Home / Romansa / Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan / Bab. 7: Pergi Ke Pegunungan

Share

Bab. 7: Pergi Ke Pegunungan

Author: Faoo pey
last update Huling Na-update: 2025-01-10 08:37:50

Agatha mengambil ransel dan membawanya ke tubuhnya. Ngomong-ngomong, dia harus mengenali situasi sekitarnya dulu.

Dia khawatir dia harus tinggal di sini untuk waktu yang lama di masa depan, dan dia tidak bisa hanya berbaring dan tidak melakukan apa pun.

Adnan juga akan memiliki masa depan yang cerah di masa depan, dan dia tidak bisa diam saja. Dia ingin mengikutinya dan memiliki topik yang sama. Hanya dua orang yang bisa hidup harmonis dan bekerja sama untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.

Tidak peduli jenis daging apa yang dia makan malam ini, dia akan membuatkan makanan untuk dicoba oleh suaminya, Adnan.

Dia menemukan parang dan memasukkannya ke dalam ranselnya. Ini bisa digunakan untuk pertahanan diri, untuk membersihkan jalan di pegunungan, dan sebagai senjata berburu. Parang ini sangat berguna di matanya.

Agatha keluar dan langsung mengunci pintunya.

Elin juga keluar dari rumah dengan membawa air dan melihat Agatha yang memakai ransel. Dia langsung bertanya, "Agatha, kamu mau pergi kemana?"

"Aku mau pergi ke pegunungan untuk mencari beberapa sayuran liar."

"Kamu pergi sendirian?"

Agatha mengangguk, "Ya."

“Jangan, terlalu berbahaya. Apalagi kamu pergi sendirian. Apa Kapten Adnan tidak memberitahumu bahwa tidak boleh memasuki gunung sendirian?” Erin merasa Agatha terlalu berani.

Di kehidupan dulu, Agatha adalah anggota tim operasi khusus, dan pergi ke pegunungan untuk pelatihan adalah hal yang normal. Dia belum pernah melihat situasi buruk apa pun. Terkadang dalam latihan ekstrim, orang akan dilempar langsung ke pegunungan yang belum pernah mereka masuki sebelumnya, dengan membawa kompas, makanan kering seharian, dan senjata pertahanan diri. Memberinya rute dan keluar sendiri.

Bukan masalah besar baginya untuk pergi ke gunung selama dia memiliki parang di tangannya.

"Tidak apa-apa. Aku tidak akan masuk terlalu dalam."

"Kudengar ada ular besar pemakan manusia di pegunungan. Apa kamu tidak takut?

Ular? Jika Agatha melihatnya, dia akan menangkapnya. "Daging ular sangat lezat dan banyak dagingnya."

Erin merasa ngeri saat mendengarnya.

"Apa kamu pernah makan daging ular?"

"Ya."

"Agatha, apa kamu bener-bener akan pergi?"

Agatha mengangguk dengan tegas.

"Aku akan ikut denganmu. Terlalu berbahaya pergi ke pegunungan sendirian."

Setelah mengatakan itu, Erin menuangkan air ke bibit kacang hijau yang ditanam di halamannya.

"Tidak, kakak Erin, kamu terlihat sibuk. Aku baik-baik saja."

"Kapten Adnan tidak ada di rumah. Kamu baru berada di sini sebentar. Kamu tidak mengenal pegunungan. Apa yang akan kamu lakukan jika kamu menghadapi bahaya dan kamu hanya sendirian? Aku akan pergi bersamamu."

Dia melihat Erin yang langsung bergegas kerumah. Agatha merasa Erin sangat baik.

Sebelumnya, pemilik tubuh ini slalu ingin bercerai, dan pemilik tubuh ini slalu berusaha semaksimal mungkin untuk menyinggung para istri militer. Pemilik tubuh ini tidak pernah berbicara dengan para istri. Pemilik tubuh ini selalu mengangkat kepalanya tinggi-tinggi saat berjalan dan memandang semua orang dengan jijik.

Karna Adnan adalah pemimpin tentara, mereka semua tidak mempedulikannya. Paling-paling, mereka berbicara di belakang punggungnya bahwa dia tidak memenuhi syarat dan tidak layak untuk Adnan.

Erin adalah orang yang tidak banyak bicara dan tidak pernah berbicara tentang benar dan salah orang. Dia adalah istri militer yang sangat sederhana.

Dia bisa memahami Erin karena pemilik aslinya pernah dekat dengan Jolie sebelumnya.

