Share

Bab 5. Berusaha Kabur.

Author: MommyAndraa
last update Last Updated: 2025-08-21 23:57:17

"Bagaimana hasil tes kesehatannya?" Kenzo bertanya begitu masuk kedalam ruang kerja.

"Dokter mengatakan, Nona Clara dinyatakan sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit apapun!" Jawab Alex sembari memberikan selembar surat hasil tes darah Clara, yang diambil saat gadis itu pingsan sebelum Kenzo menidurinya.

Kenzo membacanya dengan teliti, ia cukup lega melihat hasilnya, karena obat sialan itu, Kenzo terlanjur lebih dulu meniduri Clara. Clara dinyatakan sehat dan siap hamil! Umurnya sudah cukup matang dan sempurna untuk melahirkan anaknya.

Disisi lain, Clara terbangun dengan kepala yang terasa pusing. Tempat tidur nyaman, sejuk, hangat membuat Clara tertegun. Begitu membuka matanya dengan sempurna, ia mengamati setiap penjuru kamar yang besar dengan hiasannya yang nampak elegan.

"Nona Clara!" Pelayan menyapa dengan suara pelan. Clara menoleh, ia baru sadar kalau ada dua pelayan memakai seragam di samping ranjangnya.

"Kami pelayan yang ditugaskan untuk melayani kebutuhan nona Clara! Apa butuh sesuatu?" Tanya Nadira.

Alih-alih menjawab dirinya butuh apa, yang ada dipikiran Clara justru pergi dari tangan Kenzo. "Aku mau pergi dari sini!" Clara menyibak selimut dan turun dari ranjang.

Dia berlari cepat menuju pintu, pelayan begitu panik dan mengejarnya. "Nona! Nona Clara mau kemana?" Nadira segera ikut berlari menyusul.

Pintu tidak dikunci, Clara bisa keluar dengan bebas. Padahal tadi pelayan Nadira mengunci pintu dan melepaskan anak kuncinya, dan sekarang masih ada disaku bajunya.

Ternyata tadi ulah Viora yang diam-diam mengambil kunci cadangan dari kepala pelayan. Viora yakin setelah sadar, Clara mungkin akan histeris dan memberontak kembali karena menjadi istri kedua untuk melahirkan anak Kenzo.

Sesuai dugaannya, ia membuka kunci pintu diam-diam dari luar, beruntung di lorong kamar Clara belum ada penjaga yang datang. “Pergilah yang jauh!”

"Nona Clara! Nona Clara!" Nadira dan rekannya terus berteriak memanggil Clara. Sementara Clara tidak tau sampai mana ia berlari menuju jalan keluar, hingga ia menemukan anak tangga dan turun kebawah.

"Aku tidak mau menjadi istri kedua dari pria kejam itu! Aku tidak mau! Aku tidak mau mereka memanfaatkanku!" Clara tidak peduli ia tidak memakai sandal, ia hanya perlu berlari dan pergi, itu yang ada dipikirannya!

Suara pelayan yang berteriak-teriak memanggil Clara tentu saja membuat situasi rumah menjadi ramai. Para penjaga langsung mengambil tindakan menutup pintu dan menghadang Clara. "Minggir kalian! Aku mau pergi!" Clara membentak.

Namun mereka tidak ada yang menyingkir dari hadapannya, mereka juga tidak ada yang berani menangkap Clara karena perintah dari tuan Kenzo yang tidak mengizinkan para penjaga pria menyentuh Clara.

Merlin muncul lebih dulu, mendengar keributan di lantai bawah. "Ternyata kau yang membuat keributan!" Merlin mendekati Clara dengan marah. Mumpung tidak ada Kenzo, pria itu sedang keluar tadi.

"Biarkan aku pergi!" Tegas Clara.

"Berani sekali kau meninggikan suaramu padaku! Aku ini ibunya Kenzo, Nyonya besar dirumah ini! Kau hanya wanita miskin yang dipungut!"

Clara mengepalkan tangannya mendengar hinaan Merlin. Dia memang miskin, tapi Clara punya harga diri, dan harga dirinya tidak boleh diinjak-injak oleh orang lain, tidak peduli mereka siapa dan statusnya apa!

"Anda pikir aku mau berada disini? Aku tidak pernah menginginkan berada dirumah ini! Aku tidak mau hidup didalam rumah yang penuh orang kejam dan mengerikan!" Clara menimpali.

Plak!

Plak!

Merlin memberikan dua tamparan sekaligus untuk Clara karena sudah berani berbicara lancang. Kenzo mungkin diam untuk membuat gadis malang itu nyaman sementara waktu, tapi tidak dengan Merlin dan Viora yang muncul dengan senyum sinis nya.

