Share

Menjadi Istri Kedua Pria Kejam
Menjadi Istri Kedua Pria Kejam
Author: MommyAndraa

Bab 1. Malam Pemaksaan.

Author: MommyAndraa
last update Last Updated: 2025-08-21 23:55:16

Suara perkelahian terdengar dari jalan. Clara Alexandra, gadis berusia 22 tahun itu baru pulang kerja, mendengar suara keributan yang membuatnya penasaran. Ada semak-semak dan pohon-pohon, setiap pulang kerja ia memang terkadang suka jalan kaki menuju jalan besar dari pada memesan taxi langsung untuk menjemput ke kedai bunga.

Ditambah suasana yang sejuk disore hari, membuatnya betah berjalan bersama salah satu temannya. Namun teman Clara tidak berani mendekat karena takut ikut dalam bahaya. Dibalik semak-semak, Clara mengintip. Diantara pohon-pohon, beberapa pria berkelahi dengan jantan. “Cla, ibuku menelpon adikku dirumah sakit. Aku pergi duluan nggak apa-apa kan?”

“Pergilah! Aku baik-baik saja!” Clara masih fokus mengintip depan, dia tidak pernah melihat siapa mereka, mungkinkah para preman atau komplotan penjahat. Namun ketika seorang pria tiba-tiba menyerang pria yang memakai kemeja abu-abu dari belakang menggunakan belati kecil tajam, Clara sontak berteriak hingga membuat belatu itu menancap di lengan pria itu.

"Awass!! Polisii!!" Clara berdiri sembari berteriak kencang. Komplotan penjahat yang berjumlah lima orang yang menyerang dari belakang maupun dari depan, langsung panik dan buru-buru kabur, berlari dengan cepat lalu naik motor dan pergi.

Pria itu hanya berdua dengan rekannya yang tertembak di bagian pinggang, kondisinya setengah sadar memegang pinggangnya bahkan masih bisa duduk, begitu sepi Clara berlari menghampiri dengan wajah khawatir tanpa rasa takut sedikitpun.

"Oh ya ampun. Belatinya! Aku akan memanggil ambulance!" Clara begitu panik melihat noda darah yang merembes di lengan kemeja.

Kenzo Morgantara terkejut melihat gadis mendekatinya. "Tidak perlu! Jangan panggil Ambulance!" Pria itu mencegah. Dia tidak perlu Ambulance apalagi rumah sakit umum, baginya hal seperti ini sudah biasa.

Clara sendiri bingung, jelas-jelas luka itu bisa infeksi kalau dibiarkan. "Lukanya bisa infeksi! aku akan tetap telepon ambulance!" Clara masih bersikeras. Namun sialnya ketika dia hendak menelpon, ponselnya kehabisan paket data. “Oh ya tuhan, aku lupa belum isi paket data-nya!”

"Sebaiknya kau pergi! Kau hanya akan dalam bahaya!" Kenzo memperingatkan, mengusir dengan nada mulai meninggi. Namun Clara tidak mengindahkan ucapannya.

"Aku tidak peduli bahaya! aku akan membantumu! Duduklah!" Clara menarik tangan pria asing itu yang bagian tidak luka, menuju sebuah akar besar untuk mereka duduk. Anehnya, pria dingin dengan ucapan ketus itu menurut.

Clara pernah belajar pengobatan tradisional, tapi dia kurang pengalaman cara menangani luka tusuk. Namun dia pernah menolong anak buah pamannya yang tertusuk pisau dilengan entah apa penyebabnya. Kenzo memperhatikan ekspresi Clara yang sepertinya takut melihat lukanya, dengan jarak yang sangat dekat pria itu diam-diam menatapnya dengan dalam.

Baru kali ini, ada seorang gadis yang berani menatapnya, begitu panik dan khawatir dengan tulus, bahkan gadis itu berani membantah ucapannya, memaksanya seperti sekarang, pertama kalinya tunduk pada sosok gadis biasa. "Apa yang kau lakukan?" Kenzo bertanya dengan curiga.

"Pendarahannya harus dihentikan!" Pria itu tidak mengerti, ia hendak berdiri tapi sekali lagi Clara berani menahan tangannya untuk tetap duduk diam menunggu.

Wajah yang cantik, alis terbingkai rapi, bulu mata lentik dengan bola mata hazel, hidung mancung didukung pipi merona dan bibir pink. Diantara ribuan wanita, Kenzo seperti baru melihat seorang gadis murni yang cantiknya natural seperti Clara. "Cantik dan pemberani! Menarik!" Pria itu tersenyum licik.

Clara menarik belati itu dengan hati-hati, memperhatikan reaksi wajah Kenzo yang nampak tenang hanya sesekali mendesis. Dilanjut, Clara menekan lukanya mengangkat area yang luka dengan posisi diatas jantung selama beberapa menit.

