Share

Dia Mandul?

Penulis: icher
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-26 14:50:30

“Maura, kamu udah yakin dengan keputusanmu itu, Nak? Mama nggak mau kamu menyesal dan salah mengambil keputusan. Bagaimanapun juga, ini adalah masa depanmu dan kamu akan menjadi istri kedua, Nak ....” Anita berkata dengan suara pelan dan sendu.

Dia sudah mendengar semua cerita dari Maura dan dia merasa tidak berdaya dengan keputusan putrinya itu. Penyakit yang sudah bertahun-tahun menggerogoti tubuhnya itu seakan sudah menjadi beban bagi putrinya. Semua harta peninggalan sang suami sudah habis terkuras untuk biaya pengobatan.

Untuk biaya lanjutan pun, Maura harus berkeja sana sini agar mendapatkan uang yang banyak. Sekarang, dengan nota bane balas budi Wulan menawarkan tawaran yang berat itu kepada Maura. Wulan berjanji akan membiayai pengobatan Anita hingga sembuh, bahkan akan memberikan pengobatan terbaik dengan dokter ahli yang terkenal.

Sebagai seorang anak yang berbakti, mana mungkin Maura melewatkan tawaran emas itu. Baginya, yang terpenting adalah Anita segera sembuh seperti semula. Dia tak peduli lagi tentang masa depannya yang akan menjadi istri kedua itu.

“Pokoknya Mama tenang aja, ya. Aku nggak apa-apa kok walau harus nikah sama anaknya tante Wulan. Mama bisa liat sendiri kan, tante Wulan itu orangnya baik. Anaknya juga ganteng banget, Ma.” Maura berusaha membesarkan hati Anita dengan ucapannya itu.

“Kamu udah pernah ketemu sama dia, Nak?” tanya Anita dengan mengerutkan keningnya heran.

“Udah, dong Ma. Kalau belum pernah, mana aku tau kalau dia ganteng dan tinggi.”

Maura sebenarnya tidak yakin, tapi dia tetap menganggap bahwa pria yang ditabraknya tadi adalah Gani. Jadi, dia sedikit berbohong kepada Anita agar ibunya itu percaya dan tidak lagi khawatir.

“Kamu akan jadi istri kedua, Nak. Apa kamu siap? Istri pertamanya mungkin akan merasa tersisih dan akan berusaha untuk terus memusuhi kamu. Kamu siap dengan itu?” tanya Anita yang jelas merasa takut anaknya akan diintimidasi oleh istri pertama Gani nantinya.

“Mama tau kan siapa anak Mama ini? Aku Maura, Ma! Aku akan hadapi siapapun yang berusaha menggangguku!” ucap Maura penuh rasa percaya diri.

Anita dengan selang infus di tangan kanannya, mengulurkan tangan dan membelai wajah Maura yang kini sudah tampak kusam dan juga terlihat kurus. Tidak ada yang membuat hati seorang ibu sedih selain melihat anaknya yang akan menikah, apalagi menjadi istri kedua seorang pria beristri.

“Jangan sedih, dong Ma. Aku kuat untuk Mama, jadi Mama harus kuat untukku. Aku dan mas Gani ... akan menikah minggu depan. Mama harus sehat dan juga kuat, karena aku mau Mama hadir. Aku nggak mau acara yang besar dan aku nggak mau dipublikasikan di umum. Biarlah orang nggak tau siapa aku, karena aku takut juga akan dibully sebagai pelakor, Ma.”

“Mama akan kuat untuk kamu, Nak. Mama nggak akan menyia-nyiakan pengorbanan dan perjuangan yang udah kamu lakukan untuk Mama selama ini. Terima kasih, Sayang.”

Dua ibu dan anak itu akhirnya tetap saja berpelukan dengan perasaan yang mengharu biru. Mereka meluapkan tangis dengan sepuasnya karena setelah ini mereka tidak lagi boleh bersedih. Maura berjanji bahwa tidak akan pernah menderita meski dia akan jadi istri kedua nantinya.