"Dua tamparan tidak akan cukup untuk membungkam mulut kurang ajar mu yang lancang menghina keluarga Morgantara! Siapa kau berani berkata seperti itu?" Bentak Merlin dengan amarahnya.

Clara memegang kedua pipinya yang merah terasa panas karena tamparan Merlin yang keras. Pelayan Nadira segera mendekat, namun Viora menghalanginya.

"Berani kau mendekatinya, maka keluar dari sini!" Ancam Viora. Nadira merasa dilema dan gelisah, antara menolong Clara atau perintah Viora. Tapi dia telah ditunjuk oleh Tuan Kenzo untuk menjaga Clara. Kalau membuat kesalahan, pasti Tuan Kenzo tidak akan pernah mengampuninya, hukumannya lebih kejam!

Merlin mendekati Clara dan menjambak rambutnya dengan kuat hingga membuat Clara kesakitan. "Apa yang anda lakukan! Lepaskan aku!" Clara ingin membalasnya, tapi Merlin orang tua. Mana mungkin Clara membalas orang yang lebih tua.

"Rasakan ini! Kau pantas mendapatkannya!" Murka Merlin semakin kuat menjambak rambut Clara, seakan ingin mencabut semua rambutnya dari kepala.

"Ada apa ini?" Tiba-tiba suara Devan terdengar. Pria yang entah dari mana saja, tiba-tiba baru muncul. Devan mendapatkan laporan kalau Clara berusaha kabur. Lalu Merlin menganiayanya.

"Nyonya Merlin, tolong lepaskan Nona Clara. Sebentar lagi tuan Kenzo tiba, kalau dia sampai tau, Tuan Kenzo akan marah!" Merlin mencengkram dengan kuat lalu menghempaskan kepala Clara, pelayan dengan sigap menahan Clara yang rambutnya berantakan.

Merlin melangkah pergi dengan marah. Tapi dia cukup puas! "Statusmu di rumah ini hanya istri kedua dan alat pencetak anak! Jadi jangan sombong dan lupa status! Kamu tidak setara denganku, aku istri pertama, posisiku jauh lebih tinggi diatas mu! Kenzo hanya milikku!" Setelah mengeluarkan unek-uneknya, Viora pergi begitu saja diikuti satu pelayan kesayangan yang setia dengannya.

Nadira sungguh kasihan dengan kondisi Clara dan nasibnya yang tidak baik. "Nona Clara baik-baik saja?"

Clara mengangguk kecil. "Aku tidak mau disini! Aku bisa mati hidup dirumah ini!"

Meskipun besar, megah, mewah, dengan furniture dan fasilitas lengkap, tapi Clara lebih baik hidup sederhana dan tenang, tidur dengan nyaman dan nyenyak. Tidak ada orang jahat, mengerikan, toxic dan memanfaatkan orang yang lemah.

"Nona Clara. Sebaiknya kembali kekamar! Tuan Kenzo akan tiba, apa anda lupa apa yang dikatakan tuan Kenzo sebelum menikah?" Ucap Devan mengingatkan.

["Ada harga yang harus kau bayar jika ingin pergi! Sekali lagi kau memberontak dan lari, maka jangan pernah menyesal kalau tempat kerjamu akan hancur sekarang juga!"]

Mengingat ancaman Kenzo membuat nyali Clara menciut, keinginannya yang besar untuk kabur perlahan luruh. "Mari nona!" Clara diam menurut dan mengikuti langkah Nadira menuntunnya kembali ke kamar melewati lift.

Beberapa penjaga mengikuti Clara, setelah Clara tidak terlihat, ternyata benar, Kenzo muncul dengan lengkap lebar dan menahan amarah. Disusul Alex yang mengekor di belakang dengan langkap tak kalah cepat. "Dia berusaha kabur!"

"Benar tuan! Tapi kondisinya sudah aman! Nona Clara kembali menurut, saya hanya mengingatkannya akan ancaman anda mengenai kedai bunga itu!" Jawab Devan.

Meskipun Clara memberontak dan terus ingin pergi, tapi Kenzo yakin Clara lambat laun akan terbiasa dengannya. Ibarat batu terkena tetesan air hujan, lama-lama akan berlubang. Begitu juga hati Clara.

"Perketat keamanan di sekitar rumah. Pria yang mengikuti Clara kemarin sore adalah anak buah pamannya! Mereka tidak tau, kalau Clara berada di tangan Kenzo Morgantara!"