Pendarahannya berhenti, untung saja tusukan belati pada lengan pria itu tidak dalam. Setelah selesai, Clara menurunkan tangan Kenzo lalu menarik syal rambutnya, melilitkannya disekitar luka untuk menutupi luka tersebut supaya tidak terkontaminasi bakteri ataupun debu.

Tapi tetap saja, Clara masih khawatir. “Sebaiknya kalian ke rumah sakit. Temanmu terluka parah!” Clara melihat teman Kenzo yang menekan luka di pinggangnya sendiri.

“Pergilah dari sini!” Usir Kenzo. Clara kesal, sudah ditolong namun sikap pria itu tidak ada terima kasihnya sama sekali, justru mengusirnya. Clara akhirnya berdiri lalu melangkah pergi.

Setelah Clara pergi, bala bantuan mereka datang. Beberapa pria berpakaian serba hitam dengan tiga mobil hitam. Mereka turun dan bergerak cepat, memapah Alex yang merupakan asisten pribadi Kenzo. Mereka membawanya kerumah sakit pribadi milik Kenzo, yang hanya khusus merawat keluarga Morgantara serta anak buahnya.

Tiga hari kemudian setelah pulang dari kedai bunga, Clara yang awalnya begitu santai, tiba-tiba berjalan cepat bahkan semakin mempercepat langkahnya begitu menyadari sinyal bahaya yang mengintai di belakangnya.

Gadis yang memiliki paras cantik luar biasa sempurna dari ujung kaki sampai warna rambutnya Brunette setengah bergelombang, selalu kerap membuatnya dalam masalah, karena para pria yang mengincarnya hanya mencintai kecantikannya.

"Oh ya tuhan. Aku merasa pria itu memang mengikuti ku!" Gumam Clara sembari menoleh kebelakang dengan hati-hati, melihat seorang pria berbadan besar tinggi memakai jaket bomber hitam, Clara berjalan menuju jalan raya untuk mencari taxi.

Namun tiba-tiba saja, sebuah tangan kekar menariknya saat ketika ia baru melambaikan tangannya untuk menghentikan sebuah taxi yang melaju kearahnya, meskipun masih terbentang jarak yang lumayan jauh.

"Lepaskan aku! Lepas! Hmmpffttt!!!" Tiba-tiba mulutnya dibekap oleh telapak tangan besar, aroma parfum maskulin yang menyegarkan menusuk indra penciumannya disertai aroma alkohol. Sudah jelas pria yang membekap Clara saat ini tengah di bawah pengaruh alkohol. Clara semakin memberontak meskipun usahanya sia-sia, jalanan lumayan sepi dan ia dibawa menuju sebuah mobil hitam yang berbaris tiga.

Clara dipaksa masuk ke salah satu mobil yang berada ditengah, begitu juga pria yang masih membekapnya. "Emppffttt!!!" Gadis itu masih berusaha memberontak, namun sia-sia. Pria itu menyentil bawah telinga kirinya hingga detik berikutnya Clara tiba-tiba pingsan. Mempermudah pria yang memakai masker hitam serta trench coat panjang hitam dan pakaian serba hitam tersebut memasukkan Clara kedalam mobilnya.

Meskipun memakai masker, perawakannya begitu sempurna, tinggi, gagah dan tampan. Tatapannya setajam elang hingga bisa membuat lawan lengah ketakutan sebelum melawan. Mobil hitam didepan mulai melaju, kemudian disusul mobil yang membawa Clara begitu juga mobil hitam dibelakang. Seolah mobil itu beriringan menjadi pengawal.

Clara masih tidak sadarkan diri selama perjalanan, sementara pria itu semakin mendesis disertai raut wajah gelisah dan memerah. Kenzo Morgantara, pria berusia 31 tahun itu memandangi wajah gadis yang pingsan di sampingnya dengan tatapan lapar bak pemburu yang siap menerkam mangsa.

"Sialan! Aku tidak akan mengampuni mereka!" Umpat Kenzo mengepalkan tangan. Kenzo terpaksa datang ke acara pesta dari salah satu rekan bisnisnya. Namun disana, dia dijebak oleh salah satu musuh yang tidak menyukainya, Kenzo hanya minum satu gelas tidak akan membuatnya mabuk, namun satu gelas itu membuatnya hampir gila karena mengandung obat perangsang.

"Lebih cepat lagi sampai Villa!" Asisten Alex di depan segera menambah laju kendaraan menuju sebuah Villa pribadi yang sudah hampir dekat setelah tiga puluh menit perjalanan.

