Share

Bab 22

Penulis: Camelia
Ekspresi Aura akhirnya berubah sedikit. Namun, hanya dalam sekejap, dia kembali tenang seperti biasa. "Kenapa lagi? Tentu saja karena sakit, lalu meninggal."

"Tsk, sepertinya Bu Aura terlalu naif. Selama ini, kamu telah dibodohi oleh dua jalang itu tanpa tahu apa-apa."

Aura menatap pria itu. "Maksudmu?"

"Hehe. Saat ibumu dirawat di rumah sakit dulu, Serra adalah pengasuhnya," ucap pria itu.

Aura mengangkat alis. "Ternyata kamu tahu cukup banyak."

Memang benar, saat ibunya sakit dulu, Serra yang merawatnya.

Serra adalah pengasuh yang direkomendasikan oleh dokter utama ibunya. Saat itu, Serra merawat ibunya dengan sangat baik, bahkan Aura sendiri pun menyukainya.

Saking sukanya, Aura sampai meminta ayahnya untuk memindahkan Ghea ke sekolah yang sama dengannya. Semua itu hanya karena Serra mengatakan putrinya mengalami perundungan di sekolah.

Di sekolah, Aura banyak membantu Ghea. Siapa sangka, tak lama setelah ibunya meninggal, Serra justru tidur bersama Anrez.

Hal itu memberikan trauma
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Wan Ar
ceritanya keren bangus .
goodnovel comment avatar
Anthi Anti
knp saya tdk bisa menonton iklan?
goodnovel comment avatar
Saverina Nanak
Sya suka ni novel,tpi ceritanya menyedihkan......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 638

    "Menurutmu gimana?"Aura menatapnya, tersenyum. "Oke, terima kasih."Hari itu adalah akhir pekan. Jose tidak perlu bekerja, jadi dia mengajak Aura keluar dengan murah hati.Saat mereka sampai di rumah teh, Anrez sudah menunggu di dalam. Dia datang lebih awal, duduk dengan alis yang berkerut dalam.Satu jam sebelumnya, Jose tiba-tiba menelepon dan berkata ingin bertemu. Entah karena urusan sebelumnya membuatnya marah atau ada alasan lain.Yang jelas, Jose sama seperti Tigor, sama-sama sulit ditaklukkan. Jika Anrez tidak datang, itu tidak bisa diterima.Anrez semakin cemas dan gelisah. Padahal sudah musim gugur, tetapi punggungnya berkeringat. Entah bagaimana Aura di Keluarga Alatas sekarang. Dia menebak-nebak dalam hati, tidak sadar bahwa pintu rumah teh sudah terbuka."Pak Anrez." Suara Jose yang rendah terdengar di telinga Anrez, membuat Anrez terkejut sejenak. Kemudian, dia segera tersenyum menyanjung ke arah Jose.Namun, ketika melihat Aura mengikuti Jose dari belakang, senyuman Anr

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 637

    Jose berhenti melangkah, menoleh menatap Aura. "Ada urusan lain?"Aura mengatupkan bibir pelan, berpikir sejenak sebelum bertanya, "Bisa tolong aku satu hal?"Mendengar itu, Jose mengangkat sudut bibirnya, tersenyum mengejek. Kemudian, dia melangkah mendekat sambil menatap Aura. "Berani juga kamu. Aku nggak mempermasalahkan urusan tadi, eh kamu malah merajalela."Nada suaranya terdengar bercanda, tidak seperti marah. Namun, makna tersiratnya jelas. Itu berarti menolak, 'kan?Aura terdiam sebentar, menunduk dengan agak kecewa. "Kalau begitu, anggap saja aku nggak bilang apa-apa."Jose menatap penampilan menyedihkan Aura. Dia berhenti sesaat, lalu kembali melangkah dan mengangkat dagu Aura dengan jarinya. "Ceritakan dulu. Semua tergantung mood-ku."Apakah ini berarti ada peluang? Hati Aura berbunga-bunga, tetapi dia menggigit bibir, berpura-pura terlihat sedih.Dia menatap Jose dengan mata berkilau, menampakkan sedikit rasa bersalah. "Kamu benar. Aku salah karena menipumu, tapi masih ber