Kenzo bukanlah pria yang mengikuti Clara sore itu, justru dia yang diam-diam melindungi Clara. Beberapa anak buah Kenzo berjaga dari jauh melindungi Clara, dan mereka melapor bahwa Clara diikuti dan tidak aman. Apalagi kalau sampai tertangkap anak buah pamannya, Clara akan dijual ke tempat mucikari untuk melunasi hutang-hutang pamannya tanpa Clara ketahui.

Kenzo membuka pintu dan masuk kamar Clara. "Kalian keluarlah dari sini!" Titah pria itu, setelah pelayan pergi pintu dikunci dari luar. Clara berdiri. Dia menelan salivanya susah payah, melihat sinyal bahaya yang ditunjukkan Kenzo lewat tatapan mata elangnya.

"A apa yang kau inginkan?" Clara mundur saat Kenzo mendekat. Sialan tembok yang telah berdiri diam di belakangnya, Clara mulai semakin panik dan gelisah.

Kenzo mengikis jarak, tepat didepan Clara hingga bisa merasakan aroma parfum Vanilla yang manis dan membuat siapapun nyaman didekatnya. "Tenagamu cukup banyak! Layani aku dengan baik malam ini!” bisik Kenzo.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menjadi Istri Kedua Pria Kejam   Bab 6. Hanya Istri Kedua

    Jam 11 malam, Kenzo keluar dari kamar Clara setelah menuntaskan hasratnya terhadap gadis itu. Sebagai hukuman karena Clara mencoba kabur. "Kalian! Jaga baik-baik kamar ini! Ikuti kemana Clara keluar dari kamar ini!" Tegas Kenzo. Para pengawal yang berjaga tentu saja akan menjalankan perintah sebaik mungkin. "Baik tuan!" Mereka menjawab dengan mengangguk patuh. Kenzo melangkah pergi dari kamar menuju kamar utama dilantai tiga, dimana hanya ada kamarnya, ruang kerja, ruangan rahasia. Hanya orang-orang tertentu yang bisa masuk, seperti Kenzo, Alex, Devan dan penjaga yang bertugas atas perintah. Bahkan Viora dan Merlin pun tidak diizinkan masuk. Kenzo tidak tidur, hanya membersihkan dirinya dikamar mandi kemudian keluar dari kamar dengan kaos putih pendek serta celana jeans hitam panjang. Tentu saja didalam ruang kerjanya tidak ada siapapun, tapi Kenzo sudah terbiasa bekerja sampai larut malam bahkan menjelang pagi. Dia hanya akan tidur satu sampai tiga jam, lalu berangkat ke gru

  • Menjadi Istri Kedua Pria Kejam   Bab 5. Berusaha Kabur.

    "Bagaimana hasil tes kesehatannya?" Kenzo bertanya begitu masuk kedalam ruang kerja. "Dokter mengatakan, Nona Clara dinyatakan sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit apapun!" Jawab Alex sembari memberikan selembar surat hasil tes darah Clara, yang diambil saat gadis itu pingsan sebelum Kenzo menidurinya. Kenzo membacanya dengan teliti, ia cukup lega melihat hasilnya, karena obat sialan itu, Kenzo terlanjur lebih dulu meniduri Clara. Clara dinyatakan sehat dan siap hamil! Umurnya sudah cukup matang dan sempurna untuk melahirkan anaknya. Disisi lain, Clara terbangun dengan kepala yang terasa pusing. Tempat tidur nyaman, sejuk, hangat membuat Clara tertegun. Begitu membuka matanya dengan sempurna, ia mengamati setiap penjuru kamar yang besar dengan hiasannya yang nampak elegan. "Nona Clara!" Pelayan menyapa dengan suara pelan. Clara menoleh, ia baru sadar kalau ada dua pelayan memakai seragam di samping ranjangnya. "Kami pelayan yang ditugaskan untuk melayani kebutuhan nona Clara

  • Menjadi Istri Kedua Pria Kejam   Bab 4. Istri Kedua

    Clara berdiri diam terpaku melihat rumah di depannya, ketika pintu terbuka mereka masuk kedalam. Deretan para pengawal dan pelayan menyambut rapi di depan pintu. Kenzo melewatinya dengan tatapan datar tanpa menoleh sedikitpun. Auranya yang dingin dan menakutkan membuat pengawal dan pelayan rumah yang berjumlah puluhan orang itu tidak berani menyapa, hanya menunduk sebagai bentuk rasa hormat mereka. Clara mengikuti di belakang, begitu juga Devan, si pria yang telah menipunya. Bersamaan dengan Kenzo yang menuju ruang tengah, para pelayan dan pengawal bubar kembali beraktivitas. "Selamat datang tuan, nona!" Sapa seorang pria memakai setelan jas rapi. Alex, asisten pribadi Kenzo, bisa disebut kaki tangannya karena Alex yang selalu menjaga Kenzo dan membantu menangani perusahaan. Sedangkan Devan, dia kepala pengawal di rumah. Urusan rumah adalah tanggung jawabnya, namun dia masih dibawah Alex yang sangat setia bertahan-tahun dan mengabdikan hidupnya untuk Tuan Kenzo. "Pergilah ke ruan

