Share

BAB 48

Penulis: Sifa Syafii
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-16 20:41:57

Ayana menatap wajah Kenzo dengan mata berkaca-kaca dan bibir bergetar menahan tangis. Kemudian ia keluar dari kamar mandi dan melewati Kenzo yang berdiri di sana. Ia membuka almari untuk mengambil pakaian ganti.

Kenzo mengekor dan berdiri di samping Ayana. “Apa kamu kencan dengan Arif?” tuduhnya. Pertanyaan Kenzo penuh dengan intimidasi. Ia menuduh bukan tanpa alasan. Mengingat tadi siang Ayana menyatakan cinta pada Arif meskipun atas perintah Arif. Bisa saja mereka jadian beneran. Padahal ia tidak mendengarkan kelanjutan dari percakapan mereka.

Ayana menoleh dan menatap tajam ke arah Kenzo. Kemudian ia berkata dengan suara bergetar, “Aku baru pulang. Aku capek. Kenapa kamu memarahiku, Mas? Aku baru pulang mengerjakan tugas ospek di kosan teman. Kamu malah menuduh aku kencan dengan ketua BEM! Istrinya baru pulang bukannya disambut kek, dimanja kek. Ini malah diomeli!”

Ayana berkata dengan butiran air mata meluruh dari pelupuk matanya. Air matanya sudah tidak terbendung lagi. Raga dan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Pak Dosen   BAB 49-50

    BAB 49“Nggak usah, Mas. Tadi sudah beli sama teman-teman,” jawab Ayana sambil mulai mencubit sedikit ayam yang ada di hadapannya.Kenzo mengernyitkan keningnya.“Dapat uang dari mana kamu membeli semuanya? Aku kan belum kasih kamu uang, Ay?” tanya Kenzo. Ia menatap Ayana dengan heran. Ia tahu Ayana tidak memiliki rekening bank, apalagi kartu ATM. Kalau pun ayahnya mengirim uang, pasti melalui rekening miliknya.“Pinjam teman,” jawab Ayana singkat. Ia akan berusaha sebisa mungkin agar tidak merepotkan Kenzo lagi.“Berapa? Besok segera diganti. Jangan kebiasaan menyepelekan hutang,” balas Kenzo seraya mengambil dompetnya yang ada di atas meja. Ia belum menyimpan dompetnya usai membeli nasi ayam geprek tadi.“Seratus ribu!” jawab Ayana. Terpaksa ia meminta uang pada Kenzo lagi. Mau tidak mau, ia tidak boleh merepotkan teman-temannya.Kenzo pun mengeluarkan uang lima puluh ribuan sebanyak tiga lembar. Kemudian ia menaruhnya di atas meja.Ayana mengambil uang itu dengan pelan-pelan lalu m

  • Menjadi Istri Pak Dosen   BAB 48

    Ayana menatap wajah Kenzo dengan mata berkaca-kaca dan bibir bergetar menahan tangis. Kemudian ia keluar dari kamar mandi dan melewati Kenzo yang berdiri di sana. Ia membuka almari untuk mengambil pakaian ganti.Kenzo mengekor dan berdiri di samping Ayana. “Apa kamu kencan dengan Arif?” tuduhnya. Pertanyaan Kenzo penuh dengan intimidasi. Ia menuduh bukan tanpa alasan. Mengingat tadi siang Ayana menyatakan cinta pada Arif meskipun atas perintah Arif. Bisa saja mereka jadian beneran. Padahal ia tidak mendengarkan kelanjutan dari percakapan mereka.Ayana menoleh dan menatap tajam ke arah Kenzo. Kemudian ia berkata dengan suara bergetar, “Aku baru pulang. Aku capek. Kenapa kamu memarahiku, Mas? Aku baru pulang mengerjakan tugas ospek di kosan teman. Kamu malah menuduh aku kencan dengan ketua BEM! Istrinya baru pulang bukannya disambut kek, dimanja kek. Ini malah diomeli!”Ayana berkata dengan butiran air mata meluruh dari pelupuk matanya. Air matanya sudah tidak terbendung lagi. Raga dan

