Share

Persiapan

last update Huling Na-update: 2025-09-21 21:50:23

Gudang tua yang mereka pilih sebagai markas baru itu kini sudah berubah wajah. Lampu-lampu sorot menyala terang, meja besar penuh peta dan berkas, serta rak berisi perangkat komunikasi, laptop, bahkan senjata non-mematikan yang disiapkan Arya.

Abyan berdiri di tengah ruangan, wajahnya tegas tapi ada ketegangan yang tak bisa ia sembunyikan. Ia menatap layar proyektor yang menampilkan denah pergerakan keluarga besar, hasil intel anak buahnya yang baru tiba.

“Waktu kita nggak banyak,” suara Abyan terdengar mantap. “Kakek pasti akan menggencarkan pencarian lagi. Kita harus siap sebelum mereka menemukan celah.”

Arya mengangguk, sibuk mengutak-atik headset komunikasi di tangannya. “Orang-orang sudah standby, Yan. Mereka cuma butuh aba-aba dari lo.”

Beberapa anak buah masuk, membawa kotak berisi perlengkapan tambahan—kamera kecil untuk mengintai, laptop cadangan, serta jalur komunikasi yang dipisahkan agar tak bisa dilacak. Suasana jadi semakin serius, seperti persiapan operasi besar.

Abyan
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Penyayang   Bentrok Pertama

    Kakek Bagaimana menatap monitor dengan wajah yang makin pucat. Tongkatnya keras ditepuk ke lantai. “Kalian bilang sudah aman—kenapa malah seperti ini?! Siapa yang berani main-main dengan jaringan kita?” suaranya memecah ruangan. Paman-paman saling pandang; beberapa menunduk, beberapa lagi sibuk membuka laptop. Renata yang duduk di sisi meja menggigit bibir sampai pucat. “Apa ini dampak dari bocoran itu?” desah seorang paman. “Kalau investor panik, kontrak akan runtuh.” Ridwan mengangkat kepala, matanya terlihat gelap. “Kami sudah periksa semua titik kontrol. Ada intervensi dari luar—sepertinya ada pemain baru yang sengaja menahan aliran. Ini bukan sekadar kebocoran dokumen; ini serangan terstruktur.” Seorang penasihat hukum cepat memberi saran hukum, suaranya terkontrol: “Kita harus keluarkan pernyataan perusahaan, lakukan audit internal separuh—tapi jangan panikkan publik. Hubungi regulator, tunjuk tim audit independen. Kita harus kelihatan kooperatif.” Namun kakek tidak

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Penyayang   Ada Perangkap

    Abyan berjalan perlahan ke arah meja, menepuk bahu beberapa anak buahnya satu per satu.“Periksa lagi persenjataan kalian. Jangan ada kelalaian sekecil apa pun. Ingat, satu kesalahan bisa jadi bumerang untuk kita semua,” tegasnya.Suasana hening sesaat, lalu terdengar jawaban serempak, “Siap, Tuan!”Abyan menoleh pada Arya. “Kamu koordinasi di lapangan sisi timur. Saya mengambil alih sisi barat. Kita harus bergerak cepat, jangan beri mereka ruang untuk melawan.”Arya tersenyum tipis. “Paham. Dan seperti biasa, saya tidak akan membiarkan kamu sendirian.”Abyan menatap sahabatnya itu lebih lama, lalu mengangguk. “Baik. Kita mulai nanti malam. Untuk sekarang kalian persiapkan diri kalian dengan baik.”Di tengah hiruk pikuk persiapan, pikiran Abyan sempat melayang ke Nisa lagi. Senyum tipisnya muncul tanpa sadar, lalu cepat-cepat ia hilangkan agar tak terlihat orang lain. Ada kekuatan baru yang ia rasakan setiap kali mengingat Nisa, seolah semua perjuangan ini memang mempunyai arah yang j

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Penyayang   Persiapan

    Gudang tua yang mereka pilih sebagai markas baru itu kini sudah berubah wajah. Lampu-lampu sorot menyala terang, meja besar penuh peta dan berkas, serta rak berisi perangkat komunikasi, laptop, bahkan senjata non-mematikan yang disiapkan Arya.Abyan berdiri di tengah ruangan, wajahnya tegas tapi ada ketegangan yang tak bisa ia sembunyikan. Ia menatap layar proyektor yang menampilkan denah pergerakan keluarga besar, hasil intel anak buahnya yang baru tiba.“Waktu kita nggak banyak,” suara Abyan terdengar mantap. “Kakek pasti akan menggencarkan pencarian lagi. Kita harus siap sebelum mereka menemukan celah.”Arya mengangguk, sibuk mengutak-atik headset komunikasi di tangannya. “Orang-orang sudah standby, Yan. Mereka cuma butuh aba-aba dari lo.”Beberapa anak buah masuk, membawa kotak berisi perlengkapan tambahan—kamera kecil untuk mengintai, laptop cadangan, serta jalur komunikasi yang dipisahkan agar tak bisa dilacak. Suasana jadi semakin serius, seperti persiapan operasi besar.Abyan

