Share

92 - Begini...

Gerakan cepat Galih tidak sanggup menampik lemparan pot bunga yang terarah pada Bening. Begitu juga dengan gerakan Genta yang buru-buru memeluk meskipun hanya kebagian sisi lengan.

Semua orang panik, terlebih ketika cairan merah itu mengalir dari dahi Bening. Wanita itu sudah pingsan sejak lemparan itu mendarat pada dahinya.

"Astaga, apa yang kamu lakukan Merry?" Suara Ajiklah yang pertama kali terucap ketika melihat Bening terluka. Dia menatap mata adiknya dengan amarah, "MASUK KAMAR!"

Merry menolak mentah-mentah perintah kakaknya. "Nggak! Ngapain juga aku harus masuk kamar?"

"Tolong, Ma, Pa, seret anak ini masuk. Dia benar-benar sudah keterlaluan. Menyelesaikan masalah bukan begini caranya. Aku nggak pernah mengajari dia untuk berbuat kasar pada orang lain," tegas Ajik. Dia buru-buru menghampiri Bening tapi ditepis oleh Galih yang bersiap untuk pergi. "Aku minta maaf. Aku akan bertanggung jawab."

"Nggak perlu!"

Galih membopong tubuh istrinya dan berlari sekuat tenaga menuju mobil.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status