Setelah berkunjung ke rumah sakit, Maura kembali ke sebuah caffe kecil tempat dia bekerja. Di sana ada Rama yang menunggunya sejak tadi. “Dari mana aja sih kamu, Mau? Aku keteteran nih sendirian!” omel Rama pada Maura, meski tidak terlalu serius.

“Sorry, tadi aku ke rumah sakit lama banget, ya. Aku mau memastikan mama mendapatkan pengobatan terbaik,” jelas Maura dan langsung mengambil pekerjaannya seperti biasa.

“Kamu udah punya biaya untuk pengobatan mama, ya?” tanya Rama menatap Maura lekat.

Maura tidak menjawab pertanyaan Rama, karena dia sungguh tidak tahu harus berkata apa. Dia tidak tahu apakah harus jujur kepada Rama atau tidak tentang keputusannya menikah dengan Gani. Namun, setelah memikirkan lebih lanjut, Maura memilih untuk tetap diam dan tidak membahasnya.

“Aku dapat pinjaman dan bantuan besar dari keluarga papa. Jadi, mama akan segera operasi dua hari lagi. Do’akan semoga operasinya berhasil dan semuanya bisa kembali seperti yang dulu.”

“Aku pasti mendo’akan yang terbaik untuk tante Anita.”

Maura memang sudah bersahabat lama dengan Rama dan mereka sudah lebih seperti kakak adik kandung. Selama ini Rama selalu perhatian kepada Maura dan dia akan selalu membantu gadis itu dalam setiap situasi sulit sebisa dan semampu dirinya.

Hari itu Maura bekerja sangat lelah hingga langit sudah menjadi gelap. Sift Maura hanya sampai jam delapan malam, karena dia bekerja dari jam dua siang hari ini. Maura bergegas berganti pakaian dan ingin pulang ke rumah.

Tante Wulan: Maura Sayang ... Tante udah siapkan semuanya untuk pernikahan kamu seminggu ke depan. Kamu jangan terlalu capek kerja, ya Sayang. Gani akan marah kalau tau kamu masih kerja, jadi sebaiknya kamu berhenti aja kerja mulai besok.

Pesan dari Wulan masuk ke ponsel Maura dan membuat hatinya berdenyut. Maura seprti tidak rela melepaskan pekerjaan ini dan juga tidak tahu akan memberikan alasan apa kepada Rama. Sahabatnya itu pasti akan bertanya banyak hal kepadanya nanti.

Maura: Makasih banyak, Tante. Aku juga udah dapat kabar dari pihak Rumah Sakit, kalau mama akan segera dioperasi di Kuala Lumpur. Makasih banyak atas semua bantuan Tante.

Tante Wulan: Itu semua nggak sebanding dengan yang udah kamu lakukan, Sayang. Tapi, nggak masalah kan kalau kamu tinggalnya serumah sama Sarah juga setelah menikah?

Maura: Maksud Tante, aku sama istri pertama mas Gani akan tinggal satu rumah?

Tante Wulan: Iya, Sayang. Itu adalah keputusan Gani dan jangan takut sama Sarah, sepertinya sekarang Gani juga ilfeel sama dia karena tadi dia udah bilang Gani mandul di depan Tante.

Maura: Hah? Tante serius? Aku jadi makin ngeri kalau gitu, Tante. Apa dia bisa menerima aku di rumahnya nanti, Tan? Gimana kalau aku tetap tinggal di rumah mamaku aja, Tan? Aku ... aku siap kok mengandung anak mas Gani, tapi tetap tinggal di rumah mama aja.

Maura mencoba membujuk Wulan dengan kata-katanya itu, karena terus terang saja dia memang merasa takut jika harus berhadapan dengan Sarah. Dia tahu bahwa istri pertama pasti sangat galak.

Wulan: Jangan, dong Sayang. Apalagi kalau kamu hamil, kamu justru harus tinggal di sana dan dalam pengawasan ketat oleh Tante nantinya. Kamu akan diperlakukan seperti princess saat kamu hamil anak Gani nanti.

Maura membaca pesan itu dengan sedikit merinding, membayangkan jika benar dia mengandung anak Gani setelah mereka resmi menikah nanti. Maura yang masih perawan itu tidak berani membayangkan bagaimana dia akan melewati malam pertamanya nanti.

