Share

Bab 3. Ancaman Kenzo

Author: MommyAndraa
last update Last Updated: 2025-08-21 23:56:36

Kenzo menekankan kalimatnya dengan dingin. Menyebutkan namanya supaya Clara tau siapa dia! Pria yang tidak pernah menerima penolakan, semua ucapannya adalah sebuah perintah yang wajib dituruti. Bila ada yang melanggar, maka akan menanggung konsekuensinya!

Clara tersentak dengan ucapan Kenzo yang diluar nalar. Kenzo seolah pria yang tidak biasa, Clara tidak akan pernah mau hidup bersama pria seperti itu.

"Kau tidak mengenalku! Kenapa kau mau menikahi ku! Aku memaafkanmu atas perbuatan bejatmu semalam, tapi lepaskan aku! Aku mohon!" Clara akhirnya berusaha untuk meminta belas kasihan, berharap pria itu mau melepasnya. Namun dia tidak tau berhadapan dengan siapa? Pria kejam yang tidak akan melepaskan lawan!

"Kenzo! Aku tidak pernah meminta maaf, dan aku tidak pernah merasa bersalah padamu! Jika aku sudah menentukan kau harus menikah denganku, maka kita menikah, ini takdirmu, Nona Clara Alexandra! Tinggal di jalan Asrama kamboja, tidak memiliki orang tua. kau pernah tinggal dengan pamanmu lalu kabur dari rumah! Kau juga bekerja di kedai bunga milik Anyer mois!"

Clara tidak menyangka, pria didepannya bisa tau namanya alamatnya dan kehidupannya. Pria itu begitu misterius, membuat nyali Clara menciut takut, namun... "Lepaskan aku!" Clara masih minta untuk dilepaskan.

Kenzo menghela nafas berat, pria itu berjalan menuju sofa. Memetik satu buah anggur memasukkannya kedalam mulut, duduk dengan santai. "Pergilah dari sini! Pakaianmu ada di lemari tengah! Pilih salah satu yang kau sukai!" Kenzo berkata dengan santai.

Clara merasakan angin lega, dia cepat-cepat menyahuti. "Aku mau pakaianku semalam!" Clara tidak ingin memakai pakaian sembarang milik orang. Dan dia tidak suka memakai bekas, meskipun pakaiannya murah tapi baru!

"Sudah ku buang!" Clara menghembuskan nafasnya. Ya Sudahlah, sangat terpaksa ia melanggar ucapannya sendiri! Yang terpenting, ia harus segera pergi dari tempat itu sebelum pria yang mengatakan namanya Kenzo Morgantara berubah pikiran.

Dia membuka lemari tengah, matanya terbuka lebar melihat deretan dress tergantung rapi dan wangi, terlihat seperti baru. Clara bertanya-tanya itu baju siapa, tapi dia tidak mau bertanya. Memilih salah satu dress selutut dengan atas tertutup beserta dalaman yang juga terlihat baru, anehnya semua size-nya sama dengan size tubuhnya.

Clara masuk kedalam kamar mandi, ia juga membersihkan diri dengan singkat tanpa mandi lalu memakai pakaian dengan rapi dan keluar.

Ia melihat Kenzo yang duduk santai bersandar di sandaran kursi dengan kedua tangan dilipat ke belakang, kedua matanya terpejam namun ia bisa mencium aroma Clara yang ada didekatnya. "Kau sudah selesai kan! Pergilah kalau sudah!"

"Aku tidak tahu apa yang membuatmu berubah pikiran! Tapi terimakasih sudah membiarkanku pergi!" Sebelum pergi Clara melihat tasnya ada diatas meja, ia mengambilnya. Berjalan menuju pintu lalu menarik handle nya, ia keluar dan merasa lega.

Clara bersumpah tidak akan pernah bertemu lagi dengan pria mengerikan itu. Ada beberapa pengawal dengan pakaian rapi dan hitam didalam ruang tengah. Ruangan yang serba mewah, furniture mewah, bahkan beberapa perintilannya dilapisi emas. Clara kagum!

Mereka tidak menghalangi langkah Clara, bahkan juga tidak menatapnya. Mereka semua bersikap dingin. "Apa pria tadi bosnya, dan mereka adalah pengawal? Mereka semua mengerikan!" Clara bergumam, bergidik ngeri lalu berjalan cepat menuju sebuah pintu yang diyakini pintu keluar.

