Share

Sah Menikah.

Author: icher
last update Last Updated: 2024-04-26 15:09:08

Lima hari sudah berlalu dan saat ini Maura berada di salah satu kamar pasien. Anita baru saja pulang dari Kuala Lumpur setelah menjalani operasi kangker rahim stadium akhir. Maura menunggu ibunya terbangun dan saat ini dia ditemani oleh Wulan.

Mereka sudah menunggu selama satu jam sampai akhirnya ada pergerakan dari anggota tubuh Anita yang terbaring di ranjang pasien. Maura yang merasa senang, langsung saja mengambil tangan Anita dan air mata mengalir begitu saja tanpa bisa dia tahan.

“Mama ... aku di sini, Ma. Mama udah bangun kan, Ma? Mama bisa dengar suara aku? Mama bisa liat aku di sini? Mama ingat siapa aku kan?” tanya Maura bertubi-tubi saat melihat mata Anita terbuka perlahan-lahan dengan kedipan yang tak berhenti hingga kelopaknya terbuka total.

“Sayang ... pelan-pelan dulu, ya. Nanti mama kamu jadi bingung,” ucap Wulan berusaha menenangkan Maura dengan menggenggam pundaknya dan memberikan kekuatan.

“Mama aku bangun, Tan.”

“Iya. Alhamdulillah, semuanya berjalan lancar seperti yang kita harapkan. Dokter udah jelaskan kalau mama kamu udah melewati masa-masa kritisnya.”

“Iya, Tante. Makasih atas bantuan Tante selama ini. Aku nggak akan bisa membalas kebaikan Tante.”

“Jangan bicara seperti itu, Maura Sayang. Sebentar lagi, kamu akan jadi menantu Tante. Jadi, mulai sekarang belajar panggil Mama, ya.”

“Mama?” tanya Maura kepada Wulan dengan tak percaya.

“Mau ... ra ...,” panggil Anita dengan terbata-bata dan suaranya terdengar sangat serak.

Maura tidak lagi fokus pada ucapan Wulan dan langsung memandang ke arah ibunya. Matanya masih saja mengalirkan air bening yang terasa hangat. Mereka bertiga berbincang ringan dan sempat membahas masalah pernikahan Maura dengan Gani yang akan berlangsung lusa.

Maura dan Wulan keluar dari ruang rawat inap setelah Anita kembali tertidur. Wulan membawa Maura ke sebuah butik terkenal untuk mencoba gaun pengantinnya. Pernikahan sudah tinggal dua hari lagi dan selama ini Maura selalu menolak untuk mencoba gaun pernikahan dan ingin memakai kebaya biasa saja. Namun, kali ini Maura tidak bisa lagi menolak tawaran dari Wulan itu.

“Kamu cantik banget, Sayang. Kamu cocok banget pakai gaun yang ini,” ungkap Wulan dengan suara yang histeris saat melihat Maura keluar dari ruang ganti.

“Benar kan, Ga?” tanya Wulan lagi yang langsung menarik perhatian Maura.

Maura keluar dari kamar ganti dengan wajah tertunduk karena harus merapikan sedikit hiasan di bagian dada gaun pengantinnya itu. Jadi, dia sama sekali tidak menyadari ada orang lain selain Wulan yang sedang menunggunya. Selain itu, tadinya dia hanya datang berdua dengan Wulan saja ke tempat ini.

“Cantik.” Gani berkata dengan suara halus tapi cukup didengar sampai ke tempat Maura berdiri.

“A-apa ... ini Mas Gani, Tante?” tanya Maura gugup dan juga sedikit malu diperhatikan oleh Gani.

“Oh iya. Maaf, Sayang. Tadi Tante sengaja telpon Gani karena kan dia juga harus cobain jas nikahnya dia. Dia baru aja datang kok, Mau. Kalian kenalan dulu, ya!” Wulan menjawab dengan cepat dengan penjelasan yang dirasa sangat perlu agar semua rencananya itu tidak terlalu kelihatan di depan Gani dan Maura. Tentu saja Wulan sengaja mempertemukan keduanya di tempat ini untuk saling mengenal satu sama yang lainnya, sebelum pernikahan dilangsungkan.