  • Menjadi Istri Kedua Pria Kejam   Bab 3. Ancaman Kenzo

    Kenzo menekankan kalimatnya dengan dingin. Menyebutkan namanya supaya Clara tau siapa dia! Pria yang tidak pernah menerima penolakan, semua ucapannya adalah sebuah perintah yang wajib dituruti. Bila ada yang melanggar, maka akan menanggung konsekuensinya! Clara tersentak dengan ucapan Kenzo yang diluar nalar. Kenzo seolah pria yang tidak biasa, Clara tidak akan pernah mau hidup bersama pria seperti itu. "Kau tidak mengenalku! Kenapa kau mau menikahi ku! Aku memaafkanmu atas perbuatan bejatmu semalam, tapi lepaskan aku! Aku mohon!" Clara akhirnya berusaha untuk meminta belas kasihan, berharap pria itu mau melepasnya. Namun dia tidak tau berhadapan dengan siapa? Pria kejam yang tidak akan melepaskan lawan! "Kenzo! Aku tidak pernah meminta maaf, dan aku tidak pernah merasa bersalah padamu! Jika aku sudah menentukan kau harus menikah denganku, maka kita menikah, ini takdirmu, Nona Clara Alexandra! Tinggal di jalan Asrama kamboja, tidak memiliki orang tua. kau pernah tinggal dengan pama

  • Menjadi Istri Kedua Pria Kejam   Bab 2. Mencoba Membunuh

    Sepanjang permainan panas yang dilakukan Kenzo terhadap tubuhnya, Clara terus berusaha memberontak dan berteriak histeris. Air matanya terus keluar karena kehilangan satu-satunya kehormatan yang selama ini ia jaga baik-baik. Clara memang miskin, bekerja pontang-panting untuk menghidupi dirinya sendiri. Makan seadanya dan menghemat, untuk bisa memiliki tabungan yang cukup dan membangun usaha. Namun Clara gadis yang ceria, humoris dan pandai bergaul. Ia suka kebebasan dan tidak suka dikekang. Namun bisa menjaga dirinya tetap suci diusianya yang ke 22 tahun. Saat tinggal bersama pamannya, Clara hanya dijadikan budak dan dilarang keluar rumah. Namun setelah kabur, kini ia hidup bebas dan mandiri. Clara juga kuliah dengan jalur beasiswa, sekolah hanya lewat homeschooling karena tidak diizinkan pamannya yang kejam. "Kenapa kau lakukan ini padaku? Apa salahku?" Suara Clara pelan seolah ia telah kehilangan tenaga untuk melawan. Buat apa lagi, ia sudah kehilangan kesuciannya karena pria itu

  • Menjadi Istri Kedua Pria Kejam   Bab 1. Malam Pemaksaan.

    Suara perkelahian terdengar dari jalan. Clara Alexandra, gadis berusia 22 tahun itu baru pulang kerja, mendengar suara keributan yang membuatnya penasaran. Ada semak-semak dan pohon-pohon, setiap pulang kerja ia memang terkadang suka jalan kaki menuju jalan besar dari pada memesan taxi langsung untuk menjemput ke kedai bunga. Ditambah suasana yang sejuk disore hari, membuatnya betah berjalan bersama salah satu temannya. Namun teman Clara tidak berani mendekat karena takut ikut dalam bahaya. Dibalik semak-semak, Clara mengintip. Diantara pohon-pohon, beberapa pria berkelahi dengan jantan. “Cla, ibuku menelpon adikku dirumah sakit. Aku pergi duluan nggak apa-apa kan?” “Pergilah! Aku baik-baik saja!” Clara masih fokus mengintip depan, dia tidak pernah melihat siapa mereka, mungkinkah para preman atau komplotan penjahat. Namun ketika seorang pria tiba-tiba menyerang pria yang memakai kemeja abu-abu dari belakang menggunakan belati kecil tajam, Clara sontak berteriak hingga membuat belat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status