/ Romansa / Menjadi Istri Kedua Suami Sahabatku / 7. Mantan yang Tak Diinginkan

공유

7. Mantan yang Tak Diinginkan

작가: Alya Feliz
last update 최신 업데이트: 2024-06-06 19:40:34

Dari sekian banyaknya manusia yang hidup di kota ini, kenapa Ajeng harus bertemu dengan orang yang paling tidak ingin ditemuinya saat ini?

Ia menatap laki-laki yang dengan santainya duduk di sebelahnya itu dengan wajah tak suka. Mood-nya semakin memburuk. Setelah berburuk sangka pada Ella yang sengaja memasukkan udang ke dalam nasi goreng itu, kini ia harus bertemu dengan mantan suaminya.

"Kamu nungguin siapa? Bukannya kamu sendirian di kota ini?"

Ajeng sengaja mengabaikan pria itu. Hatinya masih terasa sakit. Bertahun-tahun mencintai Dimas secara ugal-ugalan, bahkan Ella mengatainya bodoh karena terlalu bucin, kini Ajeng sangat menyesal.

Seharusnya dulu dia tidak terlalu mencintai lelaki itu, apalagi sampai percaya sepenuhnya. Pria mana lagi yang bisa dipercaya sekarang? Bahkan Evan pun dengan mudahnya menuruti permintaan Ella untuk menikah lagi. Bukan tidak mungkin suatu saat Evan akan menikah lagi jika dia dan Ella pergi.

"Ajeng, aku tahu kamu masih sakit hati dengan keputusanku. Tapi aku masih mencintai kamu. Kalau saja kamu mau dimadu..."

"Kamu sadar nggak sih bicara begitu? Kamu pikir perempuan bisa dengan mudah menerima suaminya menikah lagi?" potong Ajeng dengan dada bergemuruh.

Dimas menatapnya intens. Hal yang dulu sangat disukai oleh Ajeng, tapi sekarang justru membuatnya muak. Dengan cepat ia melengos.

"Aku butuh keturunan, Jeng. Kamu divonis mandul. Apa salah kalau aku menikah lagi?"

Tangan Ajeng terkepal dengan erat. Mudah sekali laki-laki bicara mengenai poligami.

"Tapi kamu udah bawa perempuan lain sebelum kita bercerai, Dim. Itu artinya kamu selingkuh." Ajeng menggertakkan gerahamnya. Rasa sakit itu muncul lagi.

"Ajeng, aku bisa jelasin ke kamu. Aku baru kenal sama Ayu, dan ibuku bilang..."

"Ibumu menyuruh kamu untuk lebih mengenal dia dengan membawanya pergi berdua di belakangku, begitu? Sama saja itu dengan selingkuh, Dim." Air mata Ajeng menetes meskipun mati-matian ia menahannya. "Aku nggak menyangka bahwa kamu dengan mudahnya pergi dengan perempuan lain di saat status kita masih suami istri."

"Ajeng, aku benar-benar menyesal. Tolong maafkan aku." Dimas menggenggam tangan Ajeng, namun dengan cepat dia tarik.

Ternyata memang benar. Wanita yang diselingkuhi, akan sangat susah sembuhnya. Ajeng hanya merasakan amarah dan sakit hati ketika melihat Dimas setelah 6 bulan mereka bercerai.

"Lebih baik kamu pergi. Urusi saja istri kamu yang baru. Apa dia sudah hamil?" Ajeng menahan sakit ketika mengatakan hal itu. Dadanya terasa sesak.

Dimas hanya membuka luka yang masih basah.

"Maafkan aku, Jeng. Aku hanya ingin kamu tahu, aku masih sangat mencintai kamu. Seandainya kamu mau, aku mau kita rujuk."

Ajeng mendengkus sinis. Air matanya mengalir deras meskipun bibirnya tersenyum. Dimas benar-benar gila.

"Tolong pergilah, Dim. Jangan temui aku lagi. Tolong, mengertilah. Kehadiran kamu justru membuka luka lama yang bahkan masih basah. Posisikan diri kamu sebagai aku. Kamu pasti juga merasakan hal yang sama kalau aku selingkuh ketika kita masih menikah dulu."

"Apa? Maksud kamu apa? Kamu mau bilang..."

