Share

Bab 2. Mencoba Membunuh

Author: MommyAndraa
last update Last Updated: 2025-08-21 23:56:05

Sepanjang permainan panas yang dilakukan Kenzo terhadap tubuhnya, Clara terus berusaha memberontak dan berteriak histeris. Air matanya terus keluar karena kehilangan satu-satunya kehormatan yang selama ini ia jaga baik-baik.

Clara memang miskin, bekerja pontang-panting untuk menghidupi dirinya sendiri. Makan seadanya dan menghemat, untuk bisa memiliki tabungan yang cukup dan membangun usaha. Namun Clara gadis yang ceria, humoris dan pandai bergaul. Ia suka kebebasan dan tidak suka dikekang. Namun bisa menjaga dirinya tetap suci diusianya yang ke 22 tahun.

Saat tinggal bersama pamannya, Clara hanya dijadikan budak dan dilarang keluar rumah. Namun setelah kabur, kini ia hidup bebas dan mandiri. Clara juga kuliah dengan jalur beasiswa, sekolah hanya lewat homeschooling karena tidak diizinkan pamannya yang kejam.

"Kenapa kau lakukan ini padaku? Apa salahku?" Suara Clara pelan seolah ia telah kehilangan tenaga untuk melawan. Buat apa lagi, ia sudah kehilangan kesuciannya karena pria itu. Pria yang tidak tau balas budi, kalau tau akhirnya seperti ini, lebih baik Clara membiarkan pria itu ditikam saja waktu itu.

Sinar matahari mulai muncul perlahan, menyibak gelapnya malam yang dihiasi bulan nan bintang gemerlapan diatas langit. Clara membuka matanya perlahan, merasakan rasa yang berkecamuk antara pegal remuk di seluruh tubuhnya.

kedua matanya terbuka sempurna, menyesuaikan cahaya yang ada, begitu ia melihat atap putih dengan lampu gantung yang nampak asing Clara mulai mengumpulkan kesadarannya sepenuhnya.

Begitu ia hendak bangun, rasa nyeri yang teramat menusuk di bagian intimnya, membuatnya mendesis. Ternyata semalam dia tidak bermimpi, diculik dan diperkosa!

Wanita itu berusaha duduk menahan rasa nyeri, menarik selimut sampai leher menutup seluruh tubuhnya yang polos tanpa sehelai benang, syok ketika melihat bercak darah di kain sprei putih bekas ia tidur.

"Aku sudah tidak suci!" Gadis yang tidak pantas disebut gadis itu mulai menangis. Clara sungguh ingin membunuh pria bejat yang merenggut kesuciannya. Suara gemericik air terdengar, lalu berhenti. Clara yakin orang didalam kamar mandi adalah pria itu.

Kemarahan yang menyelimuti membutakan matanya, melihat pisau buah di keranjang buah diatas meja. Clara meraih kimono putih diatas meja nakas dan memakainya, tidak memperdulikan rasa nyeri ketika melangkahkan kakinya karena perbuatan pria itu yang menggagahi tubuhnya seenak jidatnya semalam.

Menatap pisau kecil yang mengkilap bersih itu dengan mata yang seperti telah dirasuki setan, bersamaan dengan pintu kamar mandi yang terbuka muncul sosok Kenzo dengan balutan handuk sebatas pinggang dan paha. Clara maju melangkah dan mengangkat pisau nya. "Mati saja kau!!!"

Kenzo terkejut namun ia bisa sigap menahan pisau Clara hingga darah mengalir dari telapak tangannya. Kenzo seperti mendengar tanda bahaya, dan ternyata gadis yang dia tiduri yang berusaha balas dendam.

Melihat darah mengucur deras melewati lengan tangan kiri Kenzo, Clara membelalakkan matanya dengan lebar. Ia syok dengan apa yang dilakukan. Clara menarik tangannya dan menutup mulutnya. Ia sungguh menyesal, ia bukan pembunuh!

"Aku, aku..." Yang berniat mencelakai Clara sendiri, namun justru gadis itu yang panik dan menangis. "Ya tuhan, apa yang aku lakukan!"

