Share

Bukan Sinetron

Bab51

Sosok Arya berdiri di depan pintu yang terbuka lebar, dengan dua bungkus bubur ayam di tangannya.

"Sudah sadar?" tanya Arya sembari mendekati kedua wanita itu.

Delima memalingkan wajahnya.

Arya meletakkan bubur ayam di atas nakas, kemudian meminta Bi Ijah meninggalkan keduanya di dalam.

Bi Ijah pun paham, dan berpamitan untuk keluar.

"Delima," panggil Arya. Tetapi wanita itu enggan menoleh ke arahnya.

"Aku tadi beliin bubur ayam kesukaan kamu di luar, makan ya, aku suapin," kata Arya dengan lembut.

"Aku tidak lapar," sahut Delima dingin.

"Delima, jangan begini lagi, ini adalah tindakan yang paling bodoh," seru Arya lagi. Delima enggan menanggapi.

Perasaannya kini sakit, sangat sakit. Dalam sekejab, kebahagiaannya lenyap.

Entah bagaimana Elea yang dulunya dia benci, dia hancurkan, kini berbalik menghancurkannya. Ada perasaan menyesal di hati Delima.

Tapi ibarat kata pepatah, nasi sudah menjadi bubur, semua sudah terjadi. Hukum tabur tuai itu kini Delima alami, bahkan di perank
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Wulan Yuliani
ah bik ijah mah sana sini nangis.. mewek lu
goodnovel comment avatar
Hany Mahanik
Kenapa Elia jadi ikut2an jahat ya?
goodnovel comment avatar
Rizky Rizkiansyah Permadi
mewek aja bisanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status