“Tapi ... apa benar aku bisa hamil anak mas Gani? Mungkin benar kata istrinya, kalau sebenarnya dia mandul. Buktinya ... udah tiga tahun nikah tapi istrinya nggak hamil juga sampai saat ini,” gumam Maura yang langsung merasa merinding.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Muda Mas Gani   Kebenaran Terungkap

    “Apa salahnya kalau aku ngomong seperti itu ke dia, Mas? Biar dia tau posisinya seperti apa dan selama dia pergi, kamu nggak menunggu dia sama sekali.”“Kamu udah berbohong dan membuat aku buruk di mata Maura!”“Mas! Memangnya kamu mau dia berpikir selama dia pergi dengan selingkuhannya itu, kamu nggak bahagia dan nggak bisa move on dari dia? Sementara, dia sama laki-laki itu hidup bahagia sampai punya anak.”Mendengar kalimat demi kalimat yang dilontarkan oleh Sarah, tentu saja Gani merasa bahwa semua itu ada benarnya juga. Gani tidak ingin terlihat sebagai lelaki yang patah hati di hadapan Maura. Sementara dia bahagia dengan lelaki lain di hidupnya.Sarah tahu bahwa dalam hatinya, Gani membenarkan yang baru saja dia katakan. Tidak sulit untuk menebak jalan pikiran Gani saat ini. Hanya saja, Sarah tidak mau terlalu menggebu gebu dan terlihat konyol di depan Gani.Saat ini, yang perlu dia lakukan adalah mengambil kembali kepercayaan Gani dan merusak pikirannya tentang Maura. Sarah har

  • Menjadi Istri Muda Mas Gani   BERBOHONG

    “Mas Gani nggak usah jadi mempertanyakan hal itu. Sekarang yang dibahas adalah tentang mba Sarah dan pil yang waktu itu ada di kamarnya. Aku udah simpan dan aku udah bawa ke rumah sakit untuk diperiksa. Hasilnya ... itu adalah pil KB dosis tinggi.”Maura menjelaskan hal yang sebenarnya dan sudah terpendam sangat lama di hatinya. Kertas hasil pemeriksaan obat itu pun masih tersimpan dengan baik di antara barang-barang berharga Maura.Hal itu karena Maura yakin suatu saat nanti dia akan membutuhkan kertas dari dokter yang sudah diterimanya dua tahun silam itu.“Jangan percaya sama ucapan dia, Mas. Bisa aja dia bohong sama kamu, Mas. Kita nggak tau obat apa yang dia ambil dari kamar aku dan obat apa pula yang dia bawa ke rumah sakit untuk diperiksa. Orang kalau udah memang niatnya buruk, sampai kapan pun akan tetap buruk, Mas.” Sarah dengan cepat menjabarkan hal itu seperti sedang mencari pembelaan diri dengan menydutkan Maura.Maura menyunggingkan senyuman sinisnya pada Sarah. “Kalau Mb

  • Menjadi Istri Muda Mas Gani   Bukan Seleraku!

    Aku sangat bisa, Mas. Aku masih menyimpan hasil laporan tentang obat itu. Aku masuk ke kamar saat itu dan kamu tau juga kan, Mas? Kamu yang suruh aku tutup pintu kamar kamu dan mba Sarah? Itu waktu mama masuk rumah sakit dan kalian berdua menemani mama di sana. Aku sendirian di rumah dan kita berbalas pesan.”Memori ingatan Gani kembali mengilas masa lalu yang memang masih terpatri dalam otaknya. Dia ingat saat itu di mana Maura terpaksa pulang ke rumah dan sendirian di rumah. Hal itu dia lakukan agar Sarah tidak terus-terusan menyakiti hati Maura.“Ya. Aku sangat ingat dan masih terekam jelas dalam otakku,” jawab Gani singkat.“Kamu pasti juga masih ingat waktu kamu suruh aku mengambil dua butir obat yang berserakan di atas kasur kamu dan mba Sarah?” tanya Maura sekali lagi.Gani semakin teringat dengan hari itu dan dia memang meminta Maura untuk mengambil dua butir obat itu. Maura mengadukan padanya bahwa di kamar itu berserakan banyak sekali obat yang tidak tahu obat apa.Sebagai