"Keluarga Tuan Evan Braun?"

Ajeng menghela nafas lega. Cepat-cepat ia menyeka wajahnya yang basah.

"Saya, Dok. Bagaimana kondisinya?" tanya Ajeng sambil mendekati dokter itu.

"Suami ibu sudah kami berikan obat. Sekarang sedang istirahat. Nanti bisa menebus obatnya di bagian farmasi. Setelah ini lebih berhati-hati lagi, ya. Ibu harus benar-benar mengawasi makanan suami ibu."

Ajeng menggigit bibir bawahnya ketika dokter itu menyebut Evan sebagai suaminya. Bodoh! Kenapa juga tadi bilang pada tim medis bahwa Evan adalah suaminya?

"Baik, dok. Terima kasih banyak," balas Ajeng dengan tubuh tegang. Punggungnya terasa panas, seperti ada sinar laser yang berusaha melubanginya.

"Setelah ini bisa dipindahkan ke ruang rawat. Begitu alerginya sembuh, sudah bisa dibawa pulang. Nanti perawat akan memberikan resep obatnya."

"Iya, dok."

Ajeng menelan ludah ketika dokter itu pergi. Ia tahu Dimas masih belum beranjak dari tempatnya.

"Jadi ini maksud kamu?" Dimas mendengkus sinis. "Kamu menikah dengan suami sahabatmu sendiri? Wow!"

Tidak menghiraukan ocehan yang tak penting itu, Ajeng buru-buru membuka pintu IGD dan hendak masuk ke dalam, tapi urung karena ternyata petugas medis sedang memindahkan brankar yang ditempati oleh Evan.

"Atau jangan-jangan, kamu selama ini selingkuh dengan Evan di belakangku?"

"Bisa diam nggak? Kamu nggak tahu apa-apa, jadi nggak usah ngelantur!" balas Ajeng tajam.

Beberapa saat kemudian, Evan dibawa keluar dari IGD menuju ke ruang rawat biasa. Ajeng refleks mengikuti mereka.

"Kalau kamu menjadi istri simpanan Evan, memangnya untuk apa? Kamu kan mandul. Atau jangan-jangan, kamu cuma menjadi pemuas nafsunya aja? Orang bule biasanya nafsunya gede."

PLAK!

Dada Ajeng naik turun saking emosinya. Banyak orang yang menoleh ke arah mereka, tapi dia tidak peduli.

"Ternyata begini ya, sifat asli kamu." Ajeng menunjuk wajah Dimas dengan geram. Ingin sekali ia mencekik pria itu sampai kehabisan nafas.

Luka akibat diselingkuhi dan dicerai belumlah sembuh, mantan suaminya itu ternyata begitu brengsek dengan berbuat ulah. Pantas saja ibu Ajeng tidak pernah suka dengan Dimas. Sander bahkan selalu melengos ketika melihat Dimas dulu.

"Kenapa? Memang kenyataannya begitu, kan? Ternyata Ayu jauh lebih baik dari kamu," kata Dimas dengan wajah menyebalkan sambil menyentuh bekas tamparan Ajeng di pipi kirinya.

"Jangan terlalu percaya diri. Bisa jadi kamu termakan omonganmu sendiri suatu saat nanti. Dan ketika saat itu tiba, aku akan menjadi orang yang tertawa paling keras melihatmu menikmati karmamu itu."

Tidak mau terkena darah tinggi dan menjadi pusat perhatian, Ajeng bergegas meninggalkan pria itu. Ia benar-benar menyesal pernah membuang-buang waktu hidupnya hanya untuk lelaki bajingan seperti Dimas.

Langkahnya sedikit bimbang ketika sadar bahwa ia tidak tahu dimana letak ruang rawat Evan. Bodoh sekali. Seharusnya tidak perlu meladeni Dimas. Ternyata pria itu memang sama saja dengan ibunya. Julid dan nyinyir.

Mendadak ia merasa malu pernah menjadi istri laki-laki itu.

"Eh, mbak. Ruangan suami saya di mana ya? Yang tadi dirawat di IGD karena alergi," tanya Ajeng ketika seorang perawat keluar dari salah satu ruangan.

