Share

Bab 4. Istri Kedua

Author: MommyAndraa
last update Last Updated: 2025-08-21 23:56:57

Clara berdiri diam terpaku melihat rumah di depannya, ketika pintu terbuka mereka masuk kedalam. Deretan para pengawal dan pelayan menyambut rapi di depan pintu. Kenzo melewatinya dengan tatapan datar tanpa menoleh sedikitpun.

Auranya yang dingin dan menakutkan membuat pengawal dan pelayan rumah yang berjumlah puluhan orang itu tidak berani menyapa, hanya menunduk sebagai bentuk rasa hormat mereka.

Clara mengikuti di belakang, begitu juga Devan, si pria yang telah menipunya. Bersamaan dengan Kenzo yang menuju ruang tengah, para pelayan dan pengawal bubar kembali beraktivitas.

"Selamat datang tuan, nona!" Sapa seorang pria memakai setelan jas rapi. Alex, asisten pribadi Kenzo, bisa disebut kaki tangannya karena Alex yang selalu menjaga Kenzo dan membantu menangani perusahaan.

Sedangkan Devan, dia kepala pengawal di rumah. Urusan rumah adalah tanggung jawabnya, namun dia masih dibawah Alex yang sangat setia bertahan-tahun dan mengabdikan hidupnya untuk Tuan Kenzo.

"Pergilah ke ruang kerja, aku akan menyusul!" Alex mengangguk patuh. "Baik tuan!" Pria itu lalu pergi dan menunduk singkat sebagai rasa hormat.

Kenzo beralih pada Devan. "Panggil kepala pelayan kemari!" Titah Kenzo.

Devan mengangguk patuh, segera memanggil kepala pelayan untuk menghadap kepada tuan mereka.

"Siapkan kamar untuk Clara! Dia adalah wanita yang akan melahirkan anakku! Layani semua kebutuhannya dengan baik!" Suara dingin dan tegas Kenzo membuat kepala pelayan mengangguk patuh.

Kepala pelayan itu menatap Clara, satu kata yang mungkin terucap dalam hatinya adalah "Cantik!" Tapi kepala pelayan tidak menyukainya. "Baik tuan!"

Clara sebenarnya ingin kabur begitu mendengar kalau ia dibawa kerumah untuk melahirkan anak, bukan diperkenalkan sebagai istri sah!

"Kenzo!"

Dua wanita datang menghampiri dari arah dalam. Yang satu setengah baya namun terlihat awet muda, yang satu lagi masih muda dengan dress body press selutut yang memperlihatkan bentuk lekuk tubuhnya yang seperti gitar spanyol.

"Apa yang kau katakan tadi? Wanita yang akan melahirkan anakmu? Siapa?" Dia adalah Merlin Morgantara, wanita yang melahirkan Kenzo. Merlin menatap Clara dari atas hingga bawah. tubuh ramping yang pas, cantik natural dan anggun.

Sementara Viora menatap dengan kebencian, dia adalah istri pertama Kenzo. Mereka menikah tiga tahun yang lalu, Viora dinyatakan mandul dan tidak bisa memiliki anak.

Mereka mengangkat seorang anak atas keinginan Viora, berharap Kenzo bisa menyayanginya dan terus dirumah, namun ternyata Kenzo justru malah mengabaikan mereka, bukan hanya dirinya tapi anak itu juga. Dan sekarang apalagi, Kenzo membawa gadis lain kerumah untuk melahirkan anaknya! "Kalian menikah?" Tanya Viora.

"Kau pikir anakku akan lahir tanpa ikatan yang sah?" Kenzo menyahut dengan dingin.

Viora menggeleng pelan lalu meralat pertanyaannya. "Bukan begitu! Maksudku, Seharusnya kau mengatakannya padaku, Kenzo! Karena anak itu nantinya juga akan menjadi anakku! Kau tidak lupa kalau aku istrimu kan!"

"Apa???" Clara tersentak kaget mendengar kalimat yang Viora ucapkan. Clara pikir dia salah dengar, tapi tidak. Wanita itu ternyata istrinya Kenzo? Sedangkan dia, hanya istri kedua yang dinikahi untuk melahirkan anak?

"Apa yang aku dengar?" Clara mulai emosi kembali. Dia berjalan dan berdiri dihadapan Kenzo dengan berani. "Ternyata kau sudah menikah? Kau menikahi ku hanya supaya aku melahirkan anakmu, kemudian kau mau membuang ku, begitu? Aku tidak sudi!" Bentak Clara dengan suara meninggi.