“Kamu ... sepertinya kita pernah ketemu!” seru Gani seraya mengarahkan jari telunjuknya pada Maura.

Dia seperti sedang berusaha mengingat sesuatu, karena jelas saja saat ini keningnya tampak berkerut. Mungkin, dia sedikit lupa kejadian saat Maura menabraknya saat itu. Maura yang kini berdiri di depannya sudah layaknya seorang pengantin dengan riasan di wajah dan tatanan rambut yang sempurna.

“Ma-maaf, Pak. Waktu itu saya nggak sengaja nabrak Bapak,” ucap Maura langsung saja.

“Oh ya. Kamu yang nabrak saya di loby beberapa hari yang lalu!” seru Gani lagi dan mengabaikan perminta maafan dari Maura.

“Sayang ... Mama bilang apa! Kamu pasti ketemu sama Maura waktu itu. Di make up atau nggak di make up, Maura cantik kan, Ga?” tanya Wulan masih dengan suasana hati senangnya itu.

Gani hanya diam saja dan terus menatap wajah Maura yang tampak gugup dan takut memandangnya. Gani merasa lucu di dalam hatinya saat melihat reaksi Maura saat ini. Tanpa sengaja, Gani tersenyum tipis dan itu terpantau oleh Wulan.

“Gani senyum melihat Maura! Itu artinya ... dia tertarik sama pilihanku!” ucap Wulan dalam hatinya.

“Jangan panggil aku, Pak. Sebentar lagi, aku akan jadi suami kamu. Bukannya, kamu biasa memanggilku dengan sebutan mas saat sedang berbincang dengan mama?” tanya Gani saat hanya ada mereka berdua di dalam ruang ganti.

“I-iya, Pak. Ma-maksud aku, Mas.” Maura masih belum terbiasa dan saat ini, Wulan sudah meninggalkannya di sini dengan Gani berdua saja.

“Sampai bertemu dua hari lagi,” ucap Gani tanpa basa-basi dan justru ikut meninggalkan Maura di dalam ruangan itu sendirian.

Maura tertegun dan tak percaya bahwa Gani akan pergi begitu saja, tanpa mengatakan atau mungkin membahas tentang pernikahan mereka yang hanya tinggal dua hari lagi itu. Maura menelan ludah dengan susah payah dan segera pergi dari tempat itu setelah menyelesaikan semuanya.

Dua hari yang dinanti, ternyata tidak terlalu lama tiba. Maura yang duduk di samping lelaki bertubuh tinggi dan tegap itu merasa gugup. Aroma wangi yang dikeluarkan oleh tubuh Gani, mampu membuatnya terlena dan mabuk kepayang. Namun, Maura menyadari bahwa dia tidak boleh terbawa suasana dan perasaan dengan pernikahan ini.

“Bagaimana para saksi? Apakah sudah sah?” tanya pak penghulu saat Maura baru saja tersadar dari lamunannya. Ternyata, ijab dan Qabul itu sudah selesai dilaksanakan.

“Sah.”

“Alhamdulillah, Sah.”

“Sah ...”

Silih berganti para saksi dan tamu undangan bersorak sah. Tiba-tiba saja tubuh Maura merasa tegang dan kaku, membayangkan bahwa saat ini dirinya sudah sah menjadi istri kedua Gani.

“Bismillah. Inilah jalan hidup yang sudah aku pilih. Aku nggak akan menyesalinya dan aku nggak akan pernah menyalahkan siapapun dalam keadaan ini. Apapun yang akan terjadi di kemudian hari, aku akan menanggung dan menghadapinya seorang diri.” Hati Maura berkata dengan penuh tekat.

Anita dan Wulan saling berpelukan dengan haru saat akhirnya anak-anak mereka sah menikah. Hanya Sarah yang tidak terlihat di dalam ruangan itu dan tentu saja dia memang sengaja tidak mau hadir di pernikahan kedua suaminya. Sarah masih di Tokyo bersama teman-temannya untuk bersenang-senang.

“Gani ... cium kening istrimu, Nak!” titah Wulan saat melihat Gani hanya terdiam membatu di samping Maura, begitu pun dengan Maura.

“Haruskah, Ma?” tanya Gani setengah berbisik dan dapat didengar oleh Maura.