Benar! Clara sudah sampai di luar. halaman yang luas dengan taman kecil didepan. Tiga mobil yang semalam ia lihat berjejer. Ternyata bukan hanya didalam, diluar rumah juga ada beberapa pengawal yang berjaga. Seolah rumah itu menyimpan harta berharga yang menjadi incaran pemburu.

"Nona Clara. Saya Devan, masuklah ke mobil saya akan mengantarkan anda!" Entah dari mana datangnya pria itu tiba-tiba muncul. Lumayan tampan, dan wajahnya tidak sedingin seperti Kenzo, namun... Lebih tampan Kenzo segalanya!

"Saya bisa pulang sendiri!"

"Villa ini jauh dari kota, jalan raya dan pemukiman. Anda akan kesulitan mencari taxi! Disini tidak ada sinyal!"

Benar juga! Clara tidak tau tempat Villa itu ada dimana. Kalau ia tersesat, yang ada dia tidak akan pulang dan bebas. Sepertinya pria bernama Devan ini baik dan bisa dipercaya. Clara menganggukkan kepalanya. "Baiklah! Tapi sampai aku mendapatkan taxi saja!"

Devan membukakan pintu mobil dan mempersilahkan Clara untuk masuk. Gadis itu menurut begitu saja tanpa sadar ada tanda bahaya yang mengintainya. Pintu mobil ditutup usai ia masuk. Clara duduk sembari masih menoleh kearah luar dari kaca disampingnya.

Lalu tiba-tiba terdengar suara pintu mobil dibuka dan ditutup kembali, Clara pikir itu Devan namun tiba-tiba…

"Jalan sekarang!" Suara berat terdengar dingin.

Clara sontak menoleh, kedua matanya terbelalak melihat Kenzo duduk disebelahnya. "Kau!! Apa yang kau lakukan disini?" Pekik Clara dengan panik.

"Ini mobilku! Kau mempermudah rencana kita, sayang!" Kenzo menyeringai dengan senyum manis namun justru mengerikan bagi Clara, karena pria itu berbahaya!

"Turunkan aku! Aku tidak mau ikut denganmu! Aku bisa pulang sendiri!" Clara berteriak di dalam mobil, dia semakin panik ketika membuka pintu mobil rupanya dikunci.

"Menangislah! Berteriak lah! Tapi kau tidak akan bisa lepas dariku, karena kau akan menjadi istriku!" Sahut Kenzo.

Clara memukul-mukul bahu Kenzo dengan marah, melampiaskan kekesalannya. "Apa yang kau inginkan, bajingann? Kenapa kau lakukan ini? turunkan aku! Aku tidak akan pernah mau menikah denganmu! Ini namanya pemaksaan!"

Kenzo memegang kedua tangan Clara dengan satu tangannya. Ia memeluk bahu Clara supaya gadis itu diam. "Ada harga yang harus kau bayar jika ingin pergi! Sekali lagi kau memberontak dan lari, maka jangan pernah menyesal kalau tempat kerjamu akan hancur sekarang juga!"

Clara tersentak mendengar ancaman Kenzo. Ia menggelengkan kepala, air matanya menetes keluar. Kenzo suka melihat gadis itu lemah tapi benci air matanya. "Jangan! Jangan sentuh tempat kerjaku! Kenapa kau lakukan ini padaku? Apa salahku! Aku tidak memiliki apapun yang bisa kau banggakan!"

"Kau tidak salah! Tapi aku yang menginginkanmu! Ucapanku tidak main-main! Menurut lah padaku, atau orang-orang di sekitarmu akan menanggung akibatnya!" Clara tidak mampu menanggung beban rasa bersalah kalau ia memberontak dan orang-orang disekitarnya menjadi korban.

Ia melihat sorot mata Kenzo yang tidak main-main, ancamannya bukanlah gertakan, tapi pria itu sungguh berbahaya dimata Clara. Anggukan pelan membuat Kenzo tersenyum licik. "Hapus air matamu! Jangan pernah menangis dihadapanku! Aku benci air mata! Jangan jadi gadis lemah, kau akan menjadi ibu dari anak-anakku yang terlahir kuat!"

Clara ingin sekali menampar mulut pria licik itu. Tapi ia tahan karena tidak ingin membuat Kenzo marah, meskipun rasanya dia sungguh-sungguh ingin menghabisi pria itu sekarang jaga. Oh, atau mungkin lain kali ketika ada kesempatan!