Sedangkan Kenzo hanya diam dengan tenang, justru menyaksikan kepanikan Clara. Kedua kalinya dia melihat Clara panik karena dia terluka, Kenzo tau, yang dilakukan Clara hanya untuk melampiaskan kemarahannya karena dia telah merenggut kesuciannya.

"Tenang! Kenapa kau menangis? Kau yang mau membunuhku kan?" Ucap Kenzo. Clara menghapus air matanya. Ia memang marah dan buta hingga memiliki niat menghabisi pria itu. Tapi percuma, kalau Kenzo mati yang ada ia akan dipenjara.

"Lukanya harus diobati!" Clara mengikuti langkah Kenzo, pria itu menuju meja meraih beberapa helai tisu dan membersihkan noda darah baik di pisau maupun di tangannya.

Kenzo seperti tidak memiliki rasa sakit, dia membersihkan darah itu tanpa panik berbeda dengan Clara yang panik setengah mati, melihat darah pria itu kedua kalinya mengalir didepan matanya. "Apa ada obat p tiga K?"

"Di laci nakas paling bawah!" Jawab Kenzo. Clara langsung menuju nakas dan mencari kotak obat yang ditunjukkan Kenzo serta air hangat. Pria itu duduk ditepi ranjang, lalu Clara duduk disebelahnya. Clara seakan lupa bahwa pria itu adalah pria yang menghancurkan masa depannya semalam.

Dengan hati-hati, tangannya yang putih bersih seperti kapas mengobati luka di telapak tangan Kenzo. "Goresannya tidak dalam!” Clara sungguh memberanikan diri, membersihkan lukanya lalu menghentikan darah yang keluar, membalutnya dengan perban berperekat.

Kenzo pikir, Clara hanya gadis biasa yang hanya bisa menangis dan polos. Tapi ternyata dia begitu pemberani menghadapi luka seperti itu. Bahkan Clara gadis pertama yang tidak takut dan berani padanya.

Tangan Kenzo selesai dibalut, Clara merasa lega meskipun masih tidak tenang. ia baru sadar saat melihat penampilan pria itu yang hanya mengenakan handuk. Sontak saja dia menjauh, kemarahan yang sempat teralihkan kini muncul lagi.

"Aku akan bertanggung jawab padamu! Aku akan menikahimu hari ini juga!" Dengan santainya Kenzo berucap. Clara sungguh syok mendengar ucapan pria itu.

Menikah? Pria itu sudah gila! Tentu saja Clara tidak mau menikah mendadak seperti ini. Apalagi dia tidak mengenal Kenzo! Pria yang dingin dan terlihat menakutkan. Tapi Clara tidak takut padanya!

"Kau pria yang sangat gila!" Sahut Clara. "Aku tidak mau menikah denganmu!" Baru kali ini ada gadis yang menolak Kenzo, dia hanya gadis biasa tapi berani menatap kedua mata seorang Kenzo Morgantara yang terkenal kejam.

"Aku mau pergi dari sini! Anggap saja malam ini tidak pernah terjadi, jangan pernah menggangguku!" Clara melangkah pergi tanpa sadar kondisinya hanya memakai kimono. Kenzo dengan santai berkata. "Kau mau menggoda pria mana dengan kimono?"

Sontak saja Clara tersentak, dia menghentikan langkah dan menyadari penampilannya. Clara mengumpat. "Sial! Dimana pakaianku?" Gadis itu membalikkan badan. Terlihat Kenzo yang menatapnya dengan santai.

"Ini semua ulahmu, kan? Apa yang kau mau dariku? Cepat kembalikan pakaianku! Lepaskan aku dari sini!" Clara berkata dengan berani.

Kenzo justru berdiri, membuka salah satu pintu lemari, ternyata mengambil setelan jas berwarna hitam. Dasar tidak punya malu, dia menyentak handuknya ke atas ranjang dan memakai pakaian dihadapan Clara tanpa rasa berdosa.

Sementara Clara, membelalakkan matanya melihat tubuh polos pria itu dari belakang. Clara dengan cepat membalikkan badan dengan telapak tangan menutup wajahnya.

"Kau akan mendapatkan pakaianmu setelah menandatangani perjanjian kita!" Kenzo rupanya sudah mengancingkan kemejanya tinggal memakai dasi dan jas. "Buka matamu, aku sudah selesai!" Pria itu setengah membentak.