"Lah, ini baru saja saya dari ruangan itu karena terlalu lama menunggu mbak. Kok nggak dateng-dateng? Ini resep obat yang harus ditebus di bagian farmasi. Sekalian mengurus administrasinya ya."

Ajeng mengangguk sambil menerima selembar kertas dengan tulisan tangan yang susah untuk dimengerti. "Makasih, mbak."

Ia masuk ke dalam ruangan dan mendapati Evan tengah menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan. Tidak dingin, tidak juga hangat.

"Kamu tadi berantem sama mantan suami kamu? Bicara apa sampai kamu nampar dia?"

Tubuh Ajeng mematung dengan mata membelalak.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Menjadi Istri Kedua Suami Sahabatku    Extra Part 6

    H-1 sebelum pesta dilaksanakan di sebuah kapal pesiar mewah, Siska mengetuk pintu kamar Ajeng untuk menanyakan tentang kepastian acara besok. Dia lupa pesta diadakan jam berapa, karena betapa banyaknya pekerjaan di kantor yang harus dia selesaikan sebelum akhirnya naik ke kapal pesiar demi menghadiri pesta pernikahan sang sahabat."Jeng, kamu lagi sibuk nggak?" teriaknya setelah mengetuk pintu beberapa kali.Dia tadi melihat Evan bersama Dana sedang bercengkerama dengan bos besar dan nyonya besar Braun, jadi dia pikir Ajeng mungkin sedang berada di kamar untuk mempersiapkan segala sesuatu."Jeng?"Tidak ada jawaban. Dia mendorong pintu yang ternyata tidak terkunci."Aku buka ya. Maaf kalau aku mengganggu," ucapnya sambil tersenyum. Tidak sabar untuk bergosip ria dengan Ajeng. "Besok pestanya jam bera...pa..."Siska langsung menganga dengan mata membelalak ketika melihat tubuh yang hanya dibalut dengan handuk di bagian bawah pinggul. Dia terengah kaget dan hal itu membuat sang pemilik

  • Menjadi Istri Kedua Suami Sahabatku    Extra Part 5

    Siska menatap mantan calon mertuanya tak percaya sekaligus geram. Padahal selama dia menjalin hubungan dengan Bayu, wanita itu begitu baik padanya. "Apa selama ini Tante hanya berpura-pura baik di depan saya? Kalau memang Bayu sudah bertunangan sejak kuliah, kenapa Tante menerima saya sebagai calon menantu?" tuntutnya.Ibu Bayu langsung gelagapan ketika Meliana mengerutkan kening, lalu menatap wanita itu curiga."Eh, ng-nggak kok Mel. Nggak usah percaya sama dia. Mama nggak kenal siapa dia. Bayu selalu setia sama kamu kok," kata ibu Bayu cepat-cepat.Hati Siska sakit sekali mendengarnya. Seandainya saja pernikahan itu sudah terlanjur terjadi, apakah dia akan ditindas oleh wanita itu? Dia jadi teringat dengan nasib Ajeng ketika menikah dengan Dimas. "Ck, ternyata memang bener ya. Orang jahat itu manipulatif dan pinter berpura-pura. Untung saya nggak jadi menikah sama Bayu. Nggak kebayang saya menjadi perempuan yang dibodohi oleh suami dan keluarganya."Siska beralih menatap Meliana.

  • Menjadi Istri Kedua Suami Sahabatku    Extra Part 4

    Siska terus menangis entah sudah berapa lama. Dadanya sesak sekali dan rasanya dia ingin menghilang dari dunia ini. Cintanya pada Bayu begitu besar. Dia sudah menyerahkan seluruh hatinya pada pria itu karena berpikir bahwa Bayu adalah belahan jiwanya."Kenapa pria yang terlihat baik dan setia seperti Bayu ternyata bajingan?" tanyanya setelah tangisnya reda, namun masih sesenggukan."Biasanya kan memang begitu," jawab Raka dengan santai.Siska langsung melotot pada pria yang telah bertahun-tahun menjadi rekan kerjanya menjadi orang kepercayaan Evan. Raka langsung mengangkat kedua tangannya."Biasanya memang begitu. Pria yang terlihat kalem dan nggak neko-neko tuh justru menyimpan banyak rahasia. Coba lihat Mr. Evan. Dia itu dingin, kelihatan nggak peduli sama perempuan. Eh tahu-tahu istrinya dua kan? Tapi kasusnya kan beda. Diam-diam dia bucin akut sama Ajeng."Siska menyeka air mata di wajahnya, tak peduli dengan make-up yang ikut luntur."Rasanya sakit banget, Ka. Kenapa aku nggak ja