  • Menjadi Istri Pak Dosen   BAB 47

    Satu jam kemudianKenzo baru saja kembali dari membeli dua bungkus ayam geprek. Ia berharap saat ini Ayana sudah sampai di rumah. Namun, ketika masuk ke dalam rumah, ia tidak melihat dan mendengar tanda-tanda Ayana sudah pulang.“Ke mana dia?” gumam Kenzo. Ia pun semakin khawatir. Dengan segera ia menghubungi ponsel Ayana. Namun, sayangnya ponsel Ayana tidak bisa dihubungi alias tidak aktif.Kenzo pun duduk di meja makan sambil menatap bungkusan ayam geprek di atas meja. Ia sedang berpikir di mana Ayana sekarang. Tiba-tiba terdengar bunyi ponselnya berdering. Dengan segera ia merogoh saku celananya untuk menerima panggilan telepon itu. Ia mengira itu telepon dari Ayana. Namun, ketika ia melihat layar ponselnya, matanya pun membelalak lantaran tertera nama Pak Cahyo. Dada Kenzo pun mendadak berdebar-debar.“As-assalamu ‘alaikum, Pak,” ucap Kenzo terbata-bata lantaran gugup ketika sudah menggeser tombol hijau pada layar ponselnya dan menempelkan benda pipih itu pada telinganya.“Wa ’ala

  • Menjadi Istri Pak Dosen   BAB 45-46

    BAB 45Kemudian dengan segera Ayana naik ke atas tempat tidur dengan membawa ponselnya. Ia menyetel alarm pada ponselnya pukul tiga pagi.“Maaf ya, Mas. Nanti aku ganti kalau udah punya uang,” ucap Ayana di samping pipi Kenzo. Kemudian ia mengecup pipi itu dan tidur dengan memeluk tubuh Kenzo. Entah kenapa ia selalu merasa nyaman saat berpelukan dengan Kenzo.Ayana mengira ia bisa merasa nyaman seperti itu karena sudah menganggap Kenzo seperti kakaknya sendiri. Padahal jelas-jelas ia tidak ada hubungan darah dengan Kenzo. Ia lupa kalau sudah terikat tali pernikahan dengan Kenzo. Berbuat lebih dari pelukan pun akan terasa lebih dari sangat nyaman. Bahkan akan membuatnya merasa ketagihan. *Pukul tiga pagi alarm pada ponsel Ayana berbunyi. Kenzo pun terbangun dan segera membuka matanya. Sedangkan Ayana menggerakkan tangannya dengan sembarangan untuk mencari ponselnya tanpa mau membuka mata.Kenzo melihat Ayana yang mematikan alarm pada ponselnya lalu bersiap untuk tidur kembali.“Ay, b

  • Menjadi Istri Pak Dosen   BAB 44

    Usai makan, Kenzo mengantar Ayana ke supermarket dua puluh empat jam dan terlengkap di kota Malang.Ayana turun dari motor lalu berdiri di samping Kenzo dan mendongakkan kepalanya.Kenzo paham maksud Ayana. Ia pun membantu melepas pengait helm Ayana. Istrinya ini benar-benar sangat manja.“Belanja sendiri, ya. Aku tunggu di sini,” ucap Kenzo seraya mengeluarkan dompet dari saku jaketnya hendak mengambil uang untuk Ayana belanja.“Nggak mau. Anterin, Mas …,” rengek Ayana sembari menarik lengan jaket Kenzo dengan bibir cemberut.Kenzo pun terpaksa menuruti Ayana. Ia melepas helmnya lalu masuk ke supermarket bersama Ayana.Kenzo mendorong troli dan Ayana mengambil barang-barang yang perlu dibawa OSPEK besok. Namun, Ayana tidak hanya membeli barang untuk OSPEK saja. Ia mengambil camilan, sandal lucu, pembalut, baju tidur bergambar lucu, dan banyak barang yang lainnya. Melihat barang-barang yang bagus, Ayana pun akhirnya kalap.“Ay, ini semua untuk OSPEK?” tanya Kenzo saat sudah di depan m

  • Menjadi Istri Pak Dosen   BAB 43

    Kenzo terkejut bukan main dengan prilaku Ayana yang tiba-tiba duduk di atas pahanya dan melingkarkan kedua tangan di lehernya.“Ayo, antar aku belanja ya, Suamiku,” ucap Ayana di depan wajah Kenzo yang berjarak hanya lima senti dari wajahnya.Tubuh Kenzo pun menegang. Kelopak matanya melebar. Ia terkejut sekaligus tidak percaya dengan sikap Ayana yang semakin berani menggodanya. Jakunnya bergerak naik turun.Belum sempat Kenzo menyambung napasnya, tiba-tiba Ayana memegang kedua pipinya dan memasang wajah melas di depan wajahnya.Kenzo pun dibuat hampir sesak napas dengan sikap Ayana. Ia merasakan jantungnya berdebar-debar hebat. Andai Ayana mau menerimanya sebagai suami yang sesungguhnya, sudah dilumatnya bibir Ayana yang ada di hadapannya kini.“Aku bakal kasih imbalan, kalau kamu mau antar aku, Mas. Aku janji,” ucap Ayana tiba-tiba seraya mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya. Ia sangat kepepet malam ini. Ia harus segera belanja sebelum toko-toko pada tutup. Ia tidak mau besok

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status