Clara membuka matanya, tiba-tiba saja Kenzo sudah berdiri didepannya dengan wajah setengah santai dan serius. Entahlah, Clara tidak bisa menebaknya! Ia justru teringat lagi, perjanjian? "Maksudmu apa? Apa yang kau mau dariku?"

"Hari ini juga kita akan menikah! kau tidak bisa menolak karena bukan penawaran atau permintaan, tapi ini sebuah perintah dari Kenzo Morgantara!!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menjadi Istri Kedua Pria Kejam   Bab 6. Hanya Istri Kedua

    Jam 11 malam, Kenzo keluar dari kamar Clara setelah menuntaskan hasratnya terhadap gadis itu. Sebagai hukuman karena Clara mencoba kabur. "Kalian! Jaga baik-baik kamar ini! Ikuti kemana Clara keluar dari kamar ini!" Tegas Kenzo. Para pengawal yang berjaga tentu saja akan menjalankan perintah sebaik mungkin. "Baik tuan!" Mereka menjawab dengan mengangguk patuh. Kenzo melangkah pergi dari kamar menuju kamar utama dilantai tiga, dimana hanya ada kamarnya, ruang kerja, ruangan rahasia. Hanya orang-orang tertentu yang bisa masuk, seperti Kenzo, Alex, Devan dan penjaga yang bertugas atas perintah. Bahkan Viora dan Merlin pun tidak diizinkan masuk. Kenzo tidak tidur, hanya membersihkan dirinya dikamar mandi kemudian keluar dari kamar dengan kaos putih pendek serta celana jeans hitam panjang. Tentu saja didalam ruang kerjanya tidak ada siapapun, tapi Kenzo sudah terbiasa bekerja sampai larut malam bahkan menjelang pagi. Dia hanya akan tidur satu sampai tiga jam, lalu berangkat ke gru

  • Menjadi Istri Kedua Pria Kejam   Bab 5. Berusaha Kabur.

    "Bagaimana hasil tes kesehatannya?" Kenzo bertanya begitu masuk kedalam ruang kerja. "Dokter mengatakan, Nona Clara dinyatakan sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit apapun!" Jawab Alex sembari memberikan selembar surat hasil tes darah Clara, yang diambil saat gadis itu pingsan sebelum Kenzo menidurinya. Kenzo membacanya dengan teliti, ia cukup lega melihat hasilnya, karena obat sialan itu, Kenzo terlanjur lebih dulu meniduri Clara. Clara dinyatakan sehat dan siap hamil! Umurnya sudah cukup matang dan sempurna untuk melahirkan anaknya. Disisi lain, Clara terbangun dengan kepala yang terasa pusing. Tempat tidur nyaman, sejuk, hangat membuat Clara tertegun. Begitu membuka matanya dengan sempurna, ia mengamati setiap penjuru kamar yang besar dengan hiasannya yang nampak elegan. "Nona Clara!" Pelayan menyapa dengan suara pelan. Clara menoleh, ia baru sadar kalau ada dua pelayan memakai seragam di samping ranjangnya. "Kami pelayan yang ditugaskan untuk melayani kebutuhan nona Clara

  • Menjadi Istri Kedua Pria Kejam   Bab 4. Istri Kedua

    Clara berdiri diam terpaku melihat rumah di depannya, ketika pintu terbuka mereka masuk kedalam. Deretan para pengawal dan pelayan menyambut rapi di depan pintu. Kenzo melewatinya dengan tatapan datar tanpa menoleh sedikitpun. Auranya yang dingin dan menakutkan membuat pengawal dan pelayan rumah yang berjumlah puluhan orang itu tidak berani menyapa, hanya menunduk sebagai bentuk rasa hormat mereka. Clara mengikuti di belakang, begitu juga Devan, si pria yang telah menipunya. Bersamaan dengan Kenzo yang menuju ruang tengah, para pelayan dan pengawal bubar kembali beraktivitas. "Selamat datang tuan, nona!" Sapa seorang pria memakai setelan jas rapi. Alex, asisten pribadi Kenzo, bisa disebut kaki tangannya karena Alex yang selalu menjaga Kenzo dan membantu menangani perusahaan. Sedangkan Devan, dia kepala pengawal di rumah. Urusan rumah adalah tanggung jawabnya, namun dia masih dibawah Alex yang sangat setia bertahan-tahun dan mengabdikan hidupnya untuk Tuan Kenzo. "Pergilah ke ruan

