadis itu tinggal bersama untuk beberapa hari. Zavier ingat pernah mencuri pasta yang dimasak gadis itu, juga mencuri rasa manis dari bibir ra

  • Menjadi Istri Antagonis   Pt. 64 - Everything Will be Fine

    "Kayasaka," panggil Naya pelan, wanita itu berdiri ketika suaminya baru saja membuka pintu setelah dari ruangan rapat. Naya memang sudah menunggu Kayasaka sedari tadi. Setelah menjamu Emilio dan Alares sebentar, Naya langsung ke sini menemui Kayasaka yang sekali lagi terlihat berantakan. Bagaimana tidak, luka terbesarnya kembali. Siapa yang bisa baik-baik saja? "Aku tidak memintamu ke sini. Kau seharusnya beristirahat saja di rumah." Kayasaka berkata dingin, Naya tersenyum maklum.Dengan senyuman yang masih menghiasi wajahnya, wanita itu menghampiri Kayasaka di kursi kerjanya. Naya berdiri di belakang suaminya itu, memeluk leher Kayasaka dari belakang, lalu mengelus pundak suaminya pelan, sembari menenggelamkan kepalanya di sana. "Yaya kalau marah memang selalu berubah jadi kulkas ya?" Tanya Naya jenaka berusaha mencairkan suasana. Melihat suaminya masih tak merespons membuat Naya semakin ingin berusaha.

  • Menjadi Istri Antagonis   Pt. 63 - Bruises (2)

    Seorang pemuda masih meringkuk dalam selimut. Mengabaikan dering ponselnya. Zavier, pemuda itu bahkan enggan membuka gorden, dia hanya membiarkan dirinya meringkuk dalam gelap. Dia tak ingin menemui siapa pun. Dia tak ingin mendengar apapun. Kepalanya masih berdenyut sakit akibat pengakuan Kayasaka semalam. Fakta gila yang menyangkut orang tuanya juga masih tak bisa dia percaya. Kamarnya ini menjadi saksi betapa kacau dan hancurnya Zavier. Remuk, Zavier benar-benar tak berdaya. Matanya melirik botol wine yang kosong di ujung karpet, setelahnya netranya berpendar menyusuri figura foto yang sudah menjadi kepingan di lantai kamarnya. Semestanya benar-benar sedang berantakan. Begitu juga dengan seisi kamarnya. Drrrrttt ... drrrtttt ....Ponsel Zavier bergetar lagi. Kali ini pemuda itu bergerak melihatnya, dia yakin itu pesan dari Noonanya karena wanita itu memang tak henti-henti meneleponnya d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status