Share

Rahasia Mertua

Penulis: Rias Ardani
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-06 15:59:14

Part3

"Apakah ini Istrinya Andre?" Salah satu dari rombongan itu bertanya, mungkin orang tua dari wanita itu.

"Benar sekali Jeng Mumun! Ini Istrinya Andre," jawab Ibu Delima santai, dia sambil meremehkanku. Entahlah apa maksud semua ini, aku semakin merasa tidak nyaman.

"Kenapa masih di pertahankan Jeng, lebih baik di ceraikan saja, dari pada harus berbagi suami dengan Delia." Ia berkata tanpa perasaan seperti itu pada Ibu, sambil memandangku dengan sinis.

Ibu Delima masih terdiam. Lalu melanjutkan makannya, sambil terlihat berpikir keras.

"Maaf Tante, Andre tidak akan menceraikan Elea, biar bagaimanapun juga Andre yang sudah memilih El, sebagai pendamping." 

"Tapi kan percuma saja, menikahi wanita mandul itu sama sekali tidak berguna!" ujar wanita itu lagi, dia kekeuh mempengaruhi suamiku dan Ibu Delima. Sedangkan aku seolah mematung berdiri seperti orang bodoh yang menahan perih hati mendengarkan ucapannya.

"Maaf Jeng, jangan terlalu jauh terlibat, meskipun Elea mandul. Saya tetap tidak mengizinkan orang lain menghina dia, selama dia masih berstatus istri dari anak saya!" ucap Ibu Delima menatap dingin ke arah calon besannya.

Tadi dia begitu antusias menghinaku, sekarang dia seakan tak terima orang lain ikut menghina, heran.

"Maaf Jeng, saya terbawa suasana!" ujar wanita tadi menyahut. Semua hening, bahkan aku sendiri jadi serba salah.

"Bu, saya pamit!" ujarku pelan. Ibu tidak menggubris ucapanku, aku segera melangkahkan kaki menuju ke kamar kami.

"El, mau kemana? Sudah rapi dan cantik," tanya Ayah yang baru datang dari kantornya.

Ayah mertuaku ini memang terlihat masih muda, sepertinya umur Ibu dan Ayah begitu jauh berbeda. Kalau di visualisasikan sama artis, Ayah berwajah seperti Anjasmara, dan Ibu seperti Sophia Latjuba.

"Mau ke kamar, Yah." Aku menyahut dengan wajah datar.

"Ada tamu ya?" tanya Ayah sambil berjalan menghampiriku.

"Tamu Ibu, ada diruang makan!" jawabku pelan.

"Terus, ngapain kamu ke kamar? Gak gabung di meja makan?" tanya Ayah lagi.

"Gak ada kursi untukku, Yah. Nanti saja Elea makannya!" ujarku sambil tersenyum tipis.

Ayah menghela napas pelan, dia lalu berjalan menuju dapur.

Ia hanya menatap sebentar ke arah meja makan, lalu berbalik lagi menuju tangga. 

Selesai acara makan-makan, keluarga besar Delia pun berpamitan kepada Ibu dan mas Andre.

"Eleanor!!" Ibu berteriak memanggilku.

Aku yang sedari tadinya merebahkan diri di kasur terlonjak kaget. Aku berlari menuju arah suara ibu berasal.

"Ada apa? Bu," tanyaku pelan.

"Sini duduk!" titahnya. Ayah yang mendengar suara Ibu pun menuruni anak tangga.

Kami semua kumpul di ruang keluarga. Melihat ke datangan Ayah, ibu menyambutnya dengan senyuman, lalu mencium takzim tangan suaminya itu.

"Bu, siapa tadi yang datang rame-rame?" tanya Ayah sambil duduk di sampingnya.

"Calon istrinya Andre, Yah. Ibu gak mau Andre tidak memiliki keturunan, sebab El, dinyatakan mandul!" ujar Ibu sinis, ia terlihat sangat tidak menyukaiku sama sekali.

"Bu, harus begitu caranya? Emang El siap di poligami, kamu ikhlas gak El?" Ayah memberondongku dengan berbagai pertanyaan.