Jika kemarin Clara masih bersenang-senang, hidup bebas tanpa kekangan siapapun termasuk pamannya. sekarang hanya karena bulan telah berganti matahari, hidup Clara berubah seketika. Ia tiba-tiba menikah dalam sekejap dan waktu singkat, terbukti dengan adanya perjanjian serta buku nikah yang sah dimata hukum, agama, negara. Pria itu mencuri semua dokumen dari rumahnya!

Sebuah rumah mewah, pilar-pilar tinggi menjulang, pagar tinggi dan halaman tanah yang luas dengan taman kecil serta jembatan kecil didepan beberapa anak tangga menuju pintu masuk. "Apa ini istana?" Gumam Clara.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menjadi Istri Kedua Pria Kejam   Bab 6. Hanya Istri Kedua

    Jam 11 malam, Kenzo keluar dari kamar Clara setelah menuntaskan hasratnya terhadap gadis itu. Sebagai hukuman karena Clara mencoba kabur. "Kalian! Jaga baik-baik kamar ini! Ikuti kemana Clara keluar dari kamar ini!" Tegas Kenzo. Para pengawal yang berjaga tentu saja akan menjalankan perintah sebaik mungkin. "Baik tuan!" Mereka menjawab dengan mengangguk patuh. Kenzo melangkah pergi dari kamar menuju kamar utama dilantai tiga, dimana hanya ada kamarnya, ruang kerja, ruangan rahasia. Hanya orang-orang tertentu yang bisa masuk, seperti Kenzo, Alex, Devan dan penjaga yang bertugas atas perintah. Bahkan Viora dan Merlin pun tidak diizinkan masuk. Kenzo tidak tidur, hanya membersihkan dirinya dikamar mandi kemudian keluar dari kamar dengan kaos putih pendek serta celana jeans hitam panjang. Tentu saja didalam ruang kerjanya tidak ada siapapun, tapi Kenzo sudah terbiasa bekerja sampai larut malam bahkan menjelang pagi. Dia hanya akan tidur satu sampai tiga jam, lalu berangkat ke gru

  • Menjadi Istri Kedua Pria Kejam   Bab 5. Berusaha Kabur.

    "Bagaimana hasil tes kesehatannya?" Kenzo bertanya begitu masuk kedalam ruang kerja. "Dokter mengatakan, Nona Clara dinyatakan sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit apapun!" Jawab Alex sembari memberikan selembar surat hasil tes darah Clara, yang diambil saat gadis itu pingsan sebelum Kenzo menidurinya. Kenzo membacanya dengan teliti, ia cukup lega melihat hasilnya, karena obat sialan itu, Kenzo terlanjur lebih dulu meniduri Clara. Clara dinyatakan sehat dan siap hamil! Umurnya sudah cukup matang dan sempurna untuk melahirkan anaknya. Disisi lain, Clara terbangun dengan kepala yang terasa pusing. Tempat tidur nyaman, sejuk, hangat membuat Clara tertegun. Begitu membuka matanya dengan sempurna, ia mengamati setiap penjuru kamar yang besar dengan hiasannya yang nampak elegan. "Nona Clara!" Pelayan menyapa dengan suara pelan. Clara menoleh, ia baru sadar kalau ada dua pelayan memakai seragam di samping ranjangnya. "Kami pelayan yang ditugaskan untuk melayani kebutuhan nona Clara

  • Menjadi Istri Kedua Pria Kejam   Bab 4. Istri Kedua

    Clara berdiri diam terpaku melihat rumah di depannya, ketika pintu terbuka mereka masuk kedalam. Deretan para pengawal dan pelayan menyambut rapi di depan pintu. Kenzo melewatinya dengan tatapan datar tanpa menoleh sedikitpun. Auranya yang dingin dan menakutkan membuat pengawal dan pelayan rumah yang berjumlah puluhan orang itu tidak berani menyapa, hanya menunduk sebagai bentuk rasa hormat mereka. Clara mengikuti di belakang, begitu juga Devan, si pria yang telah menipunya. Bersamaan dengan Kenzo yang menuju ruang tengah, para pelayan dan pengawal bubar kembali beraktivitas. "Selamat datang tuan, nona!" Sapa seorang pria memakai setelan jas rapi. Alex, asisten pribadi Kenzo, bisa disebut kaki tangannya karena Alex yang selalu menjaga Kenzo dan membantu menangani perusahaan. Sedangkan Devan, dia kepala pengawal di rumah. Urusan rumah adalah tanggung jawabnya, namun dia masih dibawah Alex yang sangat setia bertahan-tahun dan mengabdikan hidupnya untuk Tuan Kenzo. "Pergilah ke ruan