Jolie sering mengeluh bahwa kakak iparnya terlalu jujur dan sombong, bermulut bodoh, tidak berpendidikan dan sangat bodoh sehingga dia tidak bisa menghasilkan uang. Dia tidak layak untuk kakaknya.

Di matanya, setiap kali Erin membuat lauk pauk, Erin slalu mengirimkannnya kepada pemilik aslinya.

Oleh karena itu, pemilik aslinya tidak membencinya.

Agatha merasa istri militer seperti Erin bisa menjadi temannya.

Di gunung yang aneh ini, bukanlah hal yang buruk untuk memiliki teman yang dapat berbicara dengannya.

Jadi, dia tidak pergi dan berdiri di jalan menunggunya.

Begitu Erin memasuki rumah, dia melihat wajah tidak senang Jolie.

Dia baru saja mendengar percakapan di luar. Kakak iparnya benar-benar orang jahat. Akan lebih baik jika Agatha pergi ke gunung sendirian dan tidak pernah keluar.

"Kakak ipar, apa kamu tidak ingat apa yang dia lakukan padaku pagi ini? Apa kamu lupa? Dia mengatakan hal-hal yang tidak menyenangkan tentangku di depan banyak orang dan bahkan memfitnahku. Mengapa Kakak ipar masih bergaul dengannya?"

Erin ingin marah ketika mendengar perkataannya. Jolie adalah gadis yang cantik, tetapi perkataan dan perbuatannya tidak membuat orang menyukainya. Dia berpikir, Jolie tidak bisa tinggal di sini lebih lama lagi.

Kemudian dia dengan sabar berkata, "Ini salahmu sendri. Kamu menghasut pasangan itu untuk bercerai, tapi mereka tidak mempedulikanmu. Apa yang salah denganmu? Jika kamu tidak melakukan hal semacam itu, siapa yang akan mengkritikmu? Kamu mencari masalah sendiri? Sepertinya kamu belum menyadarinya kesalahanmu sendiri."

Wajah Jolie memerah setelah mendengar kata-kata kakak iparnya, "Kakak ipar, bagaimana kamu bisa berbicara seperti itu? Kita adalah keluarga."

Erin mengabaikannya dan berkata pada anaknya yang sedang bermain di samping, "Agta, kemarilah."

Agta berlari.

“Agta, kamu tinggal-lah dirumah bersama tantemu. Ibu dan tante akan pergi keluar sebentar.”

“Oke. Ibu.”

Erin sangat enggan. Kenapa malah dia yang diminta untuk merawat anaknya?

"Aku tidak bisa menjaganya. Aku akan pergi keluar."

Erin tidak menahannya, "Tidak apa-apa jika kamu tidak mau menjaganya. Kamu bisa mengemasi barang-barangmu? Saat kakakmu kembali, aku akan memintanya untuk mengantarmu kembali ke kampung halamanmu segera."

Kembali ke kampung halamannya adalah hal yang menakutkan bagi Jolie .

Dia akhirnya keluar dari sarang pegunungan terpencil itu, dan dia tidak akan pernah kembali lagi sampai dia meninggal.

"Aku akan ingin mencari beberapa sayuran liar untuk dimsak. Aku ingin membuat pangsit sayuran untuk dimakan. Kamu hanya menjaga Agta di rumah. Aku hanya pergi sebentar."

Setelah berkata begitu, dia berjalan menuju ruang samping, meletakkan keranjang di punggungnya, dan juga mengambil parang. Pergi ke dapur dan mengambil dua potong pancake sorgum dan air minum.

Ketika dia sudah siap, dia langsung keluar. Dia melihat Agatha yang sedang menunggunya, dan berkata sambil tersenyum: "Ayo pergi. Saya juga akan menggali beberapa sayuran liar. Saya sedang menghemat."

"Apa kakak Erin tidak tahu kalau dipegunungan banyak obat herbal cina, banyak juga obat herbal cina yang bahannya bagus. Misalnya notoginseng, mint liar, bayam abu-abu, daun wolfberry lembut, dll.

Tidak hanya enak, tapi juga baik untuk tubuhmu."

Keduanya berdiskusi tentang jenis sayuran liar apa dan cara memasaknya agar terasa paling enak.

“Apa yang kalian berdua lakukan?”

Keduanya berbicara dengan antusias, dan tidak memperhatikan tiga istri militer yang sedang duduk di bawah pohon.

Mereka adalah Melani, istri Galih. Lidia, istri Hedy. Dan Manda, istri Marvin.

Orang yang bertanya kepada mereka berdua adalah Lidia.