Kenzo sudah hampir gila, dia memandangi wajah cantik Clara dan hampir mencumbuinya, untung saja ia masih bisa mengendalikan dirinya. Namun begitu tiba di depan Villa, pria itu tidak membuang waktu lagi, turun dari mobil lalu mengangkat tubuh Clara yang ramping seperti karung beras hanya dengan satu tangan kiri.

.....

Beberapa menit kemudian, dengan sisa kesadaran yang tidak bisa lagi dikendalikan, pria itu mengungkung tubuh indah Clara yang baru saja sadar dan terkejut dengan apa yang ada di hadapannya. "Aku dimana, lepaskan aku!" Clara menggeliat memberontak, berusaha melepaskan tangannya yang dicengkram kuat oleh sosok pria di atasnya.

Begitu pandangan Clara sempurna melihat, dia semakin terkejut melihat wajah pria yang menatapnya dengan lapar seperti predator. "K kau... Kau pria waktu itu!" Clara panik.

"Kau masih mengingatku sayang!" Kenzo tersenyum licik. Pusat tubuhnya telah menegang sempurna dan siap menembus pertahan lawan. Clara merasa menggigil kedinginan karena suhu ruang, ia baru sadar begitu menyadari dirinya dalam kondisi polos! Begitu juga pria asing yang mengendalikan dirinya!

menyadari situasi bahaya yang akan menghancurkan hidupnya, Clara memberontak sembari berteriak. "Lepaskan aku! Aku sudah menolongmu! Ku mohon jangan lakukan itu!!!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menjadi Istri Kedua Pria Kejam   Bab 12. Clara Hamil?

    Clara tentu saja terkejut, dia bukanlah wanita bodoh yang tidak tau benda kecil yang di berikan dokter itu apa, alat tes kehamilan. Apa mungkin dia bisa hamil secepat itu? Hampir setiap malam memang Kenzo mendatanginya, dan Kenzo tidak pernah memakai pengaman dan selalu membuang semua benihnya kedalam rahimnya. Tapi Clara hanya belum siap kalau hamil sekarang, di rumah itu dia hanya dimanfaatkan, setelah anaknya lahir, Clara akan dibebaskan. Bebas? Semakin cepat Clara hamil artinya semakin dekat kebebasannya. Clara bisa lepas dari Kenzo dan keluarga mengerikan itu. Clara mengambil alat kecil itu dengan cepat. "Aku akan mencobanya!" Dia lalu berdiri dan dengan cepat masuk kedalam kamar mandi. Satu bulan memang Clara belum mendapatkan tamu bulanan, terakhir kali saat sebelum dia bertemu Kenzo waktu pria itu diserang sekolompok orang-orang misterius. Devan lalu menatap dokter itu untuk pergi mengikuti Clara. Karena dokter yang lebih tau masalah kehamilan. Clara menunggu sebentar

  • Menjadi Istri Kedua Pria Kejam   Bab 11. Tidak punya rasa takut.

    Clara tersentak kaget mendengar perintah Kenzo yang menginginkan dia untuk menggores telapak tangannya sendiri, atau minta maaf dan menunduk mengakui kesalahannya. Sementara Viora tentu saja tersenyum puas karena merasakan dibela dan disayang oleh Kenzo, dia jadi makin berani untuk membuat kesalahan lagi lain kali. "Aku tidak akan minta maaf dan mengakui kesalahan yang tidak aku lakukan!" Clara masih bersikeras. "Kalau begitu cepat lakukan hukumanmu!" Tegas Kenzo. pria itu yakin Clara akan tunduk dan memohon maaf, tidak mungkin Clara akan menyakiti dirinya sendiri. Namun tebakan Kenzo rupanya salah, Clara berani menantang pria itu. Sampai titik darah terakhir, dia tidak akan mengakui kesalahan yang tidak ia lakukan. Clara memegang pisau dengan benar, kemudian memejamkan matanya dan membukanya lagi, menatap Kenzo sembari menggoreskan pisau kecil itu ke tangannya sesuai keinginan pria kejam itu. "Akkhh!!" Clara memekik kecil menahan rasa sakit. Darah segar keluar, Kenzo menata