Tentu saja keberanian Clara yang tidak gentar berkata dengan nada tinggi dan menatap Kenzo dengan marah, membuat semua penghuni rumah kaget. Mereka semua tidak percaya, ada seorang wanita yang berani pada Kenzo!

Dan anehnya Kenzo diam. Pria itu hanya membalas dengan nada biasa. "Mau atau tidak, kau sudah berada didalam genggaman tanganku! Kau tidak bisa menghindar!"

Clara menggeleng keras. Dengan lantang Clara menjawab. "Kau pikir kau itu siapa, menentukan hidupku sesukamu! Pernikahan ini tidak sah karena aku ditekan! Aku tidak akan memberikan anakku untuk kalian, tidak akan!"

Clara meneteskan air matanya, ia akan melawan demi hidupnya serta masa depan anaknya kelak. Dia berlari, namun secepat gerakan kilat, tangan Kenzo sudah menahan satu pergelangan tangannya. "Kau tidak akan kemana-mana! Tempatmu disini sampai kau melahirkan!"

"Lepaskan aku!" Clara memberontak. Ia merasakan sakit di pergelangan tangannya yang seperti ingin dihancurkan oleh Kenzo.

Sikap Clara yang seperti ini membuat Kenzo geram. Ia melakukan hal yang sama seperti saat menculik Clara, membuat wanita itu pingsan, dan kelemahannya ada dibawah telinga. Kenzo sigap menopang gadis itu lalu menggendongnya, tidak ia biarkan Clara disentuh pria lain meski hanya seujung jari pun.

"Mom, aku baru kali ini melihat ada seorang gadis yang berani pada Kenzo!" Viora berkomentar.

"Dia sangat berani menentang keputusan Kenzo! Devan, dari mana datangnya gadis itu?" Tanya Merlina.

Devan masih berada diantara mereka, menyaksikan semuanya. "Dia hanya gadis biasa. Sebaiknya tanyakan langsung kepada tuan Kenzo! Kalau begitu saya permisi!" Sahut Devan lalu melangkah pergi.

Merlin diam mencerna jawaban Devand, dia mulai berasumsi buruk. "Gadis biasa? Jangan-jangan dia gadis miskin yang tidak tau asal muasalnya!"

"Kalau benar, dia tidak pantas melahirkan anaknya Kenzo, Mom! Aku tidak mau, anak yang aku besarkan nanti dari ibu miskin seperti itu!" Viora memanas-manasi.

Merlin mengangguk setuju. Dia akan protes pada putranya untuk membiarkan gadis itu lepas.

.....

"Kenzo, mommy mau bicara!" Merlin menunggu didepan kamar yang disiapkan untuk Clara.

Kenzo baru saja keluar setelah membawa istri mudanya kedalam kamar. Mereka tidak tidur satu kamar, karena Kenzo tidak mau satu kamar dengan wanita. Ia hanya butuh Clara melahirkan anaknya, ketika Kenzo butuh, ia akan datang ke kamar gadis itu atau kamar Viora, ketika dia bosan, Kenzo akan mencari hiburan lain diluar.

Kenzo menghentikan langkahnya. "Ada pekerjaan! Waktumu hanya lima menit!" Sahut Kenzo dengan dingin.

"Mommy tidak mau kalau gadis itu melahirkan anakmu! Lepaskan dia, biarkan dia pergi!"

"Sejak kapan anda peduli pada keputusanku? Semua yang tinggal di rumah ini, harus mengikuti peraturan ku dan tidak bisa membantah. Kalau keberatan, silahkan keluar!"

Merlin sudah menduga Kenzo akan menolak usulnya. Anak keras kepala itu, masih marah padanya. Karena dimasa lalu ketika ayahnya Kenzo masih hidup miskin, dia meninggalkan mereka saat usia Kenzo lima tahun.

Merlin menikah dengan duda kaya anak dua, namun dua tahun yang lalu dia dicampakkan pria itu karena anak pria itu yang membencinya.

Darion Morgantara meninggal sepuluh tahun yang lalu. Dia meninggalkan sebuah perusahaan dari hasil kerja kerasnya, lalu Kenzo membesarkannya hingga terkenal ke beberapa negara. Kemudian Merlin datang dan memohon pada putranya untuk tinggal bersama.

Sampai detik ini, rasa kebencian Kenzo terhadap ibunya tidak pernah luntur. Dia terpaksa mengizinkan Merlin berada dirumahnya. "Pelayan! Kau kemari lah!" Kenzo memanggil salah satu pelayan rumah yang kebetulan lewat.