  • Menjadi Istri Kedua Pria Kejam   Bab 3. Ancaman Kenzo

    Kenzo menekankan kalimatnya dengan dingin. Menyebutkan namanya supaya Clara tau siapa dia! Pria yang tidak pernah menerima penolakan, semua ucapannya adalah sebuah perintah yang wajib dituruti. Bila ada yang melanggar, maka akan menanggung konsekuensinya! Clara tersentak dengan ucapan Kenzo yang diluar nalar. Kenzo seolah pria yang tidak biasa, Clara tidak akan pernah mau hidup bersama pria seperti itu. "Kau tidak mengenalku! Kenapa kau mau menikahi ku! Aku memaafkanmu atas perbuatan bejatmu semalam, tapi lepaskan aku! Aku mohon!" Clara akhirnya berusaha untuk meminta belas kasihan, berharap pria itu mau melepasnya. Namun dia tidak tau berhadapan dengan siapa? Pria kejam yang tidak akan melepaskan lawan! "Kenzo! Aku tidak pernah meminta maaf, dan aku tidak pernah merasa bersalah padamu! Jika aku sudah menentukan kau harus menikah denganku, maka kita menikah, ini takdirmu, Nona Clara Alexandra! Tinggal di jalan Asrama kamboja, tidak memiliki orang tua. kau pernah tinggal dengan pama

  • Menjadi Istri Kedua Pria Kejam   Bab 2. Mencoba Membunuh

    Sepanjang permainan panas yang dilakukan Kenzo terhadap tubuhnya, Clara terus berusaha memberontak dan berteriak histeris. Air matanya terus keluar karena kehilangan satu-satunya kehormatan yang selama ini ia jaga baik-baik. Clara memang miskin, bekerja pontang-panting untuk menghidupi dirinya sendiri. Makan seadanya dan menghemat, untuk bisa memiliki tabungan yang cukup dan membangun usaha. Namun Clara gadis yang ceria, humoris dan pandai bergaul. Ia suka kebebasan dan tidak suka dikekang. Namun bisa menjaga dirinya tetap suci diusianya yang ke 22 tahun. Saat tinggal bersama pamannya, Clara hanya dijadikan budak dan dilarang keluar rumah. Namun setelah kabur, kini ia hidup bebas dan mandiri. Clara juga kuliah dengan jalur beasiswa, sekolah hanya lewat homeschooling karena tidak diizinkan pamannya yang kejam. "Kenapa kau lakukan ini padaku? Apa salahku?" Suara Clara pelan seolah ia telah kehilangan tenaga untuk melawan. Buat apa lagi, ia sudah kehilangan kesuciannya karena pria itu

  • Menjadi Istri Kedua Pria Kejam   Bab 1. Malam Pemaksaan.

    Suara perkelahian terdengar dari jalan. Clara Alexandra, gadis berusia 22 tahun itu baru pulang kerja, mendengar suara keributan yang membuatnya penasaran. Ada semak-semak dan pohon-pohon, setiap pulang kerja ia memang terkadang suka jalan kaki menuju jalan besar dari pada memesan taxi langsung untuk menjemput ke kedai bunga. Ditambah suasana yang sejuk disore hari, membuatnya betah berjalan bersama salah satu temannya. Namun teman Clara tidak berani mendekat karena takut ikut dalam bahaya. Dibalik semak-semak, Clara mengintip. Diantara pohon-pohon, beberapa pria berkelahi dengan jantan. “Cla, ibuku menelpon adikku dirumah sakit. Aku pergi duluan nggak apa-apa kan?” “Pergilah! Aku baik-baik saja!” Clara masih fokus mengintip depan, dia tidak pernah melihat siapa mereka, mungkinkah para preman atau komplotan penjahat. Namun ketika seorang pria tiba-tiba menyerang pria yang memakai kemeja abu-abu dari belakang menggunakan belati kecil tajam, Clara sontak berteriak hingga membuat belat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status