  • Menjadi Istri Kedua Pria Kejam   Bab 3. Ancaman Kenzo

    Kenzo menekankan kalimatnya dengan dingin. Menyebutkan namanya supaya Clara tau siapa dia! Pria yang tidak pernah menerima penolakan, semua ucapannya adalah sebuah perintah yang wajib dituruti. Bila ada yang melanggar, maka akan menanggung konsekuensinya! Clara tersentak dengan ucapan Kenzo yang diluar nalar. Kenzo seolah pria yang tidak biasa, Clara tidak akan pernah mau hidup bersama pria seperti itu. "Kau tidak mengenalku! Kenapa kau mau menikahi ku! Aku memaafkanmu atas perbuatan bejatmu semalam, tapi lepaskan aku! Aku mohon!" Clara akhirnya berusaha untuk meminta belas kasihan, berharap pria itu mau melepasnya. Namun dia tidak tau berhadapan dengan siapa? Pria kejam yang tidak akan melepaskan lawan! "Kenzo! Aku tidak pernah meminta maaf, dan aku tidak pernah merasa bersalah padamu! Jika aku sudah menentukan kau harus menikah denganku, maka kita menikah, ini takdirmu, Nona Clara Alexandra! Tinggal di jalan Asrama kamboja, tidak memiliki orang tua. kau pernah tinggal dengan pama

  • Menjadi Istri Kedua Pria Kejam   Bab 2. Mencoba Membunuh

    Sepanjang permainan panas yang dilakukan Kenzo terhadap tubuhnya, Clara terus berusaha memberontak dan berteriak histeris. Air matanya terus keluar karena kehilangan satu-satunya kehormatan yang selama ini ia jaga baik-baik. Clara memang miskin, bekerja pontang-panting untuk menghidupi dirinya sendiri. Makan seadanya dan menghemat, untuk bisa memiliki tabungan yang cukup dan membangun usaha. Namun Clara gadis yang ceria, humoris dan pandai bergaul. Ia suka kebebasan dan tidak suka dikekang. Namun bisa menjaga dirinya tetap suci diusianya yang ke 22 tahun. Saat tinggal bersama pamannya, Clara hanya dijadikan budak dan dilarang keluar rumah. Namun setelah kabur, kini ia hidup bebas dan mandiri. Clara juga kuliah dengan jalur beasiswa, sekolah hanya lewat homeschooling karena tidak diizinkan pamannya yang kejam. "Kenapa kau lakukan ini padaku? Apa salahku?" Suara Clara pelan seolah ia telah kehilangan tenaga untuk melawan. Buat apa lagi, ia sudah kehilangan kesuciannya karena pria itu

  • Menjadi Istri Kedua Pria Kejam   Bab 1. Malam Pemaksaan.

    Suara perkelahian terdengar dari jalan. Clara Alexandra, gadis berusia 22 tahun itu baru pulang kerja, mendengar suara keributan yang membuatnya penasaran. Ada semak-semak dan pohon-pohon, setiap pulang kerja ia memang terkadang suka jalan kaki menuju jalan besar dari pada memesan taxi langsung untuk menjemput ke kedai bunga. Ditambah suasana yang sejuk disore hari, membuatnya betah berjalan bersama salah satu temannya. Namun teman Clara tidak berani mendekat karena takut ikut dalam bahaya. Dibalik semak-semak, Clara mengintip. Diantara pohon-pohon, beberapa pria berkelahi dengan jantan. “Cla, ibuku menelpon adikku dirumah sakit. Aku pergi duluan nggak apa-apa kan?” “Pergilah! Aku baik-baik saja!” Clara masih fokus mengintip depan, dia tidak pernah melihat siapa mereka, mungkinkah para preman atau komplotan penjahat. Namun ketika seorang pria tiba-tiba menyerang pria yang memakai kemeja abu-abu dari belakang menggunakan belati kecil tajam, Clara sontak berteriak hingga membuat belat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status