  • Menjadi Istri Kedua Suami Sahabatku    Extra Part 3

    "Semua dokumen sudah lengkap?""Sudah, Mr.," jawab Siska dengan antusias. Jantungnya berdegup kencang karena sebentar lagi akan bertemu dengan tunangannya. Kesibukannya sebagai sekretaris CEO di perusahaan multinasional membuatnya begitu sibuk dan sering pulang malam, sehingga waktu untuk bertemu dengan tunangannya sangat sedikit."Semangat banget yang mau ketemu tunangan," goda Raka ketika mereka sampai di lobi perusahaan.Siska hanya tersenyum, namun debar dalam dadanya semakin kencang. Padahal mereka sebentar lagi menikah, tapi Siska merasa seperti baru saja jadian dengan sang tunangan.Mereka masuk ke dalam mobil dinas khusus CEO yang disediakan oleh perusahaan. Mobil mewah keluaran terbaru yang anti peluru, karena keselamatan Evan Braun sangatlah penting."Gimana liburannya di Malang, Pak?" tanya Raka membuka percakapan sambil fokus melihat jalanan di depannya."Menyenangkan. Istri saya pintar memilih tempat liburan yang bagus," jawab Evan sambil tersenyum.Siska yang duduk di s

  • Menjadi Istri Kedua Suami Sahabatku    Extra Part 2

    Dari sekian banyak orang yang mengenalnya, kenapa justru wanita itu yang datang menjenguknya? Bahkan orangtuanya sudah tidak peduli lagi, apalagi kekasihnya."Maaf ya baru bisa menjenguk kamu. Nih, aku bawain makanan kesukaan kamu," kata Ajeng sambil tersenyum."Kenapa?"Wanita itu mendongak. Gerakan tangannya meletakkan dua kotak makanan dan satu gelas minuman terhenti."Aku pengen bawain kamu makanan yang enak. Nggak aku kasih racun kok, udah diperiksa juga sama petugas," jawab Ajeng."Kenapa kamu mau repot-repot datang?" jelasnya.Ajeng menghela nafas panjang. Wanita itu terlihat lebih bercahaya dan tetap awet muda, persis seperti ketika dia pertama kali dikenalkan pada wanita itu oleh Ella dulu.Hanya Ajeng yang tidak pernah mengusiknya, meskipun tahu bahwa dia membawa pengaruh buruk pada sahabat wanita itu. Jadi ketika Ella ikut terjerumus ke dalam sekte sesat demi bisa menghancurkan Ajeng, Johan tidak mendukung Ella sama sekali.Baginya, Ajeng itu seperti kertas putih yang sayan

  • Menjadi Istri Kedua Suami Sahabatku    Extra Part 1

    "Kamu juga harus mati, Johan. Enak saja kamu masih hidup dengan tenang, sedangkan aku harus menjadi bulan-bulanan mereka."Johan membelalak ketika melihat Nadia mendekatinya dengan pakaian yang sama seperti terakhir kali dia melihat wanita itu. Rambut panjang Nadia acak-acakan. Perut wanita itu berlubang dan mengeluarkan banyak darah. Lalu di tangan kanan wanita itu....Janin merah yang tiba-tiba saja melihat ke arahnya dengan mata melotot. Bibir janin itu tertarik membentuk senyuman dengan gigi-gigi runcing yang terlihat tajam."Ayah."Johan menjerit ketakutan. Dia langsung berlari dengan sekuat tenaga. Nadia sudah mati, dia yakin itu. Dia sendiri yang mengatakan pada Ansel di mana keberadaan Nadia sebelum kabur ke Australia. Belum jauh dia berlari, kakinya tersandung. Membuatnya jatuh dengan keras. Dua orang berjubah hitam dan bertudung menarik tangannya dan memaksanya untuk berdiri. "Nggak! Nggak lepasin aku! Aku udah bukan bagian dari kalian lagi!""Siapapun yang menjadi pengkhi

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status