Pelayan segera mendekat. "Ya tuan Kenzo! Ada yang bisa saya bantu?"

"Siapa namamu? Kau yang bertugas menjaga Clara! Layani semua kebutuhannya!" Kenzo tentu saja tidak hafal nama-nama pelayan rumahnya, sangking banyaknya atau dia yang memang kurang memperhatikan.

"Nadira, tuan! Baik, saya akan melayani Nona Clara!" Jawab Nadira dengan sopan.

"Masuklah dan tunggu dia sampai sadar! Cukupi semua kebutuhan gizinya, dia harus sehat!" Setelah berkata cukup, Kenzo melangkah pergi tanpa menghiraukan permintaan ibunya. Tidak ada siapapun yang akan bisa mengubah keputusannya yang sudah pasti Valid.

Kenzo tidak butuh komentar, atau persetujuan orang lain untuk semua keputusannya!

"Mommy akan tinggal diam?" Viora yang mendengar semuanya mendekat setelah Kenzo pergi. Merlin tersenyum licik dengan kedua tangan dilipat di perut. "Tentu saja aku tidak akan membiarkan gadis miskin itu tinggal disini! Jika Kenzo tidak mau melepasnya, maka aku yang akan membuatnya pergi!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menjadi Istri Kedua Pria Kejam   Bab 6. Hanya Istri Kedua

    Jam 11 malam, Kenzo keluar dari kamar Clara setelah menuntaskan hasratnya terhadap gadis itu. Sebagai hukuman karena Clara mencoba kabur. "Kalian! Jaga baik-baik kamar ini! Ikuti kemana Clara keluar dari kamar ini!" Tegas Kenzo. Para pengawal yang berjaga tentu saja akan menjalankan perintah sebaik mungkin. "Baik tuan!" Mereka menjawab dengan mengangguk patuh. Kenzo melangkah pergi dari kamar menuju kamar utama dilantai tiga, dimana hanya ada kamarnya, ruang kerja, ruangan rahasia. Hanya orang-orang tertentu yang bisa masuk, seperti Kenzo, Alex, Devan dan penjaga yang bertugas atas perintah. Bahkan Viora dan Merlin pun tidak diizinkan masuk. Kenzo tidak tidur, hanya membersihkan dirinya dikamar mandi kemudian keluar dari kamar dengan kaos putih pendek serta celana jeans hitam panjang. Tentu saja didalam ruang kerjanya tidak ada siapapun, tapi Kenzo sudah terbiasa bekerja sampai larut malam bahkan menjelang pagi. Dia hanya akan tidur satu sampai tiga jam, lalu berangkat ke gru

  • Menjadi Istri Kedua Pria Kejam   Bab 5. Berusaha Kabur.

    "Bagaimana hasil tes kesehatannya?" Kenzo bertanya begitu masuk kedalam ruang kerja. "Dokter mengatakan, Nona Clara dinyatakan sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit apapun!" Jawab Alex sembari memberikan selembar surat hasil tes darah Clara, yang diambil saat gadis itu pingsan sebelum Kenzo menidurinya. Kenzo membacanya dengan teliti, ia cukup lega melihat hasilnya, karena obat sialan itu, Kenzo terlanjur lebih dulu meniduri Clara. Clara dinyatakan sehat dan siap hamil! Umurnya sudah cukup matang dan sempurna untuk melahirkan anaknya. Disisi lain, Clara terbangun dengan kepala yang terasa pusing. Tempat tidur nyaman, sejuk, hangat membuat Clara tertegun. Begitu membuka matanya dengan sempurna, ia mengamati setiap penjuru kamar yang besar dengan hiasannya yang nampak elegan. "Nona Clara!" Pelayan menyapa dengan suara pelan. Clara menoleh, ia baru sadar kalau ada dua pelayan memakai seragam di samping ranjangnya. "Kami pelayan yang ditugaskan untuk melayani kebutuhan nona Clara

  • Menjadi Istri Kedua Pria Kejam   Bab 4. Istri Kedua

    Clara berdiri diam terpaku melihat rumah di depannya, ketika pintu terbuka mereka masuk kedalam. Deretan para pengawal dan pelayan menyambut rapi di depan pintu. Kenzo melewatinya dengan tatapan datar tanpa menoleh sedikitpun. Auranya yang dingin dan menakutkan membuat pengawal dan pelayan rumah yang berjumlah puluhan orang itu tidak berani menyapa, hanya menunduk sebagai bentuk rasa hormat mereka. Clara mengikuti di belakang, begitu juga Devan, si pria yang telah menipunya. Bersamaan dengan Kenzo yang menuju ruang tengah, para pelayan dan pengawal bubar kembali beraktivitas. "Selamat datang tuan, nona!" Sapa seorang pria memakai setelan jas rapi. Alex, asisten pribadi Kenzo, bisa disebut kaki tangannya karena Alex yang selalu menjaga Kenzo dan membantu menangani perusahaan. Sedangkan Devan, dia kepala pengawal di rumah. Urusan rumah adalah tanggung jawabnya, namun dia masih dibawah Alex yang sangat setia bertahan-tahun dan mengabdikan hidupnya untuk Tuan Kenzo. "Pergilah ke ruan