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Penyayang   Tidak Ada Jalan Kembali

    Paman Ridwan mendekat ke kursi kulit besar tempat Kakek Bagaskara duduk dengan wajah muram. Dia baru saja sampai ke rumah besar itu setelah istirahat sebentar. Suasana ruang kerja itu mencekam, penuh asap rokok yang menyesakkan dada. Dengan suara yang ditahan-tahan agar tidak terdengar panik, ia berkata,“Pa... baru saja saya menemui Abyan... dia bersembunyi di sebuah safe house. Saya tahu lokasinya.”Kakek Bagaskara yang semula hanya menatap kosong ke meja, mendadak menegakkan badan. Matanya yang tajam berkilat, seperti harimau tua yang kembali menemukan buruannya.“Kamu yakin, Wan? Jangan sampai ini informasi palsu lagi.”Ridwan menelan ludah, lalu mengangguk mantap. “Saya sendiri yang memastikan. Tidak salah lagi. Abyan ada di sana.”Kakek Bagaskara mengepalkan tangannya di atas meja, suaranya bergetar karena marah yang ditahan-tahan. “Bagus... sangat bagus! Kalau begitu, kerahkan semua anak buah kalian. Jangan beri celah! Seret Abyan ke rumah ini, hidup atau mati aku tidak pedul

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Penyayang   Selagi Ada Aku Kamu Aman

    Untuk mengelabui dan menghindari serangan lebih besar lagi. Abyan dan Arya memutuskan untuk meninggalkan Safe house yang masih berantakan. Mereka memilih kembali ke tempat Nisa bersembunyi. Safe house itu berada jauh dari hiruk-pikuk kota. Begitu Abyan dan Arya tiba, keduanya masih dengan napas tersengal dan luka-luka bekas baku hantam yang baru saja mereka alami.Nisa yang dari tadi menunggu dengan cemas segera menghampiri. "Mas Abyan! Kamu kenapa? Luka semua begini?” Suaranya bergetar, matanya langsung berkaca-kaca.Abyan menenangkan dengan senyum tipis, meski wajahnya penuh lebam. “Nis, aku baik-baik saja. Ini cuma goresan. Yang penting, sekarang kita semua aman di sini.”Arya membantu Abyan duduk di sofa, sementara Nisa buru-buru mengambil kotak P3K. Tangannya gemetar saat membersihkan darah di pelipis Abyan. “Kenapa harus seperti ini terus, Mas? Sampai kapan kita dikejar-kejar?”Abyan menggenggam tangannya lembut. “Aku janji, semua ini sebentar lagi selesai. Aku sudah punya sesu

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Penyayang   Penyerangan

    Safe house terasa hening, hanya suara detik jam dinding yang terdengar. Abyan duduk bersandar di kursi, menatap layar laptop dengan sorot tajam. Arya berdiri di sampingnya, ikut membaca draft yang Abyan ketik. “Bos, yakin mau nyebarin ini sekarang?” tanya Arya pelan, sedikit ragu. Abyan menghela napas panjang, lalu menutup laptopnya sebentar. “Keluarga udah terlalu nyaman merasa di atas. Mereka pikir bisa atur hidup orang seenaknya, bisa metutup aib dengan uang dan pengaruh. Gue harus memberi mereka pelajaran… biar sadar kalau kali ini mereka berhadapan sama orang yang nggak lagi bisa dikendalikan.” Arya menatapnya lama. “Oke, tapi kita harus siap-siap. Begitu ini keluar, chaos bisa lebih besar.” Abyan mengangguk tegas. “Justru itu yang gue mau.” Beberapa menit kemudian, akun anonim yang mereka gunakan kembali aktif. Kali ini bukan sekadar video, tapi dokumen-dokumen internal—kontrak bisnis penuh manipulasi, bukti suap pejabat, dan catatan keuangan yang ditutup rapat dari pu

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status