“Dia sangat mencintai dan menghargai istrinya, walau wanita itu tidak ada di sini hari ini. Aku harus lebih sadar diri dan sadar di mana posisiku. Aku nggak akan bisa sejajar dengan wanita itu di hati mas Gani,” batin Maura berkata dengan berkecil hati ketika mendengar pertanyaan Gani pada Wulan tadi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Jois Tambunan
saya mau beli flm bentuk buku? apa judulnya?
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menjadi Istri Muda Mas Gani   Kebenaran Terungkap

    “Apa salahnya kalau aku ngomong seperti itu ke dia, Mas? Biar dia tau posisinya seperti apa dan selama dia pergi, kamu nggak menunggu dia sama sekali.”“Kamu udah berbohong dan membuat aku buruk di mata Maura!”“Mas! Memangnya kamu mau dia berpikir selama dia pergi dengan selingkuhannya itu, kamu nggak bahagia dan nggak bisa move on dari dia? Sementara, dia sama laki-laki itu hidup bahagia sampai punya anak.”Mendengar kalimat demi kalimat yang dilontarkan oleh Sarah, tentu saja Gani merasa bahwa semua itu ada benarnya juga. Gani tidak ingin terlihat sebagai lelaki yang patah hati di hadapan Maura. Sementara dia bahagia dengan lelaki lain di hidupnya.Sarah tahu bahwa dalam hatinya, Gani membenarkan yang baru saja dia katakan. Tidak sulit untuk menebak jalan pikiran Gani saat ini. Hanya saja, Sarah tidak mau terlalu menggebu gebu dan terlihat konyol di depan Gani.Saat ini, yang perlu dia lakukan adalah mengambil kembali kepercayaan Gani dan merusak pikirannya tentang Maura. Sarah har

  • Menjadi Istri Muda Mas Gani   BERBOHONG

    “Mas Gani nggak usah jadi mempertanyakan hal itu. Sekarang yang dibahas adalah tentang mba Sarah dan pil yang waktu itu ada di kamarnya. Aku udah simpan dan aku udah bawa ke rumah sakit untuk diperiksa. Hasilnya ... itu adalah pil KB dosis tinggi.”Maura menjelaskan hal yang sebenarnya dan sudah terpendam sangat lama di hatinya. Kertas hasil pemeriksaan obat itu pun masih tersimpan dengan baik di antara barang-barang berharga Maura.Hal itu karena Maura yakin suatu saat nanti dia akan membutuhkan kertas dari dokter yang sudah diterimanya dua tahun silam itu.“Jangan percaya sama ucapan dia, Mas. Bisa aja dia bohong sama kamu, Mas. Kita nggak tau obat apa yang dia ambil dari kamar aku dan obat apa pula yang dia bawa ke rumah sakit untuk diperiksa. Orang kalau udah memang niatnya buruk, sampai kapan pun akan tetap buruk, Mas.” Sarah dengan cepat menjabarkan hal itu seperti sedang mencari pembelaan diri dengan menydutkan Maura.Maura menyunggingkan senyuman sinisnya pada Sarah. “Kalau Mb

  • Menjadi Istri Muda Mas Gani   Bukan Seleraku!

    Aku sangat bisa, Mas. Aku masih menyimpan hasil laporan tentang obat itu. Aku masuk ke kamar saat itu dan kamu tau juga kan, Mas? Kamu yang suruh aku tutup pintu kamar kamu dan mba Sarah? Itu waktu mama masuk rumah sakit dan kalian berdua menemani mama di sana. Aku sendirian di rumah dan kita berbalas pesan.”Memori ingatan Gani kembali mengilas masa lalu yang memang masih terpatri dalam otaknya. Dia ingat saat itu di mana Maura terpaksa pulang ke rumah dan sendirian di rumah. Hal itu dia lakukan agar Sarah tidak terus-terusan menyakiti hati Maura.“Ya. Aku sangat ingat dan masih terekam jelas dalam otakku,” jawab Gani singkat.“Kamu pasti juga masih ingat waktu kamu suruh aku mengambil dua butir obat yang berserakan di atas kasur kamu dan mba Sarah?” tanya Maura sekali lagi.Gani semakin teringat dengan hari itu dan dia memang meminta Maura untuk mengambil dua butir obat itu. Maura mengadukan padanya bahwa di kamar itu berserakan banyak sekali obat yang tidak tahu obat apa.Sebagai

