"Ooohhhh... Ssyyyyiiiiiit." Teriak Filia. "Kenapa?" Tanya Elliot yang juga terkejut. "Apa kamu tidak bisa mengucapkan salam atau apa?" Tanya Filia yang langsung berjalan keluar kamar dan bergumam dengan kesal. "Dia harusnya tau, bagiku ponselku adalah segalanya." Gumam Filia. Filia langsung turun mencari ponselnya yang terjatuh dari balkon. Dia mencari di antara tanaman di pinggir jalan setapak di sekitar kamar. "Elliot, lihat ke bawah. Apa kamu bisa melihat ponselku dari situ. Elliot mendengar suara Filia dari bawah balkon, menggerakkan kursi rodanya menuju balkon. Dan berusaha melihat ke bawah ke arah Filia. " Aku gak bisa lihat apa-apa." Balas Elliot. "Atau apa kamu lupa, kalau akau tak bisa berdiri dan melihat ke bawah dengan leluasa." Lanjut Elliot menyidir Filia. "Dasar, om om tua. Bilang saja tidak bisa, tak perlu menyinggung kakimu yang tak berfungsi itu." Gumam Filia jengkel. "Kamu pikir, gara-gara siapa dia tidak bisa berjalan." Suara Vanesa membuat Filia terkejut
"Karena itu, ceritakan yang terjadi antara kamu dan mamaku."ucap Elliot. Filia menghela nafasnya kesal. " Aku Sebenarnya tidak ingin menceritakan apapun padamu. Aku tau, kamu mungkin menganggap mama mu sebagai wanita yang sangat sempurna. Dan mungkin dia memang seperti itu. Tapi, dia tak perlu menghinaku, hanya karena aku menikahi putranya. Lagipula aku sudah menolak pernikahan ini. Tapi, kenapa dia memandangku begitu rendah?" Ucap Filia panjang lebar. "Meskipun aku tau, aku hanyalah gadis rendahan seperti yang mamamu katakan." Gumam Filia pelan, tapi cukup keras untuk didengar Elliot. "Filia, aku tau jika aku mengatakan ini. Kamu akan menganggap aku membela mamaku.""Kalau begitu jangan katakan apapun." Ucap Filia menutup telinganya dan pergi meninggalkan kamarnya. Filia berjalan mengelilingi kediaman Valentino. Semua orang menunduk melihatnya, takut berpapasan dengan Filia. Karena beritanya yang menampar Nyonya besar Valentino sudah tersebar. Setelah beberapa jam, dia pun kem
"Bagaimana bisa aku hamil, kalau aku punya penyakit Ghenophobia? " Teriak Filia.Elliot mengerutkan dahinya. "Ghen apa?" Tanya Elliot tak mengerti penyakit Filia. "Lupakan. Tapi jika benar aku mengandung anak laki-laki lain. Tidak ada urusannya denganmu. Dan juga Kamu gak perlu khawatir. Aku akan merawatnya sendiri. Lagipula, bukankah kamu akan kembali pada Alisa, jadi apapun yang terjadi denganku bukan urusanmu." Ucap Filia meninggalkan kamar itu lagi. "Aaahhh... Aku merasa sangat bosan. Sampai masa bulan madu selesai aku tidak di izinkan keluar. Sementara yang lain sedang sibuk." Gumam Filia sambil berjalan tak tentu arah. Sampai dia berhenti di sebuah bangunan khusus tempat tinggal para pelayan. Ketika dia melihat Rendy, dengan cepat berbalik dan meninggalkan bangunan itu. "Filia.!!!! " Suara Rendy memanggilnya, dia berusaha berjalan santai seolah tak mendengar. Tapi, tiba-tiba Rendy sudah di dekatnya dan menarik lengan Filia. Dengan refleks Filia menarik lengannya dan ber
"Kak, aku mohon tenang dulu." Ucap Lucas menangkan William. "Tenang?? Apa kamu ingat, bagaimana kamu marah karena cucuku mengakibatkan Anakmu terluka?" Tanya William. "Tapi, cucumu tidak dilukai oleh putraku. Dia melukai dirinya sendiri." Imbuh Vanesa. "Sayang, lebih baik kamu menunggu di luar." Ucap Lucas menyuruh pengawal membawa istrinya. "Aku juga tak ingin berlama-lama di kamar ini." Ucap Vanesa dan berjalan keluar tanpa paksaan. "Aku sudah mengingatkan mu sejak awal. Cucuku tidak seperti wanita lain. Dia masih rapuh." Ucap William lalu menatap Lucas dan Elliot bergantian. "Aku dengar, ayahku memang berjanji melindungi Filia. Tapi, aku adalah suaminya. Secara tak langsung, aku adalah orang yang akan melindungi Filia sekarang." Ucap Elliot lalu menggerakkan kursi rodanya dan mendekat pada Filia. "Tapi, tak ada satupun dari kalian. Menjelaskan padaku tentang gadis ini." Lanjut Elliot. "Aku, memang tidak berharap banyak padamu. Karena aku tau. Akhirnya kamu akan memilih kekas