"Berat, Yah!" jawabku jujur.

"Kalau berat 'CERAI', jangan diam saja," ujar Ibu menekankan kata cerai padaku.

"Bu, jangan keterlaluan!" tegur Ayah.

Ibu yang berang, akhirnya pergi meninggalkan ruang keluarga, dia berlari menaiki anak tangga dengan menghentak-hentakkan kaki. Terdengar suara bantingan pintu dengan keras. 

Ayah hanya menggeleng, kemudian menyusul Ibu ke dalam kamar.

"Mas, apakah kamu benar-benar akan menikah lagi?" tanyaku pelan.

"Nggak usah di bahas sekarang!" sahutnya dingin.

"Jujur aku belum siap, Mas! Jika itu benar terjadi, aku nggak sanggup," lirihku pelan.

Suamiku tidak menyahut apapun, dia seakan tidak mendengar perkataanku sama sekali.

"Pikirkan lagi, mas. Aku mohon!" ucapku lagi sambil mengiba.

Mas Andre tak bergeming, ia bahkan menatapku dengan dingin, semakin menambah luka di hatiku.

Andai kamu tahu yang sebenarnya.

Mas Andre pergi meninggalkanku masuk ke dalam kamar kami.

Haruskah aku bercerai dan kembali miskin lagi, lalu si wanita pengganti posisiku itu akan tertawa terbahak-bahak melihat kehancuranku.

Tidak, aku tidak mau tersingkir begitu saja.

Aku berniat bicara pada Ibu, bahwa aku menerima akan menerima Delia sebagai madu, aku tidak mau Ibu membenciku.

Lalu dia akan menyingkirkanku begitu saja, apalagi kini aku tahu, Mas Andre begitu akrab sama Delia.

Aku yakin, sulit bagi mas Andre menolak perjodohan ini.

Saat aku ingin mengetuk pintu kamar mereka.

Terdengar keributan antara Ayah dan Ibu Delima.

"Bu, kamu jangan lupa, bahwa sampai saat ini, kamu juga tidak akan bisa memberikanku keturunan!" terdengar suara lantang Ayah menghardik Ibu.

Degg ... Lalu Mas Andre anak siapa? Mengapa Ayah berucap seperti itu, aku penasaran dengan keributan mereka, kuputuskan untuk diam mendengarkan, di balik pintu kamar mereka.

"Mas, jangan sama kan aku dengan perempuan mandul itu! Sebab aku tidak mandul, semua terjadi itu karena ulahmu Mas!" jawab Ibu setengah berteriak.

"Elea," terdengar suara mas Andre memanggil namaku.

Aku segera berlari kecil menuruni anak tangga, aku takut Mas Andre melihatku yang lagi menguping keributan orang tuanya.

"Ada apa, Mas?" Aku berlari tergopoh-gopoh.

"Ayo istirahat, sudah malam!" ujarnya lembut, sambil merangkul bahuku, kami bersama masuk ke dalam kamar.

Di dalam kamar, Mas Andre menatapku lekat.

"Ada apa mas, menatapku seperti ini?" tanyaku pelan.

Mas Andre tersenyum. "Aku rindu," bisiknya ke arah telingaku. Tangannya mulai meraba, perlahan suamiku mendekati wajahku dan mencium bibir ini.

Ciuman yang semula lembut, kini berubah menjadi memburu, dengan tangannya yang mulai bergerak liar.

Ting ....

Panggilan telepon ke ponsel mas Andre menghentikan aktivitasnya mencium mesra bibirku.

Suamiku dan aku pun itu melihat, tertera nama Delia sedang memanggil. Hatiku seketika perih melihatnya, ternyata mereka sudah bertukar nomor ponsel.

"Mas keluar dulu," kata suamiku. Aku hanya terdiam, ketika mas Andre menjawab panggilan Delia dengan menjauh dari kamar.

Rasanya sakit sekali, tapi aku tidak berdaya melawan semua ini, oh Tuhan.