  • Menjadi Istri Muda Mas Gani   Rahasia PIL KB Sarah

    “Apa maksud kamu, Mau?” tanya Gani yang kini mengguncang bahu Maura.Hal itu tentu saja membuat Melody menjadi terkejut dan takut. Bayi perempuan yang lucu itu langsung menangis sambil memeluk erat tubuh Maura. Maura tidak tega mendengar buah hatinya menangis ketakutan seperti itu.“Apa yang kamu lakukan, Mas? Kamu membuat Melody menjadi takut!” ucap Maura dan menepis tangan Gani dengan kasar.“Sayang ... nggak apa-apa, Sayang. Mami di sini, Nak. Nggak usah takut lagi, ya.” Maura berusaha menenangkan Melody dan hal itu membuat Gani tercengang.Jiwa keibuan jelas terlihat dari raut wajah Maura dan Sarah juga sedikit terkesip. Dia bahkan tidak pernah berkata selembut dan semanis itu kepada Kesya. Walaupuan Kesya terlahir dari rahimnya, akan tetapi dia sama sekali tidak pernah menyayangi Kesya seperti yang baru saja ditampilkan Maura kepada putrinya – Melody.Tangisan itu mereda dan Maura merasa lega secara bersamaan. Namun, sorot matanya jelas menatap ke arah Gani dengan tajam. Dia tida

  • Menjadi Istri Muda Mas Gani   Siapapun Aku Lawan!

    “Jo-Jonathan? Siapa yang kamu maksud, Mas? Aku nggak tau sama sekali!” ucap Sarah gugup dan panik ketika nama Jonathan disebut oleh Gani.“Jangan bersandiwara lagi di depanku, Sarah. Aku bukan laki-laki bodoh yang bisa kamu tipu dan kamu bodohi terus,” ungkap Gani yang berusaha menahan amarahnya karena mengingat ini adalah rumah sakit dan tidak boleh ada kebisingan di sini.“Mas! Jangan bicara sembarangan kalau nggak ada bukti. Apa kamu pernah liat aku dekat sama pria lain selama ini, Mas? Kamu tau dengan jelas siapa-siapa aja teman aku kan?”“Aku nggak pernah tau siapa aja yang kamu simpan dan bohongi dari aku.”“Siapa yang udah mencuci otak kamu, Mas? Sepertinya ... semenjak kedatangan Maura dalam rumah tangga kita, kamu terlalu banyak berubah.”“Jangan sebut lagi nama wanita itu di sini. Dia nggak ada hubungannya sama sekali dengan yang aku bicarakan saat ini dengan kamu, Sarah!”“Tapi, memang dia yang membuat kamu berubah, Mas. Kamu jadi nggak percaya sama aku dan cinta kamu ke ak

  • Menjadi Istri Muda Mas Gani   Ingin Melakukan Test DNA

    Gani tidak bisa tenang dengan ucapan yang dilontarkan oleh Wulan tadi. Belum sempat wanita itu menjawab pertanyaan Gani, kondisinya kembali drop dan tak sadarkan diri hingga saat ini. Sedangkan Gani masih saja penasaran dengan kata-kata yang tadi dikatakan oleh Wulan kepadanya.“Kenapa tadi mama ngomong gitu? Apa mungkin memang, anak itu adalah anakku?” tanya Gani di dalam hatinya sambil terus duduk dan menunggu dokter selesai memeriksa Wulan di dalam ruangan.“Nggak. Itu nggak mungkin terjadi dan sepertinya memang nggak mungkin benar. dia udah pergi saat itu dan aku tau dia nggak hamil saat pergi. Usia anak itu memang pas seperti dia yang waktu itu baru menikah sama aku. Jadi, ada kemungkinan dia hamil sebelum menikah sama aku kan?” tanya Gani lagi seorang diri dan seperti sedang berbicara pada lantai keramik rumah sakit.“Tapi ... anak itu punya beberapa kesamaan sama aku. Dari mata dan hidungnya, itu mirip aku. Bibirnya mirip sama Maura, dan senyumannya sama persis dengan Maura. ba

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status