  • Menjadi Istri Kedua Pria Kejam   Bab 3. Ancaman Kenzo

    Kenzo menekankan kalimatnya dengan dingin. Menyebutkan namanya supaya Clara tau siapa dia! Pria yang tidak pernah menerima penolakan, semua ucapannya adalah sebuah perintah yang wajib dituruti. Bila ada yang melanggar, maka akan menanggung konsekuensinya! Clara tersentak dengan ucapan Kenzo yang diluar nalar. Kenzo seolah pria yang tidak biasa, Clara tidak akan pernah mau hidup bersama pria seperti itu. "Kau tidak mengenalku! Kenapa kau mau menikahi ku! Aku memaafkanmu atas perbuatan bejatmu semalam, tapi lepaskan aku! Aku mohon!" Clara akhirnya berusaha untuk meminta belas kasihan, berharap pria itu mau melepasnya. Namun dia tidak tau berhadapan dengan siapa? Pria kejam yang tidak akan melepaskan lawan! "Kenzo! Aku tidak pernah meminta maaf, dan aku tidak pernah merasa bersalah padamu! Jika aku sudah menentukan kau harus menikah denganku, maka kita menikah, ini takdirmu, Nona Clara Alexandra! Tinggal di jalan Asrama kamboja, tidak memiliki orang tua. kau pernah tinggal dengan pama

  • Menjadi Istri Kedua Pria Kejam   Bab 2. Mencoba Membunuh

    Sepanjang permainan panas yang dilakukan Kenzo terhadap tubuhnya, Clara terus berusaha memberontak dan berteriak histeris. Air matanya terus keluar karena kehilangan satu-satunya kehormatan yang selama ini ia jaga baik-baik. Clara memang miskin, bekerja pontang-panting untuk menghidupi dirinya sendiri. Makan seadanya dan menghemat, untuk bisa memiliki tabungan yang cukup dan membangun usaha. Namun Clara gadis yang ceria, humoris dan pandai bergaul. Ia suka kebebasan dan tidak suka dikekang. Namun bisa menjaga dirinya tetap suci diusianya yang ke 22 tahun. Saat tinggal bersama pamannya, Clara hanya dijadikan budak dan dilarang keluar rumah. Namun setelah kabur, kini ia hidup bebas dan mandiri. Clara juga kuliah dengan jalur beasiswa, sekolah hanya lewat homeschooling karena tidak diizinkan pamannya yang kejam. "Kenapa kau lakukan ini padaku? Apa salahku?" Suara Clara pelan seolah ia telah kehilangan tenaga untuk melawan. Buat apa lagi, ia sudah kehilangan kesuciannya karena pria itu

  • Menjadi Istri Kedua Pria Kejam   Bab 1. Malam Pemaksaan.

    Suara perkelahian terdengar dari jalan. Clara Alexandra, gadis berusia 22 tahun itu baru pulang kerja, mendengar suara keributan yang membuatnya penasaran. Ada semak-semak dan pohon-pohon, setiap pulang kerja ia memang terkadang suka jalan kaki menuju jalan besar dari pada memesan taxi langsung untuk menjemput ke kedai bunga. Ditambah suasana yang sejuk disore hari, membuatnya betah berjalan bersama salah satu temannya. Namun teman Clara tidak berani mendekat karena takut ikut dalam bahaya. Dibalik semak-semak, Clara mengintip. Diantara pohon-pohon, beberapa pria berkelahi dengan jantan. “Cla, ibuku menelpon adikku dirumah sakit. Aku pergi duluan nggak apa-apa kan?” “Pergilah! Aku baik-baik saja!” Clara masih fokus mengintip depan, dia tidak pernah melihat siapa mereka, mungkinkah para preman atau komplotan penjahat. Namun ketika seorang pria tiba-tiba menyerang pria yang memakai kemeja abu-abu dari belakang menggunakan belati kecil tajam, Clara sontak berteriak hingga membuat belat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status