__________

Semenjak pertengkaran Ibu dan Ayah, mereka berdua terlihat dingin tak saling sapa, bahkan kini Ibu Delima semakin sinis terhadapku.

Apapun yang aku lakukan, selalu salah di mata Ibu. Semakin aku bertahan, semakin gencar juga dia menyerang pertahananku. Andai saja Ibu tahu, mungkin Ibu akan merasakan sakit yang lebih dari saat ini kurasakan.

Ia bahkan tidak lagi memanggilku dengan sebutan, Nak, sayang atau Elea, tapi wanita mandul. Betapa menyakitkannya sebutan itu.

Delia kini datang berkunjung ke rumah ini, dia membawakan buah-buahan untuk Ibu, yang memang senang makan buah.

"Hai, sayang! Kamu bawa apa?" ujar Ibu menyambut manis ke datangan Delia, dia memeluknya lalu menggandeng wanita itu menuju ruang keluarga.

Aku yang sedari tadi bersantai diruang keluarga, diacuhkan mereka, seakan aku tidak pernah terlihat ada di sana.

"Mas Andre kemana ya, Bu?" tanya Delia membuka obrolan saat mereka duduk.

"Andre masih di kantor sayang, bentar lagi pulang! Biasa makan siang di rumah sama Ayahnya," jawab Ibu dengan lembut, sangat berbeda sekali saat dia memperlakukanku.

Delia hanya mengangguk dan memasang senyum bahagianya.

Satu jam berlalu, mereka begitu asik dengan obrolan renyahnya, sedangkan aku hanya sibuk memainkan ponsel milikku. Sesekali kuseka pelan air mata yang begitu ingin sekali tumpah.

Terdengar suara deru mesin mobil memasuki pekarangan rumah. Sepertinya Mas Andre dan Ayah telah tiba di rumah. Seperti biasa, mereka selalu makan siang bersama.

"Ada tamu!" sapa Ayah yang memasuki pintu depan rumah, dia berjalan sambil tersenyum pada Delia dan Ibu, di susul Mas Andre yang berada di belakangnya.

Aku yang dipojokan ruangan, hanya terdiam tanpa suara.

"Sayang! Ayo makan," ujar Mas Andre menyapaku yang sedari tadi hanya diam.

Aku berjalan gontai, mengikutinya menuju meja makan, kutarik kursi biasa tempatku makan.

"Jangan disitu! Itu tempat Delia," ujar Ibu menegurku.

Aku pindah ke sebelah kursi yang didekat Ayah.

Kulihat Delia tersenyum mengejekku.

"Yah, ini calon menantu kita yang baru!" ujar Ibu memperkenalkan Delia.

Ayah hanya tersenyum pada Delia, begitu pula Delia yang terlihat berbinar-binar di kenalkan sebagai menantu baru.

Selama makan siang, aku tak sedikit pun bersuara, hanya Mas Andre, Delia dan Ibu yang terus menerus tertawa renyah disela makan siang mereka. 

Aku sama halnya dengan Ayah, kami hanya menyimak obrolan mereka, tanpa ikut terlibat.

Selesai makan siang, aku kembali rebahan di ruang keluarga sambil memainkan ponselku, ponsel inilah teman sepiku. 

Sedangkan Ibu, Delia dan Mas Andre berkumpul di ruang tamu.

"El, kamu ngapain di sini sendirian?" Ayah yang tiba-tiba datang, sontak saja membuatku terkejut.

"Hhmmm, nggak apa- apa, Yah."

Ayah mertua menghela napas berat.

"El, ikut Ayah!" titahnya, aku pun tanpa menjawab lagi, langsung berdiri mengekor Ayah.

"Mau kemana, Mas?" tanya Ibu yang terheran melihat Ayah yang berlalu keluar rumah tanpa bicara, disusul olehku yang berjalan di belakang Ayah mertua.

Kami berdua masuk ke dalam mobil, tanpa bicara apapun, Ayah melajukan mobilnya meninggalkan halaman rumah.