“Kita berdua akan pergi ke pegunungan untu mencari sayuran liar,” kata Erin sambil tersenyum.

“Apa kalian berdua berani pergi ke pegunungan tanpa ada laki-laki yang mengikuti Kalian?” Tanya Manda.

“Tidak apa-apa, kita berdua hanya pergi ke pegunungan didepan, bukan ke pegunungan yang dalam. Aku yakin tidak akan ada bahaya,” jawab Agatha sambil tersenyum.

Ketiga orang itu terkejut karena Agatha berinisiatif untuk berbicara dengan mereka bertiga sambil tersenyum. Tidak seperti dulu yang slalu menatap mereka dengan jijik.

Mereka berpikir dalam hati, mengapa istri Kapten Adnan menjadi begitu santai? Hal ini membuat mereka bertiga merasa tersanjung.

“Kalau begitu, kamu harus berhati-hati.” Manda terlihat masih muda dan seumuran dengan Agatha. Manda sudah menikah kurang dari setahun dan sekarang dia sedang hamil.

"Tidak apa-apa. Bahkan jika ada bahaya, kita berdua akan saling menjaga. Kalau begitu, kita berdua pergi dulu." Agatha berkata sambil tersenyum.

Setelah mereka pergi, ketiga orang saling menatap , dan kemudian berbalik dengan tidak percaya.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan   Bab. 174: Kecurigaan

    "Ada sejenis sayuran liar yang bentuknya mirip seperti ini. Ibu ingin cepet kembali sebelum kamu bangun, jadi ibu memetiknya saja. Tapi begitu sampai rumah dan melihat lebih dekat, ternyata ibu salah petik."Setelah mendengar penjelasan itu, Melani menatap curiga ke arah rumput liar di dalam ransel. Ada yang terasa aneh dari sikap ibu mertuanya hari ini.Sebagai wanita yang sudah tinggal di desa selama lebih dari empat puluh tahun, ibu mertuanya tentu pernah menghadapi masa-masa sulit. Ibu mertuanya sendiri sering menceritakan bagaimana ia bertahan hidup di masa lalu hanya dengan memakan sayur liar. Kalau memang begitu, bagaimana mungkin ibu mertuanya bisa salah mengenali tanaman liar? Rasanya mustahil.Tak tahan, Melani pun bertanya dengan nada datar, “Ibu benar-benar tak sengaja memetik yang salah?”Bibi Weni itu memutar bola matanya. “Banyak sayuran liar yang mirip satu sama lain. Kenapa kamu terus menyalahkan ibu? Kamu pikir ibu sengaja? Kalau kamu bisa menghasilkan uang, ibu tida

  • Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan   Bab. 171: Pencarian

    Agatha berjalan melewati Bibi Weni sambil menggandeng tangan Carel. Pandangannya tak sengaja menangkap sesuatu yang aneh di bagian bawah ransel Bibi Weni—bukan sayuran liar seperti yang dikatakan, melainkan rumput liar.Padahal, Melani sebelumnya mengatakan bahwa Bibi Weni pergi untuk memetik sayuran liar. Namun, yang tampak di keranjang justru hanya rumput hijau biasa.Bibi Weni menyadari tatapan Agatha yang tertuju pada ranselnya dan segera membalikkan badan. Gerak-geriknya tampak gugup—meski hanya sesaat, cukup bagi Anatasya yang sudah berpengalaman dalam membaca gelagat orang.Rasa curiga mulai muncul dalam benaknya. Tapi saat mengingat bahwa ia tak pernah punya konflik apa pun dengan Bibi Weni, ia pun mencoba menepis kecurigaan itu.Bibi Weni yang sadar tengah dipandangi, bertanya dengan suara dibuat setenang mungkin, “Agatha, kenapa menatapku seperti itu? Apakah ada sesuatu di wajah Bibi?”Agatha tersadar dan tersenyum samar. “Tidak, tidak apa-apa.” Lalu ia pun melanjutkan langk

  • Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan   Bab. 170: Tidak Ditemukan