Setelah keluar dari ruangan dokter, Elliot kembali ke ruang rawat Filia. Di ruangan itu, dia melihat Filia yang sudah sadar dan duduk tertawa mengobrol bersama sahabat-sahabatnya. Mereka berempat, melihat ke arah pintu bersamaan melihat Elliot. "Apa aku mengganggu?" Tanya Elliot. "Ya.. " Jawab Chloe dan Zoe"Tidak.." Ucap Shinta dan FiliaSecara bersamaan. "Kalian kenapa sih? Tuan Elliot itu suaminya Filia." Ucap Shinta membela Elliot. "Apa kamu baik-baik saja?" Tanya Elliot menatap Filia. Filia hanya mengangguk menjawabnya. Lalu dia menatap peegelangan tangannya. "Tapi, aku selalu heran. Disaat aku merasa ingin mati, kematian serasa menjauh, di saat aku ingin hidup rasanya kematian begitu dekat." Ucap Filia mengangkat pergelangan tangannya. "Fil..." Panggil Zoe lirih. "Aku tau, kita masih punya banyak urusan yang belum selesai." Ucap Filia tersenyum cerah. Memang, karena bukan pertama kali Filia melakukan hal ini. Tapi, sebenarnya dia sudah mencoba bertahan sekuat tenagany
"Biar aku saja yang melakukannya." Ucap Chloe yang kesal lalu mengikat rambut Filia. Setelah itu, dia menyikut lengan Filia kesal. Filia mengertukan dahinya. Chloe memutar bola matanya. Diatau, kalau Filia senang dengan kehadiran Elliot. Dia bahkan tak merasa risih Elliot menyentuhnya. "Kalau begitu, aku akan pulang ke rumah. Karena di sini sudah ada teman-temanmu." Ucap Elliot dan bersiap pergi. "Tolong jaga istriku dengan baik." Ucap Elliot pada Jack. Jack menunduk hormat dan membukakan pintu untuk Elliot. "Sampaikan terima kasihku untuk Theo." Teriak Filia. Setelah keluar, Elliot tidak tahu apa yang dia rasakan. Dia merasa nasib Filia sangat malang. Dia tahu, di luar sana banyak orang yang menderita, tapi dia tidak menyangka bahwa salah satu gadis bernasib malang itu akan menjadi istrinya. "Bagaimana informasi tentang Alisa?" Tanya Elliot pada Theo yang sudah menunggu di mobil sejak tadi. "Memang benar itu adalah Nona Alisa, akan tetapi kami kehilangan jejaknya." Ucap The
"Apa begini, cara kamu menjaga Istriku?" Ucap Elliot marah pada Jack, disaksikan oleh seluruh isi klub. "Apa kamu sudah gila?" Ucap Filia yang tak kalah marah mendorong kursi roda Elliot, lalu memeriksa keadaan Jack dengan menyentuh pipinya. Hal itu, membuat Elliot semakin murka. "Apa kamu lupa, kalau kamu itu istriku?" Teriak Elliot. "Aku tau, apa perlu aku jelaskan aku ini istri macam apa disini?" Balas Filia teriak. Theo yang melihat Elliot dan Filia semakin marah, menyuruh pemilik klub mengusir semua orang yang hadir. Mengenal keduanya, mereka tidak akan ada yang mau mengalah. Filia menggigit bagian dalam bibirnya, merasa marah, kecewa dan benci pada Elliot saat ini. "Bukankah aku bilang, jangan membuat nama keluargaku kotor dengan perilakumu." Ucap Elliot kasar. "Harusnya, sebelum menikah. Kamu harus sudah memikirkan hal ini. Kamu tau kan, aku wanita seperti apa?"tanya Filia kesal. " Ini bukan tentang hal itu. Tapi, tentang kamu yang harusnya lebih menjaga sikapmu. Ini
"Memangnya kenapa? Bukannya bersenang-senang bisa dimanapun?" Tanya Elliot heran. Memang Elliot tidak pernah menikmati hidup berpesta dan bermain perempuan seperti ayahnya ketika muda. Karena dia merasakan bagaimana kesepian hidup Vanesa dan dirinya ketika masih kecil. "Sudahlah, lagipula jika aku jelaskan panjang lebar, kamu tidak akan mengerti." Ucap Filia mengganti pakaiannya. Setelah Filia keluar dari ruang ganti, Elliot masuk dan ingin berganti baju. Biasanya Theo atau pembantu lain akan menyiapkan pakaiannya. Tapi, setelah dia menikah hanya Theo yang bisa keluar masuk dari kamarnya. Bruuug.... Suara dari dalam ruang ganti membuat Filia terkejut dan menghampiri Elliot. "Astaaggaaa... Apa kamu gak kenapa-kenapa?" Tanya Filia melihat Elliot yang sudah terjatuh dari kursi rodanya. Kancing bajunya sudah terbuka, dan memperlihatkan tubuhnya yang berbentuk, meskipun sejak kecelakaan dia tak pernah olahraga lagi. Filia berusaha menutup matanya sambil membantu Elliot. Dia berusaha s