Ibu, Delia dan Mas Andre hanya terdiam menatap kepergian mobil Ayah.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (11)
goodnovel comment avatar
REGINA MEDI
boleh juga nich november.lanjut baca
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
othornya pasti punya tujuan cerita tokoh utamanya mungkin awal harus begitu sikapnya saya mah ikuti saja yang penting Eleanor tetap di buat Kuat dan Semangat serta TEGAR
goodnovel comment avatar
Rimby pus
dia takut miskin tpi dia menderita,mendin miskin asal bagia ha ha ha
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua   689

    Bab689"Selamat malam," ujar Abizar lagi."Ngapain kamu kemari? Setelah kamu membuat anak saya menderita, berani- beraninya kamu menampakkan batang hidung seolah tanpa dosa," bentak Kevin, yang langsung berdiri dengan emosi."Papah, sabar," pinta Elea, sambil memegang tangan Kevin."Manusia tidak tahu malu ini, dia datang ke rumah Galih dengan nyali besar, setelah menyia- nyiakan anak- anakku, aku tidak akan mengampuninya," pekik Kevin."Maaf, Pah. Saya datang kemari, hanya ingin kalian tahu, saya dan Cinta saling mencintai, kami ingin kalian restui hubungan kami lagi dan jangan menentang hubungan kami, cuma itu ...." "Apa?" Seluruh keluarga memekik.Cinta pun sangat syok, mendengar ucapan berani Abizar. Tiba- tiba Jelita tersandar, mendengar ucapan Abizar. "Jelita," pekik Abel. Wanita yang biasanya membenci Jelita itu, langsung memeluk Jelita yang nampak syok sekali."Brengsek!!" Cinta bangkit dari duduknya, menghampiri Abizar dan menampar keras wajah lelaki tidak tahu malu itu."D

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua   688

    Bab688Melihat begitu banyak panggilan telepon dari Bagus, Cinta pun memutuskan, untuk menghubungi balik nomor Bagus.Dan lelaki itu dengan cepat menjawab telepon Cinta."Assalamualaikum, Tante ....""Wa'alaikumsallam, Gus.""Maaf Tan, saya mau tanya, Tante ada bicara apa sama Ibu? Sampai- sampai Ibu pingsan.""Maafkan Tante, Gus. Tadi ada berita buruk, yang sempat mengguncang perasaan kami semua. Kejadian siang tadi cukup mengejutkan, pesawat menuju Bandung mengalami kecelakaan. Dan Nenek, juga Kakek ke Bandung hari ini, itu yang Tante sampaikan sama Ibu kamu ....""Inalillahi, jadi bagaimana kabarnya, Tan. Maaf Bagus tidak tahu apa- apa.""Kuasa Allah, Gus. Rupanya mereka selamat, karena Kakek pingsan, sebelum mereka naik pesawat. Nenek membawa Kakek ke rumah sakit, dan mereka ketinggalan pesawat, Gus. Luar biasa, diluar dugaan kami semua, Allah masih memberi kita kesempatan, untuk berbakti kepada mereka berdua," jelas Cinta."Alhamdulilah, Allahu akbar, masya Allah, luar biasa, Tan

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua   687

    Bab687"Allahu akbar, Abel, Kak Cinta ...." Galih menjerit, membuat orang yang kini di depannya jadi bingung.Mendengar jeritan Galih, mereka yang duduk di ruang keluarga pun berhamburan keluar menyusul Galih."Astagfirullah ...." pekikkan mereka semua terdengar bersamaan. Galih terlalu syok, membuatnya nyarus pingsan."Kalian jangan mengira Mamah setan ya," bentak Elea dengan kesal."Ini Mamah beneran?" Abel bertanya. Semua menjadi bingung, bahkan beberapa dari mereka terus- menerus mengusap mata dan wajah, memastikan yang di lihatnya adalah nyata, bukan halusinasi."Mamah sudah tahu, apa yang ada di dalam otak kalian. Jangan heran, jika Mamah datang dengan wajah acak- acakkan begini, bahkan tanpa menggunakan tas sama sekali. Mending bayarin taksi Mamah sana, orangnya dah nunggu," titah Elea."Ini Mamah kita," pekik Cinta yang langsung menghambur ke pelukan Elea, disusul Raisa dan lainnya memeluk Elea."Aduh ...." Elea pun memekik, melihat tingkah mereka semua yang langsung memelukny