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 636

    Melihat Aura sengaja mengalihkan pembicaraan, Jose menunduk menatapnya, lalu tersenyum mengejek. "Begitu ya? Tapi aku penasaran juga."Aura merasa punggungnya menegang. Dia menunduk tanpa tahu harus menjawab apa. Ada beberapa hal di ponselnya yang memang tidak pantas dilihat Jose. Dia terdiam sejenak, tak menemukan alasan untuk menolak."Hmm?" Jose sedikit menggeser tubuhnya, meraih ponsel Aura. "Ayolah, buka."Aura tidak bergerak, telapak tangannya hampir berkeringat. Namun, mata Jose yang dalam menatapnya tanpa bergerak sedikit pun, seolah-olah menatap mangsa yang bisa dia kendalikan kapan saja.Tak lama kemudian, Jose mulai kehilangan kesabaran. Sudut bibirnya yang tadinya tersenyum kini sedikit menurun. Dia mengangkat alis ke arah Aura.Aura menarik napas dalam-dalam, seolah-olah menyiapkan keberanian. Dia meraih ponselnya, membuka layar dengan sidik jari.Jose menatap layar yang menyala, matanya yang tajam pun menyipit. Aura bahkan bisa merasakan hawa dingin yang menyebar dari tub

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 635

    Selesai berbicara, Aura jelas melihat mata Jose memancarkan sinar berbahaya. Dia menelan ludah. Hanya sebuah panggilan, kenapa harus marah begitu?Jose menatapnya diam, seolah-olah memberi pesan, kalau tidak memanggil, tidak boleh tidur.Aura menjulurkan lidah, menjilat sudut bibirnya. Akhirnya, dengan suara kecil, dia memanggil, "Jo."Setelah memanggil, Aura merasa geli luar biasa. Dia menoleh, menyembunyikan wajahnya di selimut. Hanya panggilan sederhana, tetapi begitu keluar dari mulutnya, seluruh tubuhnya dipenuhi rasa malu.Jose mengangkat alisnya. Dia tidak ingin meloloskan Aura begitu saja, jadi meraih dagu mungil Aura, memutar wajahnya agar menatapnya. "Nggak dengar jelas, ulangi sekali lagi."Aura sungguh tak berdaya. Dalam gelap, suara Jose terdengar semakin rendah dan berat. Aura tidak terlalu ingin melakukannya. Dia menyelinap ke selimut lagi, tetapi tangan panjang Jose menyingkap selimut itu. Dengan tubuh tinggi Jose, Aura tak punya tempat untuk menghindar.Melihat Jose ta

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 634

    "Aku bukan takut." Aura berkata dengan agak canggung, "Hanya saja, kamu sudah beberapa hari nggak pulang. Temani aku sebentar ya.""Heh ...." Jose terkekeh pelan. Tawa itu tidak mengandung emosi, entah karena merasa senang atau mentertawakan Aura yang keras kepala. Entah karena senang atau karena mengejek keras kepalanya Aura.Namun, Aura tidak marah. Film ini sudah lama ingin dia tonton, hanya saja selalu tidak ada yang menemani. Setiap kali sampai ke bagian paling seru, dia selalu berhenti karena takut. Namun, dengan adanya Jose di sini, rasanya tidak terlalu menakutkan lagi.Seorang pelayan yang cermat mengantar sepiring buah, lalu pergi tanpa suara. Aura memegang piring buah itu, kedua kakinya yang putih jenjang melipat di atas sofa.Dia memasukkan sebutir anggur ke mulutnya, berpikir sejenak, lalu menyodorkan sebutir kepada Jose. Dia tidak menoleh, hanya menyodorkannya begitu saja dengan alami.Jose melirik tangan Aura yang terulur, mengangkat alis, lalu sedikit menunduk untuk men

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 633

    Suara Jose terdengar lembut, seolah-olah dia hanya sedang berbincang santai dengan Aura.Aura terdiam sejenak, lalu mendongak menatap Jose. "Kamu ini figur publik, wajar kalau setiap gerakanmu selalu ada mata yang mengawasi. Banyak orang yang bisa menyebarkan informasi ini. Lagi pula, orang yang tahu soal ini juga nggak sedikit."Jose mengangkat alis. "Kamu ada benarnya. Hanya saja untuk urusan ini, aku sudah berpesan ke semua orang. Kamu pikir siapa yang berani melawan perintahku?"Hati Aura langsung tercekat, nalurinya mengatakan Jose sudah tahu sesuatu. Dia menunduk, lalu menggigit bibir pelan sebelum berkata, "Mungkin ada orang yang nggak tahu diri."Jose terkekeh-kekeh, tangannya terangkat mencubit lembut cuping telinga Aura. Dia tidak menggunakan tenaga, tetapi sentuhan kasar ujung jarinya yang melintas di kulit tipis itu cukup membuat tubuh Aura refleks bergetar."Memang nggak tahu diri. Sepertinya perlu benar-benar diselidiki. Kalau sudah ketahuan, harus dicabut giginya, lalu d

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status