  • Menjadi Istri Kedua Pria Kejam   Bab 10. Hukuman dari Kenzo

    Diatas ranjang yang semula rapi, Kenzo mencengkram kedua tangan Clara dengan kuat, tenaganya yang tidak sebanding dengan tenaga kecil Clara yang tidak ada apa-apanya itu tentu saja serasa meremukkan tulang-tulang Clara. Clara berusaha menggeliat sembari menahan sakit, Kenzo begitu kejam tidak pernah menyentuhnya dengan lembut dan pelan. Dia tergesa-gesa menyentuh Clara, seolah membandingkan Clara seorang wanita malam yang haus belaian. Sorot mata pria itu begitu tajam dan gelap, bagian bawah tubuhnya tegak sempurna, mendominasi Clara dan tidak membiarkan wanita dibawah kungkungannya melawan. "Ini hukumanmu!" Sekali hentakkan, pria itu menyentakkan miliknya ke dasar terdalam Clara yang tidak siap menerimanya. Setitik air mata jatuh di sudut mata indah Clara, tubuhnya menggeliat namun Kenzo tidak membiarkannya bergerak. "Lepaskan aku! Kau tidak punya hati! Kau pria yang kejam! Iblis!" Kenzo bergerak seperti kuda yang berpacu cepat, tenaganya yang kuat membuat Clara menyerah dan

  • Menjadi Istri Kedua Pria Kejam   Bab 9. Rencana Clara

    Nadira dan Mika berlari keluar, mereka baru sadar kalau didepan kamar tidak ada penjaga. Raut wajah mereka panik, dengan langkah cepat menuruni tangga. Kalau Clara hilang, sudah pasti Tuan Kenzo akan menyalahkan mereka, dan mereka yang dihukum. "Nona! Nona Clara!" Nadira memanggil berharap Clara berkeliaran dilantai bawah, namun sayangnya sosok gadis itu tidak muncul juga. Beberapa pelayan datang mendekat karena penasaran dengan kehebohan yang disebabkan oleh Nadira dan Mika. Tidak ada yang melihat Clara keluar padahal orang sangat banyak didalam rumah. Tentu saja keributan itu terdengar ditelinga tajam Kenzo, pria itu muncul begitu Devan memberinya kabar bahwa Clara kabur. Dengan langkap lebarnya, Kenzo dan Alex keluar dari lift, tidak lama Merlin serta Viora juga muncul dari ruang tengah. Kenzo menatap tajam dua pelayan yang ditugaskan menjaga Clara, "Dasar tidak becus! Apa saja yang kalian lakukan sampai tidak tau kemana perginya?" Bentak Kenzo. Nadira serta Mika menunduk

  • Menjadi Istri Kedua Pria Kejam   Bab 8. Memikirkan Kenzo.

    Gelas kaca itu terbang melayang menuju punggung Clara, tentu pelayan maupun penjaga yang melihatnya terkejut dengan yang dilakukan oleh Viora. "Nona Clara!" Nadira berteriak panik. Bruukk!! Pyaarrrr!!! Gelas kaca tersebut jatuh pecah berserakan dilantai menjadi puing-puing kecil, bersamaan dengan Kenzo dan Clara yang jatuh dilantai dengan posisi Kenzo memeluk tubuh ramping Clara. Clara sendiri tentu saja syok, dia tadi baru akan membalik badan saat Nadira berteriak, namun tiba-tiba Kenzo ada dibelakangnya. Pria itu akan pergi ke grup Morgantara setelah dari ruang kerja dilantai tiga, melihat gelas melayang menuju Clara, Kenzo langsung berlari padahal baru saja keluar dari lift. Instingnya begitu kuat menyadari bahaya disekitarnya. Clara menatap Kenzo dengan hati berdebar, dia tidak menyangka kalau Kenzo akan datang tepat waktu menyelamatkannya. "Kau... baik-baik saja?" Masih dilantai, Clara sempat menanyakan kondisi Kenzo. Kenzo bangun, lalu menuntun Clara untuk berdiri t

  • Menjadi Istri Kedua Pria Kejam   Bab 7. Keberanian Clara

    Para pelayan saling menatap dan menggeleng. Sementara Viora dan Merlin kesal karena justru yang Kenzo cari Clara! Viora mencebikkan bibirnya dengan kesal, padahal ada dia disamping Kenzo, tapi pria itu justru mencari istru baru itu! Viora tidak ingin satu meja makan dengan Clara, selain cantik dan masih muda, Clara juga hanyalah wanita biasa yang polos dan dibawa Kenzo dengan paksa. Dia takut posisinya terancam! "Istri kedua itu duduk disini juga? Untuk apa sih? Dia itu tidak pantas duduk disini!" Protes Viora. Kenzo melepaskan tangan Viora lalu duduk di kursinya. "Bagi yang tidak suka, tinggalkan meja makan ini!" Suara berat Kenzo terdengar membuat Viora diam menahan kesal. "Bawa Clara kemari!" Titah Kenzo. Namun sebelum seorang pelayan melaksanakan perintah, Clara tiba dengan menuruni anak-anak tangga, padahal sudah disediakan lift. Clara juga melihat bagaimana mesranya Viora menggelayut manja terhadap pria itu, tentu Clara berasumsi bahwa mereka saling mencintai. Mendengar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status