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua   686

    Bab686"Jelita belum tahu kabar duka ini, tadi aku sudah coba hubungi, tapi belum juga dia jawab panggilan teleponku," lirih Cinta."Aku juga bingung, Kak. Apa yang harus aku katakan sama dia, entah bagaimana reaksi Jelita, jika tahu Mamah dan Papah sudah tiada. Pesawat itu terbakar, sebelum benar- benar jatuh," ujar Galih kembali menangis. Bayangan wajah tua kedua orang tuanya menari- nari di pikiran mereka semua."Pantas Mamah memelukku berulang kali, mengingatkan kita terus- menerus, bahwa sesama keluarga harus saling menyayangi dan tolong- menolong. Mereka juga selalu berbicara tentang kematian, yang aku sendiri tidak tahu, bahwa itu adalah pertanda, mereka berdua akan pulang bersama- sama, untuk selamanya."Cinta menangis kuat, Kamila memeluk Ibunya dengan erat, begitu juga Raisa, memeluk Abel dan menangis di pelukan Ibunya."Rasanya tidak pernah sesakit ini, kehilangan yang begitu mengejutkan, membuat hati ini tidak siap. Berpuluh tahun hidup bersama dengan keduanya, hingga Rai

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua   685

    Bab685"Nanti saja ah, malas. Lagian kita lagi makan gini, masa di gangguin hal- hal yang tidak jelas begitu," ujar Cinta, mengabaikan ucapan Galih tadi."Cinta, sudah 1 tahun kita bersama, tapi kenapa, kamu nggak pernah mau pertemukan aku dengan anak kita, Kamila?" tanya lelaki itu."Mas, tidak semudah itu. Kamila akan tahu segalanya, bahwa kamu pernah menikahi Jelita juga. Dan Enggar, juga Bagus, bagaimana tanggapan mereka pada kita? Kamu meninggalkan mereka, lepas tanggung jawab, dan malah bersamaku. Tentu saja, bukan cuma mereka yang akan kecewa sama kita, tapi Kamila juga.""Kemudian Mamah dan Papah, bisa- bisa aku mereka kutuk, Mas ....""Tapi mau sampai kapan, kita kucing- kucingan seperti ini? Aku juga ingin diakui, dan dianggap bagian keluarga kamu, Cin.""Belum waktunya, Mas.""Kapan waktunya, Ta? Aku dan Jelita, itu hanyalah kesalahan. Sedangkan aku sama kamu, itu cinta yang tulus. Aku mohon, pikirkan ini baik- baik, aku hanya ingin di akui, dan Kamila juga harus tahu, bahw

  • Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua   684

    Bab684Perjalanan panjang Bagus lalui bersama Jelita, Ibu yang kini sangat dia sayangi, dan dia utamakan kebahagiaannya."Pulang dari umrah, kita ke rumah Nenek saja ya, Gus.""Terserah Ibu saja, Bagus ngikut saja. Bagus tidak punya siapa- siapa untuk di bahagiakan, jadi segala waktu dan apapun yang Ibu mau, asal Ibu bahagia, Bagus akan selalu turuti, insya Allah," ujarnya.Jelita terharu dan menatap penuh kasih sayang pada Bagus. Sementara Bagus dan Jelita melaksanakan ibadah umrah, rupanya rumah mewah Elea, sudah terjual sesuai kesepakatan dengan pembelinya.Penjualan rumah, di saksikan Galih, karena hasil dari penjualan rumah mewah tersebut, 50% milik Galih, 30% milik Cinta dan sisanya barulah milik Elea dan Kevin.Setelah semua beres, Elea dan Kevin, memutuskan untuk tinggal di hotel. Sebelum rumah impian mereka di desa selesai di bangun.Hanya sisa 10% saja, rumah di desa itu akan selesai dan bisa mereka tempati.Galih sudah menyarankan, agar Elea dan Kevin mau tinggal di rumah m

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status