    Cakra dan Agatha juga berdiri dengan gugup."Aku dan Yaya sedang bermain di bawah pohon tumbang di luar. Tiba-tiba aku ingin buang air kecil, jadi aku lari ke dasar selokan untuk buang air kecil. Ketika aku kembali, Yaya sudah tidak ada.""Apakah kamu melihat seseorang muncul di dekatmu ketika kamu bermain di sana?" Agatha bertanya.Carel memikirkannya lalu menggelengkan kepalanya, "Tidak.""Biasanya tidak ada hewan besar yang bisa melukai orang di dekat asrama militer. Yaya seharusnya baik-baik saja. Dia mungkin pergi bermain sendiri. Yolan, jangan terlalu khawatir, dia akan baik-baik saja. Ayo kita keluar dan mencarinya."Yolan merasa gelisah ketika dia tidak melihat Yaya. Yaya adalah hidupnya.Dia langsung berlari keluar.Cakra mengikuti dan mengejarnya. Agatha berkata kepada Coco di sampingnya: "Pergi dan tanyakan kepada hewan-hewan di dekat sini, dan kembalilah jika kamu mendapatkan kabar."Coco berlari keluar setelah menerima perintah.Carel menatap Agatha dengan heran, "Bibi,

  • Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan   Bab. 169: Jamur Rumah Kaca Berkembang, Yaya menghilangkan

    Karena hubungan kerja Cakra ada di Kota C, surat nikahnya dengan Yolan harus diproses di Kota C.Mereka tidak langsung pulang. Tapi mengajak anak-anak mengunjungi semua tempat wisata terkenal di Beijing dulu.Cakra juga memanfaatkan kesempatan untuk memeriksa pasar barang kering di sini. Dia terkejut saat mengetahui sudah ada bisnis perorangan di sini.Setelah mempelajari lebih lanjut tentang hal ini, ia mengetahui bahwa ia bisa mengajukan permohonan izin usaha perorangan mulai tahun lalu.Bisnis mereka masing-masing berjalan dengan sangat baik.Tiga tahun lalu, negara mengusulkan kebijakan reformasi dan keterbukaan, dan perekonomian kedua provinsi percontohan sudah berkembang pesat, dengan hasil yang sangat baik.Cakra selalu mendengar dari orang dalam bahwa segalanya mungkin akan dilonggarkan dalam dua tahun ke depan. Pada saat itu, setiap individu akan bisa menjalankan bisnis.Sekarang setelah dia melihat bahwa Beijing juga sudah memulai, hari itu tidak akan lama lagi. Dalam wakt

  • Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan   168: Menggoda...

    Adnan tidak melepaskan Agatha sampai udara di antara mereka menjadi sangat tipis sehingga mereka hampir tercekik.Dia menempelkan dahinya ke dahi Agatha dan berkata dengan suara serak dan menggoda, "Dasar setan kecil, kalau saja kamu tidak punya bayi di perutmu, aku pasti sudah memastikan kamu tidak bisa bangun dari tempat tidur hari ini."Agatha juga pulih dari ciuman sebelumnya.Melihat Adnan yang penuh nafsu dan genit, dia semakin menyukainya, dan berkata dengan genit: "Aku hanya ingin menciummu, tetapi kamu malah memikirkannya. Bagaimana kamu bisa menyalahkanku? Lihat, bibirku bengkak." Setelah selesai berkata, dia cemberut padanya.Hati Adnan seperti di cakar kucing. Jika terus begini, dia benar-benar tidak akan mampu mengendalikan dirinya. Dia menguatkan hatinya dan duduk sambil mendesah, "Aku sungguh menyedihkan. Aku baru saja mencicipi dagingnya dan aku belum merasa puas. Bayi kita sudah merusak kehidupan seksku. Bagaimana bisa dia memilih waktu dengan sangat tepat?"Agatha ba

  • Menjadi Istri Kesayangan Kapten Adnan   Bab. 167: Kembali

    Cakra berjalan ke depan dan melihat sebentar, hanya untuk mengetahui bahwa Kakek Abian yang sedang bermain dengan Carel.Carel memiliki dua penasihat militer, Adnan dan Arham, yang siap membantunya bermain catur dengan kakek Abian.Kadang-kadang, Kakek Abian membiarkan Carel lolos.Carel sangat gembira setiap kali dia memenangkan permainan catur. Kakek Abian berpura-pura sedih dan kesel. Sampai membuat Carel senang saat melihatnya.Cakra berterima kasih atas kesabaran kakek Abian terhadap Carel. Karena dia sendiri saja tidak memiliki kesabaran untuk bermain dengannya. Dan ayah mertuanya dan keluarganya semua bermain dengannya. Dia tidak hanya menemukan wanita yang dicintainya, tetapi dia juga bertemu dengan keluarga yang begitu baik dan penuh kasih sayang. Dia merasa sangat beruntung.Permainan catur berakhir, dan Carel menang seperti yang diharapkan.Semua orang bertepuk tangan dan merayakan kemenangannya dalam permainan catur.Carel sangat gembira, tetapi dia tidak terbawa oleh k

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status