  • Menjadi Istri Muda Mas Gani   Rahasia PIL KB Sarah

    “Apa maksud kamu, Mau?” tanya Gani yang kini mengguncang bahu Maura.Hal itu tentu saja membuat Melody menjadi terkejut dan takut. Bayi perempuan yang lucu itu langsung menangis sambil memeluk erat tubuh Maura. Maura tidak tega mendengar buah hatinya menangis ketakutan seperti itu.“Apa yang kamu lakukan, Mas? Kamu membuat Melody menjadi takut!” ucap Maura dan menepis tangan Gani dengan kasar.“Sayang ... nggak apa-apa, Sayang. Mami di sini, Nak. Nggak usah takut lagi, ya.” Maura berusaha menenangkan Melody dan hal itu membuat Gani tercengang.Jiwa keibuan jelas terlihat dari raut wajah Maura dan Sarah juga sedikit terkesip. Dia bahkan tidak pernah berkata selembut dan semanis itu kepada Kesya. Walaupuan Kesya terlahir dari rahimnya, akan tetapi dia sama sekali tidak pernah menyayangi Kesya seperti yang baru saja ditampilkan Maura kepada putrinya – Melody.Tangisan itu mereda dan Maura merasa lega secara bersamaan. Namun, sorot matanya jelas menatap ke arah Gani dengan tajam. Dia tida

  • Menjadi Istri Muda Mas Gani   Siapapun Aku Lawan!

    “Jo-Jonathan? Siapa yang kamu maksud, Mas? Aku nggak tau sama sekali!” ucap Sarah gugup dan panik ketika nama Jonathan disebut oleh Gani.“Jangan bersandiwara lagi di depanku, Sarah. Aku bukan laki-laki bodoh yang bisa kamu tipu dan kamu bodohi terus,” ungkap Gani yang berusaha menahan amarahnya karena mengingat ini adalah rumah sakit dan tidak boleh ada kebisingan di sini.“Mas! Jangan bicara sembarangan kalau nggak ada bukti. Apa kamu pernah liat aku dekat sama pria lain selama ini, Mas? Kamu tau dengan jelas siapa-siapa aja teman aku kan?”“Aku nggak pernah tau siapa aja yang kamu simpan dan bohongi dari aku.”“Siapa yang udah mencuci otak kamu, Mas? Sepertinya ... semenjak kedatangan Maura dalam rumah tangga kita, kamu terlalu banyak berubah.”“Jangan sebut lagi nama wanita itu di sini. Dia nggak ada hubungannya sama sekali dengan yang aku bicarakan saat ini dengan kamu, Sarah!”“Tapi, memang dia yang membuat kamu berubah, Mas. Kamu jadi nggak percaya sama aku dan cinta kamu ke ak

  • Menjadi Istri Muda Mas Gani   Ingin Melakukan Test DNA

    Gani tidak bisa tenang dengan ucapan yang dilontarkan oleh Wulan tadi. Belum sempat wanita itu menjawab pertanyaan Gani, kondisinya kembali drop dan tak sadarkan diri hingga saat ini. Sedangkan Gani masih saja penasaran dengan kata-kata yang tadi dikatakan oleh Wulan kepadanya.“Kenapa tadi mama ngomong gitu? Apa mungkin memang, anak itu adalah anakku?” tanya Gani di dalam hatinya sambil terus duduk dan menunggu dokter selesai memeriksa Wulan di dalam ruangan.“Nggak. Itu nggak mungkin terjadi dan sepertinya memang nggak mungkin benar. dia udah pergi saat itu dan aku tau dia nggak hamil saat pergi. Usia anak itu memang pas seperti dia yang waktu itu baru menikah sama aku. Jadi, ada kemungkinan dia hamil sebelum menikah sama aku kan?” tanya Gani lagi seorang diri dan seperti sedang berbicara pada lantai keramik rumah sakit.“Tapi ... anak itu punya beberapa kesamaan sama aku. Dari mata dan hidungnya, itu mirip aku. Bibirnya mirip sama Maura, dan senyumannya sama persis dengan Maura. ba

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status